
Riska berdiri terpaku di ruangan kecil tempat arsip—ruang yang sering dimanfaatkan Rian untuk “ngobrol empat mata.” Hari itu, Rian tampak ekstra lembut, suaranya berbisik dekat sekali ke telinga Riska.
“Ris...” katanya sambil mengusap pelan lengan istrinya, “kamu tahu nggak, kenapa suami kamu keliatan makin dingin akhir-akhir ini?”
Riska menoleh, bingung.
“Karena... kamu belum kasih dia yang paling spesial. Yang bisa bikin laki-laki ngerasa dihargai sepenuhnya.”
“Apa maksudnya?” tanya Riska, polos.
Rian hanya tersenyum kecil. Tangannya menyentuh dagu Riska, mengangkat wajahnya perlahan. “Kadang, bukan soal tubuh... tapi soal pengorbanan kecil yang terasa besar buat kita. Kamu tahu... laki-laki itu bisa gila kalau istrinya rela... mencintai dia sepenuhnya, bahkan di tempat paling kotor sekalipun.”
Riska menggigit bibir. Ia merasa bingung, tapi degup jantungnya tak bisa bohong. Kata-kata itu menggema dalam kepalanya.
“Kalau kamu bisa buktiin itu ke suami kamu,” lanjut Rian sambil mendekat, “dia gak bakal ngelirik perempuan lain seumur hidupnya.”
“Gimana caranya?” bisik Riska, matanya menunduk.
Rian tak menjawab dengan kata. Ia hanya membuka resleting perlahan. Dan Riska, seperti terbawa arus kata-kata itu, seperti percaya sepenuhnya bahwa ini... demi rumah tangganya.
Mulutnya terbuka, jari-jarinya ragu, tapi tidak menolak. Dalam detik-detik sunyi, ia memberikan sesuatu yang bahkan tak pernah ia bayangkan akan ia lakukan—dan melakukannya dengan pasrah dan menikmatinya malahan. Mungkin... juga dengan kenikmatan tersembunyi yang belum sempat ia akui.
Rasa asin dan aruma khas kringat pada kontol rian membuatnya pusing tiba2 hanyut dalam rasa tersendiri
Lidahnya dengan otomatis mwnjilati stiap bentuk urat kontol rian yang membuat rian terjekut akan hal itu.
" ohhh iya ris gitu terus jilat2
Remea telurnya juga dong "
Rian mengarahkan tangan riska agar mengenggam batangnya dan memainkan telurnya
“ iya gitu Riska , pelan2 mainin telurnya geli tau ”
Kata Rian . Dan krena rasa kegelian Rian berusaha menarik Kontolnya agar keluar dari mulut Riska karena dia tidak ingin cepat keluar. Tapi saat kontol Rian menjauhi mulut riska hingga pangkal kepalanya
Riska dengan reflek menarik pantat Rian agar Batang itu kembali masuk ke mulutnya
Riska melalukan itu tanda di sadarinya dia hanya merasa takut kehilangan rasa hangat dan kedutan2 batang rian. Air liur riska perlahan menetes membasahi pangkal Kontol Rian Tanpa sadar Riska menyedot kuat2 Kontol riang mengakibatkan Rian mencapai Klimaks
“ lepasin sayang aku gk kuat mau kluuuaarrrrr… ”
dan croottttsss crootttsss 4 kali tambakan sperma Rian langsung mendarat dalam tenggkrokan Riska
Mata Riska terbelalak karena semprotan tiba2 itu tapi tetap tak rela melepaskan Kontol itu, justru malah semakin puas rasa hatinya berhasil membuat rian keluar bgt banyak
Pelan2 Riska melepas Kontol rian hinggap bunyi plups… dan menelan sisa2 sperma yang ada di mulutnya lalu kembali menjilati lelehan sperma di kepala dan batang rian.
Mereka terdiam sesaat menikmati sisa2 kejadian. Riska tersadar akan jam dan berkata pada rian untuk melanjutkan pekerjaan. Rian pun setuju dan memasukan kontolnya yg sudah mengecil kembali ke dalam clananya.
Setelah itu, Riska melangkah ke pantry. Wajahnya masih memerah, napasnya belum sepenuhnya teratur. Tapi di sana, ia bertemu sosok yang tak ia sangka—Pak Herman, OB kantor yang biasanya pendiam dan selalu tertunduk.
“Oh, Mbak Riska...” katanya pelan, “lagi santai?”
Riska tersenyum. “Iya, Pak. Bapak kenapa, kok mukanya murung?”
Pak Herman menghela napas. “Kayaknya... saya mau resign, Mbak. Tadi saya kepergok bos... saya salah. Saya ngintip dia lagi... ya, gitu deh...”
Riska tertegun. “Wah... saya gak nyangka. Tapi kenapa sampai segitunya, Pak?”
“Aku... kangen istri, Mbak. Udah lama gak ngerasain dekapan perempuan. Mbak pasti gak ngerti rasa sepi kayak saya...”
Riska diam, tidak tahu harus jawab apa. Tapi ketika Pak Herman berdiri lebih dekat, ia melihat tatapan pria itu berubah. Hidungnya seperti menelusuri udara.
“Mbak... maaf ya... ini aneh... tapi... bau Mbak itu... ketiaknya... bikin saya susah nahan diri.”
Riska tersentak. Tapi bukan karena marah. Justru karena tubuhnya tiba-tiba merinding. Ia mengingat bagaimana Rian memperlakukannya. Dan tanpa sadar, ia mengangkat tangannya, mengibas pelan blouse-nya. "Begini maksudnya, Pak?"
Pak Herman mematung.
Lalu Riska bicara pelan, “Kalau Bapak beneran resign, butuh kerjaan... rumah saya butuh tukang kebun.
Pak Herman menelan ludah. Menghirup aroma ketiak Riska
“ siap Mbak saya mau kerja mbak ”
Dalam hatinya bisa tetap bekerja dan sekaligus menikmati aroma tubuh Riska yg kecut2 tapi candu dalam hatinya siapa tau bisa ngeliat ketiak Riska diam2 saat di rumah apakah berbulu atau halus , pak Hwrman penasaran karena aroma ketiak riska bisa se enak itu
Dan sore itu, satu lagi pria jatuh dalam kubangan aroma yang pelan-pelan menjadi candu. Aroma Riska.
9405Please respect copyright.PENANANUMXN1QZhL
---
Di rumah, malamnya...
Jaka menatap istrinya dengan tatapan curiga. “Kamu makin beda. Makin susah diajak ngobrol. Aku bilang kamu berhenti kerja, malah ngelawan.”
Riska menatapnya datar. “Aku kerja, Mas. Bukan main.”
“Dan Rian?”
“Dia cuma rekan kerja, Mas.”
Tapi di balik kata-kata datar itu, lidah Riska diam-diam menjilat bibirnya sendiri. Mendadak lidahnya ingat akan rasa asin sperma Rian membuat temggorokannya terasa kering ingin di basahi sperma lagi.
9405Please respect copyright.PENANAZ86PvsiiGk
“Kamu berubah, Ris,” suara Jaka akhirnya terdengar. Serak. Penuh luka. “Cara kamu jalan... cara kamu senyum. Aku tahu.”
Riska menoleh. “Tahu apa, Mas?”
“Ada yang lain. Di kantor itu. Di antara kamu dan Rian.”
Riska mendekat, duduk di samping suaminya. “Mas... kamu salah. Aku memang berubah. Tapi bukan karena dia.”
“Lalu karena apa?”
Riska menatap mata suaminya dalam-dalam. “Karena aku sadar, aku gak cukup menunjukkan sayangku ke kamu. Aku terlalu... kaku. Terlalu takut dianggap istri yang tak pantas.”
“Ris...”
“Mas gak tahu kan, betapa aku pengen bikin Mas bahagia. Bikin Mas ngerasa jadi satu-satunya lelaki di dunia ini buat aku.”
Jaka tak menjawab. Tapi sorot matanya mulai melunak, diselimuti keraguan dan harapan.
Dengan pelan, Riska meraih tangannya. Membawanya ke pipinya, lalu mengecupnya lembut. “Kalau Mas masih ragu... biar aku yang buktiin malam ini.”
Ia menunduk, menyandarkan kepala di pangkuan suaminya. Gerakannya lembut, penuh rasa. Tak ada paksaan. Hanya ketulusan seorang istri yang ingin menenangkan laki-lakinya. Jaka merasa cemburu tapi juga nafsu apa lagi kepala riska yg berada di pahanya menambah sensasi. Perlahan tapi pasti Kontol Jaka mulai mengeras dan itu di sadari Riska membuatnya menyentuh kepala kontol Jaka.
“ mas mau bukti kalo aku benran setia ama mas ?? ”
“ bukti seperti apa dek ?”
Lalu perlahan Riska membuja celana Jaka dan mengelus2 kontol jaka yg mulai mengeras, Riska dalam hati membandingkan milik Jaka dengan milik Rian, di genggamnya di remas di main2kannya dengan perasaan senang sambil senyum2 dan tertawa kecil tanpa sadar karena Riska merasa bentuk Kontol Suami lebih Pendek dari milik rian besarnya sama hanya milik Rian memiliki urat2 menonjol.
Dengan gerakan tiba2
“ hap… lalu di caplok ”
Jaka terkejut karena seingatnya Riska gk mau menghisap miliknya dan kalopun di paksa pasti kena gigi putihnya membuat Jaka kesakitan
Tapi kali ini beda ,kontol itu mampu masuk seutuhnya bahkan sampai lidah riska menjilati terlus Jaka
“ ahhhhh… apa yang kamu lakukan Riss… uhhhhhh ”
“ au ukhtyiiin ooo ”
Kata2 riska tak di mengeti oleh jaka hanya kenikmatan yg di rasanya
Lalu Riska melepas batang itu dan berkata
“ mau buktiin keseriusan ku lo mas , gimana uda puas ?? Enak mulutku ?? Mas Suka aku mau isap burungmu ?? Mas mau aku nakal gini ?? Hah jawab mass ”
Riska tanpa sadar berkata bgt sambil mengocok kontol jaka yg makin mengeras
“ ahhhh enak dek iya dek… Uhhh twrusssss nikmattsss duh knaoa senikmati ini rasanya ?? ”
racau jaka gk jelas
“ Jawab mas ?? Suka kalo adk jadi nakal sampai mau isep2 punya mas kayak bintang film porno ? Mas suka kalo adk binal kayak gini ? ” lalu Riska kembali menghisap kontol Jaka
“ iya dek suka dek, nikmat bangetss dek , iya mas suka adk binal kayak gini mas rela dek deket ama rian atau siapa aja terserah adk asalkan adk makin binal tapi gk ninggalin mas ”
Jerit jaka tanpa sadar karena kenikmatan yg di rasanya makin memuncak, Riska terkejut akan kata2 jaka hingga melepas kontol itu dari mulutnya
“ maksudnya mas ?? Suka gimana ?? ”
Riska meghentikan kegiatannta karena merasa bingung.
“ maksud mas , Mas cemburu, Mas takut adk berpaling dari Mas tapi mas suka adk bwrubah jadi agresif bgini, lebih menggairahkan ” riska diam seperti memikirkan sesuatu lalu melanjutkan mengocok perlahan kontol jaka
“ maksudnya deket gmn mas ?? Kan kami sekantor pasti deket lah ”
Kata Riska dengan polosnya, membuat Jaka geli akan kepolosan istrinya itu
“Maksud mas deket tuh kayak gini ” kata jaka sambil tiba menerkam riska dan memegang ke 2 tangannya ke atas kepalanya sambil menciumin ketiak putih Riska yg di tumbuhi bulu2 halus, sambil menciumi atoma ketiak Riska Tangan jaka satunya meremas dada Riska dan memainkan pentilnya
“Ahhh geli mas aduhhh uda2 nyiummnya geli banget mas ” gerakan riska meronta2 membuat jaka makin semangat meremas dada Riska dan bahkan mulai menjilati ketiak riska
“ iya2 adek paham mas…… mmmmmhh ” desah riska keluar pelan tanpa sadar ntah knapa dirinya bergairah dan kelaminnya mulai membasah efek jilatin pada ketiaknya
“ mas beneran suka kalo adk deket kayak gini ama Rian ?? , mas gak marah emangnya kalo Rian nyium2 bau adk ? ” tanya Riska polos
Jaka tidak menjawab riska krena menganggap riska gk serius tapi ntah knapa hatinya terasa terbakar api cemburu tapi kontolnya mengeras maksimal membayangkannya
“ emang adk mau di cium2 ketiaknya kayak gini ?, kok basah banget dek ?” Tanya jaka
“ adik trangsang ya bayangin Rian deket bgini sama adk ?”
Riska bingung harus jawab apa
Krena di merasa biasa aja sama Rian gak ada perasaan apa2 selain suka sama rasa spermanya dan aroma kontolnya
Dengan gerakan cepat jaka setengah berdiri di atas dada montok riska sambil menjepitkan kontolnya pada belahan dada itu, dan mulai menjpitkan ke 2 dada riska hingga tiba2 Jaka melenguh menandakan hendak keluar, refleks riska membuka bibir mungilnya lalu terpancutkan lah sprerma Jaka yang tepat mengarah ke dalam mulut riska
Dengan antusias Riska menerima sperma itu dan mengecap lalu menelannya
“ asinnya kok beda ya ? Punya Rian lebih berasa deh kayaknya dan lebih kental ” tanya nya dalam hati.
Jaka menarik napas panjang. Tangannya membelai rambut Riska, tubuhnya perlahan rileks. Ia menatap langit-langit kamar, matanya basah—entah karena cinta, entah karena ketakutan kehilangan.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mereka menyatu bukan karena gairah, tapi karena kerinduan yang tak pernah benar-benar terucap.
Episode berikutnya akankah Riska menjadi lebih Binal ??
Jangan lupa dukungannya DENGAN FOLLOW dengan DONASI
Like dan Share ya
ns18.118.171.161da2