
Peluh yang Menggoda
10365Please respect copyright.PENANAl6QyJzpXfJ
Hari itu kantor terasa seperti oven. AC di lantai dua rusak sejak pagi, dan semua karyawan terpaksa bekerja sambil berkeringat. Riska duduk di mejanya, sesekali menyeka peluh dari leher dengan tisu. Jilbabnya terlihat lembap di bagian dalam, dan seragam kerjanya mulai menempel di kulit.
10365Please respect copyright.PENANANsBKRhH0aP
Ia gelisah, merasa tak nyaman. Bukan karena malu, tapi karena tubuhnya terasa gerah dan bau keringat mulai tercium oleh dirinya sendiri. Ia lupa memakai deodoran hari itu. Tapi ia berusaha tetap tenang.
10365Please respect copyright.PENANAZuZgSVocb7
Di seberangnya, Rian memperhatikan diam-diam. Pandangannya tajam, penuh niat tersembunyi.
10365Please respect copyright.PENANAMDmJIeFbGj
> “Ris, ada waktu bentar? Gue bingung ngisi form buat laporan divisi. Bisa bantuin?”
10365Please respect copyright.PENANAt9c64ZC2wn
10365Please respect copyright.PENANAxTQuS6y2pp
10365Please respect copyright.PENANAZlztIZ13ea
Riska menoleh dan mengangguk cepat. “Boleh, Mas.”
10365Please respect copyright.PENANAnjZcOtEYdI
Rian membawanya ke ruang arsip kecil yang sepi dan agak gelap. Tak ada kamera, dan suara dari luar sulit terdengar. Riska berdiri di dekat rak dokumen, sementara Rian berpura-pura mencari berkas.
10365Please respect copyright.PENANA0sXZgXfGKW
> “Panas banget ya... sampe serasa mandi keringat.”
10365Please respect copyright.PENANAtcpMSI0fdy
10365Please respect copyright.PENANAi7mn9ZIiOv
10365Please respect copyright.PENANAWsnkWWwHp0
> “Iya, Mas... aku juga risih banget. Maaf ya kalau... bau.”
10365Please respect copyright.PENANAq8ukUc6zhh
10365Please respect copyright.PENANAfK1KzBwpcw
10365Please respect copyright.PENANAMgCHT6PhqV
Rian tertawa kecil. “Justru... itu bikin kamu beda dari yang lain. Nggak semua cewek bisa kayak kamu—natural.”
10365Please respect copyright.PENANAktGB1HHQC0
Riska tersenyum kikuk. “Hehe... gitu ya...”
10365Please respect copyright.PENANA8S6c215l7q
> “Eh, kamu sering pegel-pegel nggak sih pas kerja duduk terus?”
10365Please respect copyright.PENANACa2uXbp692
10365Please respect copyright.PENANAD69tpY4gai
10365Please respect copyright.PENANAXw2GGD0N1E
> “Lumayan sih... kenapa?”
10365Please respect copyright.PENANASnLoXpeNjz
10365Please respect copyright.PENANAwezEYRrvgk
10365Please respect copyright.PENANAMRFSszOPha
> “Gue pernah belajar dikit soal pijat ringan. Mau coba?”
10365Please respect copyright.PENANACeFUltFo2s
10365Please respect copyright.PENANAEQ2UtSjIPP
10365Please respect copyright.PENANAyLlfINjikt
Riska ragu. Tapi karena merasa nggak enak menolak dan karena Rian terdengar yakin, ia mengangguk pelan.
10365Please respect copyright.PENANAzD8keTr9EA
> “Oke, tapi jangan keras-keras ya... aku gampang geli.”
10365Please respect copyright.PENANAsBfCQ61XDg
10365Please respect copyright.PENANA0jBg6e0t1T
10365Please respect copyright.PENANAv2mQaJAJvC
> “Tenang... gue pelan.”
10365Please respect copyright.PENANArT55lq5Bbk
10365Please respect copyright.PENANAiS7MrBEoN6
10365Please respect copyright.PENANAx5raiY66xw
Rian menyuruh Riska berdiri dan mengangkat tangan tinggi. Ia berdiri di belakang Riska, memandunya pelan seolah gerakan peregangan. Tubuhnya makin dekat... dan akhirnya menempel.
10365Please respect copyright.PENANA6YbUHPYYyV
Bagian bawah tubuh Rian menekan pantat Riska. Lembut, seperti sengaja tapi dibalut alasan profesional. Riska sempat kaget... tapi tidak bergerak. Ia bingung—harus menolak atau diam?
10365Please respect copyright.PENANAfZilSGcJVk
> “Nah, titik tegangnya di sini...” bisik Rian sambil menekan lembut sisi tubuh Riska, dekat ketiaknya yang lembap.
10365Please respect copyright.PENANALZdvnR1P41
10365Please respect copyright.PENANA60ZOdobFT8
10365Please respect copyright.PENANA8Gsl5gnWet
Rian pura-pura fokus, padahal ia sedang menghirup aroma tubuh Riska dari dekat. Peluh segar, asin, dan bau alami perempuan yang belum terkontaminasi parfum.
10365Please respect copyright.PENANAQipXTOS8T2
> “Rileks ya, Ris... tarik nafas pelan...”
10365Please respect copyright.PENANA27AMXK3wC6
10365Please respect copyright.PENANAOqt2Zx4Nn1
10365Please respect copyright.PENANAP6m6IHs0ZJ
Riska menurut. Matanya merem. Nafasnya berat. Entah kenapa, tubuhnya terasa hangat. Ada getaran aneh di bagian bawah perutnya. Ia tak tahu... apakah ini salah?
10365Please respect copyright.PENANAMR53N49UPr
Di belakang, Rian makin menekan bagian bawah tubuhnya, gerakan kecil dan pelan... cukup untuk mencari pelepasan. Napasnya mulai memburu. Riska bisa merasakannya—tapi tetap diam. Bingung. Antara takut dan... menikmati?
10365Please respect copyright.PENANAvJ1aDROAIM
Dalam hitungan detik, tubuh Rian menegang. Ia menahan erangan, lalu perlahan mundur satu langkah.
10365Please respect copyright.PENANAOfiN4BTkQm
> “Sorry... tadi... kebablasan. Tapi kamu luar biasa, Ris.”
10365Please respect copyright.PENANAS0WZa1T0Vk
10365Please respect copyright.PENANAbKHda4W86R
10365Please respect copyright.PENANABwGYOog5aZ
Riska tak menjawab. Tubuhnya gemetar. Di antara rasa bersalah... ada kenikmatan yang baru ia kenali.
10365Please respect copyright.PENANA5mWYgcrprl
10365Please respect copyright.PENANAtOmDe1YqNv
---
10365Please respect copyright.PENANAYnudWV2Kd0
Malamnya... di rumah
10365Please respect copyright.PENANAlwNkkjyVL7
Riska duduk di ranjang, termenung. Jaka yang sedang mengganti baju, menatapnya heran.
10365Please respect copyright.PENANAhp63AyL2zu
> “Kenapa, Sayang? Kamu diem banget.”
10365Please respect copyright.PENANAeNx7B63RNl
10365Please respect copyright.PENANALDxXR0b3Td
10365Please respect copyright.PENANASsRZ9x1U9K
> “Aku... aku tadi di kantor... digituin Mas Rian.”
10365Please respect copyright.PENANAsrqP65CBn5
10365Please respect copyright.PENANAL7vwmVQp4d
10365Please respect copyright.PENANAMYyq3jhQIh
Jaka diam. Lalu duduk di sebelah Riska. “Digimanain?”
10365Please respect copyright.PENANAEsGpUrZ0RA
Riska pelan-pelan cerita. Tentang ruangan kecil. Keringat. Sentuhan. Sampai tekanan dari belakang. Ia bahkan mengaku tak menolak, dan... menikmati. Wajahnya merah saat bilang itu.
10365Please respect copyright.PENANAFYadt8ChpY
Jaka menunduk. Matanya kosong sebentar. Tapi bukan marah yang keluar—melainkan napas panjang dan lirih.
10365Please respect copyright.PENANAxQZpX4o3lG
> “Pas kamu pulang tadi... aku cium badan kamu. Dan... aromamu itu... asli. Keringatmu. Asem. Tapi... aku malah bergairah.”
10365Please respect copyright.PENANAPDDQwggPkL
10365Please respect copyright.PENANALqPGNGObdX
10365Please respect copyright.PENANA9r0kDUueh8
Riska menoleh, terkejut.
10365Please respect copyright.PENANAE298WEFz7u
> “Mulai sekarang... jangan pake deodoran lagi. Jangan tutupi baumu. Aku suka... kamu yang asli.”
10365Please respect copyright.PENANABOLiSmOMNv
10365Please respect copyright.PENANA4quqYPn8nh
10365Please respect copyright.PENANAwaq0Mduq9o
Ia mencium leher Riska—menempelkan bibir di kulit yang masih sedikit basah. Ia menjilat pelan. Riska merem, tubuhnya merinding.
10365Please respect copyright.PENANA0J4SI63C8B
Untuk pertama kalinya... ia merasa dilihat sebagai perempuan. Bukan hanya istri. Tapi tubuh, aroma, dan gairahnya... diinginkan.
10365Please respect copyright.PENANA9opIfGieC3
Dan malam itu... dimulailah perjalanan baru yang lebih liar.