
Hari ini Pak Aziz menghubungiku untuk membicarakan tentang janjian kita yang kemarin. Pak Aziz bilang, supaya aku menginap di rumahnya gak lagi di Masjid. Aku terkejut mendengarnya, sekaligus senang. Meski Pak Aziz sudah lama, sekitar belasan tahun tinggal di Jogja, Pak Aziz gak memiliki rumah sendiri. Pak Aziz selalu kontrak dari satu rumah ke rumah lain. Sampai Pak Aziz ditawari oleh Takmir Masjid untuk tinggal di Masjid sekalian untuk bersih-bersih disana.
3774Please respect copyright.PENANARGwuCJmwKq
Pak Aziz terlihat senang sekali saat video call sama aku, dia menceritakan kebahagiaannya yang gak bisa dia bendung. Sejak dulu, dia memimpikan memiliki rumah sendiri dan baru beberapa hari terakhir Pak Aziz bisa mewujudkan mimpinya itu. Itu semua gak luput karena kerja keras, kesabaran dan kebaikan dari orang tua Rohman.
3774Please respect copyright.PENANAm3dA7nTL22
Pak Aziz pernah bilang kalau Pak Aziz sebatangkara di Jawa, tetapi kenyataannya gak demikian. Sejak Pak Aziz menapakkan kakinya di Jogja, Pak Aziz gak sendirian. Dan baru aku ketahui, ayah Rohman adalah kakak sepupu dari Pak Aziz. Jadi jelas kenapa Pak Aziz mengganggapnya keponakan.
3774Please respect copyright.PENANAGw98PXiktj
Setelah Pak Aziz menceritakan banyak hal tentang dirinya, Pak Aziz bercerita tentang Ilham. Kata Pak Aziz, Ilham adalah yatim piatu. Dia tinggal bersama neneknya yang sudah tua di rumah sederhana.
3774Please respect copyright.PENANAGHSKFV0xI9
Mendengar pengakuan Pak Aziz aku sempat gak percaya, karena Ilham adalah peranakan China. Yang tentu saja, stereotype di masyarakat, Chindo itu pasti kaya. Ternyata aku salah, setelah aku mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham.
3774Please respect copyright.PENANAfaqNBLNndV
Meski Ilham tergolong hidup dengan neneknya dengan kehidupan yang sederhana, tetapi nenek Ilham memiliki toko sembako di depan rumahnya. Dalam pikiranku, mungkin itu yang membedakan pribumi dengan peranakan China.
3774Please respect copyright.PENANAKaHQFffPGj
Kata Pak Aziz, sekarang yang menjaga Masjid gak hanya Pak Aziz saja. Ilham ikut menemani Pak Aziz disana. Aku sedikit sedih sebenarnya mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham, karena nasibku dengan Ilham serupa.
3774Please respect copyright.PENANA6gbkN6r10s
Sejak kecil aku hidup bersama kekek buyutku. Aku gak tau gimana wajah ayahku, gimana wajah ibuku. Bahkan wajah kakek dan nenekku saja aku gak tau. Gak sadar aku meneteskan air mata. Ntah kenapa semakin memikirkan orang tuaku, aku semakin terisak. Dadaku menjadi sesak, bahkan rasanya begitu menyakitkan. Sebenarnya kakekku sengaja menyembunyikan identitas orang tuaku, dengan tujuan agar aku gak bersedih. Bahkan apa yang dialami orang tuaku, aku mengetahuinya setelah aku sudah cukup umur saat aku sudah memasuki usia SMA. Sejak kecil, aku menempuh pendidikanku di Pesantren. Itu menyebabkan aku bercadar sampai saat ini.
3774Please respect copyright.PENANAyvOJypPBHw
Setelah aku mendengar kenyataan pahit yang dialami orang tuaku, pandanganku berubah. Aku gak lagi konservatif seperti sebelumnya, seperti saat aku di Pesantren. Aku tau konsekuensi dari apa yang dilakukan orang tuaku. Gak hanya sekedar memahami, aku sangat-sangat memahami hudud di dalam hukum fiqh.
3774Please respect copyright.PENANAkUNv7wN6ww
Tetapi saat hukum tersebut, menimpa orang yang aku sayang. Pandanganku semakin gelap. Lalu aku bandingkan dengan hukum positif yang aku pelajari dari buku-buku yang aku baca secara otodidak. Apa yang dialami orang tuaku sangat-sangat gak adil. Bagaimana engga, hukum yang seharusnya gak lagi relevan di abad modern, tetapi masih diterapkan di Aceh. Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Perasaanku begitu sesak membayangkan penderitaan orang tuaku. Apalagi mereka masih di bawah umur, yang harus menanggung beban mental yang gak mudah.
3774Please respect copyright.PENANA5ruon2sgdf
"Mbak nangis?", Tanya Pak Aziz yang saat ini sedang video call dengan aku.
3774Please respect copyright.PENANAOgVXccHqal
"Engga Pak", kataku berbohong sambil mengusap air mataku.
3774Please respect copyright.PENANAnC4z9g4Mem
"Jangan bohong Mbak, saya tau itu!!", Kata Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAKBmfUu0M7j
Ntah kenapa tangisku semakin meledak, "Pertemukan saya sama Ilham Pak!!", Kataku dengan terisak.
3774Please respect copyright.PENANAKhuuYWtuHU
Kulihat Pak Aziz mengernyitkan dahinya, "Saya tau, apa yang Mbak rasakan. Pasti saya akan pertemukan Mbak sama Ilham nanti", kata Pak Aziz..
3774Please respect copyright.PENANAnBNbrN5396
Kuusap air mataku yang masih menetes di pipiku, "Terima kasih Pak."
3774Please respect copyright.PENANANlNiBnaMBh
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAIglFmLHBAH
Hari ini aku menjalankan aktivitas seperti biasa, menjaga gerai es tehku di depan rumah. Aku bersyukur usahaku lumayan ramai, ya meski sekedar usaha kecil-kecilan. Tetapi seenggaknya aku bisa sedikit membantu kakekku. Di usianya yang sudah gak muda lagi, kakekku masih memiliki semangat untuk bekerja.
3774Please respect copyright.PENANAJsGAYmLk9l
Kakek memiliki usaha di pasar tradisional, seperti menjual pakaian batik. Kadang saat aku gak lagi menjaga gerai es tehku, aku pergi kesana untuk sekedar membantu.
3774Please respect copyright.PENANAseeiAFou0X
"Mbak ngelamun aja?."
3774Please respect copyright.PENANAg6xGkIi64g
Aku tersentak kaget karena tiba-tiba ada orang di dekatku. "Ya ampun Lik, ngagetin aku aja", kataku.
3774Please respect copyright.PENANAnIka6MMow8
"Hehe maaf Na, mikir apa sih?", Tanya Malik sambil duduk di sampingku.
3774Please respect copyright.PENANA7fwEOYw4Y9
"Eits jangan duduk deket-deket nanti ada yang lihat!!", Kataku.
3774Please respect copyright.PENANAYU1JWfZVRM
"Eh iya lupa. Ngomong-ngomong kenapa kamu sedih?", Tanya Malik sambil cengengesan.
3774Please respect copyright.PENANArTl8AsPcyM
"Gak ada apa-apa Malik", kataku berbohong dengan wajah masih murung.
3774Please respect copyright.PENANAyNNJl9Gbe6
"Bohong", kata Malik dengan menatapku tajam.
3774Please respect copyright.PENANAWET9NgDFvX
"Beneran kok. Kok ngelihatnya kayak gitu Lik? Serem tau", kataku dengan memanyunkan bibirku di balik cadarku.
3774Please respect copyright.PENANAyoAB1tQlWk
"Emang aku dedemit apa, serem? Haha", kata Malik bercanda.
3774Please respect copyright.PENANAYigzhLi5fE
"Hehe iya kamu demit", kataku dengan tersenyum kecil sambil berantakin rambut Malik.
3774Please respect copyright.PENANA4FhtsmNFY7
Rambutnya aku berantakin, Malik hanya senyum-senyum sendiri.
3774Please respect copyright.PENANA3kOT56N95A
"Ntah kenapa aku deket sama kamu, ngerasa kayak deket sama kakakku sendiri, Na", Kata Malik nyeletuk.
3774Please respect copyright.PENANAaSoIz01g4t
"Mungkin karena kamu anak tunggal sih Lik. Kalau pengen anggap aku kakak kamu, gapapa lho", kataku dengan tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANAxMrAYJyTFB
"Beneran?", Tanya Malik dengan tersenyum ceria.
3774Please respect copyright.PENANAqWyVatPatG
"Beneran dong", kataku dengan tersenyum pula.
3774Please respect copyright.PENANAYtC57KZJOO
"Makasih ya Mbak", kata Malik sambil memelukku dari samping sambil ndusel-ndusel.
3774Please respect copyright.PENANABcCh2XUUw3
"Ye ni anak manja banget. Lepasin gih, gak enak kalau dilihat orang!! Udah gede juga", Kataku dengan tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANAQXVdU1iP99
"Hehe maaf Mbak. Es teh dong Mbak!!", Kata Malik.
3774Please respect copyright.PENANAMSlZGHjDUI
"Sebentar ya!!", Kataku sambil berdiri untuk membuatkan es teh.
3774Please respect copyright.PENANAYPgGypYkqz
Kita ngobrol apa saja siang ini, seperti Malik yang sengaja bolos hanya karena ingin bertemu denganku. Kumarahin dia, aku bilang kalau pendidikan itu penting. Aku gak mau hanya karena aku, masa depan Malik hancur. Melihat aku memarahinya, Malik hanya menunduk dengan wajah kusut. Melihatnya aku ingin tertawa saja. Bagaimana engga, Malik yang mendominasiku saat Malik menjamah tubuhku seketika hilang karena aku memarahinya.
3774Please respect copyright.PENANAb3iLc8mU7g
"Jangan ditekuk gitu dong mukanya!", Kataku sambil merangkul Malik dari samping.
3774Please respect copyright.PENANA3FbrLMdT34
Malik menatapku dengan tatapan polosnya, ", Jangan pegang-pegang Mbak, nanti ada yang lihat!!", kata Malik.
3774Please respect copyright.PENANAdkMfsUDHCA
Tawaku meledak, disusul dengan tawa Malik meledak pula. Sekarang aku kembali ngobrol dengan Malik ngalor ngidul, bahkan saat kakekku pulang. Kakekku menemaniku menjaga gerai sambil bercengkerama dengan Malik.
3774Please respect copyright.PENANANraUKBwUlX
Kakekku gak marah atau kesel, Malik dan lainnya datang ke geraiku. Justru kakekku sering mengajak mereka bermain catur. Dari ketiganya, Yusuf, Malik dan Rohman. Yang paling dekat dengan kakekku, Malik. Mungkin karena hobby mereka sama, sama-sama suka bermain catur.
3774Please respect copyright.PENANAitsL4rhtKy
Kata Kakek, Kakek suka dengan pembawaan Malik yang sopan. Malik bisa menempatkan diri, dengan siapa dia bicara.
3774Please respect copyright.PENANA9zcHlSd5M6
Gak sadar hari mulai petang, Malik minta izin untuk pamit.
3774Please respect copyright.PENANAa1DhQcfNEz
"Kek, Malik mau pulang nih!!", Kataku sedikit berteriak pada kakekku.
3774Please respect copyright.PENANA8fuqGCiPQp
Dengan tergopoh-gopoh kakekku sedikit berlari, "Oh iya. Buru-buru banget Nak? Gak nginep disini? Nanti main catur lagi sama Kakek sambil ngopi."
3774Please respect copyright.PENANAOPihOYoiS2
"Hehe, maaf Kek. Saya besok harus sekolah", kata Malik tersenyum malu-malu.
3774Please respect copyright.PENANAA5L9EVGSxy
Kakekku menepuk pundak Malik, "Bagus, belajar yang giat ya Nak!!", kata kakekku.
3774Please respect copyright.PENANA7ShM8eLeSn
"Iya Kek. Saya pamit dulu ya, assalamualaikum."
3774Please respect copyright.PENANA5ORIBpwQwK
"Wa'alaikum salam", kataku bersamaan dengan Kakek.
3774Please respect copyright.PENANAX79UeIUmlU
Setelah Malik pulang, kututup gerai es tehku.
3774Please respect copyright.PENANANY7r3lJHUp
"Jadi nginep di rumah temenmu Na?", Tanya kakekku.
3774Please respect copyright.PENANAiUybR4CH1e
"Jadi Kek", kataku dengan tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANAgZGvONAAqy
Lalu aku melangkah ke dalam kamar, ntah kenapa jantungku berdetak kencang. Lagi-lagi perasaan aneh muncul di dalam hatiku, perasaan gak menentuku karena membayangkan Pak Aziz sebagai ayahku.
3774Please respect copyright.PENANAFDUhPyxnBc
Meski sekarang masih petang, aku sudah mempersiapkan diriku. Mematut diriku di depan cermin. Aku berpikir gak cukup kulitku yang kusam kembali cerah hanya dengan air wudhu. Rasanya aku ingin maskeran sebentar saja nanti.
3774Please respect copyright.PENANA8f4KzTjrti
"Mandi dulu ah", kataku dalam hati.
3774Please respect copyright.PENANAkG6lTp5KQB
Di dalam kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan air dingin. Tubuhku yang lengket oleh keringatku kembali segar. Kusabuni seluruh tubuhku, lalu aku kembali mengguyur tubuhku dengan air.
3774Please respect copyright.PENANAX9fbAQcW5E
Air gak hanya mengguyur tubuhku, tetapi air juga turun membasahi rambutku. Kubasuh rambutku yang panjang oleh air. Setiap air yang mengguyur tubuhku kuresapi, dengan aku memejamkan mataku.
3774Please respect copyright.PENANAt5gk6oRgFe
Kubuka mataku, kutatap tubuhku di depan cermin kamar mandiku. Kupegang payudaraku yang membulat, membusung yang basah oleh air.
3774Please respect copyright.PENANANvIAPrBh4R
Aku gak tau berapa menit aku di dalam kamar mandi, sampai-sampai kakekku berteriak memanggilku karena waktu sholat maghrib hampir berakhir.
3774Please respect copyright.PENANA240nIw01el
"Udah selesei kok Kek", kataku.
3774Please respect copyright.PENANAR9TnvnYWZE
Dengan buru-buru aku berlari ke dalam kamar, karena tinggal beberapa menit lagi waktu sholat maghrib berakhir. Kupakai BHku yang berwarna putih berenda, lalu celana dalamku yang berwarna putih juga.
3774Please respect copyright.PENANAwOFnu2DIH1
Kupilih dress panjang berwarna hitam, kupatut diriku di depan cermin. "Cantik", kataku memuji diriku sendiri.
3774Please respect copyright.PENANApu20C0hLHK
Lalu aku pergi berwudhu dan kulanjutkan untuk sholat.
3774Please respect copyright.PENANAyyMYcflUan
Selesei sholat aku bersiap untuk berangkat ke rumah Pak Aziz. Pak Aziz sudah menceritakan semuanya tentang letak rumahnya yang jauh dari pemukiman. Kata Pak Aziz, Pak Aziz akan menjemputku. Ya meski aku bawa motor sendiri, Pak Aziz menemaniku agar aku aman.
3774Please respect copyright.PENANAzimv40cPV0
Karena kata Pak Aziz, di jalanan itu sering terjadi klitih. Mendengar cerita dari Pak Aziz aku sempat takut, tetapi Pak Aziz menenangkanku.
3774Please respect copyright.PENANA1KbUBVPSGJ
Sekarang aku sudah berada di jalan yang sering terjadi klitih, dengan siaga Pak Aziz berkendara mengiringiku. Untung saja, gak ada kejadian apa-apa. Aku selamat sampai ke rumah Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAAXP0g7v468
Kuseka keringat di keningku, "Gerah banget Pak", kataku.
3774Please respect copyright.PENANATQx5qQnRSm
Pak Aziz membawa sapu tangan putih untuk menyeka keringatku. Tanpa malu-malu kubuka cadarku, "Panas Pak, gapapa kan aku buka cadarku?", Tanyaku pada Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAMN1pPpjIgt
"Gapapa Mbak", kata Pak Aziz tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANArry4KPB5a2
Yang aku bayangkan dari rumah tentang apa yang bakal terjadi, gak sesuai apa yang aku bayangkan. Pak Aziz hanya duduk kikuk di dekatku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga aku, Pak Aziz hanya menawarkan minum lalu membawakan minum untukku segelas teh manis hangat untukku.
3774Please respect copyright.PENANAbsafITGS83
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum tipis.
3774Please respect copyright.PENANAst7sUmlgpE
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz tersenyum pula.
3774Please respect copyright.PENANAxtJQCSONlH
Karena Pak Aziz gak berinisiatif untuk mendekatiku, aku berdiri dan duduk di samping Pak Aziz. Ntah kenapa Pak Aziz menjadi pemalu saat ketemu aku sendirian. Padahal awal-awal saat Pak Aziz mencabuliku, Pak Aziz berani banget.
3774Please respect copyright.PENANAZwiuMXycDF
Aku ingat sih, apa yang dilakukan Pak Aziz padaku. Memang itu pelecehan seksual, tetapi ntah kenapa amarahku cepat sekali luntur. Mungkin karena aku sadar yang memulainya itu aku. Dari aku mulai memamerkan auratku di warung bakso, sampai aku pamer vaginaku saat aku kencing menghadap ke arah Pak Aziz yang mengawasiku.
3774Please respect copyright.PENANAmK3zVcbyqn
Jadi memang aku yang menginginkannya, apalagi saat aku memandang Pak Aziz seakan-akan ayahku. Pikiran nakalku semakin menggila. Bahkan saat ini, aku ingin memberikan apa yang sebelumnya aku jaga pada Pak Aziz. Apalagi kalau bukan keperawananku. Tetapi apakah Pak Aziz mau bertindak lebih padaku. Dan mau aku beri keperawananku, aku gak tau.
3774Please respect copyright.PENANA05t4BdHP0Z
Kucoba mulai membuka obrolan, "Peluk aku Pak!!", Kataku pada Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANANCmxRSFLjv
Dengan gemetar Pak Aziz memelukku dari samping, lalu kusandarkan wajahku pada pundak Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANApsT9axwka7
Kulirik Pak Aziz dengan sudut mataku lalu aku tersenyum, "Pak Aziz kok gemeteran?", Tanyaku dengan tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANAtDr2wwUS9S
"Saya grogi", kata Pak Aziz jujur.
3774Please respect copyright.PENANAuHv6OYGDRf
"Kok grogi Pak? Hihi", tanyaku.
3774Please respect copyright.PENANAMzf0CMYaT9
"Gak tau Mbak. Saya kepikiran itu", kata Pak Aziz malu-malu.
3774Please respect copyright.PENANAE5vuzopNWK
"Kepikiran kejutan dari aku ya?", Tanyaku genit.
3774Please respect copyright.PENANAtBVPjIRPRt
Lalu aku menegakkan badanku, kuletakan tanganku di pundak Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAVHY6s4p74x
"Hari ini, aku milik Pak Aziz seutuhnya", kataku dengan tatapan genit.
3774Please respect copyright.PENANAAbfXpgLt4q
Kulingkarkan tanganku ke leher Pak Aziz, lalu aku majukan wajahku untuk mengecup bibir Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAi2sYKm9fyL
"Muah".
3774Please respect copyright.PENANAmJxLV9Tq3r
Pak Aziz merespon kecupanku dengan pasif, kecupanku pada bibir Pak Aziz berubah menjadi lumatan. Kuresapi bibir Pak Aziz di dalam lumatan bibirku dengan memejamkan mataku. Kupegang tangan Pak Aziz lalu keletakkan di atas payudaraku yang tertutup oleh dress panjang dan hijabku.
3774Please respect copyright.PENANAH49WghB7dF
Pak Aziz mulai merespon lumatan bibirku, dengan membalas melumat bibirku pula. Tangannya yang meremas payudaraku, kini masuk ke dalam celah hijabku masuk untuk meremas payudara yang masih terbalut dress panjang dan BHku.
3774Please respect copyright.PENANAwfURlAhx5Z
"Elm srup srup."
3774Please respect copyright.PENANAAY4Z8RgELh
Bunyi kecapan, lumatan, hisapan dari bibirku dan Pak Aziz memenuhi ruangan. Lalu aku mencoba melepas pagutan bibir Pak Aziz pada bibirku, "Sebentar Pak!!", Kataku.
3774Please respect copyright.PENANAaslFxhZa1R
Pak Aziz melepas pelukannya pada tubuhku, dengan senyum nakal kulepas hijabku. Dengan rambut terurai, aku kembali melingkarkan tanganku pada leher Pak Aziz, kita kembali saling melumat.
3774Please respect copyright.PENANAlPlmM1aABp
Sekarang aku duduk di atas pangkuan Pak Aziz, dengan tangan melingkar di lehernya. Kurasakan tangan Pak Aziz sekarang berada di pantatku, meremasnya secara perlahan. Karena aku mengetahui Pak Aziz mulai aktif, aku tersenyum menatapnya. Kembali aku melumat bibir Pak Aziz, tanpa perasaan jijik aku bertukar ludah dengan Pak Aziz. Bunyi kecapan demi kecapan membuat syahwatku semakin meninggi.
3774Please respect copyright.PENANAlf7BsAVDub
Dengan buas Pak Aziz menjilati wajahku, telingaku bahkan leherku.
3774Please respect copyright.PENANA2xWVXMrHJb
"Ahhh Pak, ssssh ahhh." Aku mendesah dengan mencengkeram erat pundak Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAQy97NbyMtt
Kupegang wajah Pak Aziz untuk kembali menatapku, kita saling pandang dengan saling menebar senyum. Mata Pak Aziz seperti memberi isyarat padaku untuk kembali saling berpagut. Tanpa kata yang terucap dari bibir Pak Aziz, aku tersenyum sambil mengangguk. Senyuman Pak Aziz pun semakin melebar. Pak Aziz memegang pipi kanan dan kiriku. Manarik wajahku agar maju ke pertemuan dua bibir yang menginginkan penyatuan.
3774Please respect copyright.PENANAZdUuvVGN9S
Deru nafasku semakin memburu, kecupan, kecapan, lumatan dan hisapan mengisi ruang syahwat yang terpendam. Meletup, merangsang setiap syaraf-syaraf tubuhku yang mengejang. Dengan bulir-bulir keringat membasahi dress panjangku.
3774Please respect copyright.PENANAh9w6v3ubfG
Aku menginginkan lebih dari ini, lalu aku beranjak berdiri dari pangkuan Pak Aziz. Dengan tersenyum nakal, kulenggak lenggokkan tubuhku meski tanpa iringan musik.
3774Please respect copyright.PENANAMMR8lKn7tb
Kulepas satu persatu kain yang menutupi tubuhku, dari dress panjangku yang menjuntai sampai ke bawah seperti gaun. Kutarik resleting di punggungku, perlahan dress panjangku aku lepas mulai dari pundakku. Perlahan saat dua pundakku semakin terpampang jelas, dress panjangku turun sampai terjatuh ke lantai.
3774Please respect copyright.PENANA4K6g1xrhQe
Sekarang aku hampir sepenuhnya telanjang. Dengan genit, tangan Pak Aziz kutarik agar berdiri memelukku. Pak Aziz menerkamku, melumat habis kulitku yang kini gak lagi tertutup sehelai benang.
3774Please respect copyright.PENANAiXyzF7EpHh
"Ssshh Pak."
3774Please respect copyright.PENANAkWvM0gfksv
Tangan Pak Aziz mulai melepas pakaiannya tanpa sisa, sekarang aku melihat tubuh Pak Aziz yang tambun dengan penis gemuk, panjang sedang tegang sempurna. Melihat penampakan penis Pak Aziz, vaginaku mulai gatal.
3774Please respect copyright.PENANAvvhHQB3OHo
Karena aku gak kuat, kutarik tubuh Pak Aziz untuk kembali memelukku. Pak Aziz gak tinggal diam, dengan merengkuhku dengan pagutan lagi di bibirku.
3774Please respect copyright.PENANAilP4daFmqD
"Ssshh ahhh" aku mendesah gak karuan.
3774Please respect copyright.PENANAtFGpgJijeT
Bukan hanya karena Pak Aziz kembali mencumbuku, tetapi karena penis ereksi Pak Aziz bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup dengan celana dalamku yang berwarna putih.
3774Please respect copyright.PENANANzjbydI9Fa
"Aku lepas ya Mbak?", Tanya Pak Aziz meminta izin untuk melepas kaitan BHku.
3774Please respect copyright.PENANAP8EGWumHIw
Aku tau karena tangan Pak Aziz sudah bersiap-siap untuk melepas kaitan BHku.
3774Please respect copyright.PENANANYsebh3tQM
"Hu'um", kataku mengangguk.
3774Please respect copyright.PENANA5I47s0qheX
Setelah aku memberi izin Pak Aziz, wajah Pak Aziz begitu ceria. BHku mulai terlepas kaitannya, dengan perlahan Pak Aziz menyingkirkan cup BHku yang masih tersangkut di payudaraku. Perlahan BHku mulai tersingkap, lalu BHku jatuh ke lantai.
3774Please respect copyright.PENANAQImps45H6G
Lalu Pak Aziz menggendongku, merebahkanku di atas sofa. Tubuh Pak Aziz menindihku, yang membuat penisnya yang ereksi bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku melenguh hebat saat penis Pak Aziz yang gemuk bergesekan dengan vaginaku.
3774Please respect copyright.PENANAbD1GPjm7xG
"Ssssh Pak."
3774Please respect copyright.PENANAKVXoqReipX
Rasa nikmat yang aku rasakan dan pertamakali dalam hidupku membuatku melayang. Lalu Pak Aziz kembali mencumbu bibirku, gak begitu lama berpindah ke leherku untuk menjilat dan menghisapnya. Rangsangan demi rangsangan dari Pak Aziz membuatku hanyut lebih dalam ke dalam pusaran nafsu yang gak bisa aku cegah.
3774Please respect copyright.PENANAyNyh7AE1oT
Jilatan Pak Aziz turun, ke bawah ke pangkal payudaraku. Tangan Pak Aziz gak tinggal diam untuk meremas kedua payudaraku. Rasanya begitu nikmat, ini yang pertamakali kulit payudaraku diremas oleh lawan jenisku tanpa terhalang oleh sehelai benang pun.
3774Please respect copyright.PENANAY5TAh1dtnS
Merasakan nikmat yang gak tertahankan, aku melenguh sejadi-jadinya. Lalu wajah Pak Aziz turun ke bawah, mengecup putingku. Dengan lidahnya Pak Aziz merangsang putingku. Gak hanya sentuhan ujung lidah Pak Aziz pada payudaraku, tangan Pak Aziz juga meremas payudaraku. Saat Pak Aziz hendak menjilat ujung putingku, payudaraku menggembung karena remasan tangan Pak Aziz pada payudaraku.
3774Please respect copyright.PENANAkVDg7roDPE
"Sssh aaah Pak" aku mendesah dengan mendongakkan wajahku.
3774Please respect copyright.PENANAiTYIiBIMW1
"Enak Mbak?", Tanya Pak Aziz dengan tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANAcLdEpjIFAL
"Hu'um" kataku mengangguk.
3774Please respect copyright.PENANAgZ8MrfOJa6
Pak Aziz kembali menundukkan wajahnya, sekarang menghisap puting payudaraku. Mengulumnya, sampai aku menggelinjang keenakan. Dengan wajah tersenyum Pak Aziz meminta izin padaku untuk melepas celana dalamku. Aku hanya mengangguk saja sebagai isyarat bahwa aku memberi izin Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANASETkUJRRdW
Kubantu Pak Aziz untuk melepas celana dalamku, kuangkat pinggulku. Dengan perlahan celana dalamku ditarik ke bawah sampai lututku. Meski aku menginginkan ini, aku sangat malu saat Pak Aziz melihat penampakan vaginaku. Kucoba menutupi vaginaku dengan bulu yang tercukur rapi dengan tanganku.
3774Please respect copyright.PENANA0Fe7U6krwA
"Jangan Pak, aku malu!!", Kataku dengan masih menutupi vaginaku dengan telapak tanganku.
3774Please respect copyright.PENANAmN9LQbUDAY
"Gak usah malu Mbak!! Vagina Mbak cantik kok kayak orangnya", kata Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANAHaJYYmDIhA
Mendengar pujian Pak Aziz, pipiku memanas. Tanganku gak lagi menutupi vaginaku, dengan nafas memburu aku menahan perasaan malu yang sangat.
3774Please respect copyright.PENANAdziqnktoly
Belum sempat aku mengatur nafasku, pahaku dibuka lebar oleh Pak Aziz. Aku mengernyitkan dahiku saat wajah Pak Aziz berada di selangkanganku untuk menjilati permukaan vaginaku yang masih rapat. Lidah Pak Aziz menjilati garis vaginaku dengan lembut.
3774Please respect copyright.PENANAX6CaGXvMHb
Aku benar-benar melayang dibuatnya, jilatan Pak Aziz menyusuri garis vertikal vaginaku. Dengan perlahan Pak Aziz membuka garis lurus vertikal vaginaku, lalu menjilati bagian dalamnya dengan lidahnya. Melihat Pak Aziz mulai mengeksplorasi vaginaku, aku sangat senang sekali. Karena memang itu tujuanku.
3774Please respect copyright.PENANAtag0wt7oAt
Rangsangan Pak Aziz pada vaginaku membuat tubuhku mengejang, ntah cairan apa itu aku gak tau. Mengalir deras keluar dari vaginaku.
3774Please respect copyright.PENANAYppwO0TeJP
Perlahan Pak Aziz mulai menindihku, penisnya yang mulai ereksi digesek-gesekkan ke bibir vaginaku.
3774Please respect copyright.PENANAtqV51Ff72o
"Ssssh Pak ".
3774Please respect copyright.PENANAs7Rz2Tq82W
Tangannya mengangkat kakiku ke atas, mengangkang. Aku kira Pak Aziz akan penetrasi ke dalam vaginaku. Saat aku rasakan, seperti ada yang salah.
3774Please respect copyright.PENANA3nW0InwVrX
Rasa perih menjalar ke seluruh tubuhku, penis Pak Aziz menerobos liang duburku.
3774Please respect copyright.PENANANFLNJImU4x
"Pak Aziz!! Kok kesitu sih? Sakit Pak", Kataku dengan cemberut.
3774Please respect copyright.PENANALBqu5dwlY8
Pak Aziz merapikan rambutku, "Maaf ya Mbak. Saya pantang mengambil perawan Mbak", kata Pak Aziz.
3774Please respect copyright.PENANA9Piea5r7hL
Lalu Pak Aziz memberiku sapu tangan agar aku menggigitnya, agar aku bisa menahan rasa sakit saat penis Pak Aziz mulai penetrasi ke lubang anusku.
3774Please respect copyright.PENANA7XIK87IYJc
Padahal di dalam hati, aku ingin memberikan keperawananku pada Pak Aziz. Tetapi Pak Aziz tetap keukeuh gak mau mengambil keperawananku, lebih memilih untuk mengambil keperawanan anusku.
3774Please respect copyright.PENANA6ItytcMDyl
Kurasakan penis Pak Aziz sudah berhasil masuk ke dalam lubang sempit anusku. Perlahan Pak Aziz memaju mundurkan penisnya. Rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhku membuat air mataku menetes.
3774Please respect copyright.PENANAMpvMt4JHyo
"Tahan Mbak!!", Kata Pak Aziz sambil mengecup keningku.
3774Please respect copyright.PENANAu7rhMkBDmi
Kutahan rasa sakit yang aku rasakan, dengan mencengkeram pundak Pak Aziz dengan erat. Pak Aziz menyingkirkan sapu tangan dari mulutku. Sekarang Pak Aziz berganti memagut bibirku.
3774Please respect copyright.PENANA2BfhgEZ2pv
Pagutan Pak Aziz pada bibirku, seakan mengalihkan perhatianku dari rasa sakit yang aku rasakan pada anusku. Tetapi gak sepenuhnya aku bisa mengalihkan perhatianku, sampai aku merasakan sakit di anusku bercampur dengan nikmat.
3774Please respect copyright.PENANAtxi2tbCXdT
Tanpa bisa aku cegah, vaginaku kembali memuntahkan cairan yang aku gak tau apa itu. Setelah aku mengejang hebat, anusku gak lagi merasakan perih yang menyiksa.
3774Please respect copyright.PENANAqNeOA00dP2
Kini tinggal kenikmatan tiada tara yang gak pernah aku rasakan sebelumnya. Kutatap mata Pak Aziz dalam, lalu aku tersenyum ke arahnya.
3774Please respect copyright.PENANAVR865PHZZL
"Gimana Ayah puas?", Tanyaku.
3774Please respect copyright.PENANAxpwu4IRekp
"Puas, Sayang", kata Pak Aziz dengan tersenyum.
3774Please respect copyright.PENANA7qgppAdM2a