
Chapter 1: Riska yang Kukenal
14310Please respect copyright.PENANADCXaO3i2oJ
Namaku Jaka. Seorang suami biasa dengan hidup yang... sampai beberapa bulan lalu, rasanya adem-adem aja. Aku kerja kantoran, gajian tiap bulan cukup buat hidup layak. Istriku, Riska, wanita paling kalem yang pernah aku kenal. Lulusan kampus Islam, pintar, lembut, dan—kalau boleh jujur—terlalu baik buat dunia ini.
14310Please respect copyright.PENANARqyQRFPv6w
Riska itu tipe perempuan yang kalau aku ajak ngobrol agak ‘dewasa’ aja langsung bilang, “Mas... astaghfirullah.” Bahkan waktu malam pertama dulu, dia malu-malu banget. Sering kali aku yang harus ngerem diri sendiri, karena dia terlalu takut ‘dosa’.
14310Please respect copyright.PENANALciuoNEObh
Tapi aku suka itu. Aku suka Riska yang polos, sholehah, dan selalu menunduk kalau bicara sama lawan jenis. Dia bikin aku ngerasa tenang. Rumah jadi kayak surga kecil.
14310Please respect copyright.PENANAWRRYEm8BSH
Lalu dia mulai kerja lagi.
14310Please respect copyright.PENANAajUNvY6RQ7
14310Please respect copyright.PENANAhnd9lKa6qT
---
14310Please respect copyright.PENANA3gznzCuboc
Awalnya aku yang mendorong dia balik ke dunia kerja. Sayang ilmunya kalau nggak dipakai. Setelah nganggur dua tahun lebih, akhirnya dia dapat kerja di kantor distributor alat kesehatan. Posisi administrasi, katanya nggak terlalu berat.
14310Please respect copyright.PENANApbUrVkUn1H
Dari awal dia masuk, aku bisa lihat semangatnya. Tiap pagi dandan lebih rapi, kadang pakai lipstik tipis yang nggak pernah dia sentuh waktu jadi ibu rumah tangga.
14310Please respect copyright.PENANAFHTHCndqe5
Aku bangga, tapi juga... jujur aja, mulai ada rasa asing. Tapi kubuang jauh-jauh. Mungkin cuma aku yang terlalu sensitif.
14310Please respect copyright.PENANAzCcrpUK5ml
14310Please respect copyright.PENANABt2WJ03Tlr
---
14310Please respect copyright.PENANAbXc9L2PaD0
Setelah beberapa minggu kerja, Riska mulai sering cerita soal teman-teman kantornya. Ada satu nama yang paling sering disebut: Nina.
14310Please respect copyright.PENANAd68bJvIFcU
“Nina itu rame banget, Mas. Orangnya asik, suka becandain aku. Tapi kadang... agak frontal,” katanya sambil senyum-senyum sendiri.
14310Please respect copyright.PENANAwc9cy6E5hd
“Frontal gimana?”
14310Please respect copyright.PENANAWnMjmp5Fp5
“Ya... suka bahas hal-hal yang agak ‘nakal’. Tadi aja dia cerita soal cowoknya yang suka minta difoto pakai lingerie. Aku sampe kaget, ‘Astaga, Na! Kamu ngomong gitu ke aku?’ Eh dia malah bilang, ‘Ris, kamu tuh kudu belajar nakal dikit, masa iya suami kamu nggak penasaran?’”
14310Please respect copyright.PENANAdyRnmB6tMO
Aku ketawa hambar. “Terus kamu jawab apa?”
14310Please respect copyright.PENANAsbyv4zi7hj
“Aku bilang, ‘Gila kamu, Na. Aku mana bisa kayak gitu.’ Tapi terus dia godain lagi, katanya, ‘Justru karena kamu polos, makanya seru kalau dicoba.’”
14310Please respect copyright.PENANATv7oavEQGA
Riska ketawa. Tapi aku cuma diam.
14310Please respect copyright.PENANAnzjINZuuzt
Aku tahu Riska masih polos. Tapi dari caranya cerita, dari cara dia ketawa—ada yang berbeda. Seakan... dia nggak sepenuhnya nolak obrolan itu.
14310Please respect copyright.PENANA2QfyoftCFk
14310Please respect copyright.PENANAP9waAynNNj
---
14310Please respect copyright.PENANAvzoP8EofpK
Beberapa malam kemudian, Riska ngajak nonton film barat yang biasanya nggak dia lirik.
14310Please respect copyright.PENANAgIVScPtYKw
“Katanya bagus ceritanya,” ujarnya sambil buka laptop.
14310Please respect copyright.PENANAhvGGal8bKP
Film itu... ya, memang bagus. Tapi ada beberapa adegan ranjang yang cukup eksplisit. Biasanya Riska langsung tutup mata. Tapi kali ini dia nonton aja, meski agak kaku.
14310Please respect copyright.PENANAl3rPgmBlMS
“Geli ya?” tanyaku, coba ledek.
14310Please respect copyright.PENANA6KwgqRw1uZ
Dia nyengir. “Enggak. Cuma... penasaran aja. Di kantor suka dibahas juga.”
14310Please respect copyright.PENANAbqIogaw1Gz
Aku mengangguk pelan, tapi pikiranku nggak bisa tenang. Ini udah beda dari Riska yang biasa ngerasa berdosa kalau cuma denger lagu cinta terlalu romantis.
14310Please respect copyright.PENANAdsD5lD89v8
14310Please respect copyright.PENANA4sYTtY1zAM
---
14310Please respect copyright.PENANAAEqc313Ckj
Suatu sore, aku jemput dia karena hujan turun deras dan dia ketinggalan jas hujan. Kantornya sepi, tinggal beberapa orang.
14310Please respect copyright.PENANAZ0IObLfU5G
Dari jauh aku lihat Riska lagi ngobrol sama seorang pria—tinggi, necis, wajahnya tenang dan karismatik. Aku tahu dari ceritanya, itu pasti Pak Arman, atasannya.
14310Please respect copyright.PENANAEVLpTnBo1B
Pak Arman menyodorkan map sambil tersenyum. Tangannya sempat menyentuh lengan Riska, sekilas aja. Tapi cukup bikin dadaku hangat—bukan karena cinta, tapi karena cemburu.
14310Please respect copyright.PENANA3JTZhxaY72
Riska kaget waktu lihat aku. “Mas? Tumben jemput.”
14310Please respect copyright.PENANAeOPZzBtBSA
“Hujannya deres,” jawabku datar.
14310Please respect copyright.PENANAS2KBNDwPhR
Pak Arman melirikku. “Wah, suami siaga, nih. Istri Ibu Riska ini rajin banget. Beruntung Bapak.”
14310Please respect copyright.PENANA7uqDIrMq4G
Aku senyum sopan. Tapi hati rasanya nggak nyaman.
14310Please respect copyright.PENANAwotvAepVaY
Di perjalanan pulang, aku tanya, “Itu Pak Arman ya?”
14310Please respect copyright.PENANAshFrXvSycH
“Iya. Orangnya baik, profesional kok. Nggak macem-macem.”
14310Please respect copyright.PENANAS3E1D8fqwD
Aku cuma mengangguk. Tapi tetap aja, ada rasa nggak enak. Aku tahu tipe-tipe pria seperti dia. Sopan di luar, tapi licin kalau ada celah.
14310Please respect copyright.PENANAgqMhOJ3xzG
14310Please respect copyright.PENANARegs5imzlX
---
14310Please respect copyright.PENANABxHGEPLf9X
Malamnya, aku lihat Riska pegang HP sambil senyum-senyum kecil. Kupikir dia lagi chatting sama Nina. Tapi pas dia ke kamar mandi, notifikasi masuk: “Kang Ujang OB: hehe iya Bu, saya ingat yang kemarin...”
14310Please respect copyright.PENANAKJfou1MHO4
Aku nggak sempat baca lanjutannya. Dan aku juga nggak nanya. Belum.
14310Please respect copyright.PENANAyEm2UnH4F8
Mungkin cuma obrolan biasa. Mungkin juga bukan apa-apa.
14310Please respect copyright.PENANAv78vTisV2e
Tapi rasanya... semua yang terjadi belakangan ini, kayak potongan puzzle yang belum nyatu. Riska yang makin sering tertawa sendiri. Riska yang mulai terbuka bahas hal-hal yang dulu dia anggap tabu. Riska yang... bukan lagi Riska yang kukenal dulu.
14310Please respect copyright.PENANAk7hYZK55P2
Tapi apakah ini cuma perubahan biasa? Atau... awal dari sesuatu yang lebih dalam?
14310Please respect copyright.PENANAivHZ15qSyQ
Entahlah.
14310Please respect copyright.PENANAHXn1eZl8cU
Untuk sekarang, aku cuma bisa mengamati. Dan berharap... semua ini cuma pikiran berlebih dari seorang suami yang terlalu mencintai istrinya.