
Chapter 1: Riska yang Kukenal
14322Please respect copyright.PENANALKeopctvEX
Namaku Jaka. Seorang suami biasa dengan hidup yang... sampai beberapa bulan lalu, rasanya adem-adem aja. Aku kerja kantoran, gajian tiap bulan cukup buat hidup layak. Istriku, Riska, wanita paling kalem yang pernah aku kenal. Lulusan kampus Islam, pintar, lembut, dan—kalau boleh jujur—terlalu baik buat dunia ini.
14322Please respect copyright.PENANAYaaMZppFNp
Riska itu tipe perempuan yang kalau aku ajak ngobrol agak ‘dewasa’ aja langsung bilang, “Mas... astaghfirullah.” Bahkan waktu malam pertama dulu, dia malu-malu banget. Sering kali aku yang harus ngerem diri sendiri, karena dia terlalu takut ‘dosa’.
14322Please respect copyright.PENANAHr6ZRBD9BB
Tapi aku suka itu. Aku suka Riska yang polos, sholehah, dan selalu menunduk kalau bicara sama lawan jenis. Dia bikin aku ngerasa tenang. Rumah jadi kayak surga kecil.
14322Please respect copyright.PENANAWNN1uBDZAb
Lalu dia mulai kerja lagi.
14322Please respect copyright.PENANAv4nGtqj0vb
14322Please respect copyright.PENANAmQRdYsgoh2
---
14322Please respect copyright.PENANA3v0SvnccM0
Awalnya aku yang mendorong dia balik ke dunia kerja. Sayang ilmunya kalau nggak dipakai. Setelah nganggur dua tahun lebih, akhirnya dia dapat kerja di kantor distributor alat kesehatan. Posisi administrasi, katanya nggak terlalu berat.
14322Please respect copyright.PENANAlt3cCrT7TX
Dari awal dia masuk, aku bisa lihat semangatnya. Tiap pagi dandan lebih rapi, kadang pakai lipstik tipis yang nggak pernah dia sentuh waktu jadi ibu rumah tangga.
14322Please respect copyright.PENANAAM9kjBXebo
Aku bangga, tapi juga... jujur aja, mulai ada rasa asing. Tapi kubuang jauh-jauh. Mungkin cuma aku yang terlalu sensitif.
14322Please respect copyright.PENANAErj2dlBiBq
14322Please respect copyright.PENANAmEwSInwbLT
---
14322Please respect copyright.PENANAQajlUzqUIW
Setelah beberapa minggu kerja, Riska mulai sering cerita soal teman-teman kantornya. Ada satu nama yang paling sering disebut: Nina.
14322Please respect copyright.PENANAiNrwwu29dw
“Nina itu rame banget, Mas. Orangnya asik, suka becandain aku. Tapi kadang... agak frontal,” katanya sambil senyum-senyum sendiri.
14322Please respect copyright.PENANAR0szrk2Lfg
“Frontal gimana?”
14322Please respect copyright.PENANAr6hZcS4C4h
“Ya... suka bahas hal-hal yang agak ‘nakal’. Tadi aja dia cerita soal cowoknya yang suka minta difoto pakai lingerie. Aku sampe kaget, ‘Astaga, Na! Kamu ngomong gitu ke aku?’ Eh dia malah bilang, ‘Ris, kamu tuh kudu belajar nakal dikit, masa iya suami kamu nggak penasaran?’”
14322Please respect copyright.PENANAWqc172fvbs
Aku ketawa hambar. “Terus kamu jawab apa?”
14322Please respect copyright.PENANAXDhax5duPw
“Aku bilang, ‘Gila kamu, Na. Aku mana bisa kayak gitu.’ Tapi terus dia godain lagi, katanya, ‘Justru karena kamu polos, makanya seru kalau dicoba.’”
14322Please respect copyright.PENANAYtrFmEXg20
Riska ketawa. Tapi aku cuma diam.
14322Please respect copyright.PENANA5GIYKz25Vg
Aku tahu Riska masih polos. Tapi dari caranya cerita, dari cara dia ketawa—ada yang berbeda. Seakan... dia nggak sepenuhnya nolak obrolan itu.
14322Please respect copyright.PENANAsj3SJ5hIv7
14322Please respect copyright.PENANAZMdGGN7KDx
---
14322Please respect copyright.PENANA2eJpcRCGNB
Beberapa malam kemudian, Riska ngajak nonton film barat yang biasanya nggak dia lirik.
14322Please respect copyright.PENANAugt6KDUSuf
“Katanya bagus ceritanya,” ujarnya sambil buka laptop.
14322Please respect copyright.PENANAcj8Z0Q5wXU
Film itu... ya, memang bagus. Tapi ada beberapa adegan ranjang yang cukup eksplisit. Biasanya Riska langsung tutup mata. Tapi kali ini dia nonton aja, meski agak kaku.
14322Please respect copyright.PENANAprJ5HcYvVi
“Geli ya?” tanyaku, coba ledek.
14322Please respect copyright.PENANARZ8JYIdOkf
Dia nyengir. “Enggak. Cuma... penasaran aja. Di kantor suka dibahas juga.”
14322Please respect copyright.PENANAs1oiOlni3m
Aku mengangguk pelan, tapi pikiranku nggak bisa tenang. Ini udah beda dari Riska yang biasa ngerasa berdosa kalau cuma denger lagu cinta terlalu romantis.
14322Please respect copyright.PENANAEPiDGqYbkc
14322Please respect copyright.PENANAuEH5NiHOwY
---
14322Please respect copyright.PENANA53ACp7biQl
Suatu sore, aku jemput dia karena hujan turun deras dan dia ketinggalan jas hujan. Kantornya sepi, tinggal beberapa orang.
14322Please respect copyright.PENANASaP5rwzIz7
Dari jauh aku lihat Riska lagi ngobrol sama seorang pria—tinggi, necis, wajahnya tenang dan karismatik. Aku tahu dari ceritanya, itu pasti Pak Arman, atasannya.
14322Please respect copyright.PENANAHgC2lU1UGZ
Pak Arman menyodorkan map sambil tersenyum. Tangannya sempat menyentuh lengan Riska, sekilas aja. Tapi cukup bikin dadaku hangat—bukan karena cinta, tapi karena cemburu.
14322Please respect copyright.PENANA1OatgbYS33
Riska kaget waktu lihat aku. “Mas? Tumben jemput.”
14322Please respect copyright.PENANAJrba1vYuYb
“Hujannya deres,” jawabku datar.
14322Please respect copyright.PENANAdC58p3dmcL
Pak Arman melirikku. “Wah, suami siaga, nih. Istri Ibu Riska ini rajin banget. Beruntung Bapak.”
14322Please respect copyright.PENANAmDVSyXDTQR
Aku senyum sopan. Tapi hati rasanya nggak nyaman.
14322Please respect copyright.PENANA2JnKeMF3rd
Di perjalanan pulang, aku tanya, “Itu Pak Arman ya?”
14322Please respect copyright.PENANAHf0qYNsfKl
“Iya. Orangnya baik, profesional kok. Nggak macem-macem.”
14322Please respect copyright.PENANA32RfobxVyR
Aku cuma mengangguk. Tapi tetap aja, ada rasa nggak enak. Aku tahu tipe-tipe pria seperti dia. Sopan di luar, tapi licin kalau ada celah.
14322Please respect copyright.PENANAIdFS4vaikO
14322Please respect copyright.PENANAqasJ40TmCX
---
14322Please respect copyright.PENANAqjL2JroAJ4
Malamnya, aku lihat Riska pegang HP sambil senyum-senyum kecil. Kupikir dia lagi chatting sama Nina. Tapi pas dia ke kamar mandi, notifikasi masuk: “Kang Ujang OB: hehe iya Bu, saya ingat yang kemarin...”
14322Please respect copyright.PENANAgujmqsTXZ4
Aku nggak sempat baca lanjutannya. Dan aku juga nggak nanya. Belum.
14322Please respect copyright.PENANAerof1XUhLN
Mungkin cuma obrolan biasa. Mungkin juga bukan apa-apa.
14322Please respect copyright.PENANA9lJFDXeEnD
Tapi rasanya... semua yang terjadi belakangan ini, kayak potongan puzzle yang belum nyatu. Riska yang makin sering tertawa sendiri. Riska yang mulai terbuka bahas hal-hal yang dulu dia anggap tabu. Riska yang... bukan lagi Riska yang kukenal dulu.
14322Please respect copyright.PENANAN2mL5rlM9N
Tapi apakah ini cuma perubahan biasa? Atau... awal dari sesuatu yang lebih dalam?
14322Please respect copyright.PENANAjeoSd8AGpP
Entahlah.
14322Please respect copyright.PENANAJXyXyb7NLP
Untuk sekarang, aku cuma bisa mengamati. Dan berharap... semua ini cuma pikiran berlebih dari seorang suami yang terlalu mencintai istrinya.