
Pandangan Pertama yang Menggetarkan
20064Please respect copyright.PENANAdLmdyzfVFl
Siang itu udara kantor terasa lebih gerah dari biasanya. AC lantai dua mati sejak pagi, membuat lorong-lorong sunyi dipenuhi hawa panas yang menempel di kulit.
20064Please respect copyright.PENANAIJZCHI22wZ
Riska baru saja turun dari mushola setelah salat zuhur. Langkahnya kecil dan teratur, jilbab panjangnya berayun pelan saat ia berjalan menyusuri koridor belakang yang jarang dilewati. Ia ingin mengambil laporan yang tertinggal di ruang meeting lama.
20064Please respect copyright.PENANASr45lOAJyF
Tapi langkahnya terhenti.
20064Please respect copyright.PENANAPNSiUw3w4R
Dari celah pintu ruang meeting yang tak sepenuhnya tertutup, Riska menangkap suara samar. Erangan. Nafas berat. Lalu gerakan bayangan di balik kaca buram.
20064Please respect copyright.PENANATAbhIIQj9w
Ia mendekat… pelan… rasa penasaran melampaui akal sehatnya.
20064Please respect copyright.PENANAc96NIslv1Z
Di dalam ruangan, Riska melihat sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya membeku:
20064Please respect copyright.PENANAoZVYu2arLG
Siska, rekan kerjanya, sedang telanjang di atas meja. Pak Hadi, atasan mereka, setengah membuka kemeja, menindih tubuh perempuan itu. Gerakannya menghentak, kasar, penuh nafsu. Siska memejam, menggigit bibir, tangan mencengkeram lengan kursi.
20064Please respect copyright.PENANAIUXCPEjLxx
Itu… jelas sekali. Mereka sedang berhubungan.
20064Please respect copyright.PENANAYa5mD8noVC
Riska menelan ludah. Kakinya tak bisa bergerak. Tapi yang membuat jantungnya lebih melompat bukan hanya pemandangan di depan matanya… melainkan sosok lain di ujung lorong.
20064Please respect copyright.PENANA5rWbWC0YY7
Pak Darto, OB kantor, berdiri mengendap di balik dinding. Tangannya masuk ke celana seragamnya. Bergerak cepat. Wajahnya tegang. Nafasnya berat.
20064Please respect copyright.PENANAjLb7tf9C7c
Riska nyaris berteriak—tapi tubuhnya tak menuruti perintah otaknya. Matanya justru terpaku ke arah benda besar, hitam, berurat, yang digenggam oleh OB itu. Lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan. Bahkan… lebih besar dari milik suaminya.
20064Please respect copyright.PENANAbV0EP31QvY
Dan… ia tak tahu kenapa… tapi tubuhnya mendadak panas.
20064Please respect copyright.PENANAyikryEyjVO
Keringat mulai mengalir dari pelipis, punggungnya basah, dan terutama… di bawah lengannya. Ia tahu, hari itu ia lupa memakai deodoran. Tapi yang lebih penting… ia juga tahu, ini bukan keringat biasa. Bukan karena suhu ruangan semata.
20064Please respect copyright.PENANAv4qTYZpwWe
Ada sesuatu yang bergerak di dalam dirinya. Gelombang asing.
20064Please respect copyright.PENANABjSwzPGM59
Wajahnya merah. Nafasnya pendek. Ia segera mundur, melangkah cepat menjauh dari ruangan itu, menuju tangga belakang.
20064Please respect copyright.PENANAQmwVWwzH4C
Di balik kerudungnya, peluh mengalir makin deras. Jantungnya berdetak cepat. Dan pikirannya berantakan.
20064Please respect copyright.PENANAp7UnGoFsn3
> “Apa yang barusan aku lihat… Kenapa aku… begini?”
20064Please respect copyright.PENANAa675Qw1ck9
20064Please respect copyright.PENANAIY0uHW0afr
20064Please respect copyright.PENANAr5xM6BMkiF
Riska menggenggam dadanya. Baju dalamnya sudah lengket oleh keringat. Tubuhnya bereaksi tanpa ia pahami. Bahkan bagian paling sensitif di tubuhnya terasa geli dan hangat, seolah disentuh oleh bayangan yang baru ia lihat tadi.
20064Please respect copyright.PENANAxBtE3qugCj
Dan saat ia tiba di meja kerjanya, masih dalam kondisi setengah linglung… seseorang memanggilnya.
20064Please respect copyright.PENANA505alkOTAc
> “Ris, bantu bentar dong di ruang arsip…”
20064Please respect copyright.PENANAxYX7UqGH02
20064Please respect copyright.PENANANX079BuROq
20064Please respect copyright.PENANAvzxCK0Ni1x
Rian. Teman kerjanya.
Riska hanya mengangguk. Masih mencoba mengusir panas dari pikirannya… tanpa tahu bahwa peluh di tubuhnya—aroma alaminya yang belum tersentuh parfum atau deodoran—akan segera menjadi pemicu bagi hasrat yang jauh lebih dalam
Langkah Riska terasa berat saat memasuki ruang arsip yang sempit dan pengap. Udara di dalam seolah menekan, dan peluh di tubuhnya belum juga mengering. Blus panjangnya menempel ketat di punggung dan pinggang, dan bagian bawah lengannya… sudah basah.
20064Please respect copyright.PENANAMCLt4e6f2w
Rian sudah berdiri di sana. Kemejanya digulung sampai siku. Napasnya terdengar berat saat melihat Riska masuk. Mata laki-laki itu mengamati setiap detail tubuhnya dengan kejelian yang licik—rambut yang terselip di balik kerudung, leher yang tampak sedikit saat ia membungkuk, dan terutama… ketiak yang sesekali terlihat dari balik lengan bajunya yang longgar
20064Please respect copyright.PENANAQx9b9C5OSB
https://linktr.ee/Ceritw
https://karyakarsa.com/DSASAXI88
20064Please respect copyright.PENANApsRaKERSCZ
Aroma itu. Asem, tajam, dan anehnya… membuat kepala Rian ringan.
20064Please respect copyright.PENANARg2tJK0tS3
> “Ris, sini… bantuin aku nyari laporan yang kemarin. Di rak atas itu,” ujarnya sambil menunjuk.
20064Please respect copyright.PENANAhi0UPqppy2
20064Please respect copyright.PENANA7w9YiIpjhG
20064Please respect copyright.PENANAKKcT7T53M9
Riska menaikkan tangan, meraih map di rak tinggi. Saat ia berjinjit, tubuhnya tertarik ke depan, dan blusnya makin menempel di kulit. Rian berdiri tepat di belakang, pura-pura memeriksa rak lain, padahal hidungnya nyaris menempel di bagian belakang jilbab Riska.
20064Please respect copyright.PENANAI0mNpMzDlR
Aroma tubuh Riska memukul otaknya seperti alkohol murni. Ia harus dapat lebih.
20064Please respect copyright.PENANAPz3CeMcqPR
> “Ris, kamu pakai parfum apa? Enak… asli,” katanya sambil tertawa pelan.
20064Please respect copyright.PENANAr4eL0igQSX
20064Please respect copyright.PENANAVMmJYwOjpJ
20064Please respect copyright.PENANAlfnXAZRDyn
> “Enggak pakai, Mas. Malah belum sempat pakai deodoran…” jawab Riska polos, sedikit malu.
20064Please respect copyright.PENANAfWib5tzL5C
20064Please respect copyright.PENANA56Y7RJBFB8
20064Please respect copyright.PENANAPZpFJzavlk
Rian pura-pura tertawa juga. Tapi tangan kanannya mulai bergerak—tidak menyentuh langsung, hanya menyusuri pinggang Riska dengan benda yang makin keras di balik celananya.
20064Please respect copyright.PENANAqlYJhmwPaQ
> “Kamu tahu gak, kalau orang tuh bisa dirangsang cuma dari aroma tubuh? Bukan parfum. Tapi aroma asli…”
20064Please respect copyright.PENANA4E7hxdT9z7
20064Please respect copyright.PENANAZp8g3xpWsr
20064Please respect copyright.PENANAEEW4RqKvLg
> “Masa, sih?”
20064Please respect copyright.PENANAQiQbixUyDx
20064Please respect copyright.PENANADYorF5bmEc
20064Please respect copyright.PENANABlzUcn8szm
> “Mau aku ajarin cara biar bisa bikin cowok langsung nempel terus?”
20064Please respect copyright.PENANA1rcHXPaEBZ
20064Please respect copyright.PENANAAFJXjx591N
20064Please respect copyright.PENANAMrROA87y7m
> “Ajarin dong…”
20064Please respect copyright.PENANAfI5AIm6q2F
20064Please respect copyright.PENANAxmmOr7OqR7
20064Please respect copyright.PENANAkHeo7aXXQb
Rian tersenyum licik. Ia tahu Riska akan menuruti. Dia hanya perlu menggiring perlahan.
20064Please respect copyright.PENANAZFJwR4k5eJ
> “Coba kamu deketin tangan ke dada aku, terus tahan. Nah, gitu… Lalu putar dikit…”
20064Please respect copyright.PENANAOiJp7H8N5T
20064Please respect copyright.PENANAIdorWaXUoi
20064Please respect copyright.PENANAywdLMBv7gw
Arahannya aneh. Tapi Riska menuruti. Gerakan itu perlahan-lahan berubah. Tangannya menggenggam sesuatu yang mulai berdenyut. Ia tak paham sepenuhnya, hanya merasa seperti “latihan”.
20064Please respect copyright.PENANAobn4doTjBC
> “Nah, pelan aja. Kayak tadi…”
20064Please respect copyright.PENANAy5x8lMQeeA
20064Please respect copyright.PENANAwu8w2IB4VL
20064Please respect copyright.PENANAs2w9ZXTRuZ
Dalam waktu singkat, Rian tak bisa menahan lagi. Ia menggigit bibir, menunduk, menyentuhkan wajah ke bagian belakang kerudung Riska, menghirup dalam-dalam sambil tubuhnya menegang.
20064Please respect copyright.PENANArJElewxo0T
“Ahh…” desahan pelan, nyaris tak terdengar, dan tubuhnya melengkung.
20064Please respect copyright.PENANAsl8YC9JjFr
Riska baru sadar saat merasa jilbabnya seperti tersentuh cairan hangat. Tapi ia hanya mengernyit, tidak berpikir aneh.
20064Please respect copyright.PENANAuox7Intib2
> “Udah, Mas?”
20064Please respect copyright.PENANAi8804FsOO9
20064Please respect copyright.PENANAw302Ec1nO9
20064Please respect copyright.PENANAzVpq2xYwoX
> “Udah… makasih ya. Kamu ngerti banget ternyata.”
20064Please respect copyright.PENANA7PNyDAmQrF
20064Please respect copyright.PENANAVt7o9pDB0l
20064Please respect copyright.PENANAgTnotKmPFd
> “Hehe… padahal aku cuma ikutin omongan Mas.”
20064Please respect copyright.PENANAndWAOhLVhJ
20064Please respect copyright.PENANAllgwlWOpS2
20064Please respect copyright.PENANAgH53o2Wd7f
20064Please respect copyright.PENANAoXkg7OUFZ1
---
20064Please respect copyright.PENANAGvjfX1yTUJ
Malam hari
20064Please respect copyright.PENANAJVnHWAX3ZT
Riska baru selesai mandi dan mengganti pakaian. Jilbab kerjanya masih tergantung di dinding kamar, sedikit kusut dan mengering.
20064Please respect copyright.PENANAl66KyJU8fT
Jaka, suaminya, sedang duduk di tepi ranjang sambil memeriksa sesuatu.
20064Please respect copyright.PENANAUDeTjUjA6L
> “Ris… tadi kamu abis bantu siapa aja di kantor?”
20064Please respect copyright.PENANAx8sP3SwVLj
20064Please respect copyright.PENANAOWAH1KDy2S
20064Please respect copyright.PENANArRUqQDASAm
> “Hm? Mas Rian doang sih. Di arsip, bantu nyari file. Tapi sebelumnya aku lihat… ini aneh banget deh, Mas…”
20064Please respect copyright.PENANAYWmqQA2ssD
20064Please respect copyright.PENANAOqV7zOTbfO
20064Please respect copyright.PENANAtm1eJ5FI9e
Riska duduk di sampingnya, matanya berbinar, seperti anak kecil yang habis nonton film rahasia.
20064Please respect copyright.PENANALYo1uAEuzN
> “Tadi aku lihat temen kantor… sama Pak Hadi, ehm… kayak yang suami istri gitu…”
20064Please respect copyright.PENANAzzJciyFPik
20064Please respect copyright.PENANADDCaf0autM
20064Please respect copyright.PENANA17kzzFyMyQ
Jaka diam. Tapi tangannya mengambil jilbab yang tergantung. Ia mengendus pelan, lalu memejamkan mata.
20064Please respect copyright.PENANAbeh8VinQbY
Ada bau khas. Bau sperma.
20064Please respect copyright.PENANA85ixOH9RG2
> “Terus kamu ngapain?”
20064Please respect copyright.PENANAvnZvNdvnXW
20064Please respect copyright.PENANAQxOr0lzeh4
20064Please respect copyright.PENANAJWz0ZIXQHg
> “Cuma lihat. Terus Pak Darto juga… kayak ngintip gitu, aneh banget. Tapi serem juga… Aku langsung pergi.”
20064Please respect copyright.PENANA19lVRexUa2
20064Please respect copyright.PENANAgupGEcop3I
20064Please respect copyright.PENANAuq7SrvAus1
> “Dan Rian tadi ngapain?”
20064Please respect copyright.PENANAL4Q9v7sl4t
20064Please respect copyright.PENANAcsoDnPdFRG
20064Please respect copyright.PENANAfTdLJWpo3P
> “Nggak ngapa-ngapain… ya ngajarin trik aja, katanya biar kelihatan lebih ‘menggoda’. Tapi aku gak ngerti sih, cuma ikut aja…”
20064Please respect copyright.PENANAJZjHSdWX0j
20064Please respect copyright.PENANAPyxqIVOyuf
20064Please respect copyright.PENANAyY4r9b1MbB
Jaka tidak langsung menjawab. Tapi matanya menatap lekat ke istrinya.
20064Please respect copyright.PENANAT8nDmcri9f
> “Ris…”
20064Please respect copyright.PENANAjJS2blBGgl
20064Please respect copyright.PENANAL87Uc9TFXp
20064Please respect copyright.PENANATtFS45vqAo
> “Iya, Mas?”
20064Please respect copyright.PENANA7q039gV6eo
20064Please respect copyright.PENANAJBJcoNQ9aX
20064Please respect copyright.PENANA2A3LUU2EWk
> “Besok… jangan pakai deodoran ya.”
20064Please respect copyright.PENANAkWWmXsjtUd
20064Please respect copyright.PENANAT2k7cGMa6W
20064Please respect copyright.PENANAswlnTeDJ03
> “Lho? Emangnya kenapa?”
20064Please respect copyright.PENANAR1q1y50blY
20064Please respect copyright.PENANAIdorhQxelD
20064Please respect copyright.PENANAfeSvTIfIQ0
> “Soalnya… aroma kamu hari ini… beda. Gairah Mas… gak nahan dari tadi.”
20064Please respect copyright.PENANAD6UEuz6WC0
20064Please respect copyright.PENANA03rSBd0ELG
20064Please respect copyright.PENANAtBe2E7WKJH
Riska mengerutkan kening, malu-malu.
20064Please respect copyright.PENANAGHRUlV8LZG
> “Masa sih? Apa karena aku keringetan ya…”
20064Please respect copyright.PENANAx98JzXYxvT
20064Please respect copyright.PENANAplGu73C01y
20064Please respect copyright.PENANACOYHydP8bi
Jaka hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal:
Ada sesuatu yang berubah di dalam diri istrinya. Dan bagian terdalam dirinya—yang paling liar—suka dengan perubahan itu.
Dukung saya dengan donasi
Atau like dan share ya
Copas Linktr ke browser anda
https://linktr.ee/Ceritw
https://karyakarsa.com/DSASAXI88
ns3.145.42.128da2