
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang2656Please respect copyright.PENANAjhGwJslqpH
2656Please respect copyright.PENANAWt8zdRtvTF
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”2656Please respect copyright.PENANA38N75uClzL
2656Please respect copyright.PENANAogt62gJquT
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”2656Please respect copyright.PENANAL7KnozWoXU
2656Please respect copyright.PENANAfbFbhLEB6X
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”2656Please respect copyright.PENANAyoqeqxVSNv
2656Please respect copyright.PENANA3Qf1dEOQ41
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.2656Please respect copyright.PENANAutqaJgdI05
2656Please respect copyright.PENANAFdTzWAFKmZ
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.2656Please respect copyright.PENANAAy5ibUyFId
2656Please respect copyright.PENANAp5mNFENlx7
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.2656Please respect copyright.PENANAEvgTssuSdg
2656Please respect copyright.PENANAQpJ1OHGk8g
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.2656Please respect copyright.PENANABhqG8aTi3g
2656Please respect copyright.PENANAFc4HPf7AWz
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.2656Please respect copyright.PENANAfbWpMcM7Ao
2656Please respect copyright.PENANAwM8bURUvUD
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.2656Please respect copyright.PENANA2xuhxGesSg
2656Please respect copyright.PENANAFtbPZRWOaW
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.2656Please respect copyright.PENANAiPXJuTze1T
2656Please respect copyright.PENANA1i5NyteJJo
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.2656Please respect copyright.PENANA6Yq3wlEUmJ
2656Please respect copyright.PENANABn8Syz3r1K
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.2656Please respect copyright.PENANAzezWVtTqWb
2656Please respect copyright.PENANAQSdRZ7Li1x
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.2656Please respect copyright.PENANAJakJPdywkR
2656Please respect copyright.PENANAzPpn8sR78f
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.2656Please respect copyright.PENANAOjScQGd0qy
2656Please respect copyright.PENANACtcxeCptD7
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.2656Please respect copyright.PENANAMMbBaToFhO
2656Please respect copyright.PENANAGYmpqnOdTR
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.2656Please respect copyright.PENANAmqu42r1V3k
2656Please respect copyright.PENANAGVsle4U4Zj
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.2656Please respect copyright.PENANA0zav3VrPDJ
2656Please respect copyright.PENANAiM7hk4qF8N
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.2656Please respect copyright.PENANA3ooid0rwsA
2656Please respect copyright.PENANAzj9xXOjU6e
“Empshh…,” aku melenguh pelan.2656Please respect copyright.PENANA8zxKkaCG4c
2656Please respect copyright.PENANAI13kqZxmX7
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.2656Please respect copyright.PENANA4u7Rfdkv5M
2656Please respect copyright.PENANAWtz9PfPnHM
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.2656Please respect copyright.PENANAlA8WAAWhJj
2656Please respect copyright.PENANAfugezHC1nY
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.2656Please respect copyright.PENANA2y9A63S9Ck
2656Please respect copyright.PENANAiJNuCHrGvA
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.2656Please respect copyright.PENANAOSGWrsOzEN
2656Please respect copyright.PENANAfDt4HOaD9l
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”2656Please respect copyright.PENANAX33840MhI3
2656Please respect copyright.PENANAYMTSVCVvqa
Aku tidak menjawab.2656Please respect copyright.PENANAxL6CWJ7mYE
2656Please respect copyright.PENANAlxBH4zpEDz
“Enak, tan?” cercanya.2656Please respect copyright.PENANANcsbYXBeyf
2656Please respect copyright.PENANAcqtmDZsO3J
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.2656Please respect copyright.PENANAZlwYXmonsD
2656Please respect copyright.PENANAO283faC4V6
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.2656Please respect copyright.PENANAgoEMw64tdk
2656Please respect copyright.PENANAEwwlSH1zeZ
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.2656Please respect copyright.PENANA2o2NGP1Lt7
2656Please respect copyright.PENANAWHOytWWURz
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.2656Please respect copyright.PENANABa39NIxksh
2656Please respect copyright.PENANAYuajTzqgDq
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.2656Please respect copyright.PENANAeC6UnYH24w
2656Please respect copyright.PENANAa6040ZwmOI
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.2656Please respect copyright.PENANAaR7SSr4xdq
2656Please respect copyright.PENANATr5OnhT0l0
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.2656Please respect copyright.PENANAFDcek4UEDQ
2656Please respect copyright.PENANAvsQcA9A6ud
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.2656Please respect copyright.PENANAQuw7lD0QKC
2656Please respect copyright.PENANAxnJ5Batktl
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.2656Please respect copyright.PENANAOFPJjVpti1
2656Please respect copyright.PENANAckLWqyakhw
“Selamanya?”2656Please respect copyright.PENANAJbcA2nSLdl
2656Please respect copyright.PENANAPVfu6IzCXN
“Selamanya.”2656Please respect copyright.PENANABxoFVtXq1Z
2656Please respect copyright.PENANAcsYPmbD9Jc
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”2656Please respect copyright.PENANAgaLdKDR84g
2656Please respect copyright.PENANAQJv6MqTPmv
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.2656Please respect copyright.PENANAhj0rHQQ9cC
2656Please respect copyright.PENANAN8EY8Khv8v
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.2656Please respect copyright.PENANAwHt0mzQY80
2656Please respect copyright.PENANAAjYojQhco6
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?2656Please respect copyright.PENANAouPpZyvapm
2656Please respect copyright.PENANAoqtypsYxEN
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.2656Please respect copyright.PENANAWzsAl9dsK3
2656Please respect copyright.PENANAFLajdY8JqF
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.2656Please respect copyright.PENANABAKQV8AQnd
2656Please respect copyright.PENANA3T3ThDjgEh
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”2656Please respect copyright.PENANA9ns1cTIfzY
2656Please respect copyright.PENANAEeJ1QBxg1i
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.2656Please respect copyright.PENANAvQ7QM7RHx3
2656Please respect copyright.PENANADACVwtLLQX
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”2656Please respect copyright.PENANACZ33G1GJ9w
2656Please respect copyright.PENANAZjXMoj13eO
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”2656Please respect copyright.PENANA2lDOFvGf5v
2656Please respect copyright.PENANAcoDV3Dt8Zs
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”2656Please respect copyright.PENANAEOlJyF4YSp
2656Please respect copyright.PENANAHrYD30MQfe
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.2656Please respect copyright.PENANA6Tm31PdEBt
2656Please respect copyright.PENANAiIMUGeIvds
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.2656Please respect copyright.PENANA5qWrvwCYNl
2656Please respect copyright.PENANAipVMAyTB4m
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.2656Please respect copyright.PENANATPsIh3hEya
2656Please respect copyright.PENANA8x4W9lZlij
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”2656Please respect copyright.PENANAw936mf01Nb
2656Please respect copyright.PENANAeEhkEw6sqq
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”2656Please respect copyright.PENANAJ4THzOMEnn
2656Please respect copyright.PENANAg7GuG09oXu
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.2656Please respect copyright.PENANABO6zGE2nSd
2656Please respect copyright.PENANAnhtoDP5TJM
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.2656Please respect copyright.PENANAUCt2Az5uiZ
2656Please respect copyright.PENANAEU7C0AIeFt
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.2656Please respect copyright.PENANA6ovUcf12yD
2656Please respect copyright.PENANAFG9anIlsyq
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.2656Please respect copyright.PENANAMBU0SKgLtk
2656Please respect copyright.PENANA6hoGhfzf8v
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.2656Please respect copyright.PENANA0FSmleJS6o
2656Please respect copyright.PENANAusyy3EOdAb
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.2656Please respect copyright.PENANAy8JEVwue9F
2656Please respect copyright.PENANATZgrRGk8ys
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.2656Please respect copyright.PENANACFU1ofbrlb
2656Please respect copyright.PENANAcSS8YO7nPH
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”2656Please respect copyright.PENANAK6S9m8yaX9
2656Please respect copyright.PENANA48F0QJz9sm
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”2656Please respect copyright.PENANAcE69bvMXz8
2656Please respect copyright.PENANAuZKJSgINt1
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.2656Please respect copyright.PENANAfpjleItx5w
2656Please respect copyright.PENANAmRUdOAUUlQ
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.2656Please respect copyright.PENANAIoeEl26Aje
2656Please respect copyright.PENANArjAy5yKOdu
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”2656Please respect copyright.PENANAPxDXowPTpx
2656Please respect copyright.PENANAdKA3THZV7c
“Engga!”2656Please respect copyright.PENANAHNdhwgYugn
2656Please respect copyright.PENANAmHWDWMfXaz
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.2656Please respect copyright.PENANAfU34Hstr7o
2656Please respect copyright.PENANAPP6n8Sbtj5
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.2656Please respect copyright.PENANAvBp6nnmuOM
2656Please respect copyright.PENANARMxxwAJaui
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.2656Please respect copyright.PENANAGf3B4EaiV3
2656Please respect copyright.PENANAJyJtDaa4hz
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”2656Please respect copyright.PENANADj9AdrL0YU
2656Please respect copyright.PENANA3zDw8WHfP1
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.2656Please respect copyright.PENANAulJv1o0UwK
2656Please respect copyright.PENANAGd4dYtIy1c
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.2656Please respect copyright.PENANAvTVpytPs4I
2656Please respect copyright.PENANA0JktQjQGMQ
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.2656Please respect copyright.PENANA7O3O5HA2c2
2656Please respect copyright.PENANAxtpM7wj2lt
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.2656Please respect copyright.PENANA5JBFg2OQ6q
2656Please respect copyright.PENANApdbwgkeoSB
***2656Please respect copyright.PENANAMYPad41Yy3
2656Please respect copyright.PENANAXoKM92n01s
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.2656Please respect copyright.PENANAk3u6oWPkLS
2656Please respect copyright.PENANAoh5CaihPOW
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.2656Please respect copyright.PENANAH9ntJM3ZTu
2656Please respect copyright.PENANADy9H7NwnCj
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.2656Please respect copyright.PENANAw5QSgaS8WM
2656Please respect copyright.PENANAfSTThD38a0
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.2656Please respect copyright.PENANAoT8BudcDHN
2656Please respect copyright.PENANALliChmJ4Xe
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.2656Please respect copyright.PENANAtlEqeojZRE
2656Please respect copyright.PENANASmCIwlUFjg
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”2656Please respect copyright.PENANAUzvIOhyNXp
2656Please respect copyright.PENANAVxt8tH4XtI
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.2656Please respect copyright.PENANA2YzykF8alU
2656Please respect copyright.PENANAiKyl03JtPR
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”2656Please respect copyright.PENANAyKSEPA7aQ8
2656Please respect copyright.PENANAxopG4nMWxT
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.2656Please respect copyright.PENANA94xBCkl2AO
2656Please respect copyright.PENANAhyInhQZqDb
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.2656Please respect copyright.PENANANbJfFBr8oR
2656Please respect copyright.PENANAXGxH1WRDw6
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.2656Please respect copyright.PENANAVOz9pRP8vT
2656Please respect copyright.PENANAKfgGrsBqYG
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.2656Please respect copyright.PENANAUlA3iSj2HT
2656Please respect copyright.PENANA4oP53yxTXB
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.2656Please respect copyright.PENANALinXFeJnsV
2656Please respect copyright.PENANA0OTPf7M0iZ
“Jangan di tutupin, tan.”2656Please respect copyright.PENANAkYEwBEQXP6
2656Please respect copyright.PENANAVSGFH8y4GD
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.2656Please respect copyright.PENANAnNfFkxUoRG
2656Please respect copyright.PENANAMDMulIyGak
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.2656Please respect copyright.PENANAcwG6yoIQfI
2656Please respect copyright.PENANAz6kTJsLupO
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.2656Please respect copyright.PENANA7Lq5N34fJr
2656Please respect copyright.PENANAfczqUOErzI
Aku tidak menjawab.2656Please respect copyright.PENANAC4tPwwjPLn
2656Please respect copyright.PENANAVutiTwYbT4
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.2656Please respect copyright.PENANAZQwSIIcVF9
2656Please respect copyright.PENANAfG54xX1Qtq
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.2656Please respect copyright.PENANAIb2OkPOMSY
2656Please respect copyright.PENANALUJui40EQp
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.2656Please respect copyright.PENANAyd7XN5dFmF
2656Please respect copyright.PENANAsNeRHIVvFb
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.2656Please respect copyright.PENANAr179PexbIk
2656Please respect copyright.PENANAdIEi2bv2Qf
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.2656Please respect copyright.PENANAaA29uk3MKB
2656Please respect copyright.PENANAaKjDRiVU0m
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.2656Please respect copyright.PENANADAJfc6MYCO
2656Please respect copyright.PENANA5BbTyIkucx
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.2656Please respect copyright.PENANAiU3xi6atAE
2656Please respect copyright.PENANA5jvEFkpcQ7
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.2656Please respect copyright.PENANASR1DGc1ohP
2656Please respect copyright.PENANAcq8wPivmSa
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.2656Please respect copyright.PENANAYZhtMuDnWq
2656Please respect copyright.PENANAa3NR6jEtlC
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.2656Please respect copyright.PENANAycgtTeMQEG
2656Please respect copyright.PENANAceotRNifqv
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.2656Please respect copyright.PENANA57yNFMKbot
2656Please respect copyright.PENANAl8oQRWV9xr
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.2656Please respect copyright.PENANAQYbdjbM64n
2656Please respect copyright.PENANA8UImaQowGs
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.2656Please respect copyright.PENANAK8iQFD73io
2656Please respect copyright.PENANAYYA3M9SCTE
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.2656Please respect copyright.PENANAJEnhfTXJJx
2656Please respect copyright.PENANAsjQOcBtkUY
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.2656Please respect copyright.PENANA0C0gVd2Rlz
2656Please respect copyright.PENANA9F9vZIRKmK
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”2656Please respect copyright.PENANA3VSHNbTJcH
2656Please respect copyright.PENANAlLXrCuxRyx
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.2656Please respect copyright.PENANA2MqlTG1xur
2656Please respect copyright.PENANACU9Pu0Bkfb
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.2656Please respect copyright.PENANAjjPlw0bjj8
2656Please respect copyright.PENANAivMB6GAPrV
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.2656Please respect copyright.PENANAsU1zdqLVJk
2656Please respect copyright.PENANApCcPsITSNs
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.2656Please respect copyright.PENANAWpAPOpXxJA
2656Please respect copyright.PENANAr9rlRmZuX4
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.2656Please respect copyright.PENANAcSEZoVNTPj
2656Please respect copyright.PENANAaLgob3OaCM
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.2656Please respect copyright.PENANAF294hwJxfM
2656Please respect copyright.PENANAfpiljmMdFO
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.2656Please respect copyright.PENANAcKhcsQqXsp
2656Please respect copyright.PENANAhGWdCADGBl
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.2656Please respect copyright.PENANABFcBoVfILg
2656Please respect copyright.PENANAnreiWpDf3w
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.2656Please respect copyright.PENANAJMaFCOngQU
2656Please respect copyright.PENANADDK69wjk2K
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.2656Please respect copyright.PENANAIqPLxBCAu9
2656Please respect copyright.PENANAh59VZyw3Lw
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.2656Please respect copyright.PENANA4DfjSGCNi3
2656Please respect copyright.PENANAIytNg8cffR
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.2656Please respect copyright.PENANAE1YF3juadW
2656Please respect copyright.PENANAJnNou03qMG
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.2656Please respect copyright.PENANAOZ1IPN8jIP
2656Please respect copyright.PENANAzgcmADEQsY
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.2656Please respect copyright.PENANAzexSzCtcXb
2656Please respect copyright.PENANAK9TiRNg1CB
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.2656Please respect copyright.PENANAdVcGaRzAlj
2656Please respect copyright.PENANAk7p5YJrAfu
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.2656Please respect copyright.PENANAtbY6nm6FSv
2656Please respect copyright.PENANAZdc5QzSH5L
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”2656Please respect copyright.PENANAafJJMMOMBl
2656Please respect copyright.PENANADVwkXtrtqS
“engga, Jorok!”2656Please respect copyright.PENANAwYhBdjMC47
2656Please respect copyright.PENANAszIojn0eFD
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.2656Please respect copyright.PENANAn0d92uxl0L
2656Please respect copyright.PENANAqxDP1WDNMN
“Kunci pintunya.” Kataku.2656Please respect copyright.PENANA7KsaGR4QRh
2656Please respect copyright.PENANAgtRn2O8ueD
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.2656Please respect copyright.PENANAU9IWFDCZGr
2656Please respect copyright.PENANA2Twmy2EmH7
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.2656Please respect copyright.PENANAB2kLwbMpXE
2656Please respect copyright.PENANAhoTaBtIDg4
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.2656Please respect copyright.PENANAcgtS3THg3Y
2656Please respect copyright.PENANA2MP16ENFcU
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.2656Please respect copyright.PENANARGOikeXgzB
2656Please respect copyright.PENANAb6GbC7Fg7h
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.2656Please respect copyright.PENANAMHNic1I7X6
2656Please respect copyright.PENANAnaL33wBriZ
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.2656Please respect copyright.PENANAuGnx2cSJzi
2656Please respect copyright.PENANAbTVEefRlCN
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.2656Please respect copyright.PENANAuZpGyy3kkL
2656Please respect copyright.PENANAB1jMc4yc4C
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.2656Please respect copyright.PENANAs3kTNOtI6o
2656Please respect copyright.PENANAYpF4JBdvyy
“Masih lama gak?” tanyaku.2656Please respect copyright.PENANAxEVJGb0IWP
2656Please respect copyright.PENANA3Yuklw086u
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.2656Please respect copyright.PENANALXVY5SqDDC
2656Please respect copyright.PENANA0pCYQNBpwd
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”2656Please respect copyright.PENANAuwpGe2NBkS
2656Please respect copyright.PENANAUBkX4uN8rW
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.2656Please respect copyright.PENANAQ19Obkexd4
2656Please respect copyright.PENANAdK7sSPscKt
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”2656Please respect copyright.PENANAyMwpQOJNVv
2656Please respect copyright.PENANAhE91Wigdvh
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”2656Please respect copyright.PENANAytzdQKgRrC
2656Please respect copyright.PENANAfJ6mKYcpJc
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.2656Please respect copyright.PENANAdwCSDsMRj2
2656Please respect copyright.PENANAWiSmdSQEaO
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.2656Please respect copyright.PENANAtpJUNAJznl
2656Please respect copyright.PENANAfYqbu7gGLS
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.2656Please respect copyright.PENANAAJVPZBCEue
2656Please respect copyright.PENANAc5S8We9TuN
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”2656Please respect copyright.PENANAsnkhNop9Iz
2656Please respect copyright.PENANA2cGkxQ7LMi
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”2656Please respect copyright.PENANAXGyYUq3Tsy
2656Please respect copyright.PENANAraKKl3bRDf
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.2656Please respect copyright.PENANA45UQSqOFd0
2656Please respect copyright.PENANA7BskquKbTi
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.2656Please respect copyright.PENANAjJYoiWMIh4
2656Please respect copyright.PENANAdMSuzn9wTa
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”2656Please respect copyright.PENANAIWMOYTS8rq
2656Please respect copyright.PENANALilRY9vIhh
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.2656Please respect copyright.PENANAFU52ZiteLf
2656Please respect copyright.PENANAF2F6GKxaKz
“Gak!” jawabku ketus.2656Please respect copyright.PENANABmU6tnG6bc
2656Please respect copyright.PENANA0BRqCyuY9H
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.2656Please respect copyright.PENANAmcd8lOC8x4
2656Please respect copyright.PENANA6HC6TondVw
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”2656Please respect copyright.PENANAMk7fBvXQYG
2656Please respect copyright.PENANACRPH2gNim0
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.2656Please respect copyright.PENANA2XejrCQoFZ
2656Please respect copyright.PENANAaxXzqv5bPc
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.2656Please respect copyright.PENANATuP9i91XIO
2656Please respect copyright.PENANAVhG76ZrLIe
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.2656Please respect copyright.PENANAoog6PaH6UV
2656Please respect copyright.PENANAcrBFzHZDYR
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.2656Please respect copyright.PENANABfGQcJp5ZS
2656Please respect copyright.PENANAyOLTFkk3uZ
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.2656Please respect copyright.PENANAClqXpF4zNc
2656Please respect copyright.PENANAoRva0WTpZ8
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.2656Please respect copyright.PENANA7Zm4cxENod
2656Please respect copyright.PENANACDQsoQRytT
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”2656Please respect copyright.PENANAXXvTRTcWcA
2656Please respect copyright.PENANANVmcDjStNm
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.2656Please respect copyright.PENANALDLdmQpONF
2656Please respect copyright.PENANAEy7pCGdMlt
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.2656Please respect copyright.PENANAIS4euP2D6P
2656Please respect copyright.PENANAk9IczBojNy
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.2656Please respect copyright.PENANAKkL4eYQhMq
2656Please respect copyright.PENANALHqdZcg9hU
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.2656Please respect copyright.PENANAuDBEWAn12I
2656Please respect copyright.PENANAgfxDNGBBAm
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.2656Please respect copyright.PENANAykoWgCYB4H
2656Please respect copyright.PENANABKvZY6YmDC
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.2656Please respect copyright.PENANA4nqSQVSqtY
2656Please respect copyright.PENANAMEqMvv8zTA
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.2656Please respect copyright.PENANAeeOLQxWWR6
2656Please respect copyright.PENANAAzrEg1D4CV
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.2656Please respect copyright.PENANAAmo0hCUF6v
2656Please respect copyright.PENANA244wqoae6a
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.2656Please respect copyright.PENANAWmUb4Q5znS
2656Please respect copyright.PENANADXPTRW1ADO
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.2656Please respect copyright.PENANAYE5GduNdVU
2656Please respect copyright.PENANAycscla3kRm
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
2656Please respect copyright.PENANAkkXPMF1szm
Bersambung
2656Please respect copyright.PENANAYMSEwNAXfY
2656Please respect copyright.PENANAKB78hLlgIS
2656Please respect copyright.PENANAzUlqfDbEPo