
Pandangan Pertama yang Menggetarkan
18743Please respect copyright.PENANAtE45iYN4iv
Siang itu udara kantor terasa lebih gerah dari biasanya. AC lantai dua mati sejak pagi, membuat lorong-lorong sunyi dipenuhi hawa panas yang menempel di kulit.
18743Please respect copyright.PENANAWcyhk0Ma1F
Riska baru saja turun dari mushola setelah salat zuhur. Langkahnya kecil dan teratur, jilbab panjangnya berayun pelan saat ia berjalan menyusuri koridor belakang yang jarang dilewati. Ia ingin mengambil laporan yang tertinggal di ruang meeting lama.
18743Please respect copyright.PENANAJ066Q3AOek
Tapi langkahnya terhenti.
18743Please respect copyright.PENANAMfNx99BBcn
Dari celah pintu ruang meeting yang tak sepenuhnya tertutup, Riska menangkap suara samar. Erangan. Nafas berat. Lalu gerakan bayangan di balik kaca buram.
18743Please respect copyright.PENANAXbnxq2RPyJ
Ia mendekat… pelan… rasa penasaran melampaui akal sehatnya.
18743Please respect copyright.PENANA4x4CdN9Bd8
Di dalam ruangan, Riska melihat sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya membeku:
18743Please respect copyright.PENANA2EHJTHTpJn
Siska, rekan kerjanya, sedang telanjang di atas meja. Pak Hadi, atasan mereka, setengah membuka kemeja, menindih tubuh perempuan itu. Gerakannya menghentak, kasar, penuh nafsu. Siska memejam, menggigit bibir, tangan mencengkeram lengan kursi.
18743Please respect copyright.PENANA7ePj5eNGJ9
Itu… jelas sekali. Mereka sedang berhubungan.
18743Please respect copyright.PENANAGakVLLbXGB
Riska menelan ludah. Kakinya tak bisa bergerak. Tapi yang membuat jantungnya lebih melompat bukan hanya pemandangan di depan matanya… melainkan sosok lain di ujung lorong.
18743Please respect copyright.PENANAN1vSxQgA5Y
Pak Darto, OB kantor, berdiri mengendap di balik dinding. Tangannya masuk ke celana seragamnya. Bergerak cepat. Wajahnya tegang. Nafasnya berat.
18743Please respect copyright.PENANATLOut9Xz8g
Riska nyaris berteriak—tapi tubuhnya tak menuruti perintah otaknya. Matanya justru terpaku ke arah benda besar, hitam, berurat, yang digenggam oleh OB itu. Lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan. Bahkan… lebih besar dari milik suaminya.
18743Please respect copyright.PENANAt0Gi1AQXbL
Dan… ia tak tahu kenapa… tapi tubuhnya mendadak panas.
18743Please respect copyright.PENANAf4ndfnvUg3
Keringat mulai mengalir dari pelipis, punggungnya basah, dan terutama… di bawah lengannya. Ia tahu, hari itu ia lupa memakai deodoran. Tapi yang lebih penting… ia juga tahu, ini bukan keringat biasa. Bukan karena suhu ruangan semata.
18743Please respect copyright.PENANAlcXbyvEyZU
Ada sesuatu yang bergerak di dalam dirinya. Gelombang asing.
18743Please respect copyright.PENANAYgg4wD2n6r
Wajahnya merah. Nafasnya pendek. Ia segera mundur, melangkah cepat menjauh dari ruangan itu, menuju tangga belakang.
18743Please respect copyright.PENANAjCE9LM3bVw
Di balik kerudungnya, peluh mengalir makin deras. Jantungnya berdetak cepat. Dan pikirannya berantakan.
18743Please respect copyright.PENANAtHUYd7znUx
> “Apa yang barusan aku lihat… Kenapa aku… begini?”
18743Please respect copyright.PENANAeN8gfhxRpd
18743Please respect copyright.PENANAtg9wmVRMaB
18743Please respect copyright.PENANACGWdhKoZ49
Riska menggenggam dadanya. Baju dalamnya sudah lengket oleh keringat. Tubuhnya bereaksi tanpa ia pahami. Bahkan bagian paling sensitif di tubuhnya terasa geli dan hangat, seolah disentuh oleh bayangan yang baru ia lihat tadi.
18743Please respect copyright.PENANAJ7jyjXpB9b
Dan saat ia tiba di meja kerjanya, masih dalam kondisi setengah linglung… seseorang memanggilnya.
18743Please respect copyright.PENANAA0gFFzBAWh
> “Ris, bantu bentar dong di ruang arsip…”
18743Please respect copyright.PENANAbIJmr8BTD7
18743Please respect copyright.PENANAHwoTZIIwBr
18743Please respect copyright.PENANAgZ6QdmzK2I
Rian. Teman kerjanya.
Riska hanya mengangguk. Masih mencoba mengusir panas dari pikirannya… tanpa tahu bahwa peluh di tubuhnya—aroma alaminya yang belum tersentuh parfum atau deodoran—akan segera menjadi pemicu bagi hasrat yang jauh lebih dalam
Langkah Riska terasa berat saat memasuki ruang arsip yang sempit dan pengap. Udara di dalam seolah menekan, dan peluh di tubuhnya belum juga mengering. Blus panjangnya menempel ketat di punggung dan pinggang, dan bagian bawah lengannya… sudah basah.
18743Please respect copyright.PENANAqHJjNT4j47
Rian sudah berdiri di sana. Kemejanya digulung sampai siku. Napasnya terdengar berat saat melihat Riska masuk. Mata laki-laki itu mengamati setiap detail tubuhnya dengan kejelian yang licik—rambut yang terselip di balik kerudung, leher yang tampak sedikit saat ia membungkuk, dan terutama… ketiak yang sesekali terlihat dari balik lengan bajunya yang longgar.
18743Please respect copyright.PENANAWNZASjBKAX
Aroma itu. Asem, tajam, dan anehnya… membuat kepala Rian ringan.
18743Please respect copyright.PENANAuXlwb5YJtf
> “Ris, sini… bantuin aku nyari laporan yang kemarin. Di rak atas itu,” ujarnya sambil menunjuk.
18743Please respect copyright.PENANAGaqqn8jNwF
18743Please respect copyright.PENANA5U8tPEGKFc
18743Please respect copyright.PENANA4HLDZymu9M
Riska menaikkan tangan, meraih map di rak tinggi. Saat ia berjinjit, tubuhnya tertarik ke depan, dan blusnya makin menempel di kulit. Rian berdiri tepat di belakang, pura-pura memeriksa rak lain, padahal hidungnya nyaris menempel di bagian belakang jilbab Riska.
18743Please respect copyright.PENANAD0F2bLj2DQ
Aroma tubuh Riska memukul otaknya seperti alkohol murni. Ia harus dapat lebih.
18743Please respect copyright.PENANADAki8Syag4
> “Ris, kamu pakai parfum apa? Enak… asli,” katanya sambil tertawa pelan.
18743Please respect copyright.PENANAlVrvamfFEf
18743Please respect copyright.PENANABbfQQwI1mr
18743Please respect copyright.PENANA9f9v5MBHlM
> “Enggak pakai, Mas. Malah belum sempat pakai deodoran…” jawab Riska polos, sedikit malu.
18743Please respect copyright.PENANAjto2l3OhKh
18743Please respect copyright.PENANAoUBE3T4O1Q
18743Please respect copyright.PENANAG9VEimYk66
Rian pura-pura tertawa juga. Tapi tangan kanannya mulai bergerak—tidak menyentuh langsung, hanya menyusuri pinggang Riska dengan benda yang makin keras di balik celananya.
18743Please respect copyright.PENANAJtSAi6fnbq
> “Kamu tahu gak, kalau orang tuh bisa dirangsang cuma dari aroma tubuh? Bukan parfum. Tapi aroma asli…”
18743Please respect copyright.PENANAFgu1Gz8Boh
18743Please respect copyright.PENANAQ3LyCLdKqW
18743Please respect copyright.PENANA8vACCcI7Oj
> “Masa, sih?”
18743Please respect copyright.PENANA4Mpx6qJd13
18743Please respect copyright.PENANAaYMX4xgZxB
18743Please respect copyright.PENANAVisSdq6ZFZ
> “Mau aku ajarin cara biar bisa bikin cowok langsung nempel terus?”
18743Please respect copyright.PENANAPaXzzJQ64f
18743Please respect copyright.PENANAe3Vdp7rybk
18743Please respect copyright.PENANAJ3zAljAZr1
> “Ajarin dong…”
18743Please respect copyright.PENANAxeFvZDiOKq
18743Please respect copyright.PENANAoVoey8s6O9
18743Please respect copyright.PENANAeYeacMIERK
Rian tersenyum licik. Ia tahu Riska akan menuruti. Dia hanya perlu menggiring perlahan.
18743Please respect copyright.PENANAYWAZz0YlXr
> “Coba kamu deketin tangan ke dada aku, terus tahan. Nah, gitu… Lalu putar dikit…”
18743Please respect copyright.PENANAAzRCBOfQKo
18743Please respect copyright.PENANAZlJ0tDNczJ
18743Please respect copyright.PENANAVvWeQe1j14
Arahannya aneh. Tapi Riska menuruti. Gerakan itu perlahan-lahan berubah. Tangannya menggenggam sesuatu yang mulai berdenyut. Ia tak paham sepenuhnya, hanya merasa seperti “latihan”.
18743Please respect copyright.PENANAjprOWQQVTz
> “Nah, pelan aja. Kayak tadi…”
18743Please respect copyright.PENANAA0v43cW50v
18743Please respect copyright.PENANAKOIAPCMm4N
18743Please respect copyright.PENANA5EFD0TyURv
Dalam waktu singkat, Rian tak bisa menahan lagi. Ia menggigit bibir, menunduk, menyentuhkan wajah ke bagian belakang kerudung Riska, menghirup dalam-dalam sambil tubuhnya menegang.
18743Please respect copyright.PENANAqHtv2QhCJS
“Ahh…” desahan pelan, nyaris tak terdengar, dan tubuhnya melengkung.
18743Please respect copyright.PENANAMEUNr0p9S4
Riska baru sadar saat merasa jilbabnya seperti tersentuh cairan hangat. Tapi ia hanya mengernyit, tidak berpikir aneh.
18743Please respect copyright.PENANA0KlJfWUTgs
> “Udah, Mas?”
18743Please respect copyright.PENANAyJvEXuMrc2
18743Please respect copyright.PENANAZpGZAvXgBE
18743Please respect copyright.PENANAGUCUT7lcye
> “Udah… makasih ya. Kamu ngerti banget ternyata.”
18743Please respect copyright.PENANAAClhJ0R7w4
18743Please respect copyright.PENANAwxSiZrxgJU
18743Please respect copyright.PENANACoX1sMWR9O
> “Hehe… padahal aku cuma ikutin omongan Mas.”
18743Please respect copyright.PENANAdyJAGcTdu0
18743Please respect copyright.PENANA3z2ixKqLg0
18743Please respect copyright.PENANAbG8IruqJ8X
18743Please respect copyright.PENANArAISLNhUpA
---
18743Please respect copyright.PENANAI9SKBOTUjs
Malam hari
18743Please respect copyright.PENANAz1HLBuIzWW
Riska baru selesai mandi dan mengganti pakaian. Jilbab kerjanya masih tergantung di dinding kamar, sedikit kusut dan mengering.
18743Please respect copyright.PENANAhInWfcJnzW
Jaka, suaminya, sedang duduk di tepi ranjang sambil memeriksa sesuatu.
18743Please respect copyright.PENANABrGgIPDoAB
> “Ris… tadi kamu abis bantu siapa aja di kantor?”
18743Please respect copyright.PENANAUavuqR5yC1
18743Please respect copyright.PENANA3VTp69Mkxg
18743Please respect copyright.PENANAhRaTCR2dOm
> “Hm? Mas Rian doang sih. Di arsip, bantu nyari file. Tapi sebelumnya aku lihat… ini aneh banget deh, Mas…”
18743Please respect copyright.PENANAhksP8aEThS
18743Please respect copyright.PENANAnU5f6dFJST
18743Please respect copyright.PENANAZUPgnwyrBt
Riska duduk di sampingnya, matanya berbinar, seperti anak kecil yang habis nonton film rahasia.
18743Please respect copyright.PENANAfFL35Al6AS
> “Tadi aku lihat temen kantor… sama Pak Hadi, ehm… kayak yang suami istri gitu…”
18743Please respect copyright.PENANA0EgCDpf3to
18743Please respect copyright.PENANAAA5FZoyq0M
18743Please respect copyright.PENANAjg13fPrFvj
Jaka diam. Tapi tangannya mengambil jilbab yang tergantung. Ia mengendus pelan, lalu memejamkan mata.
18743Please respect copyright.PENANAKQ7VGxhXUk
Ada bau khas. Bau sperma.
18743Please respect copyright.PENANAzQGoPd2SsW
> “Terus kamu ngapain?”
18743Please respect copyright.PENANAMyzTun3sRq
18743Please respect copyright.PENANA7NxN8f4X3T
18743Please respect copyright.PENANAXEk6kD7HwR
> “Cuma lihat. Terus Pak Darto juga… kayak ngintip gitu, aneh banget. Tapi serem juga… Aku langsung pergi.”
18743Please respect copyright.PENANAKObTfMT0Wt
18743Please respect copyright.PENANA32T9RWf0pQ
18743Please respect copyright.PENANAtmq3AyfjiO
> “Dan Rian tadi ngapain?”
18743Please respect copyright.PENANATArn0VOjPH
18743Please respect copyright.PENANAwVcuaQ4dcz
18743Please respect copyright.PENANAgfrOcs8BMy
> “Nggak ngapa-ngapain… ya ngajarin trik aja, katanya biar kelihatan lebih ‘menggoda’. Tapi aku gak ngerti sih, cuma ikut aja…”
18743Please respect copyright.PENANAOl4RuSDzt6
18743Please respect copyright.PENANAeEzS9aydx9
18743Please respect copyright.PENANAwWkmucmMIy
Jaka tidak langsung menjawab. Tapi matanya menatap lekat ke istrinya.
18743Please respect copyright.PENANAap1PnRFLeh
> “Ris…”
18743Please respect copyright.PENANAvzDxZq9U88
18743Please respect copyright.PENANAGTYMw9S24k
18743Please respect copyright.PENANAe358f3c3FR
> “Iya, Mas?”
18743Please respect copyright.PENANAy4AM6BRibu
18743Please respect copyright.PENANA8WhCdBGfi3
18743Please respect copyright.PENANAgtlErLjgBb
> “Besok… jangan pakai deodoran ya.”
18743Please respect copyright.PENANAtr0uqdYKJj
18743Please respect copyright.PENANAcXhAy5LuBD
18743Please respect copyright.PENANAAv5rRtYIUz
> “Lho? Emangnya kenapa?”
18743Please respect copyright.PENANATqc1dcDzLs
18743Please respect copyright.PENANABf9cS4ChI7
18743Please respect copyright.PENANAeUi07SILud
> “Soalnya… aroma kamu hari ini… beda. Gairah Mas… gak nahan dari tadi.”
18743Please respect copyright.PENANAWG0nx31scW
18743Please respect copyright.PENANADig9FTgPMb
18743Please respect copyright.PENANAWHpI0QpY0U
Riska mengerutkan kening, malu-malu.
18743Please respect copyright.PENANATpX22ffnlp
> “Masa sih? Apa karena aku keringetan ya…”
18743Please respect copyright.PENANAOYA28rZ5lE
18743Please respect copyright.PENANAfSRYHMS2fc
18743Please respect copyright.PENANA8Kdkltifx2
Jaka hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal:
Ada sesuatu yang berubah di dalam diri istrinya. Dan bagian terdalam dirinya—yang paling liar—suka dengan perubahan itu.
Dukung saya dengan donasi
Atau like dan share ya
ns3.142.152.51da2