x
Akhir-akhir ini aku memergoki Ilham sedang mengawasiku. Tetapi saat aku mencoba mendekatinya, Ilham selalu pergi begitu saja. Melihat sikapnya yang misterius, di dalam pikiranku menjadi penuh tanda tanya.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEQFHu3qOC3
Aku tau, Ilham menyaksikan apa yang aku lakukan bersama Yusuf, Malik dan Rohman. Hanya saja, aku gak tau apa yang diinginkan Ilham yang akhir-akhir ini selalu menguntitku, mengawasiku. Ada perasaan risih juga yang muncul di hatiku, karena Ilham mengawasiku kemana pun sampai aku masuk ke dalam kamar mandi Masjid.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡijhnJmQgqN
Bahkan saat aku pulang ke rumah, Ilham menguntitku dari belakang. Sebenarnya aku ingin menemuinya, hanya sekedar menanyakan apa yang diinginkan. Tetapi aku gak ingin berlebihan kepada Ilham, yang notabene adalah muridku yang masih di bawah umur.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1PqTipnzj
Waktu bergerak dengan cepat, setelah Yusuf, Malik dan Rohman mulai memasuki SMA. Tiga-tiganya memilih sekolah SMK.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo53CWDevPD
Pernah Malik mengeluh padaku, kalau di sekolahnya gak ada murid perempuannya. Mendengar curhatan Malik aku tertawa, karena motif sekolah Malik bukan untuk mencari ilmu melainkan untuk mencari cewek saja.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKcdFTENZV
Sekarang aku gak lagi mengajar mengaji, di rumah aku membuka gerai es teh jumbo. Kadang Yusuf, Malik dan Rohman pura-pura membeli es teh di geraiku, hanya sekedar ingin bertemu denganku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHd5TX40Y1s
Warga sekitar gak curiga, karena mungkin mereka pikir Yusuf, Malik dan Rohman sekedar membeli daganganku saja.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrAI9K99oB
"PING" ada notifikasi WA dari Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡatdPQKbNjo
"Mbak saya kangen", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMiL2As5YAz
Melihat ada notif dari Pak Aziz, aku tersenyum. Sudah lama aku gak bertemu dengan Pak Aziz. Jangankan bertemu, saling menyapa sebatas chat lewat WA saja gak pernah. Berbeda dengan Yusuf, Malik dan Rohman. Mereka sering mampir ke gerai es tehku hanya untuk bertegur sapa denganku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5VAvIh04Jh
Meski sering bertemu, hanya sekedar bercengkerama. Gak ada yang lebih dari itu, karena mungkin mereka tau posisi mereka ada di kompleks perumahan. Terlalu berisiko tinggi untuk mesumin aku di gerai es tehku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8tBUj98hA
Aneh memang, saat ketiga remaja itu mesumin aku. Gak ada rasa terhina yang muncul di hatiku. Di dalam prinsipku, selama yang mereka lakukan berdasarkan suka sama suka sah-sah saja.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwLofLNVSCC
Aku memiliki prinsip seperti ini bukan tanpa alasan. Ada perasaan sentimental yang tinggi di dasar hatiku, saat pikiran kolot masyarakat tentang zina mengingatkanku pada nasib orang tuaku di Aceh dulu. Mengingat cerita dari kakekku, aku gak bisa menahan air mataku agar gak menetes. Apalagi mengingat penderitaan almarhumah ibuku, gak hanya menahan sakit karena siksaan dari cambuk rotan di punggungnya. Tetapi sangsi sosial dari masyarakat menyebabkan ibuku menanggung beban mental yang gak ringan. Ibuku harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usia muda, dengan meninggalkanku seorang diri yang masih bayi. Dengan tersenyum ceria, kubalas chat dari Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCjyGhz0si
"Husna juga Pak. Gimana kabar Pak Aziz? Baik kan?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIF43heJd1
"Baik Mbak. Cuma di Masjid jadi sepi gak ada Mbak", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP8kUOWURkf
"Kan ada yang lain Pak. Emang Selly gak ada disitu ya Pak?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDv5ZndkVB5
"Ada sih Mbak. Malah tiap hari kita ngewe, hehehe", kata Pak Aziz frontal.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIIC8F0YCEi
Mendengar perkataan Pak Aziz yang blak-blakan membuatku tersenyum. Ntah kenapa Pak Aziz bisa sebebas itu chat sama aku, seperti gak ada sekat tabu yang memisahkan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJfV6cv4jb
"Yee Pak Aziz, jangan sering-sering dong Pak kasian Selly", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTt474kiech
"Mbak Sellynya yang minta kok Mbak", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ37774XVJqk
Jariku sempat ingin mengetik, "Pak Aziz gak pengen gitu juga sama aku?". Tetapi ketikanku kembali aku hapus karena aku malu. Meski aku bukan lagi perempuan polos seperti dulu, aku gak bisa bebas mengungkapkan perasaanku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa90kDxSZY6
"Pak Aziz sibuk gak?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmv8hlftzn
"Engga Mbak. Emang kenapa Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccJz8zkKhB
"Kalau gak sibuk, aku mampir kesitu. Tapi gimana caranya ya supaya gak mencurigakan?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgEUJmH6js
"Kesininya malem aja Mbak!! Disini jam 22.00 udah lumayan sepi kok", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrAfRbctBeA
"Oh, baiklah Pak. Besok aku kesana ya?", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvdi31DbeB
"Sip, saya tunggu Mbak. Dandan yang cantik ya, hehe", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0hiuCCOySo
"Yee maunya. Iya Pak, besok Husna bakal dandan cantik", kataku sambil tersenyum.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDX5yPf5oqn
"Wah saya jadi gak sabar", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8ks29UPUv
Ntah kenapa timbul ide di dalam pikiranku, kulepas hijabku lalu aku selfie dengan pose merem sambil melet dengan jari tanganku dengan gaya peace di samping kepala depan kamera hpku.4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmpeMkAUslz
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLKTB3fdPo
Photoku sudah kukirim ke Pak Aziz. Kutunggu balasan Pak Aziz, gak kunjung ada balasan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgZB0BgtNn
Kesel juga sih, padahal aku sudah mengorbankan rasa maluku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡecNBiAwOjE
"PING" ada notif dari Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq41XSSRGDd
Mendapat balasan dari Pak Aziz, aku tersenyum senang.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hdVL1RRJ9
"Photonya kok merem sambil melet gitu Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Ng4FQPvnq
Aku salah tingkah mendapat balasan chat dari Pak Aziz. "Hehe, Pak Aziz gak suka?", Tanyaku dengan emot malu-malu.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVX9XcPrie6
"Suka kok. Kan saya jadi pengen gigit lidah Mbak kalau kayak gitu", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡROMi1nQ74s
"Yee maunya. Sabar ya, nanti juga bisa gigit kok!!", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHega9vSdRN
Membalas chat dengan chat nakal seperti itu, membuat jantungku berdetak kencang. Rasanya menyesal membalas chat seperti itu. Tetapi seberapa pun aku menyesalinya, aku gak bisa membohongi perasaanku. Senyumku tersungging tanpa bisa aku cegah.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuGeB3V6FV
Perasaanku ke Pak Aziz berbeda dengan perasaanku dengan yang lain. Bersama Pak Aziz seperti aku bersama ayahku. Karena kemungkinan umur ayahku seumuran dengan umur Pak Aziz. Apalagi saat Pak Aziz menjamahku, di dalam pikiranku seakan-akan Pak Aziz itu ayahku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGVaxrxIdX
Saat fantasy itu muncul, kucoba untuk menyangkal tetapi gak bisa. Kerinduanku pada ayahku, berubah menjadi hasrat untuk direngkuh oleh ayahku secara seksual.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFZwRL8lHP
Setelah aku chat dengan Pak Aziz, semalaman aku gak bisa tidur. Perasaanku semakin gelisah membayangkan apa yang terjadi besok. Meski aku bersama Pak Aziz, sekedar bergumul tanpa penetrasi gak hanya sekali. Tetapi besok, untuk pertamakalinya aku nekat menginap bersama Pak Aziz berdua saja tanpa Yusuf, Malik dan Rohman.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK2GvzyIojd
Aku bingung menekan perasaanku yang bergejolak, rasa-rasanya aku ingin kembali menghubungi Pak Aziz. Tetapi sekarang sudah tengah malam, kemungkinan Pak Aziz sudah tidur terlelap. Gak enak juga harus mengganggu Pak Aziz saat Pak Aziz sedang istirahat.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0bhXdM2JP
Karena aku gak bisa menahan diri, kuambil hpku. Kucoba video call Pak Aziz, dengan dada deg-degan kutunggu Pak Aziz mengangkat panggilanku. Kutunggu cukup lama, panggilanku gak kunjung diangkat oleh Pak Aziz. Dengan perasaan malu yang menguar kuletakkan hpku di samping bantalku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71hglJaOsX
Kututup wajahku dengan telapak tanganku, karena rasa maluku tiba-tiba muncul.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmNrJOv0LC
Saat ada panggilan video call, yang kulihat ternyata dari Pak Aziz. Aku sangat senang sekali. Kurapikan rambutku di depan kaca riasku lalu kuangkat panggilan dari Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsE2o6qlCn
"Halo Mbak. Kenapa nih video call saya? Hehe", tanya Pak Aziz cengengesan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHuojPI33ZR
Dengan malu-malu aku menundukkan wajahku di depan layar hpku, ", Kangen Pak", kataku dengan masih menundukkan pandangan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdR30FCaJ0Y
Rasanya wajahku seperti kepiting rebus, karena mengungkapkan perasaanku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyUrEuggju
"Hehe, kan besok ketemu Mbak?", Kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7yo2rFfLu8
"Aku gak boleh ya video call Pak Aziz?", Tanyaku ngambek.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZoLZXCMI8
"Boleh dong. Jangan manyun gitu dong!! Ntar saya cium lho bibir Mbak", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHy1LOr2fAM
"Nih cium aja, kalau bisa!!", Kataku menyahuti Pak Aziz sambil tersenyum.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNdJrIgvia
"Muah muah muah."
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt257krcLOL
Melihat Pak Aziz aku tertawa, bagaimana engga Pak Aziz gak hanya mengecup layar hpnya tetapi melumat layar hpnya sampai basah.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkP5abO4QXR
"Kenapa tuh ketawa?", Tanya Pak Aziz yang menghentikan ciumannya pada layar hpnya.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFHAvPBqqO
"Hihi Pak Aziz lucu sih. Itu layar hp Pak bukan aku. Kasian kan layar hp Pak Aziz basah", kataku tertawa kecil.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEMeFYVD2yS
Pak Aziz hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya. Lalu aku dan Pak Aziz hanya saling menatap layar hp masing-masing tanpa mengobrol sepatah kata pun. Kita diem-dieman cukup lama, sampai aku mencoba untuk membuka obrolan lagi.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiBj7w6gRX
"Kok jadi diem-dieman gini ya Pak?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡevnzcJPFMK
"Hehe saya bingung Mbak mau ngobrolin apa", kata Pak Aziz cengengesan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRE4kaBdylf
"Obrolin apa aja sih. Soal Pak Aziz misalnya", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywdunkxcyD
Ntah kenapa Pak Aziz menghela nafasnya panjang, "Saya gak punya keluarga Mbak. Saya hidup sebatangkara di Jawa", kata Pak Aziz menjadi murung.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfm93LMYFa
"Emang asal Pak Aziz darimana?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJfr9bYE72m
"Dari Aceh Mbak", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU24YGPu8rQ
"Deg" mendengar pengakuan Pak Aziz yang berasal dari Aceh, detak jantungku rasanya berhenti.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0Vy0BcO82
Ingatanku menerawang, mengingat ayahku yang sekarang ntah dimana. Kesedihan tiba-tiba muncul di hatiku, tanpa sadar kuteteskan air mata.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkXv4P9Aat
"Loh Mbak kok nangis? Ada yang salah dari ucapan saya Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1SNp9vzh9k
"Oh engga Pak", kataku berbohong dengan mengusap air mata yang menetes di pipiku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRh1lne97WZ
"Jangan bohong Mbak!!", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLIIGXyUoFX
"Keinget ayah saya aja Pak", kataku masih dalam kondisi terisak.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh33GnZJHdC
"Udah cup cup!! Andai saya disitu, pasti saya peluk Mbak biar gak sedih lagi.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCn5Pay6jG
Mendengar perkataan Pak Aziz aku tersenyum, "Peluk guling aja Pak!! Ada kan disitu?", Kataku tertawa kecil.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZ1hDcMGPY
"Ya sama saja dong? Gak bisa tenangin Mbak Husna yang lagi sedih", kata Pak Aziz dengan membusungkan dadanya.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjg3kjl5IT5
"Pak Aziz bikin aku ketawa aja, sedihku udah ilang kok Pak. Terima kasih ya", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0YVT9IO3a
"Santai aja Mbak, udah kewajiban saya. Mbak kan bakal istrinya Rohman ponakan saya", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZCUkQwgqc
"Hihihi, ya ampun Pak. Rohman kan masih kecil, ya udah deh iya", kataku dengan tersenyum.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlwzNweXj0
"Kalau ngobrol gini gak terasa Mbak, eh tiba-tiba udah dini hari", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxoUu5CALt
"Iya nih, aku juga gak ngerasa lho Pak. Kalau sekarang udah jam 01.30", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtn57jXrWo
"Mbak kalau udah ngantuk, tidur aja!!", Kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡga4uJZymJ8
"Belum Pak, aku belum ngantuk. Pak Aziz udah ngantuk kah?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmF4AV4a2Jt
"Belum Mbak, masak video call sama orang cantik ngantuk sih? Haha", kata Pak Aziz ketawa ngakak.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxxDpQgLBo
"Gombal", kataku dengan tersipu malu.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwNru96G5CH
"Lah kan emang bener Mbak Husna cantik. Tanya aja sama Yusuf, Malik sama Rohman!!", Kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡopgSz3Ywp6
Aku hanya tersenyum saja, karena menahan malu. Senang sih dipuji, tetapi tetap saja pujian Pak Aziz membuatku salah tingkah.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDZZKhg2tR
"Pak Aziz aku boleh ngomong sesuatu?", Tanyaku pada Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAS1JuItodR
"Boleh Mbak, apa tuh?", Tanya Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ih8HZUAjr
"Boleh gak aku anggap Pak Aziz kayak ayahku sendiri?", Tanyaku dengan menundukkan pandangan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxy2EiuG9a
"Waduh, gak bisa anu dong", kata Pak Aziz menjadi murung.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4nKZ2jbnp4
"Hihi, Pak Aziz ah mesum mulu. Bisa gak ya?", Kataku pura-pura berpikir.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMZQi9xCW4
"Huh, mau gimana lagi. Saya tuh sayang sama Mbak, gak bisa anu sih saya rela asal Mbak balik lagi ceria", kata Pak Aziz dengan sok tegar.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgmKosVkOFw
"Hihi Pak Aziz lucu", kataku sambil menutup bibirku dengan telapak tangan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkNCIqWIxEP
"Aku ada kejutan buat Pak Aziz", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1l70kHHcxw
"Emm yang jelas aku bakal ngasih kejutan ke Pak Aziz dua kali ya. Yang pertama sekarang, yang kedua besok pas aku nginep disana", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zHLw1Yg2w
"Wah saya gak sabar, nunggu kejutan dari Mbak Husna", katanya antusias.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwfULO55gb
"Udah siap Pak? Ini khusus buat Pak Aziz", kataku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlQ2sWAjmE
"Siap Mbak", kata Pak Aziz bersemangat.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7NBcFcRdyg
Kupasang HPku pada tripod yang aku taruh di depan ranjangku, lalu aku duduk di atas ranjang. Kubuka dress panjangku dengan perlahan, dimulai dengan aku membuka resleting dress panjangku. Kulihat ke layar hp, Pak Aziz menelan ludah.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡad5RBFwmtU
Lalu dress panjangku mulai turun, menampakkan kulitku yang setiap hari tertutup rapat oleh dress panjangku dan hijabku. Dimulai dari lenganku yang nampak, turun ke bawah sampai jatuh sebatas perut.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8m0RGAa6sh
"Pak Aziz suka?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVskVw5sTl9
"Eh suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang menatapku tanpa berkedip.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyU8Il77Ay4
Pelan kubuka BHku, dengan perlahan BHku aku lepas. Meski BHku sudah terlepas, telapak tanganku masih menutupi payudaraku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxC2g24Anw
Kulihat Pak Aziz lagi-lagi menelan ludah, menatap Pak Aziz aku tersenyum.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRl6118ZdK
"Buka dong Mbak tangannya!!", Kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwM9F6UO07J
"Hihi, sabar dong Pak!!", Kataku dengan suara genit.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnhbSwR0tT
Perlahan kubuka telapak tanganku yang menutupi payudaraku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxJQuvdUSe
"Pak Aziz suka?", Tanyaku genit.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2zhM5wyby
"Suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang sekarang udah setengah telanjang sedang mengocok penisnya.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxnIs8dkgC0
"Ya ampun Pak, hihi", kataku tertawa melihat Pak Aziz yang gak bisa menahan birahinya.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw2TCF68WTg
Pertunjukan baru dimulai, aku mulai meremas payudaraku sambil mendesah pelan.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWszgnZ5Bo
"Pak Aziz, ahhh ssssh", kataku mendesah dengan tanganku meremas payudaraku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBIBUL0j1cv
"Iya Mbak, sssh ahhh", kata Pak dengan tangannya mengocok penisnya dengan cepat.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxkhDaQpSB
Melihat Pak Aziz, apalagi melihat penisnya yang besar dan panjang, aku gak sanggup menahan gejolak syahwatku. Gak hanya payudaraku yang semakin mengencang, vaginaku yang masih tertutup dress panjang dan celana dalamku pun mulai basah.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXojmF3oVgX
Sekarang gak hanya meremas payudaraku, tetapi tanganku mulai mengucek-ucek vaginaku. Enak bener-bener enak, sensasinya melebihi saat aku digerayangi rame-rame oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Saat ini aku juga membayangkan wajah ayahku yang masih muda. Lalu kubuka mataku untuk melihat wajah Pak Aziz, yang seakan-akan Pak Aziz adalah sosok ayahku versi dewasa.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvZ1ypDJw5
Pikiranku semakin melayang, dengan nafasku yang semakin memburu. Desahan-desahan dari bibirku gak bisa lagi aku tahan. Aku mendesah dengan keras, gak peduli kalau seandainya Kakek mendengarku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe8EfCtZGCM
Aku mengangkang lebih lebar dalam kondisi setengah rebah dengan bersandarkan bantal yang aku tumpuk, dengan dress panjang yang semakin tersibak sampai ke pangkal paha. Kini kakiku dari mata kaki, betis sampai pahaku sudah terpampang di depan Pak Aziz. Yang tersisa adalah pangkal pahaku yang masih tertutup dress panjangku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYAW2JxExJN
Kubuka dress panjangku yang menutupi pangkal pahaku, kubuka semakin ke atas sampai menampakkan celana dalamku yang berwarna putih tipis yang basah.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7d2VaG3Wn
"Ahhh Mbak", kata Pak Aziz mendesah keras.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoQOUXRdQQd
Mendengar Pak Aziz mendesah aku gak kuat, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamku yang berwarna putih. Lalu jari-jariku kembali aku gesek-gesekkan ke belahan vaginaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaig2M01rGV
"Ssssh Pak", kataku mendesah dengan tubuhku yang menggelinjang.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtU4vrUrKh7
Lalu Pak Aziz menghentikan kocokannya pada penisnya, "Mbak hati-hati, jangan sampai selaput dara Mbak robek!!", Kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKz6cEuuuC
Aku mengernyitkan dahiku, dalam kondisi begini Pak Aziz masih mengkhawatirkan keperawananku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP8Eh5QDPyh
"Pak pentingkah keperawananku? Apakah kalau aku gak lagi perawan, aku gak lagi berharga?", Tanyaku.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ40On2bdSW8
"Buat saya, perawan atau enggaknya Mbak gak jadi masalah. Mbak tetap berharga di mata saya", kata Pak Aziz.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5OqSTSbor
Kucerna perkataan Pak Aziz, mendengar pengakuan Pak Aziz aku tersenyum. Ternyata ada satu orang yang bisa mengertiku. Mau menganggapku berharga gak hanya diukur dengan hal remeh seperti selaput dara.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTNIhroEB2
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum.
4171Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDdxGEAjQ4N
Aku sudah menyiapkan kejutan untuk Pak Aziz besok, dan kejutan ini khusus aku persembahkan untuk Pak Aziz.
