
#7 Semesta membawaku padanya
2512Please respect copyright.PENANAcCoiOyWg05
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.2512Please respect copyright.PENANA28RcgYbPeC
2512Please respect copyright.PENANAhtd6b4U0MH
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.2512Please respect copyright.PENANAwlKyxMXMiq
2512Please respect copyright.PENANAOxfjXJRNJP
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.2512Please respect copyright.PENANA6IB01tueOY
2512Please respect copyright.PENANAm3WjUgcOI6
“Jar…, Tante…, keluar…,”2512Please respect copyright.PENANAkXN3ebsnlg
2512Please respect copyright.PENANA2lwr30H30D
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”2512Please respect copyright.PENANA5ZJUUTRova
2512Please respect copyright.PENANAOho73xa6Rn
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.2512Please respect copyright.PENANAorCgt448uz
2512Please respect copyright.PENANAtUmenTZ198
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.2512Please respect copyright.PENANAzBzIyPL9XG
2512Please respect copyright.PENANA1gJR8rG9Jq
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.2512Please respect copyright.PENANAaDUojFbYhb
2512Please respect copyright.PENANAl35qDyUe5L
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.2512Please respect copyright.PENANAE23RR3xR3Y
2512Please respect copyright.PENANAdiDS3txewR
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.2512Please respect copyright.PENANAMaD3lI7z43
2512Please respect copyright.PENANA3SoHBkQu6m
***2512Please respect copyright.PENANAZg2FcZzTCh
2512Please respect copyright.PENANAybjGG4JVWJ
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.2512Please respect copyright.PENANAemsnGDoUDo
2512Please respect copyright.PENANAsFtQbVurrg
Bagaimana kalau aku hamil?2512Please respect copyright.PENANAgqdovqjJkS
2512Please respect copyright.PENANAz7gtrFXurw
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?2512Please respect copyright.PENANAqclhhH9F63
2512Please respect copyright.PENANAZ6ChVjx8fy
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.2512Please respect copyright.PENANAknwvDwH0KU
2512Please respect copyright.PENANAKxvYYSUYp1
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.2512Please respect copyright.PENANAhZd5GVo9rl
2512Please respect copyright.PENANABqpCAgKGnK
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.2512Please respect copyright.PENANA2zFz9iOoka
2512Please respect copyright.PENANAhyVrO9EYtw
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.2512Please respect copyright.PENANAlxxBYBsD51
2512Please respect copyright.PENANAnAxPh7trBU
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.2512Please respect copyright.PENANA5lustWjZzu
2512Please respect copyright.PENANAtNaOd0QXr6
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.2512Please respect copyright.PENANA7wdZoqCUlP
2512Please respect copyright.PENANAJZ7fmmAYk4
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.2512Please respect copyright.PENANAo2A6NKx8fd
2512Please respect copyright.PENANABhSNoslQ3O
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.2512Please respect copyright.PENANA5SjOznAhVA
2512Please respect copyright.PENANAIBvXearedH
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.2512Please respect copyright.PENANAYkQXWtNr4x
2512Please respect copyright.PENANAyLsX0XAolS
***2512Please respect copyright.PENANAdI0Rn4360a
2512Please respect copyright.PENANAN74HPhl5Gg
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”2512Please respect copyright.PENANATP6PWxCzfN
2512Please respect copyright.PENANAXTzpmgKusQ
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.2512Please respect copyright.PENANAqz148MoDAn
2512Please respect copyright.PENANAaR5rglKO9d
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.2512Please respect copyright.PENANAMRpqZNP5aj
2512Please respect copyright.PENANAa81R8RQYKb
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”2512Please respect copyright.PENANAiwt0x7JAnd
2512Please respect copyright.PENANAW9MQ7Oylns
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.2512Please respect copyright.PENANAGPTUCjWtIE
2512Please respect copyright.PENANAh8hovJ5jvC
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.2512Please respect copyright.PENANAqEJWWMLv76
2512Please respect copyright.PENANAFykYClcF4g
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.2512Please respect copyright.PENANAlCZ8sokm4E
2512Please respect copyright.PENANACpJEDcojBA
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.2512Please respect copyright.PENANAT41Jkx1RxT
2512Please respect copyright.PENANA9dLlqbKm23
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.2512Please respect copyright.PENANA9xaQrqXWFI
2512Please respect copyright.PENANAcGG6GcDFNf
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.2512Please respect copyright.PENANAAb6jUgWtOM
2512Please respect copyright.PENANAHiNcYqVuxk
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.2512Please respect copyright.PENANAE64m7YXAyt
2512Please respect copyright.PENANAFcMEQZKC7n
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.2512Please respect copyright.PENANAzWBKHBLDRg
2512Please respect copyright.PENANA4P4ol3LhP9
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.2512Please respect copyright.PENANATb0jWkMdfw
2512Please respect copyright.PENANAJT3GXUQLFd
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.2512Please respect copyright.PENANA11U4CfDO8o
2512Please respect copyright.PENANAiu5glKXK1Y
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.2512Please respect copyright.PENANA1wjpA6X20v
2512Please respect copyright.PENANA4TJI4sv7Ty
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.2512Please respect copyright.PENANAjyUcuVhN6x
2512Please respect copyright.PENANArW8q7QlKKm
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.2512Please respect copyright.PENANAioL8B4DaHi
2512Please respect copyright.PENANAwJTLWRvWlX
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.2512Please respect copyright.PENANAmnaezX8EjI
2512Please respect copyright.PENANAr19kdJDKzh
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”2512Please respect copyright.PENANAScHzgi6ein
2512Please respect copyright.PENANApfYGuK4p6F
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.2512Please respect copyright.PENANAjAUAySrg4Z
2512Please respect copyright.PENANAVoBSxKwccx
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.2512Please respect copyright.PENANASEoCFGc0AV
2512Please respect copyright.PENANALQWTinc0Rs
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.2512Please respect copyright.PENANAUQdgytsr9L
2512Please respect copyright.PENANA3hN8PWc1fL
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.2512Please respect copyright.PENANAXGCBESGLzb
2512Please respect copyright.PENANAsFNO6IuEZJ
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.2512Please respect copyright.PENANA1Ha7n2Lwe3
2512Please respect copyright.PENANA1VMI6yb9ib
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.2512Please respect copyright.PENANAHIjmwLiBS2
2512Please respect copyright.PENANATQSfbNgcCL
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.2512Please respect copyright.PENANA0nJKsKEDKh
2512Please respect copyright.PENANAV7JHb18ART
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.2512Please respect copyright.PENANA0YC5Hr9pqX
2512Please respect copyright.PENANAcXPLaPNVFG
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.2512Please respect copyright.PENANA3CJ5a3U0hu
2512Please respect copyright.PENANAGyBvWYJ7Xe
***2512Please respect copyright.PENANAeC6WMl20gW
2512Please respect copyright.PENANAphvBxWHT41
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”2512Please respect copyright.PENANAHyj9CUBDHs
2512Please respect copyright.PENANAVds7Y5uX9U
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.2512Please respect copyright.PENANAt9pMBu7DTp
2512Please respect copyright.PENANAGeE3hoOisH
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.2512Please respect copyright.PENANABf9YiYl8J4
2512Please respect copyright.PENANAOFAeBF8NZ3
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.2512Please respect copyright.PENANAKTFb5OpfcK
2512Please respect copyright.PENANA1qvCb9OzBs
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.2512Please respect copyright.PENANA98TC7BoDJD
2512Please respect copyright.PENANAYFtipAjpB0
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.2512Please respect copyright.PENANAsBy7ZNXnoT
2512Please respect copyright.PENANAaCctBVIWxu
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.2512Please respect copyright.PENANAI2VIcNwTzt
2512Please respect copyright.PENANAfclxgYcZ5J
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.2512Please respect copyright.PENANAFOoQkfCUjU
2512Please respect copyright.PENANAv2OHRiVxMC
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”2512Please respect copyright.PENANAhV6QG9ASdO
2512Please respect copyright.PENANA7MaP6dzDoW
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.2512Please respect copyright.PENANA0l4PFQik3U
2512Please respect copyright.PENANA3J5Bp0PkTY
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.2512Please respect copyright.PENANATeAsfJ1N2L
2512Please respect copyright.PENANAsiQulSZGB3
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.2512Please respect copyright.PENANAGKGFG6WO5O
2512Please respect copyright.PENANA8JmHV3uxPN
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.2512Please respect copyright.PENANAPTOY4okB7B
2512Please respect copyright.PENANAqalbYh2sdU
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.2512Please respect copyright.PENANADyaRSM9Dv0
2512Please respect copyright.PENANAyrcBvUpezd
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.2512Please respect copyright.PENANAw2viXkElXV
2512Please respect copyright.PENANAjsZTeF8pRF
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.2512Please respect copyright.PENANAHjQKM737Lt
2512Please respect copyright.PENANAXcT80eTL93
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.2512Please respect copyright.PENANAwwjV9TkDMw
2512Please respect copyright.PENANACnBicavTIM
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”2512Please respect copyright.PENANAG9gdi9fwsm
2512Please respect copyright.PENANANB6Ip76dE9
Lagi-lagi aku diam.2512Please respect copyright.PENANAJrx7HVJuQD
2512Please respect copyright.PENANAzFLvDVXFcz
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.2512Please respect copyright.PENANAPL193kDSIa
2512Please respect copyright.PENANAj38x42wcLh
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.2512Please respect copyright.PENANAlgRtfxIOSu
2512Please respect copyright.PENANAni96WMTfMx
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”2512Please respect copyright.PENANAxNdqH66dzz
2512Please respect copyright.PENANAEMvULYlXDb
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”2512Please respect copyright.PENANApv4efTZl4N
2512Please respect copyright.PENANAywwAmMuTT7
Aku balik tersenyum. Mengangguk.2512Please respect copyright.PENANAI2y5b3KMRb
2512Please respect copyright.PENANAW10apxzPGx
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.2512Please respect copyright.PENANAU7439vISyi
2512Please respect copyright.PENANAfcJHZL7SjP
“Makasih.”2512Please respect copyright.PENANAU2JbRjWwHt
2512Please respect copyright.PENANA0GLso4BAWd
***2512Please respect copyright.PENANA4v3Tvw3O0h
2512Please respect copyright.PENANAcrcHejaBCd
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.2512Please respect copyright.PENANAqW2NOxeEhE
2512Please respect copyright.PENANAd0nS71jNeg
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.2512Please respect copyright.PENANARAeoDu2sWh
2512Please respect copyright.PENANAzhNn8pIYyy
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.2512Please respect copyright.PENANAJGFBKHbwFC
2512Please respect copyright.PENANAxExH9OpJm2
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.2512Please respect copyright.PENANAwKIeu32VKo
2512Please respect copyright.PENANAc6CbfKtZFf
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.2512Please respect copyright.PENANATdhrVGIHIa
2512Please respect copyright.PENANAL5H4S7ERPl
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.2512Please respect copyright.PENANAIkkqIiKSq7
2512Please respect copyright.PENANAcPZPa4gc9L
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.2512Please respect copyright.PENANAGuUHC1T12T
2512Please respect copyright.PENANAcippcPRxpv
Fajar menggeleng.2512Please respect copyright.PENANAks243H7iA6
2512Please respect copyright.PENANAR66zwkcn2N
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.2512Please respect copyright.PENANAG2dVZhja7Z
2512Please respect copyright.PENANAUKPk6Yhayk
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.2512Please respect copyright.PENANAZoF3hJSVX9
2512Please respect copyright.PENANAzB62kLnsnM
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.2512Please respect copyright.PENANAIvhXDkq21g
2512Please respect copyright.PENANAW6dyzxHLgZ
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.2512Please respect copyright.PENANAxAddsOCEWB
2512Please respect copyright.PENANAReJZ7Z0N75
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.2512Please respect copyright.PENANAjPoZCKOYno
2512Please respect copyright.PENANAdwwrMgp1o5
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.2512Please respect copyright.PENANA7F37hL31p7
2512Please respect copyright.PENANA3NVAR1jZyh
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.2512Please respect copyright.PENANA90Orw7sHRe
2512Please respect copyright.PENANAECELgxrtUE
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.2512Please respect copyright.PENANAtaruaQVss3
2512Please respect copyright.PENANAXxHaM1MXGO
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.2512Please respect copyright.PENANAiuO7REhyUl
2512Please respect copyright.PENANATiNFLsvSxo
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.2512Please respect copyright.PENANAHYm4QMuImH
2512Please respect copyright.PENANAjnq57KIivM
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.2512Please respect copyright.PENANAJxt77IkwjD
2512Please respect copyright.PENANAZID76tjQ8K
***2512Please respect copyright.PENANAc5LYgvzJUp
2512Please respect copyright.PENANAkv9MmOjXVd
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.2512Please respect copyright.PENANAQkXdNWT7j0
2512Please respect copyright.PENANAPid7cU5tPS
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.2512Please respect copyright.PENANATPsmpF1qjA
2512Please respect copyright.PENANAZGATfyqbzT
“Langsung mau pulang?” tanyaku.2512Please respect copyright.PENANARcRMchoxIR
2512Please respect copyright.PENANAuRvZ8AM8cf
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.2512Please respect copyright.PENANASrmTkj66FG
2512Please respect copyright.PENANAmmoOtOeOvZ
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.2512Please respect copyright.PENANAZtIX3wjs9F
2512Please respect copyright.PENANAsTnryQd8Io
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.2512Please respect copyright.PENANACOuSY3aSlL
2512Please respect copyright.PENANAuw4n7aCv8E
Aku mengangguk, antusias.2512Please respect copyright.PENANA1pXwD2loJS
2512Please respect copyright.PENANAH9BL1kK7ja
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.2512Please respect copyright.PENANAwkFQKkordM
2512Please respect copyright.PENANAqdM6A5m4FG
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.2512Please respect copyright.PENANAXxfi3kjL8s
2512Please respect copyright.PENANAPHCEpBYHDE
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.2512Please respect copyright.PENANAKEhP10wMjo
2512Please respect copyright.PENANAC7hIhSnTaN
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.2512Please respect copyright.PENANADtLou01H4n
2512Please respect copyright.PENANAd2hcXIjEcH
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.2512Please respect copyright.PENANAl70VBaXOQc
2512Please respect copyright.PENANAfbljNVquKL
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.2512Please respect copyright.PENANA3IwQf6FHfX
2512Please respect copyright.PENANAupEBZTvb9I
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.2512Please respect copyright.PENANAkRqcnsSWPz
2512Please respect copyright.PENANAdtA2GJL3La
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.2512Please respect copyright.PENANAxJDRFJFPbA
2512Please respect copyright.PENANAJ8biUQ1gKi
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.2512Please respect copyright.PENANAjRi3o9TxWA
2512Please respect copyright.PENANARXEn8R0o55
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.2512Please respect copyright.PENANAXLdUOBsUsa
2512Please respect copyright.PENANAlQmGbdQAl5
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.2512Please respect copyright.PENANA9S3WTNXEry
2512Please respect copyright.PENANANi93ZATJXR
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.2512Please respect copyright.PENANAfUbAwuwOqk
2512Please respect copyright.PENANA4QFMuga3G5
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.2512Please respect copyright.PENANAG3SzyresrV
2512Please respect copyright.PENANAdCSaFnTjmw
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”2512Please respect copyright.PENANAYbVtYGX2XH
2512Please respect copyright.PENANAmOtd7jBXjN
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.2512Please respect copyright.PENANAay8eWhJ6pK
2512Please respect copyright.PENANArgMJvMzmtF
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.2512Please respect copyright.PENANAArlaZp7l4G
2512Please respect copyright.PENANACHBN8ovaal
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”2512Please respect copyright.PENANA5AgH0j06U1
2512Please respect copyright.PENANAngUxZIOu3v
Fajar tersenyum dan mengangguk.2512Please respect copyright.PENANAcSbK13TMo1
2512Please respect copyright.PENANAMTHl2gbVkF
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.2512Please respect copyright.PENANA0Wz9Qna8h1
2512Please respect copyright.PENANArQ60Trkzwf
“Makasih,” kataku, pelan.2512Please respect copyright.PENANAdvi7NdcIhL
2512Please respect copyright.PENANAwUspmhXgkz
***2512Please respect copyright.PENANASkvR4z3mS2
2512Please respect copyright.PENANAYWF6QEhia9
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.2512Please respect copyright.PENANAAx6a4PszEr
2512Please respect copyright.PENANAsRldLSubR1
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.2512Please respect copyright.PENANA91iYH3XIYj
2512Please respect copyright.PENANAwFiwajPIEs
“Masih jauh?” tanyaku.2512Please respect copyright.PENANAEThBcDtbEo
2512Please respect copyright.PENANAZQCy4NY31A
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.2512Please respect copyright.PENANAcpGE1pQQnQ
2512Please respect copyright.PENANAz8sF25R85Y
Aku mengangguk pelan.2512Please respect copyright.PENANAMsIe8HalAd
2512Please respect copyright.PENANALYrdqCgNEl
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.2512Please respect copyright.PENANAvNvbWlzcMP
2512Please respect copyright.PENANARsL00cnb5X
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.2512Please respect copyright.PENANAj3Obd26ZPz
2512Please respect copyright.PENANAzsEg1xSwW0
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.2512Please respect copyright.PENANAHq0Bjqt3wl
2512Please respect copyright.PENANADRODJk3Ien
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.2512Please respect copyright.PENANABKZk46Gcmq
2512Please respect copyright.PENANAUWWL8q5ihA
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.2512Please respect copyright.PENANArGEmVg0TPD
2512Please respect copyright.PENANAMOqQltcJtQ
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.2512Please respect copyright.PENANArbk1Wf7rVY
2512Please respect copyright.PENANAdYCPVmR6eP
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.2512Please respect copyright.PENANA4gmAwDTcDX
2512Please respect copyright.PENANAPASW24Ag99
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.2512Please respect copyright.PENANANVNFXdXlq3
2512Please respect copyright.PENANART9dkYOo9X
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.2512Please respect copyright.PENANAuqmChqFpou
2512Please respect copyright.PENANAwMxzVLRfuL
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.2512Please respect copyright.PENANA7X8K7yJ1zj
2512Please respect copyright.PENANATb3YfnUiLa
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.2512Please respect copyright.PENANAj22qett62U
2512Please respect copyright.PENANAs5cf1NLqnX
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.2512Please respect copyright.PENANAV929569y7e
2512Please respect copyright.PENANAZb3SaNwKlx
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.2512Please respect copyright.PENANAgBk3PDPjCh
2512Please respect copyright.PENANAfwL2T5epYA
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.2512Please respect copyright.PENANA3bi5mCBwhP
2512Please respect copyright.PENANAX4tRkHVXH3
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.2512Please respect copyright.PENANAHiORe7nEwi
2512Please respect copyright.PENANAZj5oRA0nnA
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
2512Please respect copyright.PENANAF6Dbvk7PWe
2512Please respect copyright.PENANAwSFPjUA3R7