Pahlawan Perang Dunia [22]
856Please respect copyright.PENANAcJF6vKxkm4
“jadi dia yang melawan pangeran?”
856Please respect copyright.PENANAnpyzphOOqF
“ehh benarkah dia melawan pangeran, dasar laki-laki bodoh”
856Please respect copyright.PENANAzr4B18LBQD
“Apakah kau tau, dia juga mendekati Ketua Dewan Pelajar, Sang Putri !”
856Please respect copyright.PENANAL2G8Lte9u6
“APA!? Ohhh ini tidak bisa dibiarkan!”
856Please respect copyright.PENANAVNqxQ62c8d
Gosip dipagi hari padahal langit masih berwarna merah jingga, para pelajar perempuan mulai berbisik membicarakanku mengenaii sesuatu yang mereka panggil ‘pangeran’. Berbeda dengan para laki-laki, mereka membicarakan mengenai ‘Putri Tya’ atau apalah itu. Tapi kesamaan dari mereka semua yang menggosipi ku adalah tatapan mereka yang sangat dingin bahkan membuat tengkukku dingin.
856Please respect copyright.PENANAyWQPZrqpad
“Huftt… sepertinya hari ini semakin dingin ya” aku membisik seperti itu sambil berjalan menelusuri lorong kearah kelasku yang berada di paling ujung, maklum saja itu adalah kelas J.
856Please respect copyright.PENANAqoB31tAzBZ
Sebelum aku membuka pintu geser kelas tersebut, aku merasakan hawa yang sangat dingin dan mencekam berasal dari dalam kelas. “haaa… sepertinya teman-teman kelasku akan menganggapku lebih buruk dari sebelumnya, dan tatapan segelap batu hitam di malam yang gelap gulita”. Tapi, aku tidak bisa terus seperti ini, aku menarik nafas dan membuka pintu kelas. Tapi kejadian yang jauh dari ekspektasiku terjadi.
856Please respect copyright.PENANArVfN6xg1l1
Secara bergerombolan pelajar-pelajar di kelasku, perempuan atau laki-laki mendatangiku seperti mengejar mangsanya. Melihat hal tersebut, sontak aku mengangkat bukuku dan menaruhnya di depan wajahku untuk perlindungan. Menunggu untuk pukulan, 1 detik, 2 detik, 5 detik berlalu. Aku tidak merasakan adanya pukulan atau sentuhan di tubuhku. “ada apa ini?” pertanyaan yang dibenakku itu membuat aku menurunkan senjata persegi panjang dengan lebih dari 300 halaman itu.
856Please respect copyright.PENANAnHf4JUQOky
Didepan bola mataku, aku melihat teman-teman kelasku menatapku secara serentak dengan tatapan yang tidak terduga, dari mata dengan hawa ingin membunuh, berubah menjadi mata berbinar-binar seperti tatapan sesosok pahlawan. Melihat hal canggung itu aku mulai bersuara.
856Please respect copyright.PENANAOwLUtQGNRt
“ehh… hmm… apa terjadi sesuat-“
856Please respect copyright.PENANAAgm8LzS8oZ
“Benarkah kau melawan pelajar baru terkuat ‘Sang Pangeran’!?”
856Please respect copyright.PENANATPCdzS2VNU
“itu…itu…itu… katanya kau berhasil mendekati ‘Sang Putri’ yaaaaa!?”
856Please respect copyright.PENANA3nEADqzjMA
“hei Teman, katanya kau menyelamatkan Sarah ‘Sang Boneka’ ya? Aku sangat iri padamu sialan! Hahaha”
856Please respect copyright.PENANAKhd68W3BKh
Semua pelajar dari kelasku satu persatu mendesak dengan pertanyaan beruntun, ternyata dampak dari kejadian kemarin memiliki pengaruh yang terbalik terhadap kelasku. Ketika kutanya kenapa mereka malah senang dengan hal itu. Mereka tertawa dan menjawab “Karenamu Jusuf, Kelas J yang dikatakan ‘kelas Pecundang’ dan tidak berarti ternyata bisa melawan ‘kelas unggulan’ dan super sombong seperti kelas A.” ooh… ternyata aku telah membuat reputasi dari kelas J meningkat, aku yang mendapat beribu puian dari temanku, bahkan Tara yang memiliki badan besar memelukku dengan erat. Ughhh… aku tidak tahu, apakah dia ingin memberiku ucapan terima kasih atau ingin membunuhku.
856Please respect copyright.PENANA0q3GuZ3JSL
Ketika suasana mengharukan itu berlangsung dan aku mulai merasa lemas di peluk oleh Tara. Sir Igor masuk ke kelas dan memecahkan suasana tersebut. semua pelajar berhamburan dan duduk ditempat duduknya masing-masing. Terima kasih akan hal itu, Tara melepaskanku dan aku terduduk lemas di depan kelas. Dan ketika kau melihat kedepan, Sir Igor melihatku dan bertanya padaku “apa? apakah kau ingin pelukan dari ku bocah?” aku menggelengkan kepalaku dengan keras dan mulai jalan dengan perlhan ke tempat dudukku. Semua pelajar yang melihat keadaanku, semua mulai tertawa dan aku hanya tertunduk malu.
856Please respect copyright.PENANANODwdmVHWi
“Baiklah, besok bahkan sampai 1 minggu kita akan Piknik Gyahahah… Persiapkan diri kalian”
856Please respect copyright.PENANArvX0oe2hlm
“SIAP SIR!”
856Please respect copyright.PENANAKvVgtEnshl
Setelah kelas usai dan Sir Igor keluar kelas. Vina mendatangiku dan duduk disampingku.
856Please respect copyright.PENANA7lHQbDcyTu
“Hei Jusuf, kita akan piknik wohoooo!”
856Please respect copyright.PENANAL4RGyXYovx
“ahh hmm ya itu benar”
856Please respect copyright.PENANA8cCjD68BZY
Aku yang ingin mengatakan bahwa maksud piknik itu adalah “Latihan Lapangan” kepada Vina menjadi tidak tega ketika mengetahui bahwa Vina sangat senang akan hal itu. lalu tiba-tiba, Vina mendekati secara perlahan dan mukanya yang putih tersipu merah.
856Please respect copyright.PENANADQbFdeVFtx
“hmm… Jusuf, apakah kau ada pasangan untuk besok?”
856Please respect copyright.PENANAEP3GXM2gFF
Oh tidak, jika aku mengatakan ‘iya’ atau ‘tidak’. Kalau dia mengetahui bahwa besok bukanlah piknik sesungguhnya. Dia akan sangat malu.
856Please respect copyright.PENANAQYSh4JqjrW
“Vina dengarkan aku”
856Please respect copyright.PENANA7dOBS9lf6w
“ehhh!? Hmm… baiklah…” Vina mengatakan tersebut dengan malu-malu, namun matanya masih erat memeluk mataku, apalagi ketika melhat Vina mulai mengerai rambut hitamnya yang panjang.
856Please respect copyright.PENANAvLhcwDOGoy
“untuk piknik besok sebenarnya…”
856Please respect copyright.PENANAXZJQaRNFbt
“Sebenarnya?” Vina semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Bahkan aku bisa melihat jelas sekujur wajahnya. ‘BAHAYA BAHAYA BAHAYA’ Alarm ku berbunyi dengan keras dan aku bahkan sekarang tidak bisa bergerak dan tidak tega mengatakan yang sebenarnya.
856Please respect copyright.PENANAXX0wqvvM88
“sebenarnyaa…” mulutku semakin kaku tak bisa berbicara, tapi Vina malah makin dekat ‘SAVE OUR SELF, SAVE OUR SOUL, ALERT’ Dialmlah alarm diriku! Aku tahu ini berbahaya.
856Please respect copyright.PENANAIMimVyC8sv
Ketika dia semakin mendekat, tiba-tiba Bara menarik mundur kerah Vina menjauhiku.
856Please respect copyright.PENANAqZu5FNmkU0
“apa yang kau lakukan Bara!?” Vina menghadap ke Bara dengan muka marah dan nada tinggi
856Please respect copyright.PENANAnzjwRoqCmu
“Vina, besok itu bukan piknik, melainkan latihan lapangan” Bara menjelaskan secara perlahan
856Please respect copyright.PENANA7qYkHOxl8e
“owh… begitu ya, yahhh… aku jadi kehilangan kesempatanku” Vina kembali duduk dan memasang wajah cemberut
856Please respect copyright.PENANAS6l991LZ8F
Aku yang akhirnya merasa lega terbebas dari marabahaya karena Bara, sepertinya aku berhutang nyawa dengannya.
856Please respect copyright.PENANAEbarbb19K7
Keesokan harinya Kelas J berkumpul di Lapangan AMIR. Sir Igor dengan pakaian tentaranya berwarna hijau dan memakai baret hitam. Sedangkan kami juga memakai baju yang sama namun tidak memakai baret. Sir Igor menjelaskan bahwa Latihan Lapangan kali ini akan dilakukan di desa Rexan. Dan berada lumayan jauh dari Ibukota Roxalia.
856Please respect copyright.PENANAnwh0ePrT0u
“Baiklah, Desa Rexan dapat ditempuh 4 hari dengan menaiki kereta kuda, dan 3 hari menaiki kendaraan mesin. Tapi, kita akan berjalan kaki kesana dengan kecepatan yang sama seperti kendaraan mesin. Gyahahaha”
856Please respect copyright.PENANAa4ZfA4pmVL
“APA BERJALAN KAKI!?”
856Please respect copyright.PENANAF3EJcBOFs8
Seluruh kelas J serentak melontarkan satu kalimat ketidakpercayaan tersebut. tapi yang paling kuperhatikan adalah Tara yang memiliki badan besar membuat wajah sangat depresi. Kau harus kuat Tara, aku yakin kau bisa. Aku mendukungnya dari hatiku yang paling dalam. Dan perjalanan 3 hari berjalan kaki pun dimulai.
856Please respect copyright.PENANAzcKjPCkjuC
“HEI CACING-CACING, LARILAH! KITA BARU BERLARI SELAMA 6 JAM DAN KALIAN SUDAH CAPEK! PERCEPAT LANGKAH KALIAN! MENGERTI!?”
856Please respect copyright.PENANAQA8jQ46wll
Sir Igor yang berteriak kepada kami selagi dia menaiki Kendaraan Mesin roda empat yang kami sebut ‘mobil’’, membuat rasa iri dan marah tersendiri terhadapnya. Terlihat seluruh kelas J sudah sangat kelelahan, apalagi Tara. Tapi aku hanya bisa melihatnya tanpa mengatakan apapun.
856Please respect copyright.PENANA2URvsLAH11
2 jam kemudian, kami dipersilahkan berisitirahat dan berjalan kaki biasa.
856Please respect copyright.PENANAJp9SN7qufC
Pada malam pertama pelatihan. Kami semua beristirahat dan semua kelas J terkapar di tanah sambil menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Tapi terima kasih karena pelatihan Neraka dari Pak Tua Korna, perjalanan seperti itu bukan apa-apanya.
856Please respect copyright.PENANAe4s8qTILfS
Malam itu ketika kami semua ingin tidur, aku masih terjaga dan melihat sekeliling Tenda kami. Dan ketika itu, aku melihat Tara berjalan keluar tenda, karena penasaran aku mengikutinya dan Tara sedang duduk di pohon besar dan termenung sambil melihat Bintang.
856Please respect copyright.PENANAOWsKDHtST5
“hei, tidak bisa tidur?”
856Please respect copyright.PENANAAdoOkTvOCR
“SIAPA!? Ohh… ternyata Jusuf.”
856Please respect copyright.PENANA4s4CF9l7fI
Aku tiba-tiba bertanya kepadanya dan membuatnya terkejut. Ketika aku menanyakan apakah dia tidak bisa tidur. Dia mengaggukkan kepala.
856Please respect copyright.PENANAk84EEPC0JD
“Bolehkah aku duduk di sampingmu?”
856Please respect copyright.PENANAsHAvRuuJu6
“silahkan”
856Please respect copyright.PENANAdXHZ2YUkoX
Kami yang sekarang duduk di bawah pohon besar itu mulai melihat bintang-bintang. Ketika aku melirik kearah Tara, ekspresi sedih terlihat di sela-sela cahaya bulan.
856Please respect copyright.PENANA3czcj1Bd4f
“Tara aku mengenal seseorang laki-laki yang tidak ahli akan apa-apa dan bahkan tidak diingini oleh semua orang. Bahkan laki-laki tersebut lebih memilih untuk mati saja”
856Please respect copyright.PENANAMqTCp2ieiu
“benarkah? Terus apakah dia mati?” Tara mulai memindahkan pandangannya ke arahku
856Please respect copyright.PENANAXaLYS7oxLo
“Tidak, kehidupan memberikannya kesempatan sekali lagi, dari sesuatu yang dianggap ‘benalu’ dalam masyarakat, dia berusaha berlatih seperti di Neraka yang bahkan membuatnya tidak bisa tidur tiap malam. dan sekarang dia mulai diterima secara perlahan oleh masyarakat”
856Please respect copyright.PENANAC1DLKosbqE
“oh wow, cerita yang bagus. Aku berharap dapat sepertinya. Kau tau Jusuf, aku yang memiliki badan besar dan gendut ini membuatku tidak percaya diri akan pelatihan ini. Sepertinya aku memang tidak cocok untuk menjadi tentara” Tara mulai membuka dirinya dan bercerita kepadaku mengenai permasalahannya.
856Please respect copyright.PENANALKrcgCzK0J
“Kenapa kau ingin menjadi Tentara?” aku bertanya kepada Tara dengan nada serius
856Please respect copyright.PENANAK2q8mF12k1
“Ayahku adalah seorang Tentara dan dia mati dalam perang. Untuk hal itu, aku harus menjadi tentara dan melanjuti langkah kakinya” Tara mulai bercerita mengenai hidupnya, ketika bercerita mengenai ayahnya, matanya sepert berkaca-kaca penuh emosi.
856Please respect copyright.PENANAlzhpzthh3g
“Aku memiliki tanggapan seperti ini Tara. Laki-laki yang ku ceritakan tadi, dengan segala kekurangannya, dia masih terus berusaha menggapai mimpinya. Dan ada 1 hal yang membuatnya terus bertahan dari semua cobaan itu”
856Please respect copyright.PENANA5FDapCsR9j
“dan apa itu?” Tara memerhatikanku bercerita dan mulai tertarik akannya.
856Please respect copyright.PENANABwAIlzBuOA
“itu adalah ‘Kepercayaan Diri’, kepercayaan diri bahwa kau akan bisa menggapai hal tersebut apapun konsekuensinya membuatmu semakin kuat. Kepercayaan diri dapat mengeluarkan kekuatan sejatimu.”
856Please respect copyright.PENANARlcXcxDcMj
Aku mulai berdiri dan melihat kearah Tara yang sedang duduk.
856Please respect copyright.PENANA8omQqsW12n
“ Jika kau mulai capek dan akan terjatuh ketika berlari nanti, bayangkanlah wajah ayahmu yang ingin kau gapai itu. ubah mimpi-mimpimu itu menjadi berada 10 cm di depan matamu. Dan kau akan dapat melakukannya.”
856Please respect copyright.PENANAiWgfRY0yyn
“wahh… aku sepertinya sudah menjadi orang yang bijaksana hahaha. Baiklah aku akan tidur duluan, kau juga tidur lah dulu Tara” aku melambaikan tangan kepada Tara dan beranjak pergi ke perkemahan.
856Please respect copyright.PENANAoCKo7nCmnW
“Tunggu dulu Jusuf!” Tara berteriak kepadaku dan aku menoleh kebelakang
856Please respect copyright.PENANAbCjtsuonab
“Siapa laki-laki yang kau ceritakan dalam ceritamu tadi?”
856Please respect copyright.PENANAelYQf1AFtc
Aku tersenyum dan mulai menjawab pertanyaan Tara
856Please respect copyright.PENANAdQTmEgnvp8
“Hanya seseorang yang kukenal…”
856Please respect copyright.PENANAQETA4FW9cV
Di malam yang sedang diisi oleh cahaya rembulan yang mempesona. Di bawah sususan rasi Bintang malam itu, seorang lelaki duduk dibawah pohon besar. Kegelisahan yang sangat dalam mulai mencuat ke permukaan. Perlahan mata pemuda itu bersinar seperti menemukan jawaban bagi sukmanya.
856Please respect copyright.PENANAv4YdjcLKPL
Catatan Penulis:
Terima kasih Sudah membaca Teman! ^^ Baca Juga cerita saya lainnya:
Pahlawan Perang Dunia
Terindu Kemerdekaan
Life in Word
Follow terus lini tulisan saya di:
Blog : HYPERLINK "http://www.Setegukkisah.blogspot.com" www.Setegukkisah.blogspot.com
Wattpadd :Ihsan_Iskandar
Penana :Iskandar
Storial :@Iskandar3
Sosial Media saya Juga Dong:
Email : [email protected]
Instagram : Pentears
Facebook : Ihsan Iskandar
856Please respect copyright.PENANAx0JC8yZadI
856Please respect copyright.PENANAAKaTbkcVRU
856Please respect copyright.PENANAdenkV3CmfI
856Please respect copyright.PENANA3gozNHiyXW
ns18.220.69.92da2