90156Please respect copyright.PENANA7FQtcL3Ulw
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.90156Please respect copyright.PENANAVPHMPHomhE
90156Please respect copyright.PENANAKrf2x0NxFM
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.90156Please respect copyright.PENANAopQn1LvPEE
90156Please respect copyright.PENANA3w6sK2zrVk
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.90156Please respect copyright.PENANAmEOdlbEIS2
90156Please respect copyright.PENANAAOkksIfcDX
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.90156Please respect copyright.PENANAokrwmmezGm
90156Please respect copyright.PENANA9oyAXLLcCu
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.90156Please respect copyright.PENANAACb28YxHOp
90156Please respect copyright.PENANAq3L4sTjvAe
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.90156Please respect copyright.PENANAlQlwZvVNdz
90156Please respect copyright.PENANAAXiElGA2rP
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.90156Please respect copyright.PENANAj6idhWXGrh
90156Please respect copyright.PENANA7jS2tFu1uU
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.90156Please respect copyright.PENANABsYBwIjcrH
90156Please respect copyright.PENANAkJ9b0kWpIp
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.90156Please respect copyright.PENANAqLGRjIjRFJ
90156Please respect copyright.PENANAHK1NNDWmuJ
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.90156Please respect copyright.PENANAfBnc5LzdRm
90156Please respect copyright.PENANAmey2boSpe4
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.90156Please respect copyright.PENANAK1HSQ0d0YY
90156Please respect copyright.PENANAbjcw6pVXjS
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.90156Please respect copyright.PENANAYtW1roUqU2
90156Please respect copyright.PENANAFLvvJfAzVH
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.90156Please respect copyright.PENANAqehIZBTV5A
90156Please respect copyright.PENANAefTkPqCMuD
"Pulang" balasku singkat.90156Please respect copyright.PENANAVVePGhDQxQ
90156Please respect copyright.PENANAqXgK8fEA1S
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.90156Please respect copyright.PENANAgsTEfBYy16
90156Please respect copyright.PENANARdKQJhsbee
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.90156Please respect copyright.PENANA89aiRHdbry
90156Please respect copyright.PENANALBbuGyJrNi
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.90156Please respect copyright.PENANA2xfVEJe0jg
90156Please respect copyright.PENANAXQNMmu57qn
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.90156Please respect copyright.PENANADySfPUbx88
90156Please respect copyright.PENANAnLIrECvAOM
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.90156Please respect copyright.PENANAG1Gy42fNib
90156Please respect copyright.PENANASC6kHYZYFQ
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.90156Please respect copyright.PENANAClzfAfEudF
90156Please respect copyright.PENANAzflBZjMbpc
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.90156Please respect copyright.PENANAzIhD6kH8qY
90156Please respect copyright.PENANAs92sGcbVKE
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.90156Please respect copyright.PENANAilebJebygz
90156Please respect copyright.PENANALIRoHYBlOZ
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.90156Please respect copyright.PENANAOnSKDUhSD6
90156Please respect copyright.PENANAGRgU8gDWa4
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.90156Please respect copyright.PENANAInSFQOeRiW
90156Please respect copyright.PENANA3HJQpcdDzY
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.90156Please respect copyright.PENANAMyygOBBdX6
90156Please respect copyright.PENANApMXl8xGDLW
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.90156Please respect copyright.PENANADRmef7MXZ5
90156Please respect copyright.PENANArKNnCTODSy
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.90156Please respect copyright.PENANAzIufDlnZ93
90156Please respect copyright.PENANAtnwIKkhn9i
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.90156Please respect copyright.PENANAkKQwrd0kL6
90156Please respect copyright.PENANATSVn7v8BEI
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.90156Please respect copyright.PENANA5fMA2vVwob
90156Please respect copyright.PENANA9zvVQhIGii
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.90156Please respect copyright.PENANAXihEVncvoe
90156Please respect copyright.PENANAd3tsPs49ql
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.90156Please respect copyright.PENANAEcQjtQYOlh
90156Please respect copyright.PENANA7EXx90edE8
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.90156Please respect copyright.PENANAhAi3P8ZRhL
90156Please respect copyright.PENANAUB1qZstYzz
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.90156Please respect copyright.PENANAQXv6Yr0tXF
90156Please respect copyright.PENANA1dj8L7RR5I
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.90156Please respect copyright.PENANAQpLUqq83YJ
90156Please respect copyright.PENANAC9kgt74nqd
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.90156Please respect copyright.PENANAuqOIkuoBfC
90156Please respect copyright.PENANA6UXTtcqwrF
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??90156Please respect copyright.PENANAlqw3QUqQMz
90156Please respect copyright.PENANA2zrmjGOemQ
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.90156Please respect copyright.PENANADvFauR8lUO
90156Please respect copyright.PENANAfPZeQlwptq
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.90156Please respect copyright.PENANAxlbUBjXsdV
90156Please respect copyright.PENANA2pOidWkbTN
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.90156Please respect copyright.PENANA8WSsnEq8DZ
90156Please respect copyright.PENANAEP2j1wYXWV
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.90156Please respect copyright.PENANAH9QQ5ZeKyr
90156Please respect copyright.PENANAeP5XGWeELJ
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.90156Please respect copyright.PENANA3MxWbHnW0m
90156Please respect copyright.PENANAFvhcEoHAft
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.90156Please respect copyright.PENANA1MTZmu74qD
90156Please respect copyright.PENANAHkxNfkdxnS
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.90156Please respect copyright.PENANANOt6lMu0DD
90156Please respect copyright.PENANAHYfjG2oJoQ
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.90156Please respect copyright.PENANAbp7OGyxXoE
90156Please respect copyright.PENANA2b7zGVIrid
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.90156Please respect copyright.PENANArTPthVAZw7
90156Please respect copyright.PENANAfTDN9UftGo
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.90156Please respect copyright.PENANAWv97hra2w4
90156Please respect copyright.PENANAyedb8QdWDT
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.90156Please respect copyright.PENANAfOoN9fhyB4
90156Please respect copyright.PENANAaEeqjH9DVw
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.90156Please respect copyright.PENANAd5laFkm7hP
90156Please respect copyright.PENANA59vzgpJU95
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.90156Please respect copyright.PENANAaH70ubifaO
90156Please respect copyright.PENANAgHKvkdbnWp
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.90156Please respect copyright.PENANAVUPgS9NPqx
90156Please respect copyright.PENANAsac3xQeNcA
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.90156Please respect copyright.PENANAHLvvxGqFO6
90156Please respect copyright.PENANA65YqMnKWTS
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.90156Please respect copyright.PENANAW4mbG3uI4P
90156Please respect copyright.PENANAx1X4Wglnr5
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.90156Please respect copyright.PENANAtafGnVrROR
90156Please respect copyright.PENANASkGMULyYm3
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.90156Please respect copyright.PENANAloK1sXrmsF
90156Please respect copyright.PENANAq4UVzOoStR
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.90156Please respect copyright.PENANAGn5yMKNTMS
90156Please respect copyright.PENANAbkGiuZhJOo
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.90156Please respect copyright.PENANAs5jrdIsk0q
90156Please respect copyright.PENANAHyRRSHOwmy
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.90156Please respect copyright.PENANAKEx6ZgDLCU
90156Please respect copyright.PENANAcWKQ3neS0o
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.90156Please respect copyright.PENANAR14gDa5jsM
90156Please respect copyright.PENANAPHtgcYPoAz
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.90156Please respect copyright.PENANANJmk9tPFDL
90156Please respect copyright.PENANA1piGbz1iYc
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.90156Please respect copyright.PENANAstKwQpD66Z
90156Please respect copyright.PENANARyCBfhAB3m
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.90156Please respect copyright.PENANAScLXz3Lpc2
90156Please respect copyright.PENANAgELSUbvKiE
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.90156Please respect copyright.PENANADjGg3bsar0
90156Please respect copyright.PENANA3j22pe1rAo
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.90156Please respect copyright.PENANAaJDPECAwtI
90156Please respect copyright.PENANAvQUglAxHAV
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.90156Please respect copyright.PENANAw9VKLo86n2
90156Please respect copyright.PENANAguHgq34P1J
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.90156Please respect copyright.PENANAvK2v5UNwPv
90156Please respect copyright.PENANAeKefBhTQBV
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.90156Please respect copyright.PENANAX3ubQ9c85W
90156Please respect copyright.PENANAn7re9sW9il
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.90156Please respect copyright.PENANAKlrIav9K9v
90156Please respect copyright.PENANA6hyXLVDpGb
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.90156Please respect copyright.PENANAnDOPgsojkk
90156Please respect copyright.PENANAwNnxJXReXg
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.90156Please respect copyright.PENANAx3ZVohx9hv
90156Please respect copyright.PENANAKT2nk0BCjG
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.90156Please respect copyright.PENANAnoColwH3nG
90156Please respect copyright.PENANAnSu41G2WLw
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.90156Please respect copyright.PENANA9JKuhQJxHR
90156Please respect copyright.PENANA5gqnI79i4L
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.90156Please respect copyright.PENANA79wtP9Se2u
90156Please respect copyright.PENANAreBHLjxM49
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.90156Please respect copyright.PENANANrt58gduLL
90156Please respect copyright.PENANA7GqQhlT6AE
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.90156Please respect copyright.PENANARLgRabUldq
90156Please respect copyright.PENANANmmoROx48L
ASTAGFIRULLAH!!!90156Please respect copyright.PENANADAeT3DNndO