x
Hubunganku dengan Pak Aziz semakin dekat, karena aku memandang Pak Aziz seperti ayahku sendiri. Pak Aziz pun udah gak lagi canggung kepadaku. Yang awalnya memanggilku dengan panggilan Mbak sebagai penghormatan padaku, sekarang memanggilku sebatas nama saja.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNKAPdNeCQ
Di usianya yang sudah gak lagi muda, Pak Aziz memutuskan untuk gak menikah bukan tanpa sebab. Dia sadar dalam kondisi finansial Pak Aziz gak mapan, memutuskan untuk menikah kata Pak Aziz sangat gak bertanggungjawab.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUeWD0lEHUZ
Aku kagum mendengar curahan hati Pak Aziz, ternyata Pak Aziz cukup rasional dalam memandang kehidupan. Dan gak mau bermain-main dengan pernikahan. Berbeda dengan generasi sekarang, hanya karena ngebet untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Akhirnya tanpa berpikir panjang, memutuskan untuk menikah.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Dd6VHXth7
Padahal dari segi mentalitas saja belum matang, ditambah belum bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bagiku pernikahan bukan hal main-main. Ya dalam hal ini aku masih kolot, kalau aku memandang pernikahan itu gak penting lalu memutuskan hidup serumah dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan. Yang aku bayangkan adalah konsekuensi yang bakal diperoleh. Memikirkan itu, aku jadi teringat orang tuaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMcnP7WKMn8
Kadang realistis itu penting, meski tau norma di masyarakat sudah gak relevan. Tetapi mempertimbangkannya bahwa keputusan melawan arus justru bakal mempersulit diri sendiri dan membawa penderitaan.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1a8Z5aJ2f
Sedih memang saat aku terbayang orang tuaku, tetapi aku harus mulai berdamai dengan keadaan. Mau memaafkan mereka yang menjadi penyebab kematian ibuku. Semakin aku bisa berlapang dada, memaafkan siapa pun yang menyakiti orang tuaku. Perasaanku menjadi lega, beban yang selama ini aku tanggung hilang sudah.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4YZsMfiX9
Meski aku sudah berdamai dengan masa lalu, aku masih berharap bertemu dengan ayah biologisku. Pernah suatu ketika aku membolak-balik kitab klasik yang membahas tentang bolehnya ayah menikah dengan anak perempuannya dari hubungan di luar nikah karena nasabnya terputus membuatku mengernyitkan dahiku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFrbRhO3a0
Nuraniku memberontak, menyangkal pendapat imam madzhab ini yang aku pikir adalah kesalahan. Karena anak biologis tetaplah anak kandung meski dilahirkan dari hubungan yang haram. Tetapi semakin aku mencoba merasionalkan teks teks klasik yang aku baca, sedikit banyak mempengaruhi pola pikirku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3DaZ2Wfsf
Aku yang awalnya menolak jadi berpikir, bagaimana kalau aku menikah dengan ayahku? Mencoba aku sangkal pikiran sesat itu, tetapi justru perasaan yang awalnya sekedar merindukan ayahku yang belum pernah aku lihat rupanya berganti letupan birahi yang muncul dengan tiba-tiba.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxc4Gjt0aad
Tetapi anehnya, letupan birahi itu seakan teralihkan pada Pak Aziz, ketika aku mulai memandang Pak Aziz sebagai ayah kandungku sendiri.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFOCkmyosC
Berbeda dengan apa yang aku pikirkan dan rasakan, Pak Aziz justru memiliki pandangan yang bertolak belakang denganku. Pak Aziz merasa menyesal karena sudah mengambil keperawanan anusku. Menurut pandangannya, itu kesalahan terbesar karena gak bisa menjagaku yang sudah dianggapnya anaknya sendiri. Gak hanya itu, Pak Aziz sadar berhubungan intim dengan penetrasi ke dalam anus itu haram meski sudah halal menjadi sepasang suami istri.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6203GOon5H
Setelah kejadian itu, Pak Aziz berhenti seronok seperti dulu lagi. Dia hanya ingin menjagaku, layaknya seorang ayah pada putrinya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhYBIYqYo5
Sampai-sampai Pak Aziz marah besar, saat tau Yusuf, Malik dan Rohman ingin sekedar mesumin aku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSi2aw1WeDz
Hanya saja, tanpa sepengetahuan Pak Aziz, Yusuf, Malik dan Rohman mengambil kesempatan saat Pak Aziz gak ada disisiku. Meskipun hanya sekedar mencium pipiku, memeluk tubuhku. Hanya sebatas itu saja, gak lebih.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUcCddngPyb
Hari-hariku aku lewati dengan bahagia, akhir-akhir ini gak ada dari ketiga remaja itu yang mesumin aku. Semakin kesini, hubunganku dengan mereka kembali normal. Aku menganggap mereka bekas murid mengajiku yang masih di bawah umur dan mereka menghormatiku sebagai kakak, yang umurnya lebih tua dari mereka.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLTiC3ygSlX
Aku senang dengan perubahan mereka, obsesiku tentang memamerkan tubuhku juga semakin mereda. Karena obsesiku pada Yusuf, Malik dan Rohman hanya sekedar representasi dari kerinduanku pada sosok ayahku yang masih berumur 15 tahun ketika ayahku mendapat hukum cambuk di Aceh sana. Sama seperti Yusuf, Malik dan Rohman setahun lalu yang masih berumur 15 tahun juga. Sekarang mereka bertiga semakin dewasa, gak hanya sekedar usia mereka, menjadi 16 tahun. Mereka terpengaruh Pak Aziz, bagaimana memperlakukan perempuan dengan benar.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM569u7UCv9
Tetapi pandangan mereka belum berubah tentang keperawanan, aku gak memaksakan perspektifku pada mereka. Batinku, pola pikir mereka masih bisa berkembang karena usia mereka masih muda.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsTT3OCvgRg
Begitu juga denganku, di usiaku yang masih 20 tahun, aku masih bisa berubah. Hanya saja, semua pemikiranku lahir dari trauma, rasa takut yang memenuhi pikiranku. Karena jejak kepedihan yang dialami orang tuaku, membekas dalam benakku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGOT3NZyUd
Saat ini aku menjalankan aktivitas seperti biasanya, menjaga gerai es tehku. Seperti biasa, Yusuf, Malik dan Rohman main ke gerai es tehku. Biasanya mereka main gak bareng seperti sekarang, ntah kenapa mereka main bareng seperti sekarang.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ86TigkOinD
"Mbak belum denger kabar ya?", Tanya Malik.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnhlqFLPMMm
"Kabar apa, Lik?", Tanyaku penasaran.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3sMZ2Al9xS
"Pak Aziz sakit Mbak", kata Malik.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOHuGy0foJI
"Innalilahi, sejak kapan?", Tanyaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjPAM2ZHhtk
"Sekitar semingguan mungkin Mbak", kata Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIwb3kdiq2
Lalu aku berpikir, kalau sekitar semingguan berarti semenjak aku dari sana dong?
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNh8tLXgMzn
"Kalian gak jenguk Pak Aziz? Trus Pak Aziz sekarang di rumah sakit atau?", Tanyaku khawatir.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm4ZIZ6Rkce
"Ini mau jenguk Mbak. Di rumah Mbak, Ilham disana jagain Pak Aziz", kata Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKerMbLAUJZ
"Sebenarnya sama ayahku udah mau dibawa ke rumah sakit Mbak. Tapi karena Pak Aziz marah-marah gak mau dibawa ke rumah sakit, akhirnya ayahku mengurungkan niatnya", kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfEVMy11E2t
"Sebenernya gejalanya apa sih?", Tanyaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxDEgNCoYJ
"Sesak nafas sama batuk yang parah", kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWsvcWEnNbA
"Pak Rohman perokok berat sih Mbak. Padahal udah berkali-kali aku larang buat merokok, tapi Pak Rohman malah marah", kata Malik.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFdchIpPhU
Aku mendengus kesal, bandel banget Pak Aziz. Padahal Pak Aziz dilarang merokok demi kebaikan Pak Aziz sendiri, tetapi Pak Aziz malah gak mau.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfRhhMYOwKe
"Diminum dulu es tehnya!!", Kataku pada ketiga remaja itu.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoKIKxjI6N
"PING."
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ864e4UIN9G
"Ada chat dari Ilham, Mbak", kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3saOQFtz6
Aku mengernyitkan dahiku, pikiranku jadi berkecamuk. Takut terjadi apa-apa, pada Pak Aziz.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51y90yZ5xJ
Rohman menghembuskan nafas panjang, lalu tangannya memegang punggung tanganku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1ssXtiwmw
"Mbak jangan kaget ya!! Kuharap Mbak baik-baik aja setelah mendengar kabar ini", kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHNtFKHAcM
"Kabar apa Man? Cepat bilang!!", Kataku mendesaknya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkRG12q62s
"Berat Mbak mau cerita", kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyniiqPzzQ
Yusuf mendekatiku, memelukku dari samping. Aku menoleh ke arah Yusuf yang memelukku, menatapnya sendu.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2jdzWypJiP
"Tapi Mbak janji, Mbak jangan kaget!!", Kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzUVf1aZMA
"Iya, Mbak janji. Ayo cerita!!", Kataku mendesak.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtWx1rP5UVq
"Pak Aziz meninggal dunia Mbak", kata Rohman menunduk lalu terisak.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wUADkB9en
Mendengar kabar itu, tangisku langsung meledak. Padahal baru sebentar aku memiliki pengganti ayahku. Kini Pak Aziz sebagai pengganti ayahku telah pergi jua, meninggalkanku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3t4ZFcBE0H
"Hiks, hiks, kenapa Pak Aziz pergi secepat ini Pak?."
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlvMO7eEkv
"Sudah Mbak, tegarkan dirimu!!", Kata Yusuf yang memelukku dari samping.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeR2MFjMXtT
Sekarang aku menyandarkan kepalaku ke dada Yusuf, dengan Yusuf yang memelukku dari samping.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYalOkSbP6W
Kakek yang gak mengenal Pak Aziz ikut bersedih, karena mendengar semua ceritaku tentang Pak Aziz.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4mUPjqSBea
Dengan memakai pakaian serba hitam, aku, kakek, Yusuf, Malik dan Rohman melayat ke rumah Pak Aziz bersama-sama.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡATzuiSXkDx
Sesampainya di rumah duka, tangisku meledak. Tetapi Yusuf menenangkanku, supaya jangan sampai orang-orang curiga dengan kedekatanku pada Pak Aziz. Kuseka air mataku, kutahan sebisa mungkin seperti saran Yusuf padaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjoGvdmYIKK
Kakek, Yusuf, Malik, Rohman, Ilham dan Sukron ikut sholat jenazah. Dalam hatiku, aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada orang yang aku sayang. Dan aku berterimakasih karena kehadirannya pernah mengisi kekosongan hatiku karena kerinduanku pada sesosok ayah.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fmgU4YIH3
Di pemakaman, saat orang-orang telah pergi. Aku enggan meninggalkan makam Pak Aziz. Tangisku gak bisa aku tahan lagi, meledak sampai aku meringkuk di atas makam Pak Aziz.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQQ41hIlQR
Yusuf, Malik dan Rohman menemaniku di makam. Begitu juga Ilham dan Sukron, yang ikut menemaniku juga.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPC7ZtUiCX8
Udara menjadi dingin bersamaan dengan langit yang berubah menjadi gelap, awan gelap pun menyelimuti langit. Hujan pun turun dengan derasnya yang membuat duka meninggalkan perasaan pilu.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUGMSLdiIvd
Yusuf yang berdiri di dekatku, mendekatiku duduk dengan membawa payung untuk memayungiku, kulihat Yusuf yang berada di sampingku basah kuyup, mengorbankan dirinya kehujanan untuk memayungiku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMNrmI0Nkw5
"Ayok Mbak, kita pergi!! Nanti Mbak sakit", kata Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZIBM6KSGH
Berat sebenarnya meninggalkan makam Pak Aziz, karena aku gak tega melihat Yusuf yang basah kuyup. Yang berkorban untukku, agar aku gak kehujanan. Pada akhirnya aku luluh untuk bangkit, dan mengucapkan salam perpisahan pada Pak Aziz.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcVGDgBv3lf
Kulihat Malik, Rohman, Ilham dan Sukron gak lagi memakai payungnya. Mereka ikut basah kuyup seperti Yusuf. Melihat solidaritas mereka pada Yusuf, hatiku menghangat yang membuat aku tersenyum.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyOQCfUHdzh
"Terima kasih ya, Suf", kataku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW26x6b9Vij
"Sama-sama Mbak", kata Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUSvsmRhISj
Hujan semakin deras, dengan angin yang kencang disertai petir yang menggelegar.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxD7PzKCrJ0
Perjalananku belum berakhir, dengan perasaan yang membuncah ingin kutemukan ayah kandungku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6L40hNCgUc
Sepeninggal Pak Aziz, hari-hariku berubah menjadi sepi. Meskipun aku dihibur oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Tetapi perasaan sepi itu gak bisa hilang.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgCALNzLB3e
Sekarang Ilham pun sering main ke gerai es tehku. Ilham bilang, dia bingung setelah Pak Aziz meninggal. Karena hanya Pak Aziz yang menjadi tempat curahan hatinya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBCJApmg6uF
"Ibu mau kan menjadi pengganti Pak Aziz?", Tanya Ilham.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNUoh4hgkfd
"Pasti Ham, dengan senang hati", kataku dengan tersenyum.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQnqEVlrNIj
"Boleh gak, manggil Ibu, Mbak kayak yang lain?", Tanya Ilham dengan malu-malu.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16tNeV0ZEI
"Boleh banget Ham", kataku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZQ47rzXLO
Ntah kenapa responku ke Ilham berbeda dengan yang lain, rasanya Ilham seperti adekku sendiri. Kupeluk erat Ilham, perasaanku menjadi menghangat karena aku menemukan pengganti Pak Aziz.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7W51Tw5Wdm
Setiap pulang sekolah, Ilham selalu datang ke rumah untuk menemaniku menjaga gerai es tehku. Sekarang aku sudah gak kesepian lagi, karena di sampingku ada Ilham.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiwoHqOc46N
Kakek yang mengetahui itu sangat senang, karena Ilham sering juga membantu Kakek membawa dagangan ke pasar. Setelah pulang dari pasar, kadang mereka bermain catur bareng di dekat gerai es tehku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSAL1MWs7Ma
Semakin hari, aku dan Ilham semakin dekat. Gak ada sekat yang membatasi kita. Bahkan kita bebas saling berpelukan saat Kakek gak berada di rumah.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsY3nObp4gC
Ntah kenapa aku gak melarangnya, saat Ilham berusaha memelukku. Di dalam pikiranku, toh Ilham sudah aku anggap sebagai adekku sendiri.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6RKrYHUIy
Lagi-lagi perasaan sayangku pada Ilham yang aku anggap sebagai adekku sendiri beralih menjadi perasaan yang lebih dari itu. Aku menginginkan Ilham selalu berada disisiku, menemaniku. Sampai-sampai terbersit di pikiranku untuk memberikan lebih pada Ilham apa yang pernah aku berikan pada Pak Aziz.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbAtGDLeO6
Saat hujan deras mulai turun, kuajak Ilham untuk masuk ke rumah. Kita bergandengan tangan berlari ke dalam rumah. Memayungi kepala kita masing-masing dengan telapak tangan.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6jiM2YHbCH
Aku ajak masuk ke dalam kamarku, kudorong tubuhnya sampai terjatuh rebah di atas ranjangku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjnvyFWUccV
"Mbak, mau ngapain?", Tanya Ilham dengan suara bergetar.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKeVCmbHj4
Kudekati Ilham, dengan jari telunjukku kutempelkan pada bibirnya, "Sssstt."
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0yWo0TQ1z
Lalu aku melepas cadarku, cadarku pun turun ke lantai. Kutindih tubuh Ilham yang pasif.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDvC8Fdf6PG
Kubelai wajah Ilham yang tampan dengan wajah orientalnya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtyrqbr1gx
"Mbak cantik gak Ham?", Tanyaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqiBf2reHen
"Can... Cantik Mbak", kata Ilham tergagap.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡli7MupMcfF
Saat aku mencoba mencium bibirnya, Ilham mendorongku sampai aku terjatuh ke samping, rebah di atas ranjang. Ilham langsung berdiri, dengan kikuk Ilham bicara, "Maaf Mbak, ini salah", kata Ilham.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl8ZXu2VoPL
"Tolong pakai cadar Mbak lagi!!", Kata Ilham dengan menutup matanya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5P3QdOdH5w
Aku yang melihatnya tersenyum, ternyata Ilham berbeda dengan yang lain. Ilham masih polos dan sangat jahat kalau aku punya keinginan untuk merusak kepolosannya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4gflX4Cwjy
Meski aku kecewa, seenggaknya aku mengerti. Rasa kasih sayang gak harus disertai dengan nafsu.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrJGgownErQ
Lalu aku berdiri di depan Ilham dengan cadar yang sudah menutupi wajahku lagi.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3EJWHyKYn
"Maafin Mbak ya Ham", kataku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1UFMV1bY6e
"Iya Mbak, gapapa", kata Ilham menundukkan pandangan.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykYCqqCGc0
Setelah kejadian itu, aku menjadi kikuk saat bertemu dengan Ilham. Kulihat Ilham juga terlihat kikuk, meski Ilham gak mengubah kebiasaannya padaku. Ikut membantu Kakek membawa dagangannya ke pasar dan menemaniku menjaga gerai es tehku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1UHEFR0tU
Kadang Ilham gak sendirian menemaniku, tetapi juga ditemani oleh Yusuf, Malik dan Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSJogKkyvx
Hanya saja, Ilham cenderung pendiam dibandingkan dengan yang lainnya. Saat mereka saling melempar bercandaan, Ilham hanya diam lalu meresponnya dengan tertawa.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnrlCNPVqlv
Meski Ilham lebih banyak diam, gak banyak ngobrol. Yusuf, Malik dan Rohman gak pernah membullynya. Yang aku suka dari remaja-remaja itu karena sifatnya yang baik. Ya meski Yusuf, Malik dan Rohman anaknya mesum banget.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ylYHWpC3k
Sekarang mereka udah gak lagi mesumin aku, hanya saja gak sepenuhnya mereka berubah. Mereka sering berebutan untuk memelukku seperti anak kecil. Melihat tingkah mereka aku tertawa, gak ada keinginan untuk melarang mereka memelukku. Toh aku sendiri, merasa itu hal yang wajar.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HlKrtTmiI
Kadang salah satu dari mereka tiba-tiba memelukku dari belakang, lalu mencium pipiku yang tertutup cadar.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm85mgWwaBo
Lalu yang lainnya karena merasa iri, berebutan untuk mencium pipiku juga.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2ZF0Ib5MZ
"Kalian ini ya, kayak anak kecil", kataku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC80usR63Px
"Mbak, kita liburan ke pantai yuk!!", Ajak Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMP9miecfSa
"Boleh, kapan?", Tanyaku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr4v4Au9edz
"Nanti kalau kita sudah musim liburan", kata Malik.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjmkni1lXU
"Oh iya, Sukron ikut juga Mbak", kata Rohman.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipB8kOVprU
"Boleh, Ilham ikut juga kan?", Tanyaku sambil melirik Ilham dengan tersenyum.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJsdjAscCh
Aku lirik, Ilham tersenyum lalu menundukkan pandangannya. "Pasti dong Mbak", kata Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYPPeWHoku
"Kakek gak diajak juga?", Tanya Malik terkekeh.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fquu5mmOP
"Jangan dong, nanti gak bisa.. ", kata Rohman terputus.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1I85v69KJ9
"Gak bisa apa hayo?", Tanyaku dengan tersenyum.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj1Fy68wOp8
"Gak bisa apa Suf?", Tanya Rohman ke Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9d3r0SRjqy
"Kok tanya aku? Tuh tanya Malik!!", kata Yusuf sambil terkekeh.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCobsC5Uxjz
"Hehehe, gak tau", kata Malik sambil garuk-garuk kepalanya.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgTKsxP0xv8
Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang, lalu kepalaku dikecup.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzsE2p29Tdq
"Muah."
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1zN0dx0Tlz
Setelah aku menoleh ke belakang, yang mengecup kepalaku Ilham. Aku terkejut, melihat Ilham yang berubah drastis. Padahal beberapa hari yang lalu Ilham menolak saat aku berusaha mencumbunya di dalam kamar. Dan menyuruhku kembali memakai cadarku. Dalam pikiranku, aku berpikir mungkin karena pengaruh dari Yusuf, Malik dan Rohman, Ilham berubah. Aku gak mempermasalahkan itu sih. Bahkan ada keinginan untuk melepas keperawananku untuk salah satu dari mereka.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3pc1sjvjXd
Saat aku mencoba, menoleh ke belakang, Ilham mengecup bibirku yang tertutup cadar, dengan tangannya meremas payudaraku yang masih tertutup hijab dan dress panjangku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZZlvzOe8s
Lagi-lagi aku terkejut, Ilham sudah jauh, gak seperti yang aku kira. Saat tangan Ilham mulai meremas payudaraku, kuletakkan tanganku di punggung tangan Ilham untuk membantunya untuk meremas payudaraku lebih kencang..
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0FPbzm8XKV
"Sssh ahhh" aku mendesah dengan memejamkan mataku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWibwI34fp
"Nah gitu dong, Ham. Itu baru cowok", kata Rohman.5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb3wxmXCM6f
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡofbVPRIqEb
Kutatap mereka dengan wajah cemberut, "Oh ini ya yang kalian mau?", Kataku genit.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgVW4GPV8uH
"Jangan disini, di dalam rumah aja!!", Kataku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63qBPQvcfF
"Nanti kalau tetangga Mbak tau gimana?", Tanya Yusuf.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WlTo85f1L
"Aku gak peduli", kataku dengan mendesah saat Ilham kembali meremas payudaraku.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMzyBFbMukq
Ilham kembali mengecup bibirku yang tertutup cadar, melumat bibirku yang tertutup cadar dengan panas sampai cadarku basah oleh ludahku dan ludah Ilham. Kupejamkan mataku, menikmati setiap kecapan demi kecapan sampai aku terhanyut.
5014Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ42iWDFCckD
