
Chapter 1: Riska yang Kukenal
16989Please respect copyright.PENANARMih6KzTiP
Namaku Jaka. Seorang suami biasa dengan hidup yang... sampai beberapa bulan lalu, rasanya adem-adem aja. Aku kerja kantoran, gajian tiap bulan cukup buat hidup layak. Istriku, Riska, wanita paling kalem yang pernah aku kenal. Lulusan kampus Islam, pintar, lembut, dan—kalau boleh jujur—terlalu baik buat dunia ini.
16989Please respect copyright.PENANA9Va5p01MNO
Riska itu tipe perempuan yang kalau aku ajak ngobrol agak ‘dewasa’ aja langsung bilang, “Mas... astaghfirullah.” Bahkan waktu malam pertama dulu, dia malu-malu banget. Sering kali aku yang harus ngerem diri sendiri, karena dia terlalu takut ‘dosa’.
16989Please respect copyright.PENANAn6cgtgqBsj
Tapi aku suka itu. Aku suka Riska yang polos, sholehah, dan selalu menunduk kalau bicara sama lawan jenis. Dia bikin aku ngerasa tenang. Rumah jadi kayak surga kecil.
16989Please respect copyright.PENANAc2U8sTQ7N7
Lalu dia mulai kerja lagi.
16989Please respect copyright.PENANAGr9uWPDiOc
16989Please respect copyright.PENANAm0CmfbPsit
---
16989Please respect copyright.PENANAbCKxPKI8Oh
Awalnya aku yang mendorong dia balik ke dunia kerja. Sayang ilmunya kalau nggak dipakai. Setelah nganggur dua tahun lebih, akhirnya dia dapat kerja di kantor distributor alat kesehatan. Posisi administrasi, katanya nggak terlalu berat.
16989Please respect copyright.PENANAzOSMf9XDyi
Dari awal dia masuk, aku bisa lihat semangatnya. Tiap pagi dandan lebih rapi, kadang pakai lipstik tipis yang nggak pernah dia sentuh waktu jadi ibu rumah tangga.
16989Please respect copyright.PENANAm2YHnUcUgu
Aku bangga, tapi juga... jujur aja, mulai ada rasa asing. Tapi kubuang jauh-jauh. Mungkin cuma aku yang terlalu sensitif.
16989Please respect copyright.PENANA7XcmLvL2O9
16989Please respect copyright.PENANAmUMWROpjjG
---
16989Please respect copyright.PENANA59RYcFzt4h
Setelah beberapa minggu kerja, Riska mulai sering cerita soal teman-teman kantornya. Ada satu nama yang paling sering disebut: Nina.
16989Please respect copyright.PENANAWQSFKgkHNX
“Nina itu rame banget, Mas. Orangnya asik, suka becandain aku. Tapi kadang... agak frontal,” katanya sambil senyum-senyum sendiri.
16989Please respect copyright.PENANA1ZmNKCrTQc
“Frontal gimana?”
16989Please respect copyright.PENANAljKDKV37TO
“Ya... suka bahas hal-hal yang agak ‘nakal’. Tadi aja dia cerita soal cowoknya yang suka minta difoto pakai lingerie. Aku sampe kaget, ‘Astaga, Na! Kamu ngomong gitu ke aku?’ Eh dia malah bilang, ‘Ris, kamu tuh kudu belajar nakal dikit, masa iya suami kamu nggak penasaran?’”
16989Please respect copyright.PENANAyhINx5kZ01
Aku ketawa hambar. “Terus kamu jawab apa?”
16989Please respect copyright.PENANAczbL813YkB
“Aku bilang, ‘Gila kamu, Na. Aku mana bisa kayak gitu.’ Tapi terus dia godain lagi, katanya, ‘Justru karena kamu polos, makanya seru kalau dicoba.’”
16989Please respect copyright.PENANAw2yjnufcRn
Riska ketawa. Tapi aku cuma diam.
16989Please respect copyright.PENANAMDTFoiONaE
Aku tahu Riska masih polos. Tapi dari caranya cerita, dari cara dia ketawa—ada yang berbeda. Seakan... dia nggak sepenuhnya nolak obrolan itu.
16989Please respect copyright.PENANAi6zCckehcp
16989Please respect copyright.PENANAbUwY4tHl7s
---
16989Please respect copyright.PENANAZyaQ8j5Y9d
Beberapa malam kemudian, Riska ngajak nonton film barat yang biasanya nggak dia lirik.
16989Please respect copyright.PENANAcnauGsXX8U
“Katanya bagus ceritanya,” ujarnya sambil buka laptop.
16989Please respect copyright.PENANAbLZb90CkrS
Film itu... ya, memang bagus. Tapi ada beberapa adegan ranjang yang cukup eksplisit. Biasanya Riska langsung tutup mata. Tapi kali ini dia nonton aja, meski agak kaku.
16989Please respect copyright.PENANAi6bH1Rp2bp
“Geli ya?” tanyaku, coba ledek.
16989Please respect copyright.PENANAuKrr34m9de
Dia nyengir. “Enggak. Cuma... penasaran aja. Di kantor suka dibahas juga.”
16989Please respect copyright.PENANA0x9Jk4Li1r
Aku mengangguk pelan, tapi pikiranku nggak bisa tenang. Ini udah beda dari Riska yang biasa ngerasa berdosa kalau cuma denger lagu cinta terlalu romantis.
16989Please respect copyright.PENANAgopp37Lj4y
16989Please respect copyright.PENANAWldbvLjNS9
---
16989Please respect copyright.PENANAcpB6UmZHiO
Suatu sore, aku jemput dia karena hujan turun deras dan dia ketinggalan jas hujan. Kantornya sepi, tinggal beberapa orang.
16989Please respect copyright.PENANAcnxz2Ci7QQ
Dari jauh aku lihat Riska lagi ngobrol sama seorang pria—tinggi, necis, wajahnya tenang dan karismatik. Aku tahu dari ceritanya, itu pasti Pak Arman, atasannya.
16989Please respect copyright.PENANAXloNnBIREV
Pak Arman menyodorkan map sambil tersenyum. Tangannya sempat menyentuh lengan Riska, sekilas aja. Tapi cukup bikin dadaku hangat—bukan karena cinta, tapi karena cemburu.
16989Please respect copyright.PENANAGqeyKjSzLv
Riska kaget waktu lihat aku. “Mas? Tumben jemput.”
16989Please respect copyright.PENANAoEh9FhEn6z
“Hujannya deres,” jawabku datar.
16989Please respect copyright.PENANAgdyBSEIm3v
Pak Arman melirikku. “Wah, suami siaga, nih. Istri Ibu Riska ini rajin banget. Beruntung Bapak.”
16989Please respect copyright.PENANACeJczg8vDa
Aku senyum sopan. Tapi hati rasanya nggak nyaman.
16989Please respect copyright.PENANAExOhqLuLZo
Di perjalanan pulang, aku tanya, “Itu Pak Arman ya?”
16989Please respect copyright.PENANAzGDuQ1Hhkl
“Iya. Orangnya baik, profesional kok. Nggak macem-macem.”
16989Please respect copyright.PENANAgHvMPt0O4H
Aku cuma mengangguk. Tapi tetap aja, ada rasa nggak enak. Aku tahu tipe-tipe pria seperti dia. Sopan di luar, tapi licin kalau ada celah.
16989Please respect copyright.PENANAH9UKcqr6FC
16989Please respect copyright.PENANAXRqT2b6GUl
---
16989Please respect copyright.PENANAzzZ334M0lI
Malamnya, aku lihat Riska pegang HP sambil senyum-senyum kecil. Kupikir dia lagi chatting sama Nina. Tapi pas dia ke kamar mandi, notifikasi masuk: “Kang Ujang OB: hehe iya Bu, saya ingat yang kemarin...”
16989Please respect copyright.PENANAsUhd4BYJuO
Aku nggak sempat baca lanjutannya. Dan aku juga nggak nanya. Belum.
16989Please respect copyright.PENANAcIsin4bOKT
Mungkin cuma obrolan biasa. Mungkin juga bukan apa-apa.
16989Please respect copyright.PENANA0TiL8hS35F
Tapi rasanya... semua yang terjadi belakangan ini, kayak potongan puzzle yang belum nyatu. Riska yang makin sering tertawa sendiri. Riska yang mulai terbuka bahas hal-hal yang dulu dia anggap tabu. Riska yang... bukan lagi Riska yang kukenal dulu.
16989Please respect copyright.PENANA6XeuBmb1Ym
Tapi apakah ini cuma perubahan biasa? Atau... awal dari sesuatu yang lebih dalam?
16989Please respect copyright.PENANAyEsT9Pbgmf
Entahlah.
16989Please respect copyright.PENANA4vs3lQeDwY
Untuk sekarang, aku cuma bisa mengamati. Dan berharap... semua ini cuma pikiran berlebih dari seorang suami yang terlalu mencintai istrinya.