
Hubunganku dengan Yusuf semakin renggang, bukan hanya karena aku sakit hati kerena sikap Yusuf saja. Tetapi Yusuf juga mulai menghindariku. Saat hubunganku dengan Yusuf retak, retakan hatiku mulai tersusun kembali karena kehadiran Malik.
7183Please respect copyright.PENANA4DXhQan0eP
Seperti hari-hari sebelumnya, aku diantar jemput Malik saat mengajar mengaji. Meski ada banyak bisik-bisik orang yang menggunjingku dengan kata-kata yang buruk. Aku gak mempedulikan itu, tetapi Kakek berusaha menasehatiku. Bukan karena Kakek ingin membatasi kebebasanku, melainkan Kakek gak ingin terjadi apa-apa padaku.
7183Please respect copyright.PENANAVw5yXp835n
Hari ini aku memakai outfit serba hitam, dari dress panjang, hijab dan cadar dengan warna serupa. Di perjalanan kupeluk Malik dengan erat.
7183Please respect copyright.PENANA9xv8OtASOX
Sesampainya di tempat aku mengajar mengaji, ada banyak mata melihatku. Begitu juga Yusuf yang memandangku dengan tatapan sinis. Sepertinya Malik mengetahui gerak-gerik temannya, dengan sorot mata sinis menatap ke arahku. Malik menggandeng tanganku, berjalan berlawanan arah dengan langkah Yusuf yang sedang berjalan ke arahku dan Malik.
7183Please respect copyright.PENANAUZaxYPBOzz
Kulirik Malik dengan mendongakkan wajahku, saat Malik berhenti melangkah tepat di depan Yusuf. Yusuf pun juga menghentikan langkahnya di depan Malik. Sorot mata Malik tajam menatap ke arah mata Yusuf.
7183Please respect copyright.PENANAwGMfeWG0Nx
Genggaman Malik ke tanganku makin erat. Ntah kenapa jantungku berdetak kencang melihat aku diperebutkan oleh dua remaja yang statusnya adalah muridku. Aku balik menggenggam tangan Malik dengan erat.
7183Please respect copyright.PENANAwJb6KKAZex
Sorot mata Yusuf menatap Malik dengan tajam, berpindah menatapku. Matanya yang menatap sinis berubah menjadi tatapan sendu. Mendapat tatapan seperti itu, muncul desiran kecil di dalam hatiku.
7183Please respect copyright.PENANAj8CKXu1XNz
"Huuuuuh" kuhembuskan nafas panjang.
7183Please respect copyright.PENANA2UrV6SEJf9
Setelah kejadian yang membuat hatiku bimbang, aku jadi gak fokus mengajar. Sempat beberapa kali, aku ditergur oleh salah satu muridku, Rohman.
7183Please respect copyright.PENANAqsAaqlauEG
"Ibu kok melamun aja?", Tanya Rohman.
7183Please respect copyright.PENANAWGscESgFqE
Aku tersentak kaget, "Eh enggak kok Man", kataku mengelak dengan senyuman tipis di wajahku.
7183Please respect copyright.PENANAOpO1IjXOoe
Semua orang ntah dari teman-temanku, Pak Aziz dan murid-muridku sudah mengetahui kedekatanku dengan Malik. Mereka meresponnya dengan biasa-biasa saja.
7183Please respect copyright.PENANA6uw2QzLhFm
Karena suasana Masjid tempatku mengajar mengaji gak seperti dulu lagi. Di balik itu tersingkap kemaksiatan yang dipamerkan secara terang-terangan. Seperti Nurul yang terang-terangan menjalin hubungan sesama jenis dengan Ima. Lily yang berpacaran dengan Pak Salim, si penjual teh Jumbo di depan Masjid. Begitu juga Hana dan Selly yang gak kalah gilanya. Mereka pernah aku pergoki masturbasi di dalam kamar mandi cewek.
7183Please respect copyright.PENANAp6qB5gABgi
Hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya, meski cuaca mendung. Tetapi udara panas begitu menyengat, sampai-sampai keringatku membanjir membasahi dress panjangku.
7183Please respect copyright.PENANA21BnGxOk3C
Kulihat Rohman melirikku dengan tatapan mesum. Melihat Rohman melirikku, justru aku tersenyum ke arahnya.
7183Please respect copyright.PENANAqxPj7nj2OS
Tetapi saat aku membalas menatap Rohman lekat, Rohman tetap menatapku. Sekarang tatapannya gak sekedar tatapan mesum. Mata Rohman seakan menjelajahi sekujur tubuhku. Kupandang Rohman dengan mengernyitkan dahiku. Rasanya aneh, auratku yang tertutup sempurna masih memancing tatapan nakal dari lawan jenis. Meski itu tatapan nakal muridku sendiri yang masih dibawah umur.
7183Please respect copyright.PENANAmwVqV0D3wR
Ada perasaan penasaran, sebenarnya apa yang membuat Rohman tergoda. Kutatap Rohman lagi dengan lekat, "Apakah Rohman sedang mengendus-endus bau badanku yang basah oleh keringat?", Tanyaku dalam hati.
7183Please respect copyright.PENANAmQB4Vvh2gq
Ternyata gak hanya Nurul yang memiliki fetish yang menurutku jorok seperti fetish keringat. Rohman pun tanpa malu-malu menunjukkan fetishnya yang aneh di dekatku. Kulihat sekilas, cuping hidung Rohman kembang kempis seakan-akan menghirup sesuatu.
7183Please respect copyright.PENANACKH6LplXgd
Ntah kenapa, muncul keinginan untuk sekedar memancing Rohman. Aku benar-benar penasaran, apakah benar Rohman fetish terhadap keringatku. Membayangkan saja, sudah membuat dadaku berdesir. Ada kebanggaan tersendiri yang muncul di dasar hatiku. Meski sempat terpikirkan, perasaan jijik tentang fetish jorok sekejap muncul.
7183Please respect copyright.PENANAkj5WJ47u7g
Udara yang panas, ditambah pikiranku yang gak lagi stabil karena bayangan nakal yang bergelayutan, membayangiku, membuatku kepanasan. Tanpa bisa aku cegah, aku melangkah ke arah kamar mandi cewek.
7183Please respect copyright.PENANAsGFnKgdRqQ
Saat aku berdiri, kulirik Rohman dengan sudut mataku. Dengan sengaja aku berjalan mendekat ke arah dimana Rohman duduk. Samping pinggulku yang berbalut longdress panjang bersentuhan dengan wajah Rohman. Kurasakan wajah Rohman dibenamkan, menempel ke samping pinggulku yang berbalut dress panjang.
7183Please respect copyright.PENANAEDNz6dxlWt
Dadaku lagi-lagi berdesir, kurasakan Rohman menghirup dalam tubuhku yang masih berbalut dress panjang.
7183Please respect copyright.PENANA6cnZZvYbox
Dengan jantung deg-degan, aku melangkah semakin menjauhi Rohman dengan senyum di balik cadarku.
7183Please respect copyright.PENANA4QfzFnguXX
Belum sempat kakiku melangkah memasuki kamar mandi, kudengar langkah kaki di belakangku. "Siapa ya kira-kira?", Tanyaku dalam hati.
7183Please respect copyright.PENANAp51eWyuSJd
Dengan perasaan yang gak menentu, aku enggan untuk menoleh ke belakang. Kurasakan ada tangan yang memelukku dari belakang.
7183Please respect copyright.PENANAaAnWNZTuZ3
Mendapat perlakuan seperti itu, kuhentikan langkahku. "Kamu siapa?", Tanyaku.
7183Please respect copyright.PENANAO80nnhKNtz
Orang di belakangku gak menjawab pertanyaanku, kurasakan puncak kepalaku dikecup. Tetapi yang kurasakan, kecupan itu berubah menjadi endusan.
7183Please respect copyright.PENANA2mirCGeclv
Lalu gak berhenti disitu, tubuh di belakangku memelukku dengan erat. Endusan gak berhenti di puncak kepalaku yang tertutup hijab. Tetapi mulai turun ke leherku yang tertutup hijab pula.
7183Please respect copyright.PENANAA9QPgbVXx4
Tanpa bisa aku cegah, aku menikmatinya. Apalagi tangan nakal itu meremas lenganku dengan lembut.
7183Please respect copyright.PENANAKUH27SSDmE
Kupejamkan mataku, menahan sensasi yang membuat nafasku memburu.
7183Please respect copyright.PENANA9VZrO9oUk6
"Kamu siapa?", Kataku lagi mencoba bertanya.
7183Please respect copyright.PENANAdMW2FpfH8G
Lagi-lagi orang di belakangku, gak menjawab pertanyaanku.
7183Please respect copyright.PENANACnOkTrBgrI
"Ahhhh sssshhh."
7183Please respect copyright.PENANANKaNy9IwHP
Mendapat perlakuan intens seperti itu, kakiku lemas. Rasa-rasanya tulang kakiku seperti dillolosi dari kakiku.
7183Please respect copyright.PENANAKCLvP2ZGKp
Orang di belakangku melepas pelukannya, seketika aku ambruk ke bawah. Gak berhenti disitu, aliran deras di dalam vaginaku gak bisa aku cegah. Tubuhku mengejang hebat, dengan posisiku mengangkang di atas lantai.
7183Please respect copyright.PENANAgyxDAzuoSF
Kurasakan lagu pelukan dari belakangku. Sekarang dengan nakalnya tangan itu masuk dalam hijabku. Dengan tersentak kaget, aku mencoba menyingkirkan tangan itu dari payudaraku.
7183Please respect copyright.PENANALXkDABUURC
Karena tubuhku yang sudah lemas, gak berdaya. Aku hanya bisa memegang punggung tangan itu tanpa berusaha menyingkirkannya dari payudaraku.
7183Please respect copyright.PENANAOcGwCtVzC8
"Ahhh ssshhh."
7183Please respect copyright.PENANAi7h36iW3TM
"Mas, lepasin Mas!!", Kataku berusaha melepas tangannya yang meremas payudaraku.
7183Please respect copyright.PENANATIAgNIBFFY
Tetapi justru tangan satunya masuk ke dalam celah dress panjangku. Sekarang dua bagian sensitif tubuhku mendapat rangsangan secara bersamaan. Yang satunya meremas payudaraku, yang satunya menggesek-gesek vaginaku yang masih tertutup dengan celana dalam.
7183Please respect copyright.PENANA7scKPuRayt
Sentuhan jari-jari nakal itu menjebol pertahananku. Desahanku yang tadi tertahan, gak lagi bisa aku cegah.
7183Please respect copyright.PENANAuSzw2fi1NA
"Ssssh ahhh Mas", kataku mendesah.
7183Please respect copyright.PENANAIt57cEzCQM
Tubuhku mengejang hebat, yang membuat tubuhku terkulai lemas. Tetapi tangan itu gak berhenti memberi rangsangan pada tubuhku, nafsuku kembali terpicu.
7183Please respect copyright.PENANAQTGU2Hx5xY
"Enak Ustadzah?", Tanya orang itu berbisik di telingaku.
7183Please respect copyright.PENANA8rd069OS7n
Mendengar suara yang familiar itu, aku mengernyitkan dahiku.
7183Please respect copyright.PENANAnMB7RJgsyi
"Pak Aziz?", Tanyaku dengan suara lemah.
7183Please respect copyright.PENANACVh18sr5sc
Tubuhku yang gak memiliki tenaga digendong oleh Pak Aziz. Kutatap Pak Aziz dengan tatapan sayu.
7183Please respect copyright.PENANAjUXJnDix77
Sekarang Pak Aziz masuk ke dalam kamar kecil, lalu pintu kamar ditutup. Tubuhku di rebahkan di atas karpet. Pak Aziz menindihku, dengan buas Pak Aziz menciumi seluruh wajahku.
7183Please respect copyright.PENANA22kCdTgaUV
"Pak, udah. Aku gak bisa nafas Pak", kataku mencoba mendorong wajah Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAFHrv0VaM0G
Tetapi Pak Aziz gak menghiraukanku, Pak Aziz hanya menyeringai menatapku.
7183Please respect copyright.PENANAfSafK6tz10
Sekarang Pak Aziz menatapku dengan posisi masih menindihku. Tatapan mesum Pak Aziz ke arahku, membuatku salah tingkah. Ntah kenapa aku gak merasa dilecehkan oleh Pak Aziz. Justru dengan perasaan malu, aku menoleh ke samping dengan tersenyum.
7183Please respect copyright.PENANA9DLK4fEnuX
Tangan Pak Aziz yang masih berada di dadaku, aku pegang. "Remas lagi Pak!!", Kataku dengan malu-malu.
7183Please respect copyright.PENANAS4SOgNpLmg
Aku gak tau, kenapa bisa senakal ini. Pak Aziz hanya tersenyum saja, tanpa mengatakan sepatah kata pun.
7183Please respect copyright.PENANApwgB30Nmx7
"Ahhh aaahhhh."
7183Please respect copyright.PENANA8V23HGYi5F
Gak hanya meremas payudaraku yang masih tertutup hijab dan dress panjangku. Tubuh Pak Aziz yang menindihku, bagian bawah tubuh Pak Aziz ditekan-tekan ke bawah. Kurasakan sesuatu yang besar, di selangkangan Pak Aziz menekan vaginaku yang masih terlindungi oleh dua lapis kain, dress panjangku dan celana dalam.
7183Please respect copyright.PENANAjegVmDiPJa
Merasakan nikmat yang gak terperi, kupejamkan mataku. Kurasakan wajah Pak Aziz dibenamkan ke dadaku.
7183Please respect copyright.PENANAINdSL2zZzb
Pak Aziz gak hanya mengendus-endus dadaku yang tertutup hijab dan dress panjang. Tetapi juga menghisap-hisapnya dengan kuat. Kudongakkan wajahku, saat hisapan, endusan di dadaku diiringi dengan remasan kecil di dadaku.
7183Please respect copyright.PENANA8f7wJObgkQ
Meski di dalam ruangan ini ada kipas angin, tubuhku tetap merasa gerah. Apalagi mendapat cumbuan yang begitu kasar Pak Aziz pada tubuhku.
7183Please respect copyright.PENANAGANrCwNPWs
"Singkap aja Pak, hijabku!!", Kataku pada Pak Aziz sambil tersenyum.
7183Please respect copyright.PENANAGSpQtZHew5
Tanpa mengucapkan kata-kata, Pak Aziz menyingkap hijabku yang sepanjang pantat ke atas. Sampai payudaraku yang menyembul di balik dress panjangku terpampang di depan Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANARlvbfoPj4E
Kubelai rambut Pak Aziz yang beruban, "Pak Aziz suka?", Tanyaku dengan tersenyum genit.
7183Please respect copyright.PENANAXAv6QHbbMh
"Suka Mbak", kata Pak Aziz yang pertamakali mengucapkan satu patah kata.
7183Please respect copyright.PENANAiiZSfbbgog
Tangan Pak Aziz kembali meremas payudaraku, "Sssssh ahhhh" kataku mendesah dengan memejamkan mataku.
7183Please respect copyright.PENANANJwqd0pFES
"Cium aku Pak!!", Kataku pada Pak Aziz dengan menahan perasaan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku.
7183Please respect copyright.PENANAYX2IfQkpu2
Tanpa harus memaksaku, aku sudah memberi kesempatan kepada Pak Aziz untuk mencumbuku. Kulihat senyumnya merekah di bibir Pak Aziz yang berjambang.
7183Please respect copyright.PENANA8HKB3izlC4
Alasanku kenapa aku gak merasa dilecehkan dan justru memberi ruang Pak Aziz mencumbuku karena sejak aku di dalam ruangan untuk mengajar, birahiku sudah meletup-letup. Dimulai dari sisi ekshibisionisku yang menguar, saat mengetahui Rohman dengan sengaja menghirup bau keringatku.
7183Please respect copyright.PENANAPQHVxAHWpG
Pak Aziz menundukkan wajahnya ke wajahku, kecupan-kecupan kecil mendarat ke bibirku yang masih tertutup cadarku. Lalu Pak Aziz kembali mencium bibirku, dengan hanya sebatas antara dua bibir saling bersentuhan meski masih terhalang oleh cadar.
7183Please respect copyright.PENANA4NssrxHs8T
"Singkap aja Pak cadarku!!", Kataku pada Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANA8lUQkSKELv
Dengan raut wajah ceria, Pak Aziz menyingkap cadarku. Sekarang cadarku menutupi mataku ke atas.
7183Please respect copyright.PENANAAWk5Sd1bjj
"Pak", kataku memanggil nama Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAV4sLWxxXSb
"Iya Mbak", kata Pak Aziz menanggapiku.
7183Please respect copyright.PENANAyrjn1Jmchf
"Kenapa Bapak gak cium-cium aku sih?", Tanyaku sedikit manja.
7183Please respect copyright.PENANAf6kBTMivTh
"Hehe, maaf Mbak. Saya masih terpesona melihat wajah Mbak. Apalagi hidung dan bibir Mbak", kata Pak Aziz terkekeh.
7183Please respect copyright.PENANAXTU4Ppw5p1
"Kenapa hidungku Pak?", Tanyaku terbawa suasana karena kecenderungan narsistikku mulai mendominasi.
7183Please respect copyright.PENANA9Osb1R0J6a
"Hidung Mbak cantik, apalagi bibir Mbak", kata Pak Aziz memujiku.
7183Please respect copyright.PENANAqO4eziguRt
Mendapat pujian Pak Aziz, hatiku melambung tinggi.
7183Please respect copyright.PENANALdPkEQICTS
Kurasakan tangan Pak Aziz membelai pipiku, "Ssssshh Pak", kataku mendesah.
7183Please respect copyright.PENANA6sdkIyubUW
"Saya suka banget Mbak, melihat bibir Mbak yang merah itu mendesah", kata Pak Azis.
7183Please respect copyright.PENANAuiqvAoyUJo
Ujung jari Pak Aziz menyentuh bibirku, berputar-putar menyentuh seluruh bibirku. Saat ujung jari Pak Aziz, berada di tengah-tengah antara bibir atasku dan bibir bawahku. Kubuka bibirku, kuhisap ujung jari Pak Aziz dalam-dalam.
7183Please respect copyright.PENANA10eQjyiwSF
Pak Aziz membelai rambutku yang tertutup hijab. Mendapat sentuhan lembut seperti itu aku tersenyum.
7183Please respect copyright.PENANAnEt1zJWRQd
"Mbak cantik ya kalau tersenyum", kata Pak Aziz memujiku.
7183Please respect copyright.PENANA48xEeyDdqf
Dengan perlahan kulepas cadarku, kutatap Pak Aziz dengan tersenyum lembut.
7183Please respect copyright.PENANAWcycKQHtd8
"Cantik banget Mbak. Ternyata apa yang saya bayangkan dulu benar", kata Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAOtmRO2gOZ7
Aku tersipu malu mendapat pujian yang terus dilontarkan Pak Aziz padaku.
7183Please respect copyright.PENANAqxOdR7mz80
"Cium aku lagi Pak!!", Kataku pada Pak Aziz dengan menggigit bibir bawahku.
7183Please respect copyright.PENANAPOW6Eoxtnv
"Sebentar Mbak, beri saya waktu untuk mengagumi wajahmu", kata Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANApfQjodFXuJ
Karena Pak Aziz menunda-nunda untuk menciumku, kudorong kepala Pak Aziz bagian belakang untuk maju ke depan ke arah wajahku.
7183Please respect copyright.PENANAraIRkQmDXs
Wajah Pak Aziz masih tertahan di depanku dengan jarak beberapa senti. Mata kita saling menatap, dengan wajah cemberut aku menatap Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANARRGTpbL6yi
"Pak Aziz gak mau mencium bibirku?", Tanyaku dengan wajah cemberut.
7183Please respect copyright.PENANAIu6xtCn5kr
"Mau kok Mbak", kata Pak Aziz tersenyum.
7183Please respect copyright.PENANATzKmItFVyV
"Kenapa Pak Aziz gak cium-cium aku sih?", Tanyaku dengan manja.
7183Please respect copyright.PENANA0c2eyGeNAS
"Cup" Pak Aziz mengecup pipiku.
7183Please respect copyright.PENANABYTWrlLuQd
"Cup cup cup" masih mengecup area wajahku tanpa menyentuh bibirku sama sekali.
7183Please respect copyright.PENANAiPpUnt1Izz
Kurasakan tangan Pak Aziz di payudaraku kembali meremas perlahan.
7183Please respect copyright.PENANAgrjUa6ksDe
"Sssshh ahhh" aku mendesah lirih.
7183Please respect copyright.PENANAksaBCO1yD6
"Enak Mbak?", Tanya Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAb5G6qX2n4h
"Iya Pak. Terus remas Pak!!", Tanyaku dengan mendesah manja.
7183Please respect copyright.PENANAZftULDXDZv
"Mbak suka ya diginiin?", Tanya Pak Aziz meremas payudaraku lebih kencang.
7183Please respect copyright.PENANA2TbwHCLZab
"Iya Pak, aku suka", kataku sambil memejamkan mataku.
7183Please respect copyright.PENANAcz9O1BbDFX
Dengan masih meremas-remas payudaraku yang hanya dilapisi oleh kain BHku dan dress panjangku, Pak Aziz mulai mencium bibirku. Bibirku yang awalnya terbuka, menikmati remasan tangan Pak Aziz di payudaraku, kini tersumpal oleh bibir Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAxMlYBBtyGC
Pak Aziz gak hanya mengecup bibirku, tetapi sudah mulai melumat bibirku. Bibir bawahku dikulum Pak Aziz. Bibirku mulai merespon kuluman bibir Pak Aziz pada bibir bawahku dengan mengulum bibir atas Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAeXbQTMLTXz
Bibir Pak Aziz sekarang mulai menghisap bibirku, terasa bibirku terhisap ke dalam bibir Pak Aziz. Kudorong tubuh Pak Aziz agar melepas kulumannya pada bibirku.
7183Please respect copyright.PENANA7gbBzcrB80
"Maaf Pak, aku gak bisa nafas", kataku dengan nafas tersengal-sengal.
7183Please respect copyright.PENANA4Y35YAeenZ
"Gapapa Mbak", kata Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAyZKvenHQOQ
"Pak Aziz mau lihat rambutku?", Tanyaku dengan menggigit bibir bawahku.
7183Please respect copyright.PENANAYW3wDDblde
Pak Aziz hanya tersenyum saja, tanpa menjawab pertanyaanku. Tanpa menunggu jawaban Pak Aziz, kubuka hijabku dengan perlahan. Aku yang dalam posisi terduduk, membuka perlahan kain yang menutupi lekukan tubuhku.
7183Please respect copyright.PENANA2kXCAC4J0d
Dengan perlahan, kain hijabku turun ke atas lantai.
7183Please respect copyright.PENANAHZo3sK8bZ5
"Pak Aziz suka?", Tanyaku saat rambutku kini tergerai ke depan menutupi dadaku yang masih tertutup BH dan dress panjangku.
7183Please respect copyright.PENANA9edZcM0zpm
Tangan Pak Aziz merapikan rambutku yang hitam legam, memanjang.
7183Please respect copyright.PENANAhjhVAHoltB
"Suka Mbak. Mbak cantik", kata Pak Aziz kembali memujiku.
7183Please respect copyright.PENANAqDrfkrmRni
Kulingkarkan tanganku ke leher Pak Aziz, sekarang giliran aku yang aktif mencium bibir Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANA9AWh4kG2F7
Mendapat serangan dariku, Pak Aziz membalasnya dengan ciuman pula. Bunyi hisapan-hisapan dari pertemuan bibirku dan Pak Aziz, menggema memenuhi ruangan.
7183Please respect copyright.PENANAIKQnQ3GNIH
Ciuman-ciuman kecil, lumatan-lumatan di bibirku membuat aku ingin melangkah lebih jauh.
7183Please respect copyright.PENANAkNyfBmnelO
Saat tanganku ingin membuka resleting dress panjangku, Pak Aziz menahan tanganku.
7183Please respect copyright.PENANAEaal8oF2m6
"Jangan Mbak!!", Kata Pak Aziz mencegahku.
7183Please respect copyright.PENANA2vJHwaEtmK
Aku mengernyitkan keningku menatap Pak Aziz heran, "Kenapa Pak?", Tanyaku.
7183Please respect copyright.PENANAusaEuSMTQ1
"Saya gak mau melebihi batas Mbak. Saya takut saya menginginkan lebih dari ini", kata Pak Aziz yang tiba-tiba murung.
7183Please respect copyright.PENANAuILz0QLmem
"Tapi kalau aku yang minta, gimana Pak?", Kataku dengan nafas berat menahan gejolak nafsu.
7183Please respect copyright.PENANAmwuX2tMnoH
"Perawan Mbak untuk suami Mbak", kata Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAhBMo0qk8Xm
Aku terkejut, pikiran Pak Aziz sejauh itu. Padahal aku hanya ingin menunjukkan auratku yang selama ini tertutup rapat. Gak ada pikiran yang melintas, lebih dari itu. Dan aku sama sekali gak terpikir untuk melepas keperawananku.
7183Please respect copyright.PENANAtA7S3GGYOC
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum lembut.
7183Please respect copyright.PENANAvJETEye0wt
"Sama-sama Mbak. Maaf tadi saya mencoba mencabuli Mbak", kata Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAhQwLo9JaEK
Kupegang punggung tangan Pak Aziz, "Aku juga menginginkannya kok Pak."
7183Please respect copyright.PENANAU6WpY32HAQ
Lalu kita kembali berciuman, lebih panas lagi. Gak ada penetrasi, hanya ada ciuman dan remasan pada payudaraku tanpa aku melepas dress panjangku.
7183Please respect copyright.PENANAGnueIWzOvR
"Tok tok tok" pintu kamar diketuk.
7183Please respect copyright.PENANAb4nrUwClGE
Karena kaget, Pak Aziz melepas kulumannya pada bibirku. Aku dan Pak Aziz buru-buru merapikan pakaian.
7183Please respect copyright.PENANAlCxqeei0mA
Lalu Pak Aziz memintaku untuk bersembunyi di balik lemari besar. Dengan jantung berdetak karena takut ketahuan, kutahan nafasku.
7183Please respect copyright.PENANAfwAYc9M4je
"Rohman", kata Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAOItVipT1Sp
Jantungku berdetak gak karuan mendengar kata Rohman.
7183Please respect copyright.PENANASfrBfZ10tH
"Ada apa ya?", Tanya Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAFYThyiF6ZE
"Husna disini Pak?", Tanya Rohman.
7183Please respect copyright.PENANA8yvhKa1R3I
"Deg" jantungku terasa seperti dihujam tombak.
7183Please respect copyright.PENANAQIrez51zpA
"Eh em", kata Pak Aziz gelagapan gak mampu menjawab pertanyaan Rohman.
7183Please respect copyright.PENANAmHFfjZe3ON
"Tenang Pak. Saya akan jaga rahasia", kata Rohman.
7183Please respect copyright.PENANAVIX9yRIult
Aku memicingkan mataku, ternyata Rohman tau keberadaanku sedang bercumbu dengan Pak Aziz.
7183Please respect copyright.PENANAuWLef0f2aG
"Jaga keperawanan dia ya Pak!! Jangan sampai berlebihan", kata Rohman.
7183Please respect copyright.PENANAg6pT1yCLJp
"Apa maksud Rohman?", Tanyaku bertanya-tanya.
7183Please respect copyright.PENANAdsVfGMOHqv