75911Please respect copyright.PENANA9OtmVLElYg
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.75911Please respect copyright.PENANAnTTVcsY6T7
75911Please respect copyright.PENANAOnpLFCuqYT
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.75911Please respect copyright.PENANAkfhAbjlDJB
75911Please respect copyright.PENANA53oef6MHWi
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.75911Please respect copyright.PENANAt7sjNrpy90
75911Please respect copyright.PENANA4uWgR8hRDS
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.75911Please respect copyright.PENANAodRP00iCsQ
75911Please respect copyright.PENANAr8URAlPtdZ
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.75911Please respect copyright.PENANAi2xkGqLr80
75911Please respect copyright.PENANAKpDXR88WGD
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.75911Please respect copyright.PENANAHsb7WjRUe8
75911Please respect copyright.PENANAeinZ2qobvB
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.75911Please respect copyright.PENANAOATKcRHYh9
75911Please respect copyright.PENANAcSp3oqEe8q
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.75911Please respect copyright.PENANANH6cOpYfEk
75911Please respect copyright.PENANAZIe6jFkIri
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.75911Please respect copyright.PENANAXNJqJt4SiU
75911Please respect copyright.PENANAwihoaipb3N
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.75911Please respect copyright.PENANALcerQbVdJS
75911Please respect copyright.PENANAf57zdqgy02
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.75911Please respect copyright.PENANAjsH9uK7eQp
75911Please respect copyright.PENANAQGUfQH5ozE
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.75911Please respect copyright.PENANAs3BZ13n7w1
75911Please respect copyright.PENANAw7Kov88PBW
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.75911Please respect copyright.PENANAjjZfdz2rV4
75911Please respect copyright.PENANAZRonDbwWY4
"Pulang" balasku singkat.75911Please respect copyright.PENANAT8mvkGVpQ5
75911Please respect copyright.PENANAfv6rCRI86Z
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.75911Please respect copyright.PENANA0iSoNgwNdU
75911Please respect copyright.PENANAJxqv3n6zqg
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.75911Please respect copyright.PENANARyy8kw6QZ4
75911Please respect copyright.PENANAy2XnFochRW
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.75911Please respect copyright.PENANAxFwKkco94D
75911Please respect copyright.PENANAAi7tLyiLL2
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.75911Please respect copyright.PENANAEJrbx3PZ4K
75911Please respect copyright.PENANAiPlRJflbVG
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.75911Please respect copyright.PENANAgUu32A4rv4
75911Please respect copyright.PENANA7Mw89GwfY2
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.75911Please respect copyright.PENANATsk7W4zaOg
75911Please respect copyright.PENANALcU5jm1lsc
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.75911Please respect copyright.PENANAbSKWOMhrxO
75911Please respect copyright.PENANAjKkRNdZMzJ
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.75911Please respect copyright.PENANAM3EKzXphaY
75911Please respect copyright.PENANA51G51yRbSq
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.75911Please respect copyright.PENANAToBtPgZjK1
75911Please respect copyright.PENANAwzQojtvbgE
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.75911Please respect copyright.PENANA2HtGRrQN75
75911Please respect copyright.PENANAW5MM7oK3Sd
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.75911Please respect copyright.PENANAgDHrjYyQko
75911Please respect copyright.PENANA9o7iHVFBJn
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.75911Please respect copyright.PENANAmwemz78tvt
75911Please respect copyright.PENANAZy5zwTPcht
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.75911Please respect copyright.PENANATGSaDhNqIf
75911Please respect copyright.PENANABefU2skJkS
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.75911Please respect copyright.PENANAiHsT8B4MYv
75911Please respect copyright.PENANAuq4OjRvrjA
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.75911Please respect copyright.PENANALVxb8AQ2sh
75911Please respect copyright.PENANATwsndAEK0g
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.75911Please respect copyright.PENANA3L2qA4WXXu
75911Please respect copyright.PENANABlb62HDoQY
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.75911Please respect copyright.PENANAhdplTtEzLP
75911Please respect copyright.PENANA1g8aDGfHzn
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.75911Please respect copyright.PENANAke2etAeXTK
75911Please respect copyright.PENANAnYfTuqxU5N
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.75911Please respect copyright.PENANA34OLnlfQGd
75911Please respect copyright.PENANA9sWhTS9RRT
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.75911Please respect copyright.PENANAU5Sk9qEVxw
75911Please respect copyright.PENANAMs4wvgQ7zB
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.75911Please respect copyright.PENANAdcfRQcrlVZ
75911Please respect copyright.PENANA6qMeCEPk9U
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??75911Please respect copyright.PENANAnkc3aUgGsr
75911Please respect copyright.PENANAVsQaLFd73I
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.75911Please respect copyright.PENANABYUmRs6NGf
75911Please respect copyright.PENANAFH9cfzJlEU
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.75911Please respect copyright.PENANAeNpUoqgFcb
75911Please respect copyright.PENANALhfh04f8kH
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.75911Please respect copyright.PENANAgYh6viwKC0
75911Please respect copyright.PENANAYQfLXsoH5H
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.75911Please respect copyright.PENANA6vVt7OyQyF
75911Please respect copyright.PENANAJIPsUB0R3e
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.75911Please respect copyright.PENANAnf9kaJTJWc
75911Please respect copyright.PENANAmvmOGDfl3z
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.75911Please respect copyright.PENANAfcjhWJ3EnR
75911Please respect copyright.PENANAve3rws4dQ9
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.75911Please respect copyright.PENANAsBLUcmmHow
75911Please respect copyright.PENANAz1ByU9D367
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.75911Please respect copyright.PENANAeIuldnCCMM
75911Please respect copyright.PENANAjtc2uW93SW
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.75911Please respect copyright.PENANAxhHL3W7d6u
75911Please respect copyright.PENANA59SQjRAFzy
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.75911Please respect copyright.PENANAD7B5pCX4aC
75911Please respect copyright.PENANAjf8dZIi8Si
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.75911Please respect copyright.PENANAz3xtNIuo9G
75911Please respect copyright.PENANAS1QXYFxNDG
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.75911Please respect copyright.PENANAmyJHOpFlK4
75911Please respect copyright.PENANA6A7lveQAab
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.75911Please respect copyright.PENANA4etw71tvFf
75911Please respect copyright.PENANAGPWrASb5tk
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.75911Please respect copyright.PENANA02LhMt40Gp
75911Please respect copyright.PENANAePWfvduK7Z
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.75911Please respect copyright.PENANAV2YIKom0GK
75911Please respect copyright.PENANAReQ1CSe39g
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.75911Please respect copyright.PENANAjCrqdIoBr3
75911Please respect copyright.PENANA5c6hQSZl24
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.75911Please respect copyright.PENANAAFMQcoMshp
75911Please respect copyright.PENANAtAzXGDyITi
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.75911Please respect copyright.PENANAbxCtCJkPVe
75911Please respect copyright.PENANAMMwQoVRUkQ
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.75911Please respect copyright.PENANA37ufT79R1k
75911Please respect copyright.PENANAfQkEHbmbet
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.75911Please respect copyright.PENANAQNVQd1bU9X
75911Please respect copyright.PENANAdEu9TH91Ak
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.75911Please respect copyright.PENANApf2B1yCHDu
75911Please respect copyright.PENANAXySmK1qR7x
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.75911Please respect copyright.PENANAHk2M3mKoso
75911Please respect copyright.PENANAhKH5qdcNkW
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.75911Please respect copyright.PENANAy9qxVyJKIP
75911Please respect copyright.PENANAvFcTBRRYJU
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.75911Please respect copyright.PENANAy5tnbumGOp
75911Please respect copyright.PENANAbtCE5ua4pi
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.75911Please respect copyright.PENANA5DbvsyLsfk
75911Please respect copyright.PENANA7XAZIU7TNK
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.75911Please respect copyright.PENANA0DhTn47Twt
75911Please respect copyright.PENANAyktdXzxfIy
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.75911Please respect copyright.PENANA7YoTdReeCo
75911Please respect copyright.PENANAb1tORmT23b
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.75911Please respect copyright.PENANAA7hUL4lkc2
75911Please respect copyright.PENANAl5Zd1Wlj4P
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.75911Please respect copyright.PENANAbZo9TCKPmo
75911Please respect copyright.PENANACnNQxyFMui
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.75911Please respect copyright.PENANARH3byBcDIE
75911Please respect copyright.PENANA1Yp1F6BI8D
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.75911Please respect copyright.PENANAeif0OBwGw9
75911Please respect copyright.PENANAHUnam0oJ5W
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.75911Please respect copyright.PENANALT2MWn5ocd
75911Please respect copyright.PENANAscsupcLnsz
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.75911Please respect copyright.PENANAxZ8X8IVm3U
75911Please respect copyright.PENANAoHHChuF3pi
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.75911Please respect copyright.PENANA2QQfL6dBCs
75911Please respect copyright.PENANAnhzEzdb78i
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.75911Please respect copyright.PENANAr81BjWGWgI
75911Please respect copyright.PENANAqodf52GZUa
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.75911Please respect copyright.PENANAnFdhbewSL9
75911Please respect copyright.PENANAQ9VjZuX6M2
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.75911Please respect copyright.PENANAENqydyicU4
75911Please respect copyright.PENANAkiF1WgqI2q
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.75911Please respect copyright.PENANALGFDkehRM8
75911Please respect copyright.PENANAZGXAAmW20W
ASTAGFIRULLAH!!!75911Please respect copyright.PENANAMVOEIw5BoO