90702Please respect copyright.PENANAjQsGVdQJbe
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.90702Please respect copyright.PENANABlGDOaj3jP
90702Please respect copyright.PENANA4UOjtCGKNu
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.90702Please respect copyright.PENANAAaQ9RhY6CV
90702Please respect copyright.PENANA5vBUXuRjll
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.90702Please respect copyright.PENANAAHncs5sRhe
90702Please respect copyright.PENANAgQmMw0HpA2
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.90702Please respect copyright.PENANAqzO12LrURE
90702Please respect copyright.PENANALNZ8WJpI5y
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.90702Please respect copyright.PENANA5KVq07zeZV
90702Please respect copyright.PENANA0zLmN2Jse9
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.90702Please respect copyright.PENANAf0HpLDah5n
90702Please respect copyright.PENANAIrzTYjaawN
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.90702Please respect copyright.PENANASSQS80pZ5D
90702Please respect copyright.PENANAvnfOeH7rNk
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.90702Please respect copyright.PENANA7eexNtO7Vn
90702Please respect copyright.PENANAS2pTKUgXth
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.90702Please respect copyright.PENANAij3wsOdxQP
90702Please respect copyright.PENANAnwlyNmV4uN
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.90702Please respect copyright.PENANArHnU1VB4ji
90702Please respect copyright.PENANA2n7hFk0qzZ
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.90702Please respect copyright.PENANA4vOmcrbJci
90702Please respect copyright.PENANAm69uR4lIwu
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.90702Please respect copyright.PENANAlqc920AMPt
90702Please respect copyright.PENANAzoONcmr9aV
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.90702Please respect copyright.PENANAQtd3Nf5yAl
90702Please respect copyright.PENANAE6FMOcMJLw
"Pulang" balasku singkat.90702Please respect copyright.PENANA3tL3lwcBBX
90702Please respect copyright.PENANAP6bz28PCzf
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.90702Please respect copyright.PENANAuIsbAhWnqi
90702Please respect copyright.PENANAXDHlEDPmc3
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.90702Please respect copyright.PENANAMRC9YYGyvR
90702Please respect copyright.PENANAg3wN52EjV2
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.90702Please respect copyright.PENANAKVtHu1Jqyq
90702Please respect copyright.PENANAXraxEgHS2u
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.90702Please respect copyright.PENANApLJdNI6JSw
90702Please respect copyright.PENANAojWeRRc6h5
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.90702Please respect copyright.PENANAQkHTFITeF1
90702Please respect copyright.PENANA0hosDWmOFJ
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.90702Please respect copyright.PENANAiRtT5eLy5u
90702Please respect copyright.PENANAdDIgB5gWB3
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.90702Please respect copyright.PENANA396C6M3nm4
90702Please respect copyright.PENANAEIJNXSIepU
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.90702Please respect copyright.PENANArGauvlY1ax
90702Please respect copyright.PENANAiihrwPemeL
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.90702Please respect copyright.PENANAS1AIYhuXr5
90702Please respect copyright.PENANAwTXONwulYP
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.90702Please respect copyright.PENANADJ49D93S5V
90702Please respect copyright.PENANAvEsKG70ENU
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.90702Please respect copyright.PENANAwrZX9GFBV6
90702Please respect copyright.PENANAH5o8pvfKdc
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.90702Please respect copyright.PENANAU2hNpGuAU5
90702Please respect copyright.PENANAZernA1MgzU
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.90702Please respect copyright.PENANAurYQXqDdnH
90702Please respect copyright.PENANALZfH9PI7YF
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.90702Please respect copyright.PENANA0U48xb1JSH
90702Please respect copyright.PENANA8nJkdZTz5F
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.90702Please respect copyright.PENANAwBng5kxIk2
90702Please respect copyright.PENANAsdEQLjG3uJ
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.90702Please respect copyright.PENANAPsHwHGkEjV
90702Please respect copyright.PENANAnQ8nrb45a3
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.90702Please respect copyright.PENANA1BFx1gFkI8
90702Please respect copyright.PENANAawKx7YlHP4
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.90702Please respect copyright.PENANAWuL4Iuw5lg
90702Please respect copyright.PENANAWsxWdHRIBu
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.90702Please respect copyright.PENANApnIXfKdyyj
90702Please respect copyright.PENANAXKtDLo6w9t
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.90702Please respect copyright.PENANAjLTZJzcbnl
90702Please respect copyright.PENANAhUpWDyDaQe
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.90702Please respect copyright.PENANAtdrMuAtbHg
90702Please respect copyright.PENANA0lwn0uL4Q7
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??90702Please respect copyright.PENANAtusXZ54Kkb
90702Please respect copyright.PENANASSkW8iYme7
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.90702Please respect copyright.PENANAPhUAbpoQnI
90702Please respect copyright.PENANAlHdrOE9TGr
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.90702Please respect copyright.PENANAtjyW7qDvky
90702Please respect copyright.PENANA0uH7cWPvmr
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.90702Please respect copyright.PENANA3fWAgcwehU
90702Please respect copyright.PENANA8VtzEgGgOG
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.90702Please respect copyright.PENANAlkl91gKJS7
90702Please respect copyright.PENANADrIA0JF2Ar
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.90702Please respect copyright.PENANAziSSjSvwxu
90702Please respect copyright.PENANAhIAhGOd2hS
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.90702Please respect copyright.PENANAjuEQi0oUIr
90702Please respect copyright.PENANA1Gte8cOUv7
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.90702Please respect copyright.PENANAAHpgQFtBOh
90702Please respect copyright.PENANAXeilEDPoef
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.90702Please respect copyright.PENANAvKIeom4Hb4
90702Please respect copyright.PENANAJ1Uuydi3Tt
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.90702Please respect copyright.PENANAdaKgwCmCqA
90702Please respect copyright.PENANAMHQGUw4ENG
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.90702Please respect copyright.PENANAm1Rm1tOosg
90702Please respect copyright.PENANAHB2oEJmrz6
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.90702Please respect copyright.PENANAavShbpypFg
90702Please respect copyright.PENANAOKl6a4Qrf5
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.90702Please respect copyright.PENANAG0F8ZPK9dx
90702Please respect copyright.PENANA5fHO2UFMSd
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.90702Please respect copyright.PENANA1Tkww8gxCa
90702Please respect copyright.PENANAZtizyqsD5y
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.90702Please respect copyright.PENANAUC5Xwkmj9L
90702Please respect copyright.PENANA82dqarygSN
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.90702Please respect copyright.PENANArJJS3I49gM
90702Please respect copyright.PENANAAwPyHQLetb
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.90702Please respect copyright.PENANAOtlFeECVFA
90702Please respect copyright.PENANAd5saJJCdWD
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.90702Please respect copyright.PENANA7kgLxALZrL
90702Please respect copyright.PENANAjLXYwfHcYm
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.90702Please respect copyright.PENANAHYzOnIVPAY
90702Please respect copyright.PENANA0HML2JpQHA
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.90702Please respect copyright.PENANA98uX81afXt
90702Please respect copyright.PENANAqtQn9icesZ
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.90702Please respect copyright.PENANAzIZQdzZ0N4
90702Please respect copyright.PENANAZ15qCjbAVM
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.90702Please respect copyright.PENANAqcjIwWoLo5
90702Please respect copyright.PENANAlcVDaMrPuJ
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.90702Please respect copyright.PENANA5tFoRU94K1
90702Please respect copyright.PENANAKvBSqsFIkN
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.90702Please respect copyright.PENANAcQ7NgQNvNJ
90702Please respect copyright.PENANArePCiu6kIN
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.90702Please respect copyright.PENANAho9keH2i0M
90702Please respect copyright.PENANAR0QN4yRRIR
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.90702Please respect copyright.PENANAsFY4KjbKXI
90702Please respect copyright.PENANA8SlCDyka9c
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.90702Please respect copyright.PENANArkipE9PsIC
90702Please respect copyright.PENANAjdUxsfCSsk
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.90702Please respect copyright.PENANAZ15IuLsaHw
90702Please respect copyright.PENANAGAaDIo38L6
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.90702Please respect copyright.PENANAnTdUjuGGqw
90702Please respect copyright.PENANA0pTofBPjli
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.90702Please respect copyright.PENANAhNZAZMyxzA
90702Please respect copyright.PENANAE5GZeJAjn1
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.90702Please respect copyright.PENANAiBcHk6v094
90702Please respect copyright.PENANAbdMrOtXD8h
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.90702Please respect copyright.PENANAsCZ8v62F7B
90702Please respect copyright.PENANAYDX8TbV3z8
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.90702Please respect copyright.PENANAfwezR5Knpu
90702Please respect copyright.PENANA9hyGoUxVYk
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.90702Please respect copyright.PENANAP15zJH6jL0
90702Please respect copyright.PENANAN13jrx2ASx
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.90702Please respect copyright.PENANALJVqMKxo6C
90702Please respect copyright.PENANAO7RnPV9lcW
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.90702Please respect copyright.PENANAheIdQcqGzZ
90702Please respect copyright.PENANA2Y96YRuUFa
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.90702Please respect copyright.PENANANVhNUBcPcs
90702Please respect copyright.PENANAYMZntkLQbf
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.90702Please respect copyright.PENANA5TDvu3d6bl
90702Please respect copyright.PENANAT6zMJYh4A8
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.90702Please respect copyright.PENANA563XkhpiFb
90702Please respect copyright.PENANAsFGjZGcDSK
ASTAGFIRULLAH!!!90702Please respect copyright.PENANAMBAKDIIsjq