Keesokan harinya, Nero dan Maria mandi bersama dalam satu ruangan. Maria menggunakan seluruh tubuhnya untuk menyabuni Nero; pertama Maria menggunakan kedua teteknya yang besar untuk membasuh punggung dan dada Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlvP85Dg7x
Lalu berlanjut dengan membasuh tangan serta kaki Nero menggunakan memeknya yang berbalut sabun yang licin. Maria mendesah kenikmatan saat memeknya mengesek hebat tangan kanan Nero, karena tak sanggup menahan rangsangan yang diberikan akhirnya Maria muncrat di tangan Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlraS37f3Dn
"Maaf, aku mengotorinya...." kata Maria, cepat-cepat membilas cairannya menggunakan air.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk3HOI7oGtJ
Kontol Nero yang sudah sejak tadi berdiri menjadi semakin keras, ia tak tahan lagi dan menyuruh Maria berbalik ke belakang—menungging untuknya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjUCgGRQxD
"Shhhttt.... Ah pelan-pelan, Sayang...."
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaFkGgyrmHE
Nero menggesekkan lebih dulu kontolnya ke bibir vagina Maria yang basah, setelah siap Nero pun memasukkan kontolnya. Maria terbata-bata, saat kontol Nero menusukknya dengan sangat lembut.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWeN2lpgPkh
"Aku gerakkan," ujar Nero seraya memegangi pinggul Maria.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcwFq0XAfU
Maria mengangguk, kedua tangannya sekarang berpegangan pada pinggir bathub. Nero mulai memaju mundurkan pinggulnya secara perlahan, semakin lama gerakannya semakin cepat serta menimbulkan bunyi.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjLTWt8dmb
Plok! Plok! Proott!
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI940Pd9XCP
Kedua kelamin mereka saling beradu selama lebih dari tiga menit sebelum akhirnya mereka berganti posisi. Kini badan Maria berada di depan, ia merangkul Nero yang tetap menggenjot dirinya dari arah depan.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3G6BdOoMb
"Ughh.... Arrgg.... Nikmat.... Argghh!" desah Maria, merangkul kuat Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4BCAJn8Li
Nero semakin kuat memompa Maria, mulutnya dengan rakus mengemut dan menjilati putingnya. Sementara Maria menjambak rambut Nero, dan terus mendesah menikmati setiap tusukkan di memeknya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKwG025XYGI
"Aaaaaaaaaa...... Keluar.... Keluarr!" pekik Maria ketika muncrat.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAXtoHiMRyu
"Aaareggh! Tanteee....."
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNJqQIvEy0
Nero menyusul keluar, goyangan pinggulnya semakin cepat bersamaan dengan muncratannya di dalam Maria. Keduanya saling tatap—memperhatikan ekspresi masing-masing setelah keluar.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRWvBwnydDi
"Nero, sepertinya Tante jatuh cinta padamu," ucap Maria lalu menyosor mulut Nero, dan keduanya berciuman cukup lama.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Uhw2rNeLA
Setelah acara mandi panas itu, Nero mendapatkan tiga penuh kantung uang pemberian dari Maria sebagai upahnya. Maria mengantar Nero sampai ke depan pintu masuk, dan menawarkan untuk mengantarnya—tapi ditolak Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBaes3IKcw
"Minggu depan kemari lagi ya, kurasa kau akan menjadi primadona kami," kata Maria.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLayUeHLkf
"Iya, Tante. Aku pasti datang lagi...." balas Nero dengan tersenyum puas lalu pergi.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8fC4KRZ6nY
*****
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRXa66os9PJ
Dua bulan kemudian, berkat uang hasil penjualan ramuan serta pekerjaan rahasia Nero, akhirnya mereka bertiga bisa membeli rumah. Waka sangat senang dengan rumah barunya, dan bilang akan membuat kenangan bahagia dengan Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMfpHfUjAr
Rumah mereka terletak di distrik perbelanjaan, Rara yang memilihnya karena merasa tempat itu akan cocok untuk menjadi tempat jualan ramuan. Nero, Rara, dan Waka berkerja sama membangun toko mereka, lantai bawah dirubah menjadi toko ramuan, sementara bagian atas ditinggali oleh mereka bertiga.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzioC0dstx
Hari-hari mereka habiskan dengan penuh suka cita sembari menunggu kelahiran anak Waka. Meskipun Waka tengah hamil tua, ia selalu menuntut untuk diberi jatah oleh Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6O59ZSjqRE
Nero harus sangat berhati-hati saat bercinta dengan Waka, berbeda dengan Nero yang biasanya—saat ngentot dengan Waka ia jadi lebih lembut.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5ByYjagMa
"Hmmm, Waka, Rara... Sabtu nanti aku akan pergi ke luar kota. Ada pekerjaan di luar kota yang harus aku kerjakan, apa kalian tak apa-apa kalau kutinggal? "
Rara mengangguk sementara Waka tak setuju.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw9LvHKbUBM
"Tidak! Kenapa Tuan harus pergi di saat seperti ini. Anak kita hampir lahir, Tuan." protes Waka dengan pandangan kecewa.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA2CBkm5c8w
"Maaf Waka, tapi ini juga demi anak kita. Kita butuh lebih banyak uang," alasan Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaKmP2LSmsZ
"Uang! Uang! Uang! Tuan, bukannya kau sudah tak perlu kerja lagi! Kita sudah punya rumah, dan penghasilan kita lebih dari cukup. Kenapa kau harus bekerja sekeras itu!?"
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9neVZgCHJf
Waka benar-benar marah, ia menggebrak meja dan masuk ke kamarnya dengan wajah bersungut-sungut. Rara melihat pertengkaran mereka dengan wajah datar, sementara Nero tampak bimbang.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukqgRH4IhK
"Tuan, kau tak perlu memikirkan keinginannya. Ingatlah kau adalah Tuannya, ia bertingkah layaknya kalian setara... Ia harus dihukum Tuan," ucap Rara saat Nero di landa kebimbangan.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlmlUhmn6X
"Kau benar Rara, kau memang selalu dapat diandalkan," puji Nero sambil mencium mesra pipi Rara hingga membuatnya tersipu malu.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYMFOKjINDc
Nero pergi menuju depan pintu kamar Waka, ia mengetuk pintu dan terus memanggil Waka namun tetap tak ada jawaban. Nero terus mengetuk sangat lama sampai akhirnya Waka membuka pintu kamarnya dengan wajah kesal.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuR37pbJ7M2
"Apa!?" ketus Waka.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXYdkX0fCb
"Boleh aku masuk?" ucap Nero, sambil menahan pintu dengan tangannya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFjHtjY9SGG
Waka lalu membiarkan Nero masuk, dan tetap merajuk di atas ranjang dengan muka tak mau menatap Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrcwyliHrl
"Waka, aku tetap pergi. Maaf karena tak bisa menemanimu jika nanti anak kita lahir. Tapi Waka, kau harus tau... Aku menyayangimu."
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgwyvlmArcz
Nero tanpa komando langsung mencium bibir Waka, mereka berdua berciuman cukup lama dengan kepala saling menempel. Keduanya saling tatap satu sama lain, jantung Waka berdebar kencang saat Nero menatapnya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhg06g6nhZ
"Waka lahirkanlah anak kita dengan selamat, lalu aku akan memberi apa pun yang kau mau," bisik Nero sambil merangkul Waka.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8su7lUC6pf
"Apa pun? Benarkah Tuan?"
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu28RqTE6al
"Iya, apa pun yang kau mau."
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9MgJVYEzPn
Waka tersenyum lalu memeluk Nero, dan menanggalkan pakaiannya. Waka melepas satu persatu pakaiannya hingga kini terlihat perut besarnya yang membusung.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqgFEWch3Jy
Nero mencium perut Waka, dan tidur di pangkuannya. Tangan Waka lansung bergerak mengocok kontol Nero saat ia tidur. Keduanya kembali berciuman, dan Waka menidurkan dirinya di atas ranjang sembari membuka paha.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSVhCLFWdV5
"Tuan, tolong berikan aku kontolmu.... Acak-acak memekku, dan biarkan anak kita merasakan nikmatnya pejumu...." ucap Waka sambil membuka lebar memeknya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVO4eXM30wE
"Waka....."
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrbZJ2mM4Ma
Nero memasukkan kontol perlahan, dan menggoyangkan sedikit demi sedikit pinggulnya. Kontol Nero yang besar beberapa kali bersentuhan dengan dinding rahim Waka ketika ia memompa, dan ketika Nero akan keluar—cepat ia menarik kontolnya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKiK3QJxRYB
"Aarggg!"
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4igaSPJwrl
Nero mengarahkan pejunya ke wajah Waka yang siap mengangga, dan memenuhi mukanya dengan peju.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlkMM72eD5
"Terima kasih, Tuan. Ini peju yang hebat." tanggap Waka, menjilati peju Nero yang mengalir dari wajahnya.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUTFYpWJbb
Malam itu pun berakhir dengan damai seperti malam-malam sebelumnya. Rara menyiapkan semua keperluan Nero malam itu juga, dan sebagai imbalan—Rara meminta untuk digenjot pantatnya oleh Nero.
359Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7nPzeVan3X
