87545Please respect copyright.PENANAHhLGxmgrW7
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.87545Please respect copyright.PENANAyFYL7XpR1i
87545Please respect copyright.PENANAJWRwE5SG3P
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.87545Please respect copyright.PENANAaZxlJuYy0K
87545Please respect copyright.PENANAyNersAe1xX
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.87545Please respect copyright.PENANAwyerPTKDyF
87545Please respect copyright.PENANAX22tUXveU6
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.87545Please respect copyright.PENANAFUbBBmvuFS
87545Please respect copyright.PENANA3Pp2DkIEl6
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.87545Please respect copyright.PENANA8zkn3U7Ydk
87545Please respect copyright.PENANAxb6YTypBOK
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.87545Please respect copyright.PENANAQXswkLbmnj
87545Please respect copyright.PENANAkskqkgaYpE
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.87545Please respect copyright.PENANAW2K2bPWHjT
87545Please respect copyright.PENANAHXkS4NgVCR
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.87545Please respect copyright.PENANAqdOI9lerPl
87545Please respect copyright.PENANArFkQ33JCQT
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.87545Please respect copyright.PENANAS5dyWgwSCt
87545Please respect copyright.PENANAXahI4uLZ16
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.87545Please respect copyright.PENANAfwELWwgO0I
87545Please respect copyright.PENANAIfmu51mJAQ
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.87545Please respect copyright.PENANAYebvtrReAU
87545Please respect copyright.PENANA3MI9unaqUx
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.87545Please respect copyright.PENANAAarZOClDP7
87545Please respect copyright.PENANAuxDHSfbOip
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.87545Please respect copyright.PENANASWVOpvKKj0
87545Please respect copyright.PENANAAIUdTDGwx4
"Pulang" balasku singkat.87545Please respect copyright.PENANAfCaUJoomuQ
87545Please respect copyright.PENANAHyiFGWCrGS
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.87545Please respect copyright.PENANAAEcLzbf9Gp
87545Please respect copyright.PENANAWJspOQ4VXc
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.87545Please respect copyright.PENANAK22g2fbVtO
87545Please respect copyright.PENANAmPyFJd0tLl
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.87545Please respect copyright.PENANA81lMnRfhHF
87545Please respect copyright.PENANAqW2WzX5jiJ
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.87545Please respect copyright.PENANAcpMNZrjdpm
87545Please respect copyright.PENANAyoI1M5XUcL
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.87545Please respect copyright.PENANA31oa5dBGep
87545Please respect copyright.PENANAZBXUIurX36
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.87545Please respect copyright.PENANAdO4sMBGcSQ
87545Please respect copyright.PENANAp0RreKQ0uB
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.87545Please respect copyright.PENANA0B1umjXgfX
87545Please respect copyright.PENANAr1yHDll7Gz
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.87545Please respect copyright.PENANAiNopnZEeYy
87545Please respect copyright.PENANALBPKZIMVFc
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.87545Please respect copyright.PENANArwrATgzdUP
87545Please respect copyright.PENANAmHW715B4DG
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.87545Please respect copyright.PENANAMQzm8M1ASH
87545Please respect copyright.PENANAejRl8GfNOl
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.87545Please respect copyright.PENANAlbkwDJqnC3
87545Please respect copyright.PENANADh1DAiH6U4
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.87545Please respect copyright.PENANAQNxnBr5fyc
87545Please respect copyright.PENANA98ZxcrXoVc
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.87545Please respect copyright.PENANA2rM82F0Atj
87545Please respect copyright.PENANAuLvHVhvthe
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.87545Please respect copyright.PENANAduxXmeTjy0
87545Please respect copyright.PENANAHx90OTurY0
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.87545Please respect copyright.PENANA0Tefy6WuVe
87545Please respect copyright.PENANA0vAsZToeni
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.87545Please respect copyright.PENANAJQkGnHECTD
87545Please respect copyright.PENANATPL0m2SkfA
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.87545Please respect copyright.PENANAFufQMeisSG
87545Please respect copyright.PENANAuiuZ8Qtmvk
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.87545Please respect copyright.PENANAGDcZ9X4oXp
87545Please respect copyright.PENANAdmbIF0K20r
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.87545Please respect copyright.PENANAgPL4PFxq68
87545Please respect copyright.PENANAJzmS5fw21P
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.87545Please respect copyright.PENANAWmqFTpzgl5
87545Please respect copyright.PENANA8Oj7JN9nIQ
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.87545Please respect copyright.PENANAqQuritLQGY
87545Please respect copyright.PENANAP6I0Qz727U
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??87545Please respect copyright.PENANACkfvcWdN1x
87545Please respect copyright.PENANABWps5Oy6xn
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.87545Please respect copyright.PENANAWSDEXmVHYs
87545Please respect copyright.PENANAHLxp9V4adg
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.87545Please respect copyright.PENANAgEdgKePEJU
87545Please respect copyright.PENANAOoLk6AmvxP
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.87545Please respect copyright.PENANAq6RMqnrbQk
87545Please respect copyright.PENANADFldvciRxz
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.87545Please respect copyright.PENANAl6ewyVIsnn
87545Please respect copyright.PENANATQtcTaUMb6
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.87545Please respect copyright.PENANANRug3ziT0S
87545Please respect copyright.PENANAqIZI3w4cBP
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.87545Please respect copyright.PENANAI3BbQ0jyTY
87545Please respect copyright.PENANABFmvqZ8FDX
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.87545Please respect copyright.PENANA6iTCZNNt8e
87545Please respect copyright.PENANAomtGgwi5Bg
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.87545Please respect copyright.PENANAjbaQSHCEjn
87545Please respect copyright.PENANA9YNQVgZTC2
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.87545Please respect copyright.PENANA22y1Pm09jL
87545Please respect copyright.PENANACADXhlpbFg
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.87545Please respect copyright.PENANAjacpuU13PS
87545Please respect copyright.PENANA43j92bG9Ps
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.87545Please respect copyright.PENANA29mKUis6OM
87545Please respect copyright.PENANAvDThRjzA2Y
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.87545Please respect copyright.PENANAeeCWzUSK4S
87545Please respect copyright.PENANAmL43NTERoX
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.87545Please respect copyright.PENANA0nMMpsr36X
87545Please respect copyright.PENANAeVBV0NKta3
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.87545Please respect copyright.PENANAgfnUoYphpY
87545Please respect copyright.PENANARYqW2m0vmj
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.87545Please respect copyright.PENANAP1QTrOiIGt
87545Please respect copyright.PENANAYZxkSDOHGh
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.87545Please respect copyright.PENANAuF8X0353Qt
87545Please respect copyright.PENANATCgGyOCyV1
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.87545Please respect copyright.PENANADUbIfXN06L
87545Please respect copyright.PENANAY1va3YBf2o
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.87545Please respect copyright.PENANAHNHba5S8L6
87545Please respect copyright.PENANAFtdEiBesMW
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.87545Please respect copyright.PENANAgRbKzp2ArG
87545Please respect copyright.PENANA9wNNcmXx7s
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.87545Please respect copyright.PENANAYdtdoMVvdG
87545Please respect copyright.PENANAay15ktPVed
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.87545Please respect copyright.PENANAV0EvJOKqWF
87545Please respect copyright.PENANAQqkbyshSBE
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.87545Please respect copyright.PENANAFIi4fN7DAo
87545Please respect copyright.PENANA3eOj8BAfSp
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.87545Please respect copyright.PENANAqKQlK1qcqI
87545Please respect copyright.PENANAhvclycooEU
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.87545Please respect copyright.PENANAqNgE4yT4DD
87545Please respect copyright.PENANA1hX928f73j
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.87545Please respect copyright.PENANAoakEce5tF7
87545Please respect copyright.PENANAIQvkd5711Y
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.87545Please respect copyright.PENANAewn3y1wJQF
87545Please respect copyright.PENANAqN13c4NPyQ
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.87545Please respect copyright.PENANAwA8N3wUXSy
87545Please respect copyright.PENANAsmECKLYJLx
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.87545Please respect copyright.PENANAkkUxy13tiO
87545Please respect copyright.PENANAAG6Ln1jKRC
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.87545Please respect copyright.PENANAPkbbs8CBNF
87545Please respect copyright.PENANAqHqw8Rd0mn
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.87545Please respect copyright.PENANAdrNnBnwzDr
87545Please respect copyright.PENANA4oxvwV8TTQ
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.87545Please respect copyright.PENANANrSogFJkLP
87545Please respect copyright.PENANAdCOmpu6GU7
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.87545Please respect copyright.PENANAUTK6jZlfT4
87545Please respect copyright.PENANACI1Je0x139
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.87545Please respect copyright.PENANAoLB1D48d36
87545Please respect copyright.PENANADYIgEifJqu
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.87545Please respect copyright.PENANAQMlTtjm645
87545Please respect copyright.PENANAU4957pDJP6
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.87545Please respect copyright.PENANAOUXCvVEWAN
87545Please respect copyright.PENANAEbHn2MhXMy
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.87545Please respect copyright.PENANAJrmzy04xbv
87545Please respect copyright.PENANA5XnJsEQWEk
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.87545Please respect copyright.PENANAvFoagEXhc1
87545Please respect copyright.PENANA3k5PZKOlp6
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.87545Please respect copyright.PENANA2VKY0fZq43
87545Please respect copyright.PENANA6gd3zXeKF4
ASTAGFIRULLAH!!!87545Please respect copyright.PENANAMul9iTd1GU