57983Please respect copyright.PENANAEijrCe1BkE
Aku tidak tau sejak kapan, yang jelas ini adalah pertama kalinya aku mulai merasakan resah karena tidak bertemu dengan Mang Dedi. Rasanya seperti disesak oleh sesuatu yang abstrak layaknya menanggung sebuah beban berat dalam hati.57983Please respect copyright.PENANAU3uUTNtK24
57983Please respect copyright.PENANALOqfsGzEA7
Sudah dua hari ini sosok itu menghilang, tak berkabar bak di telan bumi. Setiap hari bahkan membuatku menggerutu dengan kesal sambil berbolak-balik menatap pada layar hp, menunggu balasan chat darinya.57983Please respect copyright.PENANA7VURfdzKqx
57983Please respect copyright.PENANAiqFNJ6JEix
“Apa dia marah karena ku tampar tempo hari??” tanyaku dalam hati.57983Please respect copyright.PENANABPHINjariQ
57983Please respect copyright.PENANAixrs6XCYUq
Perlahan-lahan akupun mulai menjadi munafik, ikut mensugesti diri bahwa inilah waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan terlarang ini. Padahal, hampir setiap putaran waktuku dalam dua hari ini selalu memunculkan nama Mang Dedi dan Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANA9Gq2akF6U4
57983Please respect copyright.PENANATHA6o2QYLP
Bahkan terkadang ada bisikan dalam hati yang menyadarkanku agar tidak berlebihan menenggelamkan diri dalam perasaan terlarang ini. Tapi aku selalu tidak bisa. Atau mungkin, tak mau.57983Please respect copyright.PENANA39CWScVbqn
57983Please respect copyright.PENANAUU3sujls6L
Entahlah, rasanya sekuat apapun aku mencoba menipu diri dan perasaanku, aku seakan menyadari bahwa aku memang akan selalu merindukan sosoknya yang mengundang tawa dan birahi itu.57983Please respect copyright.PENANA4F7givdYog
57983Please respect copyright.PENANAnv72s6OuIR
“TING!!!”57983Please respect copyright.PENANADTBqfvMNz8
57983Please respect copyright.PENANA0LhhHth2tx
“Maaf Dek Liya. Aku lagi sakit..” Pesan Mang Dedi datang merekahkan senyuman di bibirku.57983Please respect copyright.PENANA9v7K75LKD8
57983Please respect copyright.PENANAhu7dY4mwH5
Tapi kemudian aku malah khawatir mendengar kabarnya, “Mas sakit apa??” tanyaku membalas pesan.57983Please respect copyright.PENANAHhePvgrr2I
57983Please respect copyright.PENANA0wycgjj1hy
“Cuma panas doang Dek” balasnya lagi.57983Please respect copyright.PENANAmOOLeKu5Gi
57983Please respect copyright.PENANAuxDG8guYBG
“Mas sudah makan?? udah berobat??? yang jagain di rumah siapa??” balasku balik penuh dengan pertanyaan.57983Please respect copyright.PENANA2Z5be6oIC8
57983Please respect copyright.PENANAekU9k38auZ
Namun Mang Dedi hanya menjawabnya singkat, “Di rumah sendirian..” ucapnya membalas.57983Please respect copyright.PENANA8mYJywqqdk
57983Please respect copyright.PENANAq9jB6wo2zh
Tiba-tiba saja, muncul keinginan dalam hatiku untuk bertemu dengan Mang Dedi yang sedang sakit itu. Entah karena merasa khawatir atau mungkin diam-diam karena aku merindukannya, tapi yang pasti hatiku menggebu-gebu membayangkan pertemuan kami di rumahnya tersebut.57983Please respect copyright.PENANAMZTfRRtQHV
57983Please respect copyright.PENANAYer28oCKa7
Tanpa berpikir panjang, aku kemudian bertanya. “Rumah Mas dimana?? biar aku kesana..” Balasku lagi.57983Please respect copyright.PENANA2n0lVOZgSo
57983Please respect copyright.PENANAQV2H1pbnrx
Selang beberapa menit kemudian, Mang Dedipun membalas pesanku dengan membagikan lokasi rumah miliknya. Aku lalu tersenyum dengan singkat, karena ternyata alamat tersebut tidak terlalu jauh dari rumahku dan dapat di tempuh dengan angkutan umum selama kurang lebih 10 menit perjalanan.57983Please respect copyright.PENANAZ3LxD77wM4
57983Please respect copyright.PENANAmMqzsPzDES
“Tunggu aku, aku mau kesana Mas..” ucapku kembali membalas pesannya.57983Please respect copyright.PENANAFqWfbC2nCb
57983Please respect copyright.PENANA62CslSO7RE
Dengan segera aku kemudian berjalan ke dapur untuk menyiapkan makanan yang ingin ku bawa ke rumah Mang Dedi. Beruntung tadi pagi aku sempat memasak sup ayam yang secara kebetulan juga bagus untuk dimakan dalam keadaan sakit. Sambil juga menyiapkan sedikit makanan kecil seperti tahu dan tempe goreng untuk membantu menambah nutrisi dan mengisi perut Mang Dedi yang pasti tengah kekosongan karena sedang sakit seperti ini.57983Please respect copyright.PENANAYRCCP9fgZM
57983Please respect copyright.PENANAsmGDYpNgAW
Dari ruang tamu, suamiku tampak sedikit heran melihatku yang siang-siang berada di dapur tersebut. “Tumben masaknya jam segini” tanya suamiku terheran.57983Please respect copyright.PENANArhhNiaAgfx
57983Please respect copyright.PENANAhr8izEPyqC
“Iya, Umi mau pergi keluar sebentar gapapa kan Bi??” tanyaku sambil meminta izin dengan cepat.57983Please respect copyright.PENANARR4p3cEEF5
57983Please respect copyright.PENANAJxR0X6vQuP
Suamiku menghampiri dengan heran, “Emangnya Umi mau kemana siang-siang begini???” tanyanya penasaran.57983Please respect copyright.PENANAdvEfXKtzZi
57983Please respect copyright.PENANAwcBDscaGVR
“Mau ke pasarlah Bi!, udah dua hari ini gak ada Mang Dedi jadi Umi gak belanja. Kalau gak masak sekarang nanti keburu capek pulang dari pasarnya..” balasku menjelaskan.57983Please respect copyright.PENANAIGYBB1Fm3Q
57983Please respect copyright.PENANA0gjegJjsXd
Entah darimana alasan yang tiba-tiba saja terbesit dari dalam kepalaku itu. Namun penjelasanku tersebut cukup meyakinkan sebagai alasan bagi suamiku untuk mengizinkanku pergi. Memang iblis selalu punya cara untuk menggoda dan memberikan kesempatan untuk siapa saja yang ingin berbuat kemaksiatan.57983Please respect copyright.PENANAaJPsWrKPvk
57983Please respect copyright.PENANAjfHrXbO3dh
“Mau Abi anter??” tanya suamiku menawarkan bantuan.57983Please respect copyright.PENANAOwSHZUgaIF
57983Please respect copyright.PENANA7byOYxRVL2
Aku lalu menggeleng singkat, “Gausah.. kalau Abi ikut nanti yang jagain Caca siapa??” balasku lagi.57983Please respect copyright.PENANA85xA5HyVYb
57983Please respect copyright.PENANANPmffnIRa5
“Tinggal bawa Caca juga beres!” jawab suamiku santai.57983Please respect copyright.PENANAFGbJg538mo
57983Please respect copyright.PENANAoRHapqsYz9
Namun tentu saja aku tidak bisa membiarkan mereka ikut karena aku tidak berencana pergi ke pasar, “Kalau Caca ikut, yang ada dia minta jajan terus. Umi jadi repot belanjanya” ucapku beralasan.57983Please respect copyright.PENANAOHWTgqNdqd
57983Please respect copyright.PENANAJlCnwSmaLp
“Oh iya ya! Kalau Caca ikut mah bukan Umi yang belanja, tapi Caca..” balas suamiku terkekeh pergi meninggalkanku.57983Please respect copyright.PENANA8ZZKcb2ZIs
57983Please respect copyright.PENANAA3rrGY1mmu
Tanpa perlu berlama-lama kemudian aku akhirnya selesai memasak dan menatanya kedalam kotak makanan yang sudah kusiapkan. Tak lupa pula aku memasukkan kotak makanan tersebut ke dalam totebag belanjaanku agar nantinya suamiku tidak terlalu curiga.57983Please respect copyright.PENANA8I0gSYbPLZ
57983Please respect copyright.PENANAkTFjcbuG3Y
Aku lalu beranjak ke dalam kamar mengganti baju dan merias penampilanku. Layaknya seorang kekasih yang ingin berkunjung ke rumah pacarnya, akupun berniat ingin tampil secantik mungkin untuk bertemu dengan Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAqD7IeQmKmK
57983Please respect copyright.PENANAvgN5JTA1Xd
Sengaja ku pakai gamis favoritku yang berwarna merah muda dengan hijab lebar yang sewarna pula. Beberapa aksesoris seperti kalung dan jam tangan pun aku pakai untuk menambah penampilanku. Tak lupa pula aku merias wajah dengan make up yang agak tebal, ditambah pilihan lipstick yang sedikit merah menyala.57983Please respect copyright.PENANAr3tuIm8R8x
57983Please respect copyright.PENANAni1LxrmoHg
“Kesukaan Mas Dedi...” ucapku dalam hati saat ku patut wajahku dari cermin.57983Please respect copyright.PENANAuHg1lv5gbc
57983Please respect copyright.PENANAFW7L7Qf29C
Memang dulu saat awal-awal kami berkenalan, Mang Dedi selalu bilang kalau dia ingin melihatku sedikit berdandan dan memakai lipstick merah menyala. Dia memuji kalau aku pasti akan tambah cantik jika rajin merawat diri dan berdandan sehari-hari untuknya. Dan kini, aku berencana mengabulkan keinginannya tersebut.57983Please respect copyright.PENANAUQxjiOwCF8
57983Please respect copyright.PENANA9byrpKlNeL
“Wuidihh.. ini mau ke pasar atau kondangan Mi?? Rapi bener..!!” ledek suamiku saat aku menghampirinya di ruang tamu.57983Please respect copyright.PENANAzqOWkUDULq
57983Please respect copyright.PENANAo70GJ0f2kz
Aku tersenyum dan memutar badanku, “Gimana?? Umi udah cantik belum Bi??” tanyaku meminta pendapatnya.57983Please respect copyright.PENANA5iQBDh2xh8
57983Please respect copyright.PENANAVxenzssI8G
“Cantik banget Mi!! Cantik gak ada duanya” jawab suamiku mengacungkan kedua jempolnya.57983Please respect copyright.PENANAuquHA9U6g3
57983Please respect copyright.PENANAxk2MxXuDXc
Aku mengulum senyum sedikit tersipu malu di puji suamiku tersebut. Namun yang terbayang kemudian justru wajah Mang Dedi yang pasti akan sangat senang melihat penampilanku sesuai dengan apa yang dia inginkan.57983Please respect copyright.PENANAlX6X70h3rM
57983Please respect copyright.PENANA7eKLCPceSi
“Yaudah Umi jalan ya Bi!! jangan lupa jagain Caca..” ucapku menyalami suamiku.57983Please respect copyright.PENANAqZnEVHQX9S
57983Please respect copyright.PENANAyMbHnOfBAR
Dalam hati ada sedikit perasaan yang bergetar saat aku dengan berani dan kurang ajarnya berpamitan sekaligus bersalaman dengan suamiku sebelum pergi kerumah selingkuhanku sendiri. Aku merasakan diriku sedikit hina melakukan hal seperti ini, namun jantungku tak dapat berbohong kalau akupun sebenarnya menantikan momen untuk bertemu Mang Dedi di rumahnya.57983Please respect copyright.PENANA1ZdIdF387f
57983Please respect copyright.PENANAkYIVdX3lNf
Di perjalanan singkat menuju rumah Mang Dedi tersebut, beberapa kali aku mencoba mengatur nafasku untuk menghilangkan rasa grogi dan cemasku. Baru kali pertama juga untukku bertandang ke rumah orang lain setelah aku pindah ke jakarta. Apalagi yang akan aku datangi justru adalah rumah laki-laki yang bisa dikatakan sebagai selingkuhanku itu. Jadi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berdebar-debar dibuatnya.57983Please respect copyright.PENANAfB9HrFWCOT
57983Please respect copyright.PENANAnyroZsFUu6
Sesuai prediksi sebelumnya, hanya butuh waktu 10 menit perjalanan ke rumah Mang Dedi yang ku tempuh dengan menaiki angkot. Cukup membingungkan juga karena ternyata rumah Mang Dedi berada cukup dalam di pojokan gang sehingga aku harus berjalan dengan kaki.57983Please respect copyright.PENANAxF1PK6yTsM
57983Please respect copyright.PENANApSHQftoqvn
Dengan arahan dan petunjuk dari Mang Dedi, akhirnya akupun sampai di sebuah kontrakan yang berdiri berjejer tiga buah pintu dan memilik cat oranye. Dipaling ujung sebelah kiri terdapat tanda “Kontrakan Kosong.” Sedangkan yang di tengah-tengahnya nampak memiliki penghuni ditandai dengan sebuah sepeda motor yang parkir di terasnya.57983Please respect copyright.PENANAxHPOAB4Wmc
57983Please respect copyright.PENANAyEc4xkPFoS
Rumah Mang Dedi sendiri berada di bagian paling kanan kontrakan tersebut, nampak sebuah salib besar berwarna sedikit keemasan bertengger di daun pintunya. Di depan kontrakannya juga di tumbuhi sebuah pohon mangga cukup besar dengan adanya lesehan dari bambu di bawahnya.57983Please respect copyright.PENANA4OGZTf7agv
57983Please respect copyright.PENANALoZZxk4GR5
“Assalamualai--” reflek salamku terhenti saat aku teringat kalau Mang Dedi bukanlah seorang muslim.57983Please respect copyright.PENANAO4qCLqJBLd
57983Please respect copyright.PENANAK0aCsdwdGo
Namun seketika daun pintu rumah itupun terbuka dan menampakkan sosok Mang Dedi hanya memakai celana pendek saja, “Sudah datang kamu Dek!” sapanya tersenyum ke arahku.57983Please respect copyright.PENANANTZtVGUEqp
57983Please respect copyright.PENANAX4U3YLwQnA
“Ihh.. Mas nakal ga pake baju” ucapku pura-pura menutup wajahku dengan tangan.57983Please respect copyright.PENANAT4iTmni3gM
57983Please respect copyright.PENANAHaZrmpzGvr
Mang Dedi nampak sedikit memaksakan senyumnya, “Mari masuk Dek” ucapnya mempersilahkanku. Terlihat wajah Mang Dedi sedikit pucat dan bibirnya memutih karena sedang dalam keadaan sakit.57983Please respect copyright.PENANAoS14AAnQ8b
57983Please respect copyright.PENANAO9B9ysHNO0
“Permisiiii!!” ucapku setengah berbisik sambil reflek celingak-celinguk kearah sekitar. Takut ada yang melihat aku sebagai perempuan sedang bertamu ke rumah lelaki bujangan disiang bolong begini.57983Please respect copyright.PENANAiyTccWoR3H
57983Please respect copyright.PENANAF8EvStQKdt
“Masuk aja! Gak ada orang kok” kata Mang Dedi tersenyum melihatku.57983Please respect copyright.PENANAQ3GFhaUHUv
57983Please respect copyright.PENANAO2InO20XHS
Aku kemudian mengangguk pelan melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya sambil kemudian Mang Dedi mengunci pintu. “Kok di kunci??” tanyaku sedikit kaget.57983Please respect copyright.PENANAggRY5PyXq6
57983Please respect copyright.PENANAaCVxIrE3J8
“Biar gak ada yang gangguin kitalah..” jawab Mang Dedi santai memegang tanganku dan menuntun melewati ruang tamu kontrakannya.57983Please respect copyright.PENANAmEMBxhlBQQ
57983Please respect copyright.PENANAXJs632jmbv
Dari belakang aku hanya mengikuti saja langkah Mang Dedi sambil melihat-lihat keadaan sekitar rumahnya. Satu yang membuatku kagum, karena meskipun Mang Dedi hanya hidup seorang diri, rumahnya terlihat sangat terawat begitu bersih dan wangi.57983Please respect copyright.PENANARXgrLh3sU3
57983Please respect copyright.PENANAvlDhIHy1Tp
“Maaf gak ada tempat duduk..” Ucap Mang Dedi menarik tanganku duduk diatas kasur springbed tanpa dipan itu.57983Please respect copyright.PENANAeF1i2rIbj4
57983Please respect copyright.PENANAjYQl9VlZQM
Kupandangi sekali lagi sekitar kamar tersebut seolah masih terasa asing, “Rapi banget. Mas udah punya istri??” Ucapku bertanya seakan masih tidak percaya.57983Please respect copyright.PENANA4FmAlkk0wm
57983Please respect copyright.PENANAwTAR4mOxjp
“Ini istri aku baru dateng..” Ucap Mang Dedi memeluk tubuhku secara tiba-tiba. Badannya terasa hangat dan nafasnya tampak tak begitu beraturan.57983Please respect copyright.PENANA5ZhqmXy78c
57983Please respect copyright.PENANARjGFnBHyTN
Dengan sigap aku kemudian melepaskan pelukannya tersebut. “Jangan macem-macem!! lagi sakit juga!!” ucapku dengan nada ketus lalu berdiri.57983Please respect copyright.PENANA4m0HSpI7RO
57983Please respect copyright.PENANAvWIg3uqGFJ
“Aku bawa makanan buat Mas.. Mas pasti belum makan kan??” lanjutku mengeluarkan kotak makanan yang sudah aku bawa dari rumah.57983Please respect copyright.PENANAoeow3DOvId
57983Please respect copyright.PENANAwV3t5PCOsu
“Wahh... dibawain makanan segala. Baik banget istriku” ucap Mang Dedi yang lagi-lagi memanggil aku sebagai istrinya.57983Please respect copyright.PENANAwjHSa0hVzv
57983Please respect copyright.PENANA7WPNvTNhnE
Namun entah kenapa aku tidak merasa risih dan memprotes panggilannya tersebut seolah-olah akupun juga suka dipanggil seperti itu olehnya. Lagipula Mang Dedi sedang sakit dan tak punya tenaga, sehingga aku mencoba memaklumi saja perkataannya tersebut.57983Please respect copyright.PENANAxWjPxC7uxw
57983Please respect copyright.PENANAogTEAIC6S4
“Nih dimakan Mas!” ucapku membuka satu-persatu kotak makanan yang ku bawa di dekatnya.57983Please respect copyright.PENANAA868HYWrI7
57983Please respect copyright.PENANAC0Am3OW5MR
Mang Dedi lalu merengek manja, “Suapin dong Dek!” pintanya membuka mulut.57983Please respect copyright.PENANASkmSqN08Tc
57983Please respect copyright.PENANAKVns4MqvEM
“Makan sendiri!! udah gede juga” balasku tetap ketus dan gemas dengan gayanya yang lebay itu.57983Please respect copyright.PENANAGIX0wYCXIy
57983Please respect copyright.PENANAhSAmsV4Cws
“Tapi kan aku sakit Dek. Kemaren aja aku di tampar dua kali sama kamu” ucapnya mengungkit-ungkit kejadian dua hari yang lalu.57983Please respect copyright.PENANAVGUy47HGu9
57983Please respect copyright.PENANAnfriJETcD9
Aku mencubit tangannya pelan, “Salah Mas yang sembarangan aja buang cairan!” kataku ketus.57983Please respect copyright.PENANATznvPYa70t
57983Please respect copyright.PENANAQey3XZxgm5
“Abisnya Mas ga bisa nahan Dek. Mulut kamu enak banget” balasnya terkekeh.57983Please respect copyright.PENANAVW4dw1PIfs
57983Please respect copyright.PENANAv4p8ThSBDg
Kukepalkan tanganku di wajahnya, “Ini bogem aku juga enak loh!!” ucapku dengan gemas.57983Please respect copyright.PENANAC24zlO3iyl
57983Please respect copyright.PENANAqUzBY6e80Y
Kami lalu tertawa berbarengan seperti pasangan kekasih yang tengah dimabuk asmara, tak peduli bahwa saat ini aku berada di rumah laki-laki lain sedangkan statusku saja adalah seorang istri, ibu dan perempuan baik-baik.57983Please respect copyright.PENANA74EXhxOEVT
57983Please respect copyright.PENANAGA99RgjAwA
Tapi yang terpikirkan olehku justru hanyalah rasa senang dan berbunga saat kami berdua larut dalam tawa dan canda itu. Entah apa yang akan terjadi besok, namun kupilih untuk menikmati momen saat ini dengan sepenuh hati.57983Please respect copyright.PENANAhhk6WK1WqQ
57983Please respect copyright.PENANAQuxPqLn1Zt
“Suapin ayo Dek!!” pinta Mang Dedi merengek-rengek.57983Please respect copyright.PENANAuYOalXBeZM
57983Please respect copyright.PENANAMW0oaU98pn
Aku menggeleng-geleng tidak karuan melihat sikapnya yang seperti anak kecil tersebut, “Dasar ABG tua!” ucapku mengambil sendok dan menyuap nasi.57983Please respect copyright.PENANAOBmHEZUMV8
57983Please respect copyright.PENANABSZqVoxw2z
Terpaksa akhirnya akupun mulai menyuapi Mang Dedi sedikit demi sedikit makanan yang ku bawa dari rumah itu. Sambil ku tahan perasaan senang dan menggebu dalam hatiku karena aku tidak pernah memperlakukan seseorang se spesial ini. Bahkan untuk suamiku sekalipun.57983Please respect copyright.PENANAL8wMhR3rdi
57983Please respect copyright.PENANALOn4t9PJNG
“Mmmm... enak banget masakan kamu sayang!” ucap Mang Dedi pelan mengunyah makanannya.57983Please respect copyright.PENANANnamKcpAd7
57983Please respect copyright.PENANABLLfQdBtR9
“Yaiyalah, Uni-uni minang loh ini!!” jawabku berbangga dengan asalku.57983Please respect copyright.PENANAkzU3yVp4TM
57983Please respect copyright.PENANAeCnxr7I2gt
Sambil terus mengunyah makanan, Mang Dedi bertanya. “Di padang ada gereja gak sih Dek??” tanyanya penasaran.57983Please respect copyright.PENANATibAYld6DR
57983Please respect copyright.PENANARTw4Yi87E3
“Ada, tapi cuma dikota doang. Kalau di kabupaten aku gak ada. Jangankan gereja, non muslim aja gak ada” ucapku menjelaskan sedikit tentang daerahku.57983Please respect copyright.PENANARXv60dET69
57983Please respect copyright.PENANA09nKXg3wqk
Memang sampai saat ini di kabupaten tempat aku berasal belum pernah tercatat warga atau pendatang yang menetap beragama lain selain islam. Karena itu aku pun tidak pernah bertemu dengan orang yang berbeda agama sebelumnya.57983Please respect copyright.PENANAFDBjkxTZc6
57983Please respect copyright.PENANA4bDG0a4wQZ
“Berarti aku yang pertama kamu kenal dong??” tanya Mang Dedi tampak sumringah.57983Please respect copyright.PENANA1pBDENfRel
57983Please respect copyright.PENANAXkEPJq1keg
Kuanggukkan kepalaku sedikit mengiyakannya, “Mas yang pertama” ucapku tersenyum.57983Please respect copyright.PENANAisJIc5Prlx
57983Please respect copyright.PENANA3Ky2tiltYK
“Asikk.. yang pertama tuh biasanya berkesan loh Dek” ucapnya dengan nada penuh kesoktahuan.57983Please respect copyright.PENANAVTmh5NUNJL
57983Please respect copyright.PENANA4GzH70XZmu
Aku menyuapkan dia lagi sambil mencibir, “Berkesan apaan? Biasa aja tuh!” jawabku meledeknya.57983Please respect copyright.PENANABxT2FBuK4Q
57983Please respect copyright.PENANAudkVHoSdr7
“Yakin aku kalau kamu bakal inget aku terus” ucap Mang Dedi dengan percaya diri. “Apalagi sama yang gak disunat gini” lanjutnya mengelus selangkangan.57983Please respect copyright.PENANAIQqWT7x3If
57983Please respect copyright.PENANA81BIkiIQKU
“Mas matanya udah pernah di colok sama sendok belum??” tanyaku mengancam.57983Please respect copyright.PENANAe69aTlI1vq
57983Please respect copyright.PENANAc7Zm5JESor
Tapi mataku tak dapat menahan untuk tidak melirik ke arah selangkangan Mang Dedi yang tampak membokong seperti tak memakai celana dalam itu. Aku yakin di dalam sana batang penis besar itu tengah menegang.57983Please respect copyright.PENANAOvlLuNdUwL
57983Please respect copyright.PENANAvmHpaC04jN
“Hehehe.. Ampun istriku” ucapnya terkekeh mengangkat kedua tangannya. Lalu kemudian dia tersenyum melanjutkan,“Tapi coba sekali jujur deh Dek. Kamu suka kan sama kontolku ini??” tanyanya sekali lagi.57983Please respect copyright.PENANAzFIEy7CIEQ
57983Please respect copyright.PENANAINum3i4LRj
Entah kenapa jantungku tiba-tiba merasa berdegub sangat kencang diberikan pertanyaan yang kotor tersebut. Tak kusadari bawah alasannya memang karena apa yang dibilang oleh Mang Dedi tersebut adalah benar. Aku menyukai penis besarnya itu, penis perkasa tak di sunat yang mampu membuatku seperti panas dingin hanya dengan melihat siluet dibalik celananya saja.57983Please respect copyright.PENANAViOgDgmJh6
57983Please respect copyright.PENANAFE803YkGo5
“Kalau diem berarti bener..” celetuk Mang Dedi dengan senangnya.57983Please respect copyright.PENANAyc70K3CiPt
57983Please respect copyright.PENANAtKSrabRIvt
Tapi lagi-lagi aku masih mencoba menjaga harga diriku, “Sok tau!” balasku merasakan kalau wajahku ikut memanas akibat kebohongan dan kemunafikanku sendiri.57983Please respect copyright.PENANAIwTgjSIW5t
57983Please respect copyright.PENANAmK9Iub0K79
“Udah buru abisin makanannya!!” sambungku mencoba mengalihkan pembicaraan.57983Please respect copyright.PENANAFc8A8mnueA
57983Please respect copyright.PENANAj13edi7XKw
“Kalau marah berarti bener...” ucap Mang Dedi merayuku.57983Please respect copyright.PENANAgaxlBvFT5s
57983Please respect copyright.PENANAZ3FvUGDEyM
Aku lalu menggeleng menahan senyum, “Enggak marah tuh!! aku seneng begini!” balasku meledeknya.57983Please respect copyright.PENANAIQt1LgVyoR
57983Please respect copyright.PENANAQtNUdb2RCO
“Kalau seneng lebih bener lagi Dek..” jawab Mang Dedi seperti tak mau kalah.57983Please respect copyright.PENANAfkg2Lqjhxq
57983Please respect copyright.PENANAZq6JYslA2m
Aku kemudian mengambil botol minuman dan memberikannya pada Mang Dedi, “Ah curang!” balasku melongos dari hadapannya.57983Please respect copyright.PENANAtwPkqwhKXN
57983Please respect copyright.PENANA5KE0Mpkrnl
“Ya berarti kamu emang suka sama kontolku..” sengir Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAofZ4hVDi9N
57983Please respect copyright.PENANAWXctM06wcF
“Apaan sih kontal kontol terus!” balasku menutup kotak makanan yang telah habis dilahap Mang Dedi saat kami dengan asyiknya mengobrol.57983Please respect copyright.PENANAm3hlFjiN7N
57983Please respect copyright.PENANA6DlCU4s82a
“Udah kamu ngaku aja Dek..” rayu Mang Dedi terkekeh.57983Please respect copyright.PENANAhO7mvXOEGB
57983Please respect copyright.PENANAgaQ5D0TuSw
Karena merasa sedikit kesal dengan pertanyaannya, akupun kemudian mengangguk-angguk terpaksa, “Iya-iya.. Suka-suka.. benar-benar” balasku bercanda meledeknya.57983Please respect copyright.PENANA1hgUQkJ3Hl
57983Please respect copyright.PENANAWMYgM7g9QV
“Dih.. kok jawabnya begitu banget??” ucap Mang Dedi tidak terima.57983Please respect copyright.PENANAhirqk3c1O2
57983Please respect copyright.PENANAfcf9csOI8y
“Ya abis mau gimana lagi??” balasku menjulurkan lidah.57983Please respect copyright.PENANAWTsXePIa7p
57983Please respect copyright.PENANAUhhknXPDyM
Tiba-tiba saja Mang Dedi meraih pinggangku dan menarik badanku jatuh diatas kasur, “Ngomong gini coba.. Aku suka kontolmu Mas!!” pinta Mang Dedi padaku.57983Please respect copyright.PENANAFEYOgERuw3
57983Please respect copyright.PENANA53jFwEBIUx
“Ogah!!” teriakku meledeknya.57983Please respect copyright.PENANAIUIBrZCZSq
57983Please respect copyright.PENANAe8jEGsfbTn
“Kamu mah begitu. Jahat sama aku” balas Mang Dedi merajuk.57983Please respect copyright.PENANA8YK5PV1EZC
57983Please respect copyright.PENANAkTXbKhGcnk
Kusunggingkan senyum membalikkan badan ke arahnya, “Jahat gimana??” tanyaku berpura-pura.57983Please respect copyright.PENANACoib3EPM1f
57983Please respect copyright.PENANAWKZoGNfFuo
“Iyalah.. aku aja sampai di tampar dua kali” jawabnya kembali mengungkit-ungkit tamparan itu.57983Please respect copyright.PENANAc3F83UKuQG
57983Please respect copyright.PENANA2T2K5InaRa
“Sebentar lagi tiga kali kalau Mas ngungkit-ngungkit terus” ucapku mengancamnya.57983Please respect copyright.PENANAGvrDK7pf5w
57983Please respect copyright.PENANArDBcjeN2KR
Kami kemudian sama-sama kembali tertawa diatas kasur ini dengan perasaanku yang sudah sangat nyaman dipeluk dan dirangkul oleh Mang Dedi. Seperti biasa, Mang Dedi mencairkan suasana dengan begitu mudah hingga membuatku lupa waktu ketika berlama-lama dengannya.57983Please respect copyright.PENANA2Oje1uJmmi
57983Please respect copyright.PENANAnJd6mM9Aby
“Kamu cantik banget hari ini. Lipsticknya merah pula” Puji Mang Dedi padaku.57983Please respect copyright.PENANAZ7UvQ8dRB0
57983Please respect copyright.PENANAMk9QGzUH2E
Sontak hatiku langsung berbunga-bunga dibuatnya karena merasa usahaku berdandan untuk Mang Dedi mendapat pujian yang aku harapkan.57983Please respect copyright.PENANAczwpYcmIpB
57983Please respect copyright.PENANAsqPjcH6mTr
Aku mengulum senyum bahagia, “Buat siapa coba??” ucapku memonyongkan bibir.57983Please respect copyright.PENANAtVaP9vAbVc
57983Please respect copyright.PENANA9f43vwzuQl
“Hehehe. Pengertiannya istriku” balas Mang Dedi terkekeh memanggil aku sebagai istrinya lagi.57983Please respect copyright.PENANAk7Q5qGuQ05
57983Please respect copyright.PENANAM7w3ZB4zSk
Tapi kemudian aku pun masih saja tidak keberatan dan malah semakin senang ketika mendengarnya memanggilku dengan sebuatan “Istri”-nya tersebut. Entah mungkin ada yang salah dalam diriku saat seharusnya aku marah mendengar sebutan itu, namun aku memilih untuk membiarkan telingaku manja oleh kata itu.57983Please respect copyright.PENANAWawQZHclqT
57983Please respect copyright.PENANAp1tTRRv7mY
“Boleh aku cium gak nih??” lanjut Mang Dedi bertanya padaku.57983Please respect copyright.PENANA8dOvuSaObb
57983Please respect copyright.PENANANiRpwn2wPa
Kuanggukkan kepala dengan pelan, “Boleh” ucapku singkat dan tersenyum.57983Please respect copyright.PENANAxXmNuD9O0M
57983Please respect copyright.PENANA3DHqVpnwUZ
Seketika Mang Dedi mendekatkan mukanya ke arah wajahku dan mengecup pelan bibirku, “Manis” ucapnya berkomentar sebentar.57983Please respect copyright.PENANA7JyEE3ef4z
57983Please respect copyright.PENANA9jO36UznhE
Lalu bibir Mang Dedi memaut bibirku kembali namun dalam tempo yang cukup lama. Bibir kami hanya menempel hangat, tak ada pagutan tak ada gerakan. Hanya saling bertukar nafas yang sudah mulai tidak beraturan karena sudah didatangi birahi dan syahwat.57983Please respect copyright.PENANAPA2FOB4qm2
57983Please respect copyright.PENANAn5vHvL14m1
Dengan lembut, Mang Dedi meraihku ke dalam pelukannya. Lama dibiarkannya tubuhku dan tubuhnya bersatu sambil ciuman kami mulai sedikit bergerak saling menaut dan mengejar bibir masing-masing.57983Please respect copyright.PENANAYBk98mWBjO
57983Please respect copyright.PENANAeVdnqoM7dq
Dengusan nafas Mang Dedi terdengar memburu didaun telingaku, entah karena dia sedang sakit atau sedang bernafsu. Akan tetapi dapat kurasakan ciumannya pada bibirku mulai agresif. Kecupan-kecupan ringannya sudah mulai menjadi pagutan dan lumayan yang seolah menghisap bibirku masuk ke dalam bibirnya.57983Please respect copyright.PENANAxhexOrALbj
57983Please respect copyright.PENANATGHhNdhPa6
“Oohh.. Masshh..” ucapku mulai mengeluarkan desahan lirih.57983Please respect copyright.PENANAynxmhJ2jca
57983Please respect copyright.PENANAVsBkCs8VHT
Mang Dedi kembali mencoba menciumku. Kali ini lebih rekat dengan dekapannya yang sangat erat tak mau melepas. Akupun juga tak mau menghindar, tempatku bergerak hanya bila aku membalas menyosor ciumanya itu.57983Please respect copyright.PENANACpzufNTrh0
57983Please respect copyright.PENANACVefODyMRs
Tangannya menempel di bagian tengkukku yang masih terbalut hijab, bibir kami bertemu, sementara lidah kami saling mengisi rongga kosong yang ada di mulut masing-masing.57983Please respect copyright.PENANAgxPO7WTNLB
57983Please respect copyright.PENANAvYsO2NwrNT
Perlakuan Mang Dedi itu semakin membuatku lemas terbuai kenikmatan. Selama beberapa menit lamanya kami bercumbu dengan penuh gairah, lidah kami saling belit dan saling jilat, air liur kami saling bertukar dan nafas kami bersahut-sahutan.57983Please respect copyright.PENANAjZ40gE449z
57983Please respect copyright.PENANA5QB8yHG3uy
“Eeemmm...mmmhh....ssllkk...ssssllrrp!” suara desahan tertahan terdengar dari mulutku saat berpagutan dengannya.57983Please respect copyright.PENANAHztLhle5aI
57983Please respect copyright.PENANAHVibswJRgH
Selama ciumannya itu pula, tangan Mang Dedi tidak pernah diam menjelajahi tubuhku, tangan kirinya yang terhimpit oleh kepalaku masih dapat mengelus bagian leher, sedang tangan kanannya berada di bagian belakang dan meremasi bongkahan pantatku dengan gemasnya.57983Please respect copyright.PENANA3dg5CVQkNT
57983Please respect copyright.PENANAKZxiczipaP
Perasaan aneh yang nikmat mulai terasa seiring dengan remasan-remasan Mang Dedi pada pantatku tersebut. Aku mencoba menggeliat menggerakkan diriku tapi benar-benar tidak mampu karena dekapan Mang Dedi begitu kuat mengunci tubuhku.57983Please respect copyright.PENANA6es3phpELO
57983Please respect copyright.PENANAQzwYIjALzT
"Dek Liya.. aku sayang sama kamu.. aku cinta sama kamu" Ucap Mang Dedi berkata lirih menatap mataku dalam.57983Please respect copyright.PENANAGHUMy0wIhy
57983Please respect copyright.PENANAxMGfuviaEm
Aku tersipu malu karena ungkapan cintanya yang bertubi-tubi itu., "Sayangi aku semaumu Mas..." ucapku mengelus pipinya yang terasa hangat.57983Please respect copyright.PENANA56QXfRKOM6
57983Please respect copyright.PENANAPoT03MXYxF
"Tapi untuk sekarang saja ya?! Di rumah sudah ada suamiku yang menunggu.." Lanjutku tersenyum mengingatkannya kalau aku adalah istri dari orang lain.57983Please respect copyright.PENANAZx5nlyqX4B
57983Please respect copyright.PENANAO91fc0mJGo
Namun Mang Dedi justru mengendurkan pelukannya, "Aku mau kamu seutuhnya Dek Liya" Ucapnya tiba-tiba serius.57983Please respect copyright.PENANAnVmaAHc8oS
57983Please respect copyright.PENANAdEzGDjAaHE
"Ga bisa Mas! Aku masih mencintai suamiku.." jawabku tak kalah serius padanya.57983Please respect copyright.PENANAcxAYkG9r1O
57983Please respect copyright.PENANAh4dvfUrOMH
"Kalau begitu kasih aku perhatian yang sama!" Pinta Mang Dedi cemberut menuntutku.57983Please respect copyright.PENANAB8Ohw4nmYH
57983Please respect copyright.PENANAYloalmR8fz
Tiba-tiba hatiku bimbang merasa bingung dan kasihan. Entah bagaimana caranya aku memberikan perlakuan yang sama kepada Mang Dedi sedangkan dia hanyalah selingkuhanku.57983Please respect copyright.PENANAFzLkkCYhBQ
57983Please respect copyright.PENANAb72yxknfx8
Tak mungkin aku akan memperlakukannya sama dengan caraku memperlakukan dan melayani suamiku sendiri. Namun melihat dia seakan cemburu dengan suamiku tersebut, tak pelak membuat hatiku luluh dan sadar bahwa dia memang benar-benar telah jatuh hati padaku.57983Please respect copyright.PENANA9yzvBGCNrd
57983Please respect copyright.PENANAsg1zYQ5XS2
"Aku akan kasih Mas sesuatu, belum pernah aku kasih sama siapapun termasuk suamiku sendiri" ucapku tiba-tiba teringat dengan tontonan di youtube yang pernah kulihat tempo hari.57983Please respect copyright.PENANAv8gzxJWmoT
57983Please respect copyright.PENANA0fDePxIfre
Mang Dedi tersenyum merekah mendengarnya, "Wah.. sesuatu apaan tuh?" Ucapnya bertanya nanar penuh dengan rasa penasaran.57983Please respect copyright.PENANA5TFZjdhSCD
57983Please respect copyright.PENANAGgHl9Z2nvX
Aku lalu tersenyum menggodanya sambil kemudian bangkit dari kasur untuk menjangkau smartphone yang berada di dalam tas yang kubawa. Dengan secepat kilat aku mungusap layarnya untuk mencari pemutar musik yang sebelumnya sudah ku isi dengan beberapa lagu dangdut tersebut.57983Please respect copyright.PENANALUpzOTGuSe
57983Please respect copyright.PENANADX3QtY5cXv
"Mas tunggu aja!" Ucapku merasa sangat nakal membayangkan apa yang akan kulakukan di depannya.57983Please respect copyright.PENANAhNekKSaos7
57983Please respect copyright.PENANAcSIhJFbM0k
Begitu suara musik mulai terdengar, aku kemudian menjauhkan badanku dari hadapan Mang Dedi dan mulai menggerakkan sedikit pinggulku untuk berjoget mengikuti alunan ritme musik dangdut yang aku putar.57983Please respect copyright.PENANAWxrEPbKh3S
57983Please respect copyright.PENANAUCXREryaSo
"Wow.." kata Mang Dedi menganga melihatku meliukkan badan di depan matanya.57983Please respect copyright.PENANANjMZEl6W7N
57983Please respect copyright.PENANAVO6JRF9LH9
Sebenarnya cara ini tak sengaja kulihat di youtube sebagai referensi dalam memuaskan suami di ranjang. Dan akupun sudah beberapa kali melatih diri agar gerakanku tidak terlalu kaku saat aku mempersembahkannya pada suamiku nanti.57983Please respect copyright.PENANAdGq4DVdDq1
57983Please respect copyright.PENANAccZ3tDJDhJ
Namun pada akhirnya, ternyata bukan kepada suamikulah aku mempersembahkannya. Melainkan kepada tukang sayur yang juga berstatus sebagai selingkuhanku.57983Please respect copyright.PENANAIaCECxc7xC
57983Please respect copyright.PENANArG4TwmHyX8
"Suka gak?" Tanyaku penasaran masih bergoyang pelan di hadapan Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAL2Bzm7Po97
57983Please respect copyright.PENANAFLVztUvuLx
Mang Dedi mengangguk girang menandakan kalau dia benar-benar menyukainya. Sedangkan aku merasa gemetar menahan malu merasakan detak jantungku berdebar dengan kencang melakukan goyangan-goyang erotis.57983Please respect copyright.PENANAWT4KYehHxl
57983Please respect copyright.PENANAYNn8JRwest
"Kamu sudah gila Liya!" Batinku berteriak menolak segala perbuatanku ini.57983Please respect copyright.PENANA1tTZ6l12Pi
57983Please respect copyright.PENANA4KL5MDVkde
Rasanya begitu tabu dan penuh pelecehan, Aku yang harusnya menjadi perempuan yang menjaga iman agama itu justru malah berubah bak seorang biduan dangdut yang mengundang hasrat birahi. Aku yang harusnya menjadi seorang istri yang baik itu, justru malah menari-nari di depan lelaki lain selain suamiku sendiri.57983Please respect copyright.PENANAAHZqmgJVvj
57983Please respect copyright.PENANAQ8SsrhOqBY
Namun anehnya mukaku malah terasa semakin memanas dan seluruh bulu kudukku seketika merinding, tanda kegembiraan dan gairah seksualku yang sudah mulai meninggi. Ditambah lagi dengan perasaan hina pada tubuhku yang seolah bangga dan tak mau berhenti di tatap nanar oleh mata Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAoRSbV2z4Rr
57983Please respect copyright.PENANAUqvEXAbrJK
Merasa nafsuku yang sudah berada di ubun-ubun, sedikit demi sedikit aku mulai menghilangkan rasa malu dan sungkan yang ada di dalam diriku. Sedikit demi sedikit, aku mulai memberanikan diri menampakkan lekuk tubuhku yang sedari tadi tersembunyi di balik gamis dan hijab yang ku pakai.57983Please respect copyright.PENANAAEzPuU8pvL
57983Please respect copyright.PENANAmz1sQBoALk
"Seksinya kamu Dek Liya" komentar Mang Dedi masih terpana mengelus penis yang masih tersembunyi dibalik celana pendeknya.57983Please respect copyright.PENANAntoEnqPTC5
57983Please respect copyright.PENANAmknuswgHgw
Aku kemudian semakin bersemangat melihat reaksi serta mendengar pujian Mang Dedi itu.57983Please respect copyright.PENANAdogvJ9guNG
57983Please respect copyright.PENANAxFM4OwVLiH
Dengan kedua tangan, aku tangkap bongkahan daging payudaraku dan memijit mereka bersama-sama dari balik gamis yang masih menutupi badanku. Di dalamnya, Puttingku ikut mengeras seolah tak mau ketinggalan merasakan sensasi seperti ingin dipertontonkan juga.57983Please respect copyright.PENANAGVQnZYI12C
57983Please respect copyright.PENANAtXj5OvIRol
"Ougghh.. Mashh..Akuu nakall.." bisikku lirih sambil terus memainkan payudaraku diiringi muskin dangdut yang semakin menambah panasnya suasana.57983Please respect copyright.PENANAN11ofOi5Zu
57983Please respect copyright.PENANAH1sGLNMnh6
Kulirik sejenak Mang Dedi yang bersandar pasrah di atas kasur sambil jakunnya naik turun menelan ludah, dengankan tangan kanannya tidak henti-henti mengelus dan meremas batang kejantanannya yang sudah semakin terlihat menonjol.57983Please respect copyright.PENANAhcY1sjuK4b
57983Please respect copyright.PENANAb1KcEZtLo0
"Iyahh.. emang nakal kamu Dek.. kamu benar-benar binal.." Ucap Mang Dedi dengan kotornya.57983Please respect copyright.PENANA3RiafE4WBz
57983Please respect copyright.PENANANF8sUY9sH2
Akan tetapi kata-kata itu justru malah membuatku semakin bernafsu dan liar. Melakukan adegan menggairahkan seperti ini saja sudah membuat aku merasa tubuhku menjadi begitu panas dan keringatku mengucur dengan derasnya. Apalagi di tambah dengan komentar-komentar lucah Mang Dedi itu.57983Please respect copyright.PENANAZGe2X18ujp
57983Please respect copyright.PENANAHMel9qOEQF
"Lihat pantatku juga Mass.." ucapku lalu membalikkan tubuhku. Masih sambil bergoyang-goyang membelakangi Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAyIykV3gJCr
57983Please respect copyright.PENANAN17asVN5ke
Entah darimana aku mendapat ide untuk melontarkan kalimat-kalimat mesum nan mengundang itu. Tapi yang jelas, aku semakin terangsang dan bersemangat ketika mengucapkannya di depan Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAXAUsTUZUUN
57983Please respect copyright.PENANA45NEy7lpHo
Saat ini pula, aku sangat yakin kalau Mang Dedi menginginkan tubuhku untuk direngkuhnya segera. Dan akupun juga sangat menginginkan itu darinya. Namun persembahan ini baru saja dimulai, karena selanjutnya aku membuka perlahan resleting gamisku dan menurunkannya dengan gerakan yang begitu pelan.57983Please respect copyright.PENANAPxWbjiRFGW
57983Please respect copyright.PENANAg5zKWwO2BP
Untuk pertama kalinya, aku dapat melihat dengan jelas arah mata Mang Dedi yang mengikuti gerakanku tengah melucuti diri dari gamis yang aku pakai. Aku merasa jika dadaku seolah mau meledak karena perasaan senang, bangga, bingung, malu, dan semua emosi lain yang bercampur menjadi satu.57983Please respect copyright.PENANAqvP9zxyCxM
57983Please respect copyright.PENANAU6tU2Ky5lZ
Seharusnya, seorang wanita alim tak pantas berbuat seperti ini. Seorang istri sholehah juga tak sepatutnya memamerkan tubuh miliknya kepada orang lain selain suami.57983Please respect copyright.PENANAMYl2hWERjg
57983Please respect copyright.PENANAoRpLl4CYmA
Namun disinilah aku sekarang, bertelanjang diri hanya memakai dalaman di depan laki-laki lain dan merasa tersanjung karena tatapan nakalnya.57983Please respect copyright.PENANAPYnaqlpWO4
57983Please respect copyright.PENANANhg625Jnr1
"Ayo tunjukan kenakalanmu Dek Liya" pinta Mang Dedi menyemangatiku. “Aku tau kalau sebenarnya kamu adalah wanita nakal" seringainya melanjutkan.57983Please respect copyright.PENANAhiEsVikYxw
57983Please respect copyright.PENANAfbE18kPpxH
Malu tapi mau, sungkan tapi pengen, hina tapi bernafsu. Itulah perasaan yang aku alami ketika mendengar kalimat dan perkataan Mang Dedi padaku.57983Please respect copyright.PENANA7dlplVyxiw
57983Please respect copyright.PENANA5V6rYbIJzi
Dan masa bodoh dengan semua itu karena aku sudah sangat terangsang. Sudah tak peduli dengan image seorang perempuan alim dan istri setia. Yang jelas, saat ini aku ingin segera digumuli oleh Mang Dedi untuk mengarungi kenikmatan birahi bersama-sama sampai ke tepian samudera syahwat yang memberikan kenikmatan duniawi yang luar biasa.57983Please respect copyright.PENANAu4gPnHtAgR
57983Please respect copyright.PENANA2pjOqYeMvP
"Mashh.. aku sangeee..." Ucapku merengek menahan gesekan birahi makin menyambangi badanku yang terbuka di depan mata Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANApTQfSiex6z
57983Please respect copyright.PENANAb2RCgl9H5u
Masih dalam balutan lagu dangdut yang berdurasi panjang itu, aku terus melucuti diri dengan gaya yang lambat penuh godaan. Sengaja kubuat ekspresi sebinal mungkin sambil menjulurkan lidah dan menggigit bibir bawahku saat aku bergoyang meliuk-liuk.57983Please respect copyright.PENANA63ywHUymhm
57983Please respect copyright.PENANAlEx7rkaQzb
Kali ini giliran penutup dadaku yang meluncur jatuh dengan cepat. Membuka dan mempertontonkan bongkahan daging payudara kecilku yang ikut-ikutan terbebas, melompat dengan indahnya dari sana.57983Please respect copyright.PENANAb7UrNkjNjW
57983Please respect copyright.PENANATNa1z6nTft
Mendadak, aku merasa hembusan angin yang ada dikamar tidur Mang Dedi itu begitu dingin membangkitkan bulu kudukku dan membuat puting payudaraku mencuat, dan yang pasti vaginaku makin terasa basah.57983Please respect copyright.PENANAHL78NKiRH0
57983Please respect copyright.PENANAY5GGiaNhU2
"Cantik sekali kamu Dek Liya.." ucap Mang Dedi masih mengomentariku. “Ayo sini Dek.. sudah gak sabar aku pengen ngentotin kamu..” pinta Mang Dedi sambil melambaikan tangannya kearahku.57983Please respect copyright.PENANA89bk8yJM7H
57983Please respect copyright.PENANA1TqWRCHwmO
Namun aku menggeleng pelan dan manja, "Belum saatnya Mas" Ucapku semakin menggodanya.57983Please respect copyright.PENANAhDP1Ma4fJb
57983Please respect copyright.PENANAIrpTsc3ftw
Kutangkap bongkahan daging pipi pantatku dan mulai kuremas gemas di depan matanya. Kugoyangkan pinggulku dengan sangat genit sembari terus meliuk dan bergoyang erotis.57983Please respect copyright.PENANA5ytwuQm47C
57983Please respect copyright.PENANA12yjsb1JQZ
"ASTAGA..." batinku berteriak.57983Please respect copyright.PENANALwCqcHpqy7
57983Please respect copyright.PENANAWQETSZCYSt
Melakukan gerakan-gerakan erotis secara langsung di hadapan laki-laki lain seperti ini seolah memberikan sensasi birahi yang sangat menggebu. Rasanya begitu indah, begitu menantang, dan begitu menggairahkan.57983Please respect copyright.PENANAo2xflMecn0
57983Please respect copyright.PENANAJUrYItmjY9
Akupun sebenarnya tahu, jika apa yang sedang kulakukan saat ini adalah sebuah perbuatan dosa, sebuah dosa yang akan membawa kenikmatan bagi diriku, dan Mang Dedi selingkuhanku. Tapi birahiku sendiri sudah menghipnotis alam bawah sadarku untuk tetap bergerak memberikan tontonan-tontonan erotis pada Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAnEea7DxGlr
57983Please respect copyright.PENANAqJXkjk0jRh
"Jangan dibuka hijabnya sayang" tahan Mang Dedi saat aku akan bergerak membuka hijabku.57983Please respect copyright.PENANACZqdKQte3Q
57983Please respect copyright.PENANAw7C0C5mjqf
"Kamu lebih cantik pakai hijab seperti itu.. lebih seksi.. lebih menggairahkan.." lanjutnya mendengus-dengus meremas penisnya sendiri.57983Please respect copyright.PENANAn64ltwSw7p
57983Please respect copyright.PENANAXdJjL3uXtw
Aku tidak mengerti kenapa Mang Dedi tetap memintaku memakai hijab lebar ini. Bukankah rasanya lebih seksi kalau aku bertelanjang bulat di hadapannya tanpa tertutupi sehelai benangpun?57983Please respect copyright.PENANAYOm2KSUaEM
57983Please respect copyright.PENANAFdS2JF6WM3
Namun karena ini adalah persembahan untuk Mang Dedi, jadi aku akan memenuhi permintaannya tersebut tanpa berpikir lebih panjang.57983Please respect copyright.PENANAx56W1S52aZ
57983Please respect copyright.PENANAHTuc6UP2eK
Dari yang tadinya aku ingin membuka hijabku, kini aku malah beralih meraih kedua pinggiran celana dalamku yang berada di pinggang.57983Please respect copyright.PENANARNShz7Zizt
57983Please respect copyright.PENANAZnHmdYD8bY
"Yang ini dibuka gak Mas??" Tanya tersenyum nakal menggodanya.57983Please respect copyright.PENANAjQPW9JO4oL
57983Please respect copyright.PENANA93X4pIYxtx
Mang Dedi tercekat sebentar menelan ludah, "Oh pastinya dong sayang" jawabnya penuh kegirangan.57983Please respect copyright.PENANACRW37HzPBr
57983Please respect copyright.PENANA8IJK1ambsC
Perlahan-lahan kemudian akupun menggoyangkan badanku ke kiri dan ke kanan sambil sedikit demi sedikit kuturunkan balutan celana dalamku dari bagian selangkangan.57983Please respect copyright.PENANASAqqjKx5Co
57983Please respect copyright.PENANAUoMCE6LN1v
"Oughhhh..." aku bergetar. Merasakan semilir angin menyapu bagian vagina dan pantatku yang mulai terbuka di hadapan Mang Dedi sambil menengadahkan kepala dan memejamkan mata menahan nikmat.57983Please respect copyright.PENANAWczGPPIDgD
57983Please respect copyright.PENANAazWunklLtc
Seketika aku sudah bertelanjang di hadapan Mang Dedi. Telanjang di depan mata lelaki lain selain suamiku. Dan telanjang di hadapan pria yang sebentar lagi akan menikmati tubuhku ini.57983Please respect copyright.PENANArIMNdcETVu
57983Please respect copyright.PENANAGrdicLvlTI
Tiba-tiba aku merasa tertantang. Ingin menunjukkan organ terpenting dari tubuh wanitaku itu kepada Mang Dedi. Ingin menunjukkan celah kenikmatanku yang berkedut membasah karena menantikan sodokan dan tusukan penis besarnya di vaginaku, lalu menumpahkan sperma panasnya di dalam rahimku.57983Please respect copyright.PENANATat6lHmB10
57983Please respect copyright.PENANAjQan8YjfsP
"Ngangkang dong Dek.." perintah Mang Dedi memiringkan kepalanya.57983Please respect copyright.PENANA9pO0V8I4XE
57983Please respect copyright.PENANABZYtgoGVni
Seolah mendapat hipnotis, entah kenapa aku kemudian menarik lebar-lebar kedua kakiku untuk mengangkang begitu lebar sambil berdiri di hadapan Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANAPvf6l6rzVh
57983Please respect copyright.PENANA8VMxe2Ni4g
“Woooww... becekkk...” komentarnya sekali lagi.57983Please respect copyright.PENANAzqojmRmk6Q
57983Please respect copyright.PENANAQ98UE35YD5
Aku mengangguk pasrah, “I--iya Massh…. Sudah becekkhh….” ucapku menahan diri sangat malu.57983Please respect copyright.PENANAOxINxe8MBy
57983Please respect copyright.PENANAycUVTExm9a
Sengaja tak kuliah wajah Mang Dedi yang tengah memperhatikan selangkanganku yang ternyata sudah melelehkan cairan begitu banyak sampai terasa hangat di pahaku.57983Please respect copyright.PENANA9HgDLQvrR2
57983Please respect copyright.PENANAPAMsSJwmbj
“Kamu benar-benar wanita nakal Dek Liya. Gak cocok sama hijabmu itu.” Ucap Mang Dedi tersenyum melecehkanku.57983Please respect copyright.PENANAzbeugZe8D5
57983Please respect copyright.PENANAfo2zDGw36S
"Taa--tapi Mas suka kan?? Ouugghhh.." balasku melenguh mempertahankan posisiku yang mengangkang sambil berdiri itu.57983Please respect copyright.PENANAvVpjetiXWA
57983Please respect copyright.PENANALSTpmPvWeg
Mang Dedi tertawa sedikit, "Suka banget sayang. Ayo lanjutin lagi jogetnya" sambungnya kembali bersandar di pinggiran kasur.57983Please respect copyright.PENANA8QoidKpyzj
57983Please respect copyright.PENANADvx1u5pNyn
Mendapat perintah dari Mang Dedi, aku kembali berusaha menggoda Mang Dedi sambil terus menggoyang-goyangkan pinggulku. Namun sekarang dengan objektif yang berbeda karena aku merasakan gatal di beberapa bagian sensitifku.57983Please respect copyright.PENANA78JMkznR27
57983Please respect copyright.PENANAt8oz6AgcUq
Sekarang rasanya bukan lagi untuk memuaskan Mang Dedi dengan persembahan erotisku, namun justru untuk memuaskan hasratku sendiri yang sudah berada di ubun-ubun.57983Please respect copyright.PENANA4cYQ9plQfo
57983Please respect copyright.PENANAQO1Hd1Jcnv
Aku meremas payudara dan pantatku beberapa kali seperti seorang pelacur yang sedang memberikan undangan gratis kepada lelaki lain untuk dapat menidurinya.57983Please respect copyright.PENANAB3Ylc5jdhY
57983Please respect copyright.PENANAM6aJChYxun
“Entotin aku Masshh... entotin akuuhhhh....” ucapku membatin dalam hati sembari terus bergoyang erotis.57983Please respect copyright.PENANAuk5tTQkMXy
57983Please respect copyright.PENANAc9i3Br6B8m
Aku seperti cacing yang kepanasan. Sekarang, karena nafsuku sudah tak tertahankan lagi, aku menjadi buta akan rasa malu ataupun sungkan. Sekarang, aku berani untuk bermain-main dengan puting payudaraku, aku berani untuk meremas pantatku, dan aku berani untuk mengobel liang vaginaku sendiri di hadapan Mang Dedi.57983Please respect copyright.PENANA37SmQqQlAq
57983Please respect copyright.PENANAaSM9UOOORp
“Oooggghh... ooouugghhhh... sshhhh....” desahku pelan sambil menggelinjang-gelinjang keenakan.57983Please respect copyright.PENANA4o1pNPUNqQ
57983Please respect copyright.PENANANYfrALdm0s
Kutusuk vagina basahku dengan jemari-jemari tanganku sambil sesekali ku gosok bagian bibirnya. Dibagian dada, kupilin-pilin puting payudaraku berulang-ulang. Semakin lama semakin enak, enak dan enak.57983Please respect copyright.PENANAr6uPG7Gjr1
57983Please respect copyright.PENANALKMIoaEtWn
Tapi kemudian aku tersadar, kulihat Mang Dedi bengong tidak percaya melihatku memainkan diri sendiri di depannya. Sungguh akupun ikut merasa malu karena aku sampai-sampai terbawa suasana oleh sentuhan-sentuhan ku sendiri.57983Please respect copyright.PENANAchZDZpQqQr
57983Please respect copyright.PENANAOzxbEKDeE9
"Memang binal kamu Dek.." Ucap Mang Dedi menggeleng-geleng.57983Please respect copyright.PENANAKixykYHkd0