Pahlawan Perang Dunia [Bagian 16]
Author : Ihsan iskandar
692Please respect copyright.PENANAmITE72aurr
“Apa yang terjadi dengan mukamu Jusuf!?”
Yuna mendekatkan dirinya ke mukaku. ‘bahaya, bahaya, bahaya’ menerima alarm peringatan di pikiranku, aku langsung mundur kebelakang. Hari ini, aku dan Jack pergi ke perpustakaan kota untuk belajar dan bertemu dengan Yuna seperti janji kami kemarin. Karena luka lebam dan balutan putih di dahiku, Yuna menyerangku dengan beribu pertanyaan.
692Please respect copyright.PENANApKBdPWIrrK
“aku hanya terjatuh di tangga Hotel itu saja, benarkan Jack”
692Please respect copyright.PENANA5wtTUuR3li
“ehh… hmm… iya iya, dia sangat ceroboh”
692Please respect copyright.PENANAob0PoLIInT
Jack membantuku berbohong walau perang tidak begitu meyakinkan. Yuna melhat kami berdua secara seksama, dan Jack semakin bergetar karena takut. Hei ayolah Jack kau tidak perlu setakut itu.
“geeee…, yasudahlah aku mempercayaimu Jusuf”
Setelah beberapa detik memperhatikan kami berdua, Yuna akhirnya menyerah juga.
692Please respect copyright.PENANA4p5CpXqDB5
“Baiklah, apa yang akan kita pelajari?”
“ohh mengenai itu aku sudah menyiapkan beberapa catatan, kalian berdua hanya perlu menjawab apa yang aku tuliskan disini”
692Please respect copyright.PENANAxR1g3gpqYe
Aku memperlihatkan buku catatanku yang berisikan pertanyaan kepada Yuna dan Jack.
692Please respect copyright.PENANABhspLmlreH
“ehh Benarkah hanya dengan ini kita dapat lulus ujian tulisan nanti?”
“ya, Yuna hanya perlu menjawab ini dan akan lulus ujian tulisan dengan mudah”
692Please respect copyright.PENANAJp0jgluRcO
Yuna memiringkan kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang kukatakan. Tapi setelah beberapa saat Jack memberikan dukungannya.
692Please respect copyright.PENANAnj7ul4WEzs
“Yuna~ percayalah kepada Jusuf aku sudah bersamanya selama 8 tahun, dan aku dapat menjaminnya”
692Please respect copyright.PENANAxiWcu37Jtx
“hmm… ya, baiklah. Ayo kita lakukan”
692Please respect copyright.PENANA9o3Sj8fRr2
Yuna akhirya percaya dan kami mengerjakan pertanyaan yang ada di buku catatan ku. Sebenarnya jika ditanyakan kenapa aku tahu bahwa pertanyaan-pertanyaan itu akan keluar, aku telah melihat buku dokumentasi lulusan AMIR dari tahun ke tahun. Di dalam sana terdapat penjelasan apa-apa saja yang akan ditanyakan di ujian nanti, walaupun lebih berbentuk tulisan kesan pribadi mantan pelajar di AMRI. Tapi dengan menggunakan kolektif data. Setidaknya 90% soal yang sama akan keluar.
692Please respect copyright.PENANAoraVpUxbvW
30 Menit belajar, aku teringat aku harus melakukan sesuatu, aku berdiri dan mulai beranjak pergi.
692Please respect copyright.PENANAc81gK6xgHi
“Mau kemana Jusuf?”
692Please respect copyright.PENANADwe9mh7Gi8
“Aku ada sedikit urusan”
692Please respect copyright.PENANAgViVKlNK0N
“Kalo begitu aku ikut!”
692Please respect copyright.PENANAdNVYYhy6wS
692Please respect copyright.PENANAgxKt56Xq3G
Yuna yang melihatku pergi mulai bertanya dan malah ingin ikut bersamaku, aku tidak bisa bilang kepadanya aku pergi ke penjara untuk melihat pemuda yang melakukan pelecehannya kepadanya apakah sudah di penjara atau tidak.
692Please respect copyright.PENANAAwSjnapGws
“Tidak, kau tidak boleh ikut Yuna. Kau ingatkan bahwa kita kesini untuk belajar. Aku sudah mempelajari semuanya, jadi duduk dan kerjakanlah”
692Please respect copyright.PENANAEV3HzHUl3I
692Please respect copyright.PENANAhm6ZXaDsbu
“hmm… baiklah, kau harus berhati-hati Jusuf”
692Please respect copyright.PENANAQJ1Nf56aEt
692Please respect copyright.PENANA4rEfH6lrfC
Yuna akhirnya merelakan aku pergi, walaupun dia memasang muka sebal kepada ku. Setelah melambaikan tangan, aku beranjak pergi ke kantor pertahanan penjara bagi penjahat-penjahat domestik.
692Please respect copyright.PENANAyYV1M8YZlM
Setelah 10 menit berjalan, aku sampai ke penjara tersebut, aku bertemu dengan petugas militer berambut perak tempo hari lalu.
692Please respect copyright.PENANAk7Z42suXvs
“Hei, kau yang kemarin, bagaimana keadaanmu? Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku adalah Ivan”
692Please respect copyright.PENANA2VTzhmLLTP
“aku sudah tidak apa-apa, hanya goresan kecil. Perkenalkan, namaku adalah Jusuf terima kasih atas bantuanmu kemarin”
692Please respect copyright.PENANAcdp3evwZ2x
Aku menyambut tangannya dan kami bersalaman, ketika bersalaman, aku dapat merasakan kekuatan genggamannya sangat kuat dan telapak tangannya sangat kasar. Hal itu membuktikan bahwa dia adalah pekerja keras.
Setelah bersalaman, Ivan bertanya apa kepentinganku datang kesini. Aku bertanya padanya mengenai penjahat ayng menggngguku kemarin. Ivan lansung mempersilahkanku ke ruangan penjara. Namun ketika melihat ruang penjara yang gelap dan jeruji-jeruji yang berbaris, aku mengingat kembali masa laluku.
692Please respect copyright.PENANAUG1CRkhqa2
“hmm… Ivan, sepertinya aku tidak perlu masuk, aku hanya akan menanyakan kabar mereka” aku berhenti tepat di pintu masuk ruang sel pejara tersebut. pada awalnya Ivan memakai tampang penasaran namun akhirnya dia hanya menjawab pertanyaanku.
692Please respect copyright.PENANAYJxCJr6Ov3
692Please respect copyright.PENANAaM4htNSGSZ
“hmm… baiklah, seperti yang kau tahu Jusuf, kau sudah menjebloskan mereka berlima ke penjara kemarin, namun Pemuda yang memukulmu sudah dibebaskan pagi ini, itu karena ayahnya adalah seorang petinggi di penjara ini. Dan ebaiknya kau berhati-hati nanti jikalau dia menyerangmu lagi. Panggil aku jika terjadi sesuatu”
692Please respect copyright.PENANAmkW1APmkeS
Ivan menjelaskan hal tersebut secara panjang lebar dan memberikan saran kepadaku. Jika ayahnya pemuda cabul itu adalah petinggi penjara ini, maka bukan hal yang tidak wajar baginya untuk bebas dengan mudah.
692Please respect copyright.PENANAfcpxd0Y42o
“Baiklah , saranmu akan kuingat. Terima kasih atas sarannya”
692Please respect copyright.PENANAXSPW0UyN7T
Aku mengucapkan terima kasihku dan pergi meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke perpustakaan dimana Yuna dan Jack sudah menunggu. Ketika kembali disana, aku melihat Jack yang sudah tidur di atas buku catatannya dan Yuna yang marah-marah kepadaku karena aku tidak kembai secepatnya. Bukankah Yuna sudah bertingkah seperti seorang istri yang memarahi suaminya pulang terlambat kerumah? Pikiran itu kukesampingkan dan aku meminta maaf ke Yuna dengan mengajarinya belajar sampai larut malam.
Keesokan harinya, kami bertiga berkumpul kembali bersama calon pelajar di lapangan AMRI untuk mengikuti ujian lisan. Kami yang sudah mendapatkan nomor dari panitia. Aku nomor 12, Jack 142, dan Yuna 765. Dan dari angkah yang sangat berselisih itu, kami diurutkan di masing-masing kelas menurut nomor masing-masing.
Ketika ujian lisan berlangsung, aku ditempatkan di kelas yang berbentuk ‘U’ dan mampu menampung kira-kira 80 pelajar dan4 orang pengawas di tiap sisi. Dan ketika aku melihat soal ujiannya. Yup, pertanyaanya sama sepertinya perkiraan soal yang kubuat, aku mengejarkan soal tersebut secara perlahan agar tidak ada orang yang mencurigaiku. Aku harap Jack dan Yuna bisa mengerjakannya.
Dalam proses pengerjaan soal itu aku yang duduk di paling depan kanan itu memperhatikan ada seorang perempuan yang berambut pink, dengan paras yang cantik, kulit putih secerah berlian. Aku mengira dia adalah seorang putri bangsawan duduk berlawanan dari arahku. Tapi karena pengawas d depanku mulai memperhatika gerak-gerikku, aku tidak bisa memperhatikannya lebih lama lagi.
692Please respect copyright.PENANA4I8t4OptJd
Ketika waktu sudah mulai habis dan aku melihat soal terakhir. Soal terakhir itu meminta pendapat ‘apa yang dimaksud dengan perdamaian’.
692Please respect copyright.PENANA5xRme5R82J
“haha… Pertanyaan yang sangat menarik” aku menjawab pertanyaan tersebut dengan menarikan pensilku di lembar jawaban itu. Setelah lonceng berbunyi, kami bergegas mengumpulkan kertas jawaban kami ke depan. Setelah kau meletakkan punyaku, aku melihat wanita berambut pink itu kesusahan untuk mengumpulkan kertas tersebut di keramaian. Dan karena tidak kuat, akhirnya kertas yang dipegangnya jatuh dan terlihat akan diinjak-injak oleh peserta lain.
692Please respect copyright.PENANArd1AVamqTH
Melihat kejadian itu, aku langsung sigap mengambilnya diantara kerumunan itu, walaupun akhirnya tangan kananku yang terluka malah diinjak oleh peserta lain, tetapi pengorbanan berbuat kebaikan itu pasti ada. Setelah itu, aku memberikan kerta itu kepada perempuan berambut pink tersebut.
692Please respect copyright.PENANAx5awK6HdOo
Perempuan itu melihatku dengan ekspresi terkejut, dia segera membuang mukanya dan mengambil kertasnya tanpa sepatah katapun. Yahh… mungkin dia malu atau apa. Tapi hal itu tidak penting karena mottoku yang berbunyi ‘menolong tanpa pamrih’.
692Please respect copyright.PENANA2RguTWyOpt
Setelah ujian lisan selesai yang menunjukkan sudah waktu sore hari, aku bertemu dengan Jack di luar kelas dalam keadaan jongkok dan depresi, aku berusaha bertanya kepadanya dan dia hanya menjawab “terllau banyak tekanan”. Yahh… itu bukan suatu hal yang dapat diharapkan dari Jack.
Namun sangat berbeda dengan Yuna, Yuna datang menghampiri kami dengan wajah sanga ceria bahkan berjalan edngan sedikit lompatan seperti anak-anak yang sedang bertamasya. Aku mengucapkan selamat padanya karena mengerjakan ujian itu dengan sangat baik. Tapi setelah dipuji dengan kata-kata, Yuna seperti menunggu sesuatu yang lain dariku sembari mendekatkan kepalanya kepadaku. Setelah beberapa detik berpikir aku berkata.
692Please respect copyright.PENANAaPUwGYxkOT
“apakah kau mau aku traktir lagi?”
692Please respect copyright.PENANAYfd8ADVCnf
“ap- huuuuuu, Dasar Jusuf bodoh!”
692Please respect copyright.PENANAaud5y3uvKp
Yup, setelah perkataan Bodoh itu, aku juga ikut berjongkok disamping Jack sambil memakai wjah depresi.
692Please respect copyright.PENANACZkon2eoz0
Keesokan harinya, ujian Fisik dilakukan, kali ini kami berkumpul di gedung olahraga yang amat besar, jumlah lebih dari 1.000 peserta seperti bukan apa-apa, bahkan masih terlihat lenggang. masing-masing dari kami disuruh mencoba untuk serangkaian ujian fisik yaitu :Lari 20 Meter, Lari 100 Meter, Push Up, Sit Up, Pull Up, Lompat Tinggi, Skotch Jump, dan Grip Hook.
692Please respect copyright.PENANAALJKFui65L
Untuk ujian kali ini, Jack terlihat sangat percaya diri. Hal itu tentu karena suatu alasan. Kami pun secara bergiliran mencoba hal tersebut.
692Please respect copyright.PENANApbQ5nQlF8K
Untuk Maksimal penilaian ujian fisik ini adalah Lari 50 Meter: > 15 Detik . Lari 100 Meter: > 30 Detik . Push Up dalam 1 Menit: > 50 Push Up. Sit Up dalam 1 menit: > 60 Sit Up . Pull Up dalam 1 menit: > 40 Pull Up. Lompat Tinggi: > 5 Meter. Skotch Jump dalam 1 menit: > 50 Skotch Jump. Grip Hook: > 20 Kg.
692Please respect copyright.PENANAMkZ5avypv7
Jack yang berada di depanku telah dites untuk pertama kali, seperti yang diharpkan, di mendapat nilai sangat sempurna bahkan lebih. Itu karena semenjak kecil, aku tahu bahwa dia memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa. Ketika dia melakukan tes itu, semua mata tertuju padanya dan tak ada satupun yang menyadari bahwa aku juga sedang ujian.
692Please respect copyright.PENANAaMaKojZYPx
Setelah ujian fisik selesai, Jack dengan hidungnya yang memanjang memamerkan nilainya kepadaku, ughh… aku memang kalah akan hal ini, tapi mungkin memerinay pujian bukanlah yang salah. Yuna yang yang juga sudah kembali memperlihatkan nilainya kepadaku. Kaku terkejut ternyata walaupun badannya kecil, dia memiliki ketahanan tubuh di atas rata-rata. Ketika Yuna bertanya bagaimana penilaianku, aku tidak memberitahunya dan menyembunyikan dibelakangku. Bagaimana aku bisa bangga terhadap nilai standarku. Yuna yang tidak mau mengalah mengatakan “ayolah-ayolah perlihatkan padakuuu” berulang kali dan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku ‘BAHAYA, BAHAYA, BAHAYA’ sinyal SOS timbul di benakku dan aku lari menjauhi Yuna secara tiba-tiba.
Dan akhirnya ujian hari terakhir tiba, tapi aku mendapat sebuah surat di depan pintu kamarku di Hotel Savra.
692Please respect copyright.PENANAT3HFGfwcNc
692Please respect copyright.PENANAIvK6V3vHbZ
692Please respect copyright.PENANAWKiYhzTOY1
ns3.141.33.133da2