Perubahan Istri alim dan Polos - Sensasi baru

Hasrat yang Tak Terpenuhi

POV Riska

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk6thRFQtKX

Tubuhku mungkin terlalu ‘rapi’ untuk ukuran ibu-ibu muda. Kulitku masih putih, nyaris tanpa flek, mungkin karena aku rajin pakai lotion sejak SMA. Payudaraku 36, masih kencang, kadang bikin Nina iri tiap kami ganti baju di ruang ganti kantor. Pinggulku lebar, bokongku penuh—katanya itu bentuk ideal untuk "menggendong kenikmatan", apapun maksud Nina dengan istilah itu.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMy5zcAcCh

Wajahku biasa, kata orang sih manis. Tapi kata Mas Jaka, "Wajah kamu tuh adem, Ris. Enak dilihat, nggak pernah bikin capek." Aku senang dengarnya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini aku ingin ada yang bilang... wajahku menggoda. Nakal. Atau bahkan bikin deg-degan.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbl0y2EiiJz

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4NIHlREf7

---

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXilaQxJod

Di kantor, obrolan Nina makin menggila. Hari itu dia cerita sambil makan siomay.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe72GPiRQt9

“Ris, kamu tahu nggak... batang yang panjang tuh nggak cuma nikmat pas masuk, tapi rasanya beda di dalam. Kayak... ngegesek bagian dalam yang kamu bahkan nggak tahu kamu punya.”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9gWogoDsUx

Aku nyaris keselek. “Nina!”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolImQwUwvS

Dia ketawa, nyolek lenganku. “Kamu tuh harus belajar ngerasain, bukan cuma nurut.”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOlV55mpRu2

Kepalaku menunduk, wajahku panas. Tapi... jujur, ada yang geli dalam perutku.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi5OMe7CKru

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5KbqclsK3j

---

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4iKz3ScgM

Sore itu, aku disuruh antar berkas ke ruang Pak Arman. Ruangan sempit, dan dia berdiri di belakangku waktu aku membungkuk menata map.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM2h3tq5c4G

Lalu... aku merasakan sesuatu. Ada bagian keras dari tubuhnya menyentuh pantatku. Awalnya cuma singgungan, tapi lalu dia tidak mundur. Bahkan sedikit bergerak. Seolah—menggesek.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡScU6QtPZSE

Tubuhku membeku. Aku ingin menoleh, tapi suara Pak Arman tetap datar, seperti biasa.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjibNyAN8tH

“Yang ini kamu simpan di rak atas ya, Bu Riska.”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY21tjcx4mU

Tangannya menunjuk, tapi tetap berdiri dekat. Bagian keras itu terus bersentuhan dengan bokongku.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVuzIGvyM9X

Aku diam.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡicyCItJuzq

Bukan karena tidak tahu apa yang terjadi... tapi karena aku bingung dengan reaksi tubuhku. Rasanya aneh. Hangat. Merinding. Tapi bukan takut—melainkan seperti digelitik dari dalam.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1XcH2D2qms

Dan aku tidak bergerak. Tidak menjauh.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJBBduuRgp

Ketika akhirnya dia mundur, aku masih berdiri di tempat, jantungku berdegup kencang. Kaki lemas.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQszNCuKk1O

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjONoyJXLjc

---

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn2ijQ2df3k

Setengah jam kemudian, aku ke pantry. Di sana ada Bang Udin, OB kantor yang sedang mengangkat galon.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubBznTYR53

Dia membungkuk, dan aku melihat... sesuatu.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe0mCjxXuLM

Celananya tipis, mungkin terlalu tipis untuk ukuran pria sebesar dia. Dan di baliknya, jelas terlihat bentuk yang—besar. Panjang. Menggantung ke samping. Terlalu nyata untuk diabaikan.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Uz5OFVzql

Aku menelan ludah. Pura-pura tidak lihat. Tapi mataku sempat menangkap cukup banyak.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVdzBgIc0Mt

Bang Udin berdiri dan tersenyum sopan padaku. “Mau dibantu, Bu?”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkt8JPC6IKi

“Enggak, makasih Bang.”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpL9wxP9Edq

Aku cepat-cepat keluar.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ19XYCNNy5F

Tapi sepanjang perjalanan ke meja, bayangan itu terus ada di kepala. Aku bahkan tak bisa fokus kerja. Dan yang lebih parah... bagian dalam pahaku mulai hangat.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jMKRmtl0V

Aku mencoba tahan. Tapi rasanya seperti luka gatal yang tak bisa digaruk.

Malam itu, tubuhku terasa panas sejak sampai rumah. Pikiranku terus dipenuhi oleh sentuhan-sentuhan siang tadi—gesekan dari Pak Arman, bayangan tentang bentuk kelamin Bang Udin yang mencolok, dan obrolan Nina yang masih menggema di telingaku.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA0xMepfceA

Mas Jaka mendekat seperti biasa, merangkulku dari belakang saat kami sudah di tempat tidur. Tapi kali ini, pelukannya langsung membuatku gelisah. Ada rasa tegang dan berdebar yang tak biasa.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpN5VvCCzO

“Kamu capek?” bisiknya sambil mencium leherku pelan.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWbdb2FUWHJ

Aku menggeleng, “Nggak... aku pengin.”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBQ2fMIY2y

Suaraku keluar lebih berat dari biasanya.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ygnLk4jY3

Ia tampak senang, langsung membalik tubuhku menghadap ke arahnya. Ciumannya lembut di awal, seperti biasa, tapi aku membalas dengan lebih cepat—lebih rakus. Lidahku menari di bibirnya, tanganku mencengkeram rambutnya. Bahkan aku sendiri terkejut dengan caraku.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFmgEHyvQw

“Ris... kamu kenapa?” gumamnya di sela-sela ciuman.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ17oFwCQf2R

Aku tak menjawab, hanya mendesah. Saat bibirnya turun ke leher dan dada, desahanku keluar tanpa filter.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ01Auijjy0M

“Ahh... iya... terus... jangan berhenti, Mas... dalam... lebih dalam...”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6IV36Nmeoy

Kata-kataku meluncur begitu saja. Tidak kupikirkan. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Tubuhku haus, basah, menegang. Pinggulku bergerak sendiri, menekan ke arahnya, meminta lebih.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8yTKrITafw

Jaka tampak kaget. Tangannya gemetar, tapi sorot matanya mulai liar. Dia jarang melihatku seperti ini. Biasanya aku hanya diam atau sesekali menggeliat pelan. Tapi kali ini... aku mengerang seperti perempuan yang tak pernah disentuh bertahun-tahun.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbAtVhhq5Jx

Dan dia suka itu.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQLA76WDMX

Masuknya terasa cepat. Mungkin terlalu cepat. Aku langsung menggigit bibir saat dia mendorong dalam. Tapi... bukan karena kenikmatan yang kupikirkan—melainkan karena aku berharap lebih.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJo20EjITwp

“Tuhan... Riska...” desah Jaka, napasnya mulai memburu.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYA8oukFsYZ

Gerakannya makin cepat, makin keras. Aku mencakar punggungnya, membisikkan kata-kata liar tanpa sadar.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBQB78deiT

“Iya... iya Mas... ahh... cepet... dalemin lagi... kencengin... aku mau... mau banget...”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXzEpsFgCP

Jaka mendesah keras, peluhnya jatuh di atas tubuhku. Lalu... dia menegang. Tubuhnya berhenti bergerak.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wvAMlIR6J

Dan aku tahu, dia sudah sampai lebih dulu.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0PCqSUJoF9

Aku terdiam. Nafasku masih berat. Tubuhku masih gemetar, tapi ada sesuatu yang... kosong.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH5ipfIZsI4

Dia mencium keningku. “Kamu luar biasa malam ini...”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6L0WQfLLO

Aku tersenyum samar. “Aku... juga ngerasa luar biasa, Mas.”

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hIennRiI1

Tapi sebenarnya, di dalam hatiku—ada rasa heran. Kenapa tubuhku belum lega? Kenapa rasanya seperti... belum benar-benar selesai?

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfKyZyWkjw6

Aku mencoba menghibur diri. Mungkin ini memang orgasme. Mungkin ini rasanya. Aku belum pernah sekeras ini sebelumnya, jadi wajar kalau rasanya aneh.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd3B3GyUPpL

Tapi ketika Jaka tertidur cepat, pelukannya hangat dan damai... aku hanya bisa menatap langit-langit.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLcw2wdNB41

Tubuhku terasa panas, tapi belum meledak.

10590Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fcP9zcbdo

Dan untuk pertama kalinya... aku mulai bertanya-tanya:

"Apa benar, tubuhku menanti sesuatu yang lebih besar? Lebih dalam? Lebih mengguncang dari yang pernah kubayangkan?"

LIke dan share ya ke medsos kalian kawan

biar smangat melanjtkan cerita

ns3.148.182.254da2

Sensasi baru

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: