Pahlawan Perang Dunia [Bagian 17]
Author: Ihsan Iskandar
737Please respect copyright.PENANAMtMYiHTFyu
Akhirnya hari terakhir tiba. Aku dan Jack bersiap bersiap-siap pergi ke tempat ujian hari ini, yaitu pertarungan satu lawan satu. Ujian ini bertujuan untuk menilai cara bertarung masing-masing peserta, untuk menjadi militer, sudah seharusnya menguasai beladiri, dan dari yang kulihat dari ujian fisik kemarin, peserta-peserta kali ini mayoritas memiliki kekuatan diatas rata-rata.
737Please respect copyright.PENANA5k8n7i4oEm
Ketika aku ingin keluar dari kamar, aku melihat sebuah surat putih di bawah pintu kami. Aku mengambil dan membukanya. Setelah membacanya, aku memberitahu Jack bahwa dia harus menuju AMIR dan melaksanakan ujian duluan, dan melihat apakah ada Yuna disana.
737Please respect copyright.PENANAy6e1q7IpVy
Aku bergegas pergi ke lokasi yang ada di amplop itu, amplop yang berisi ancaman bahwa ‘aku akan membunuh perempuanmu jika kau mengikuti ujian. datanglah kesini jika tidak mau terjadi sesuatu’ membuatku merinding dan mulai berpikir siapa “perempuan” yang dimaksud itu. Aku telah mengatakan kepada Jack “jika Yuna tidak berada disana, cepatlah pergi ke alun-alun dan cari aku.”.
737Please respect copyright.PENANAAUUrKVpExu
Setelah menunggu di alun-alun dan taka da tanda dari Jack, berarti Yuna aman. Aku tidak segera ketempat yang dituju karena bisa saja itu adalah kerja usil seseorang. Tapi setelah dipikir-pikir, masih adalah satu ‘perempuan’ yang pernah melakukan kontak denganku. Itu adalah perempuan beambut pink yang berada di ujian tulisan kemarin.
737Please respect copyright.PENANAlQkrQo7kHz
Aku langsung bergegas menuju lokasi di amplop itu. Setelah mengikuti petunjuk dan waktu ujian dimulai 1 jam lagi. Aku langsung masuk ke rumah tua yang merupakan lokasi tersebut. Ketika aku masuk, kerumah tua itu, langkah denyit kayu setiap kali aku melangkah, setelah masuk lebih dalam, aku melihat perempuan beramput pink yang kulihat kemarin sedang duduk terikat dilantai. Aku langsung melepaskan ikatannya.
737Please respect copyright.PENANABx4UmPMkks
“mmm... mmmm…”
737Please respect copyright.PENANA3IJNBe5rS9
“tenanglah aku akan melepaskanmu”
737Please respect copyright.PENANAwtox5hCAmw
Aku membuka semua ikatannya dan setelah membuka ikatan mulutnya dia langsung mengatakan sesuatu.
737Please respect copyright.PENANATXctgBX9st
“ini adalah Jebakan kau harus segera pergi sekarang”
737Please respect copyright.PENANA1giD7gruGr
“HEI HEI HEI… Jangan terlalu terburu-buru”
737Please respect copyright.PENANAMzM9i5m0et
Tepat setelah perempuan itu memperingatkanku, pemuda yang sudah sangat tidak asing datang dari pintu masuk rumah tersebut sambil membawa 20 preman bersamanya.
737Please respect copyright.PENANACMZCDLOyih
Melihat keadaan semakin memburuk, aku membisikkan Sesuatu kepada perempuan berambut pink itu
737Please respect copyright.PENANAoQI1QqM7mQ
“Dengarlah, setelah ku kasih tanda, kau harus lari lewat pintu belakang yang berada di barat daya kita”
737Please respect copyright.PENANAwQij900mIe
“ta… tapi bagaimana denganmu?”
737Please respect copyright.PENANApPRHGB8TLl
“Jangan cemas aku akan menyusulmu, larilah ke AMRI dan ikuti ujian terakhirnya.”
737Please respect copyright.PENANAXSAuOLBIRq
Perempuan berambut pink itu merasa sangat ragu akan rencana itu. Bagaimana bisa seorang pemuda dapat melawan 21 orang sekaligus? Tapi kau tetap meyakinkannya tanpa ada kata ‘tapi’. Setelah perempuan itu mengangguk setuju. Aku bersiap melaksanakan rencanaku.
737Please respect copyright.PENANAvmbouckc5w
“Baiklah, kalau tidak salah namamu adalah Jusuf kan? Kau tidak akan bisa mengalahkanku, jika aku dipenjara aku akan keluar lagi. Tapi dengan keadaan seperti ini, aku tidak yakin keberuntunganmu akan terjadi lagi haha- HEI TUNGGU!?”
737Please respect copyright.PENANAjn0bposhpw
Ketika pemuda tersebut tertawa dan aku melihat peluang, aku memberikan kode kepada perempuan itu untuk lari. Melihat hal itu, para preman mulai mengejar kami, tapi agar perempuan itu dapat lari aku berhenti di depan pintu belakang itu untuk menghalangi mereka.
737Please respect copyright.PENANAWUMOp9uCEL
“Hei hei… kau juga harus lar-“
737Please respect copyright.PENANAVnkFLyHYph
“Jangan Pernah lihat kebelakang! Larilah! Aku tidak apa-apa”
737Please respect copyright.PENANArKlXLP15xb
Mendengar hal itu, Perempuan tersebut lari tanpa melihat kebelakang setelah mengucapkan “Kau harus selamat”.
737Please respect copyright.PENANA6NiypSqN71
“wah wah wah, kau berakting seperti jagoan ya, aku melihat bagaimana tes ujian fisikmu kemarin, dan kau hanya bahkan tidak berani memperlihatkan nilaimu kepada temanmu gyahahaha”
737Please respect copyright.PENANA7TtZqBk9j3
“hmm… apakah kau ingin mengobrol denganku atau apa?”
737Please respect copyright.PENANAOUcWK2Y5SI
“ughh… dasar SOMBONG Bunuh dia Teman-teman!”
737Please respect copyright.PENANAXPj6H0foI6
Karena marah atas responku, 20 preman secara sekaligus menyerangku sambil membawa senjatanya masing-masing.
Berpindah kepada Jack yang sedang berada di AMRI dan bersama Yuna. Yuna menanyakan keberadaan Jusuf, tapi Jack hanya berkata dia memiliki sedikit urusan.
737Please respect copyright.PENANA44tsLT9CnP
“ oh iya Jack, aku masih penasaran dengan nilai ujian fisik Jusuf apakah kau mengetahuinya?”
“ Nilainya ya? Hmm… di mendapat nilai rata-rata, yaitu semuanya mendapat nilai maksimal tepat di semua bidang. tidak kurang dan tidak lebih”
737Please respect copyright.PENANAvSWRqR6y63
“Oh wow, Jusuf hebat juga ya? Tapi dia masih belum bisa mengalahkan nilaimu kan”
737Please respect copyright.PENANAiG8eKGwDlE
“hahaha… Yuna aku berharap itu benar, tapi semenjak kecil aku sekalipun tidak pernah menang melawannya dalam ketahanan tubuh jika dia serius. Kalau kau berkata ketahanan tubuhku luarbiasa, kau dapat mengatakan ketahanan tubuh Jusuf adalah monster”
737Please respect copyright.PENANA6L78ivD22k
“hahaha kau memang suka bercanda Jack, hal itu tidak mungkin kan?”
737Please respect copyright.PENANAaJwn9BmVdn
“hahaha”
737Please respect copyright.PENANATUa3tE2MOQ
Jack hanya bisa tertawa karena tidak pernah ada satupun yang memang percaya dengannya jika menyangkut hal ini.
“ap-apaa? Ini mustahil setelah 50 menit berkelahi, 20 preman yang sudah mahal kubayar dapat kalah dengan seorang pemuda!? Siapa sebenarnya KAU!?”
737Please respect copyright.PENANAZCeKtuSCLk
Pemuda Gendut yang cabul itu terduduk tidak percaya apa yang dilihatnya, puluhan preman dapat terlihat terbaring dilantai, bahkan beberapa preman pingsan dalam keadaan kepala menempel di tembok kayu.
737Please respect copyright.PENANAFQSfxRv2m5
“ahhh… sebenarnya aku tidak mau melakukan ini, tapi kau terus memaksaku. Dan kau telah menyita waktu berhargaku, kau harus menggantinya”
737Please respect copyright.PENANAFs8aFRcyrJ
“hiii…. Jangan dekati aku!”
737Please respect copyright.PENANAG8fgvNvG3p
Jusuf yang mendekati pemuda gendut itu dengan hawa pembunuh yang begitu terasa telah membuat pemuda gendut itu takut dan hanya bisa memohon dan merangkak menjauh dari Jusuf.
Setelah tidak ada lagi jarak di antara mereka, Jusuf mengambil ancang-ancang lebar untuk memukul Pemuda gendut itu, tapi tepat sebelum pukulan itu dilontarkan, sebuah suara menghentikannya.
“Hentikan! Kami adalah tentara dalam Negeri Roxalia, kalian semua kami tangkap atas nama keadi- ehh??”
737Please respect copyright.PENANAmDWrYuzdeC
Dari pintu masuk, 1 batalion tentara masuk ke rumah tua tersebut dan melihat banyak tubuh berbaring di lantai, dan hanya ada Jusuf dan Pemuda gendut yang sadarkan diri.
737Please respect copyright.PENANAHxG2Hb6BRY
“seharusnya dalam laporan ada 20 preman yang mengkroyok 1 orang pemuda, tapi kenapa para preman semuanya dalam keadaan pingsan?”
737Please respect copyright.PENANAfgpmntW5F9
Tentara itu bingung diikuti tentara-tentara lain dibelakangnya.
737Please respect copyright.PENANAEXsPpyAK7B
“Yasudahlah, siapa diantara kalian berdua yang bernama Jusuf?”
737Please respect copyright.PENANAyEhN6DjvbD
“itu adalah aku”
737Please respect copyright.PENANA1Fzr9Hn5qX
Jusuf yang sudah berdiri sambil membersihkan debu di bajunya mengangkat tangan karena namanya dipanggil oleh tentara tersebut.
737Please respect copyright.PENANAet8dnKiFcA
“Baiklah, kau kesini dan tunjukkan kartu tanda pengenalmu, dan tangkap bocah gendut dan preman-preman teri itu. Cepat Laksanakan!”
737Please respect copyright.PENANApHWjOrECtK
“Baik Laksanakan!”
737Please respect copyright.PENANAlYBbUVhHtp
Jusuf pergi menghampiri mereka sedangkan Pemuda Gendut berserta preman-preman lainnya ditangkap. Jusuf yang memberikan Kartu tanda pengenalnya dan dipersilahkan duduk dalam mobil tentara dan pergi ke penjara untuk diinterogasi atau semacamnya. Jusuf hanya duduk dengan santainya di dalam truk tersebut.
737Please respect copyright.PENANAe2bs9fWy7C
“Haaa… ini adalah hari yang melelahkan”
737Please respect copyright.PENANAzeGDnMQkZk
Jusuf menarik nafas panjang dan melihat langit-langit tenda mobil tentara tersebut.
737Please respect copyright.PENANAb3ew1UEV5c
ns216.73.216.8da2