x
Akhir-akhir ini aku memergoki Ilham sedang mengawasiku. Tetapi saat aku mencoba mendekatinya, Ilham selalu pergi begitu saja. Melihat sikapnya yang misterius, di dalam pikiranku menjadi penuh tanda tanya.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcV9qRqwY5v
Aku tau, Ilham menyaksikan apa yang aku lakukan bersama Yusuf, Malik dan Rohman. Hanya saja, aku gak tau apa yang diinginkan Ilham yang akhir-akhir ini selalu menguntitku, mengawasiku. Ada perasaan risih juga yang muncul di hatiku, karena Ilham mengawasiku kemana pun sampai aku masuk ke dalam kamar mandi Masjid.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKKtZ2hcKSk
Bahkan saat aku pulang ke rumah, Ilham menguntitku dari belakang. Sebenarnya aku ingin menemuinya, hanya sekedar menanyakan apa yang diinginkan. Tetapi aku gak ingin berlebihan kepada Ilham, yang notabene adalah muridku yang masih di bawah umur.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRsbo0IFfSV
Waktu bergerak dengan cepat, setelah Yusuf, Malik dan Rohman mulai memasuki SMA. Tiga-tiganya memilih sekolah SMK.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxx8vjXLnfR
Pernah Malik mengeluh padaku, kalau di sekolahnya gak ada murid perempuannya. Mendengar curhatan Malik aku tertawa, karena motif sekolah Malik bukan untuk mencari ilmu melainkan untuk mencari cewek saja.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZZk6zR0Oo
Sekarang aku gak lagi mengajar mengaji, di rumah aku membuka gerai es teh jumbo. Kadang Yusuf, Malik dan Rohman pura-pura membeli es teh di geraiku, hanya sekedar ingin bertemu denganku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2o0UufNxj
Warga sekitar gak curiga, karena mungkin mereka pikir Yusuf, Malik dan Rohman sekedar membeli daganganku saja.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4n9cLDPb8k
"PING" ada notifikasi WA dari Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOgPpPPKtLs
"Mbak saya kangen", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHtjwefkbvp
Melihat ada notif dari Pak Aziz, aku tersenyum. Sudah lama aku gak bertemu dengan Pak Aziz. Jangankan bertemu, saling menyapa sebatas chat lewat WA saja gak pernah. Berbeda dengan Yusuf, Malik dan Rohman. Mereka sering mampir ke gerai es tehku hanya untuk bertegur sapa denganku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFBLeJRIiG
Meski sering bertemu, hanya sekedar bercengkerama. Gak ada yang lebih dari itu, karena mungkin mereka tau posisi mereka ada di kompleks perumahan. Terlalu berisiko tinggi untuk mesumin aku di gerai es tehku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxD2ozP12A
Aneh memang, saat ketiga remaja itu mesumin aku. Gak ada rasa terhina yang muncul di hatiku. Di dalam prinsipku, selama yang mereka lakukan berdasarkan suka sama suka sah-sah saja.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡML4AILHg2g
Aku memiliki prinsip seperti ini bukan tanpa alasan. Ada perasaan sentimental yang tinggi di dasar hatiku, saat pikiran kolot masyarakat tentang zina mengingatkanku pada nasib orang tuaku di Aceh dulu. Mengingat cerita dari kakekku, aku gak bisa menahan air mataku agar gak menetes. Apalagi mengingat penderitaan almarhumah ibuku, gak hanya menahan sakit karena siksaan dari cambuk rotan di punggungnya. Tetapi sangsi sosial dari masyarakat menyebabkan ibuku menanggung beban mental yang gak ringan. Ibuku harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usia muda, dengan meninggalkanku seorang diri yang masih bayi. Dengan tersenyum ceria, kubalas chat dari Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjmC7TpH0b2
"Husna juga Pak. Gimana kabar Pak Aziz? Baik kan?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV53Tk03zOY
"Baik Mbak. Cuma di Masjid jadi sepi gak ada Mbak", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHzJP2WjtbW
"Kan ada yang lain Pak. Emang Selly gak ada disitu ya Pak?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxIzPIiYxHO
"Ada sih Mbak. Malah tiap hari kita ngewe, hehehe", kata Pak Aziz frontal.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ73m9g69m4g
Mendengar perkataan Pak Aziz yang blak-blakan membuatku tersenyum. Ntah kenapa Pak Aziz bisa sebebas itu chat sama aku, seperti gak ada sekat tabu yang memisahkan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGc5FGLE5cU
"Yee Pak Aziz, jangan sering-sering dong Pak kasian Selly", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklq150aVH9
"Mbak Sellynya yang minta kok Mbak", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaENCcfeDXC
Jariku sempat ingin mengetik, "Pak Aziz gak pengen gitu juga sama aku?". Tetapi ketikanku kembali aku hapus karena aku malu. Meski aku bukan lagi perempuan polos seperti dulu, aku gak bisa bebas mengungkapkan perasaanku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKt8zwz78ud
"Pak Aziz sibuk gak?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSBXT2EmlE3
"Engga Mbak. Emang kenapa Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrJVBfDqEUj
"Kalau gak sibuk, aku mampir kesitu. Tapi gimana caranya ya supaya gak mencurigakan?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsow2aRrsk4
"Kesininya malem aja Mbak!! Disini jam 22.00 udah lumayan sepi kok", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE7gDLGlfPY
"Oh, baiklah Pak. Besok aku kesana ya?", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXv6kImvwb8
"Sip, saya tunggu Mbak. Dandan yang cantik ya, hehe", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEkpsQHoT0r
"Yee maunya. Iya Pak, besok Husna bakal dandan cantik", kataku sambil tersenyum.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCxoIu50XMs
"Wah saya jadi gak sabar", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcvDmXKLJyj
Ntah kenapa timbul ide di dalam pikiranku, kulepas hijabku lalu aku selfie dengan pose merem sambil melet dengan jari tanganku dengan gaya peace di samping kepala depan kamera hpku.4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZrYCrmNu5
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloPuzMROO4
Photoku sudah kukirim ke Pak Aziz. Kutunggu balasan Pak Aziz, gak kunjung ada balasan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YrFcGiOJV
Kesel juga sih, padahal aku sudah mengorbankan rasa maluku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU6wEqnPsIX
"PING" ada notif dari Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsrryQT0iyv
Mendapat balasan dari Pak Aziz, aku tersenyum senang.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3vtuNlQYJ
"Photonya kok merem sambil melet gitu Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn5DguLnkL9
Aku salah tingkah mendapat balasan chat dari Pak Aziz. "Hehe, Pak Aziz gak suka?", Tanyaku dengan emot malu-malu.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5yRbG1jWAc
"Suka kok. Kan saya jadi pengen gigit lidah Mbak kalau kayak gitu", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuUoaBgzrq4
"Yee maunya. Sabar ya, nanti juga bisa gigit kok!!", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4Qc2KsKJY
Membalas chat dengan chat nakal seperti itu, membuat jantungku berdetak kencang. Rasanya menyesal membalas chat seperti itu. Tetapi seberapa pun aku menyesalinya, aku gak bisa membohongi perasaanku. Senyumku tersungging tanpa bisa aku cegah.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡechBCVN6nJ
Perasaanku ke Pak Aziz berbeda dengan perasaanku dengan yang lain. Bersama Pak Aziz seperti aku bersama ayahku. Karena kemungkinan umur ayahku seumuran dengan umur Pak Aziz. Apalagi saat Pak Aziz menjamahku, di dalam pikiranku seakan-akan Pak Aziz itu ayahku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMzzIJ20V1U
Saat fantasy itu muncul, kucoba untuk menyangkal tetapi gak bisa. Kerinduanku pada ayahku, berubah menjadi hasrat untuk direngkuh oleh ayahku secara seksual.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlp9Qul0teu
Setelah aku chat dengan Pak Aziz, semalaman aku gak bisa tidur. Perasaanku semakin gelisah membayangkan apa yang terjadi besok. Meski aku bersama Pak Aziz, sekedar bergumul tanpa penetrasi gak hanya sekali. Tetapi besok, untuk pertamakalinya aku nekat menginap bersama Pak Aziz berdua saja tanpa Yusuf, Malik dan Rohman.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEoXAC7ihb
Aku bingung menekan perasaanku yang bergejolak, rasa-rasanya aku ingin kembali menghubungi Pak Aziz. Tetapi sekarang sudah tengah malam, kemungkinan Pak Aziz sudah tidur terlelap. Gak enak juga harus mengganggu Pak Aziz saat Pak Aziz sedang istirahat.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHN4dTkPBU8
Karena aku gak bisa menahan diri, kuambil hpku. Kucoba video call Pak Aziz, dengan dada deg-degan kutunggu Pak Aziz mengangkat panggilanku. Kutunggu cukup lama, panggilanku gak kunjung diangkat oleh Pak Aziz. Dengan perasaan malu yang menguar kuletakkan hpku di samping bantalku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7wLy9KZItD
Kututup wajahku dengan telapak tanganku, karena rasa maluku tiba-tiba muncul.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5y2IIVMw7o
Saat ada panggilan video call, yang kulihat ternyata dari Pak Aziz. Aku sangat senang sekali. Kurapikan rambutku di depan kaca riasku lalu kuangkat panggilan dari Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE24EWwuPty
"Halo Mbak. Kenapa nih video call saya? Hehe", tanya Pak Aziz cengengesan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhkS1C2TVOb
Dengan malu-malu aku menundukkan wajahku di depan layar hpku, ", Kangen Pak", kataku dengan masih menundukkan pandangan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqh3Poh5iRJ
Rasanya wajahku seperti kepiting rebus, karena mengungkapkan perasaanku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj0FUTgtiWR
"Hehe, kan besok ketemu Mbak?", Kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIoH413RJxu
"Aku gak boleh ya video call Pak Aziz?", Tanyaku ngambek.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYnnnrDvgs
"Boleh dong. Jangan manyun gitu dong!! Ntar saya cium lho bibir Mbak", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBp75cIV4T6
"Nih cium aja, kalau bisa!!", Kataku menyahuti Pak Aziz sambil tersenyum.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26Qdp1jtRS
"Muah muah muah."
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hCozXu3fm
Melihat Pak Aziz aku tertawa, bagaimana engga Pak Aziz gak hanya mengecup layar hpnya tetapi melumat layar hpnya sampai basah.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfbFhJX3FO
"Kenapa tuh ketawa?", Tanya Pak Aziz yang menghentikan ciumannya pada layar hpnya.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4ZIK4Rowv
"Hihi Pak Aziz lucu sih. Itu layar hp Pak bukan aku. Kasian kan layar hp Pak Aziz basah", kataku tertawa kecil.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUB22FUP82O
Pak Aziz hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya. Lalu aku dan Pak Aziz hanya saling menatap layar hp masing-masing tanpa mengobrol sepatah kata pun. Kita diem-dieman cukup lama, sampai aku mencoba untuk membuka obrolan lagi.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VD78vH43f
"Kok jadi diem-dieman gini ya Pak?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wEiHkpYIY
"Hehe saya bingung Mbak mau ngobrolin apa", kata Pak Aziz cengengesan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIotL7wLLT3
"Obrolin apa aja sih. Soal Pak Aziz misalnya", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSgv6Ka7MEA
Ntah kenapa Pak Aziz menghela nafasnya panjang, "Saya gak punya keluarga Mbak. Saya hidup sebatangkara di Jawa", kata Pak Aziz menjadi murung.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hesL9FTwK
"Emang asal Pak Aziz darimana?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYQ3FF78bP
"Dari Aceh Mbak", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzWC7LYFQT3
"Deg" mendengar pengakuan Pak Aziz yang berasal dari Aceh, detak jantungku rasanya berhenti.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVY5CJqSWd
Ingatanku menerawang, mengingat ayahku yang sekarang ntah dimana. Kesedihan tiba-tiba muncul di hatiku, tanpa sadar kuteteskan air mata.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0wFv2JMQNb
"Loh Mbak kok nangis? Ada yang salah dari ucapan saya Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxL7JA1XKK
"Oh engga Pak", kataku berbohong dengan mengusap air mata yang menetes di pipiku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCcRgpT0kU
"Jangan bohong Mbak!!", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzAjq0mMBG
"Keinget ayah saya aja Pak", kataku masih dalam kondisi terisak.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06i2iBtbHa
"Udah cup cup!! Andai saya disitu, pasti saya peluk Mbak biar gak sedih lagi.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPDAk8QCEmg
Mendengar perkataan Pak Aziz aku tersenyum, "Peluk guling aja Pak!! Ada kan disitu?", Kataku tertawa kecil.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdYCUDo6Re0
"Ya sama saja dong? Gak bisa tenangin Mbak Husna yang lagi sedih", kata Pak Aziz dengan membusungkan dadanya.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1gCQm4cKn
"Pak Aziz bikin aku ketawa aja, sedihku udah ilang kok Pak. Terima kasih ya", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoLQCqST9mx
"Santai aja Mbak, udah kewajiban saya. Mbak kan bakal istrinya Rohman ponakan saya", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYg4ZDs1W0q
"Hihihi, ya ampun Pak. Rohman kan masih kecil, ya udah deh iya", kataku dengan tersenyum.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFtDr8tDyUL
"Kalau ngobrol gini gak terasa Mbak, eh tiba-tiba udah dini hari", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmgKdaTeEu8
"Iya nih, aku juga gak ngerasa lho Pak. Kalau sekarang udah jam 01.30", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ12l6Olzdva
"Mbak kalau udah ngantuk, tidur aja!!", Kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiRzEviFJ9Y
"Belum Pak, aku belum ngantuk. Pak Aziz udah ngantuk kah?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7DjKnJzgju
"Belum Mbak, masak video call sama orang cantik ngantuk sih? Haha", kata Pak Aziz ketawa ngakak.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ucAJdhSiA
"Gombal", kataku dengan tersipu malu.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcssJM81C4p
"Lah kan emang bener Mbak Husna cantik. Tanya aja sama Yusuf, Malik sama Rohman!!", Kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJx7143nk3
Aku hanya tersenyum saja, karena menahan malu. Senang sih dipuji, tetapi tetap saja pujian Pak Aziz membuatku salah tingkah.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyGLGgq4XX
"Pak Aziz aku boleh ngomong sesuatu?", Tanyaku pada Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6aDLIpVxLM
"Boleh Mbak, apa tuh?", Tanya Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDcQyBDVxxj
"Boleh gak aku anggap Pak Aziz kayak ayahku sendiri?", Tanyaku dengan menundukkan pandangan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCt47Yzg8oz
"Waduh, gak bisa anu dong", kata Pak Aziz menjadi murung.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyQyMVnHln
"Hihi, Pak Aziz ah mesum mulu. Bisa gak ya?", Kataku pura-pura berpikir.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMPBIOiyQWP
"Huh, mau gimana lagi. Saya tuh sayang sama Mbak, gak bisa anu sih saya rela asal Mbak balik lagi ceria", kata Pak Aziz dengan sok tegar.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbqLCNeX2JF
"Hihi Pak Aziz lucu", kataku sambil menutup bibirku dengan telapak tangan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvsI0pxEO6R
"Aku ada kejutan buat Pak Aziz", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRdQz0kVKG1
"Emm yang jelas aku bakal ngasih kejutan ke Pak Aziz dua kali ya. Yang pertama sekarang, yang kedua besok pas aku nginep disana", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKO8qf3UJk1
"Wah saya gak sabar, nunggu kejutan dari Mbak Husna", katanya antusias.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktYZow14bN
"Udah siap Pak? Ini khusus buat Pak Aziz", kataku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZeiNxjqgG
"Siap Mbak", kata Pak Aziz bersemangat.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5McbgyiWhR
Kupasang HPku pada tripod yang aku taruh di depan ranjangku, lalu aku duduk di atas ranjang. Kubuka dress panjangku dengan perlahan, dimulai dengan aku membuka resleting dress panjangku. Kulihat ke layar hp, Pak Aziz menelan ludah.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuoRccIwimK
Lalu dress panjangku mulai turun, menampakkan kulitku yang setiap hari tertutup rapat oleh dress panjangku dan hijabku. Dimulai dari lenganku yang nampak, turun ke bawah sampai jatuh sebatas perut.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8wkrri5hO
"Pak Aziz suka?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRYnxOVXAUi
"Eh suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang menatapku tanpa berkedip.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdHnCO9fjDz
Pelan kubuka BHku, dengan perlahan BHku aku lepas. Meski BHku sudah terlepas, telapak tanganku masih menutupi payudaraku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFdlq23CRg
Kulihat Pak Aziz lagi-lagi menelan ludah, menatap Pak Aziz aku tersenyum.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRuugvTh0xc
"Buka dong Mbak tangannya!!", Kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0nEKQrthG
"Hihi, sabar dong Pak!!", Kataku dengan suara genit.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsp7gCQsSM9
Perlahan kubuka telapak tanganku yang menutupi payudaraku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnYCsTqgd3
"Pak Aziz suka?", Tanyaku genit.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7jWje14AM5
"Suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang sekarang udah setengah telanjang sedang mengocok penisnya.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFFeOw88Vzz
"Ya ampun Pak, hihi", kataku tertawa melihat Pak Aziz yang gak bisa menahan birahinya.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVIfmpRWt3s
Pertunjukan baru dimulai, aku mulai meremas payudaraku sambil mendesah pelan.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjtR8TAN0eF
"Pak Aziz, ahhh ssssh", kataku mendesah dengan tanganku meremas payudaraku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJc1OlWixv
"Iya Mbak, sssh ahhh", kata Pak dengan tangannya mengocok penisnya dengan cepat.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7c5jJYeUY1
Melihat Pak Aziz, apalagi melihat penisnya yang besar dan panjang, aku gak sanggup menahan gejolak syahwatku. Gak hanya payudaraku yang semakin mengencang, vaginaku yang masih tertutup dress panjang dan celana dalamku pun mulai basah.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CcoY6rEib
Sekarang gak hanya meremas payudaraku, tetapi tanganku mulai mengucek-ucek vaginaku. Enak bener-bener enak, sensasinya melebihi saat aku digerayangi rame-rame oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Saat ini aku juga membayangkan wajah ayahku yang masih muda. Lalu kubuka mataku untuk melihat wajah Pak Aziz, yang seakan-akan Pak Aziz adalah sosok ayahku versi dewasa.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNR4v28WdwX
Pikiranku semakin melayang, dengan nafasku yang semakin memburu. Desahan-desahan dari bibirku gak bisa lagi aku tahan. Aku mendesah dengan keras, gak peduli kalau seandainya Kakek mendengarku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm5nJ0PA70k
Aku mengangkang lebih lebar dalam kondisi setengah rebah dengan bersandarkan bantal yang aku tumpuk, dengan dress panjang yang semakin tersibak sampai ke pangkal paha. Kini kakiku dari mata kaki, betis sampai pahaku sudah terpampang di depan Pak Aziz. Yang tersisa adalah pangkal pahaku yang masih tertutup dress panjangku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdEtdwRPQrA
Kubuka dress panjangku yang menutupi pangkal pahaku, kubuka semakin ke atas sampai menampakkan celana dalamku yang berwarna putih tipis yang basah.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8SxJZspg9K
"Ahhh Mbak", kata Pak Aziz mendesah keras.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAUSLzwAv0
Mendengar Pak Aziz mendesah aku gak kuat, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamku yang berwarna putih. Lalu jari-jariku kembali aku gesek-gesekkan ke belahan vaginaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGtdyehmpw
"Ssssh Pak", kataku mendesah dengan tubuhku yang menggelinjang.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanavVHyaS0
Lalu Pak Aziz menghentikan kocokannya pada penisnya, "Mbak hati-hati, jangan sampai selaput dara Mbak robek!!", Kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DA6dTgtii
Aku mengernyitkan dahiku, dalam kondisi begini Pak Aziz masih mengkhawatirkan keperawananku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08k6Q1YAco
"Pak pentingkah keperawananku? Apakah kalau aku gak lagi perawan, aku gak lagi berharga?", Tanyaku.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gPiQr4uWD
"Buat saya, perawan atau enggaknya Mbak gak jadi masalah. Mbak tetap berharga di mata saya", kata Pak Aziz.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEU6XYHSmc2
Kucerna perkataan Pak Aziz, mendengar pengakuan Pak Aziz aku tersenyum. Ternyata ada satu orang yang bisa mengertiku. Mau menganggapku berharga gak hanya diukur dengan hal remeh seperti selaput dara.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLoAVQTYkM
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum.
4946Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFDNzWfYQrR
Aku sudah menyiapkan kejutan untuk Pak Aziz besok, dan kejutan ini khusus aku persembahkan untuk Pak Aziz.
