
Beberapa Jam Sebelumnya….
580Please respect copyright.PENANAsLSOOqp3Xk
Belasan pelayan secara serentak membawa jerigen penuh berisi bensin ke hadapan Hitomi, sesekali Hitomi melirik pada Megumi yang tengah bersembunyi di belakangnya dengan sebuah katana yang ia curi dari kamar suaminya. Jantung Hitomi berdegup kencang, melihat rentetan jerigen di depannya yang sudah sangat cukup untuk membumi hanguskan tempat ini.
580Please respect copyright.PENANAbVCvLNaqhz
“Sudah semua, Nyonya Hitomi,” ucap salah satu pelayan.
580Please respect copyright.PENANAVrQ4WLDOI5
“Kerja bagus, aku sudah mememas makanan, dan minuman untuk kalian di ruang sebelah. Nikmatilah sebagai hadiah dariku, mumpung lagi festival juga,” balas Hitomi, yang langsung di sambut sorakan gembira dari para pelayannya.
580Please respect copyright.PENANAZNjSJprTrN
Hitomi tak menunjukkan ekpresi apa pun saat melihat para pelayannya itu bersorak, satu persatu dari mereka pergi dari hadapannya masuk ke ruang perjamuan di mana telah menunggu hamparan hidangan tradisional jepang yang telah disiapkan Hitomi untuk mereka. Ia menghela napas, dan berlutut dengan dengkul lemas tanpa berani menatap ke belakang saat pelayan terakhir pergi darinya.
580Please respect copyright.PENANAI8lylPI9MT
“Maaf … Maafkan aku….” isak Hitomi sambil tertunduk, dan menutup kedua telinganya agar tak mendengar kegaduhan yang terjadi di belakangnya.
580Please respect copyright.PENANAy6iQ3fklk6
Megumi yang sejak tadi bersembunyi di belakang tirai tempat Hitomi berdiri mulai keluar dengan sebuah katana yang terhunus di tangannya. Matanya berapi-api dengan pandangan tajam, tanpa mengatakan apa pun pada Hitomi … Megumi langsung berjalan menuju beranda depan.
580Please respect copyright.PENANA355vrbS4Os
“KRAAAHHH!”
580Please respect copyright.PENANAZBDuY04uXT
“AAAAAA!”
580Please respect copyright.PENANAOdywAzVe0j
“HUUAAA!”
580Please respect copyright.PENANAGXhuRuMFqw
“AAAAA! TOLONG AK—!”
580Please respect copyright.PENANAm92FPAb8bx
“TANGANKU! AARRGHH!”
580Please respect copyright.PENANAAi2yoHnhiS
“KRAAAHHH!”
580Please respect copyright.PENANA7zwqXK4Omz
“AAAAAA!”
580Please respect copyright.PENANADRyzzeztCC
“HUUAAA!”
580Please respect copyright.PENANA7vyawJS16w
“AAAAA! TOLONG AK—!”
580Please respect copyright.PENANAX9dSpEUlgX
Suara jeritan serta teriakan terdengar di beranda depan rumah Tuan Shigeo, genangan darah tercipta dari mayat-mayat anak buah Tuan Shigeo yang tak siap dengan serangan mendadak yang dilancarkan Megumi. Mereka memberi perlawanan sengit pada Megumi hingga menyebabkan mata kanan Megumi buta akibat sebuah colokan dari jari salah satu penjaga. Meskipun begitu, pada akhirnya hanya Megumi yang berdiri sampai akhir dalam pertarungan hidup, dan mati itu.
580Please respect copyright.PENANAd9ZmMEmXye
Setelah selesai dengan urusannya, Megumi kembali pada Hitomi yang tampak terguncang dengan apa yang telah ia perbuat. Suasana dalam ruang perjamuan sangat hening, seakan tak ada seorang pun di dalam sana. Dengan mata kanan bercucuran darah, dan tubuh penuh bekas cakaran … Megumi duduk di samping Hitomi, dan merangkul punggungnya.
580Please respect copyright.PENANAPSVRf3Zafg
“Terima kasih, Hitomi….” bisik Megumi sembari mengelus-elus punggung Hitomi.
580Please respect copyright.PENANA6eyyMMpykL
*****
580Please respect copyright.PENANArzUW71p3Hx
Tuan Shigeo melotot menatap Megumi yang terduduk di atas meja kerjanya dengan sebuah katana berlumuran darah di tangannya. Mata kanannya ditutup oleh sebuah penutup mata, dengan pakaian pelayan yang berlumuran darah.
580Please respect copyright.PENANAfkPQAcUFoq
“Anri…. selamat datang….” ucap Megumi dengan senyuman lebar, dan ekpresi psycho pada Anri, dan Tuan Shigeo.
580Please respect copyright.PENANA4gk1dPEw4h
“MEGUMIII! SIALAN KAUU!” bentak Tuan Shigeo.
580Please respect copyright.PENANADxAC5kxKeu
BRUUKKK!
580Please respect copyright.PENANAKt0t7R00Bs
Sebuah pukulan benda tumpul menghantam tengkuk Tuan Shigeo, dan membuatnya pingsan seketika. Saat hampir jatuh, sebuah tangan menangkap tubuh telanjang Anri, dan membalutnya dengan sebuah kain tipis untuk ia kenakan.
580Please respect copyright.PENANAeRHFdjXwnP
“Hi-Hitomi…..” ucap Anri lirih saat melihat sosok wanita berdada besar yang telah menangkap tubuhnya.
580Please respect copyright.PENANA1pCh3N1oxw
“Anri…. Maaf….” kata Hitomi, sambil membantu Anri untuk duduk, dan menyeka keringat di wajahnya serta tubuhnya.
580Please respect copyright.PENANAmssEKLPraI
Megumi beranjak dari tempatnya, dengan masih memegang sebuah katana, ia berjalan menghampiri Anri, dan memeluknya dengan penuh kerinduan.
580Please respect copyright.PENANAgSQQjdoomu
“Anri…. maafkan aku yang terlambat menyematkanmu. Tapi tenang saja, mulai sekarang aku akan selalu ada untukmu, dan melindungimu apa pun yang terjadi.”
580Please respect copyright.PENANASkTt0J2jLf
“Me-Megu-Megumi…. Ti… Tidak….”
580Please respect copyright.PENANAZlZqfvdgvl
Anri ingin mengatakan sesuatu, namun mulutnya terasa sangat lemah untuk melanjutkan ucapannya. Di tempat lain, Hitomi langsung mengikat Tuan Shigeo yang tak sadarkan diri itu ke sudut ruangan—sambil sesekali melirik Megumi, dan Anri dengan sedikit iri.
580Please respect copyright.PENANAiCfqfbn2Tq
“Megumi, kita harus segera pergi….” kata Hitomi, seusai mengikat Tuan Shigeo.
580Please respect copyright.PENANAE4xFk2ns7E
Megumi mengangkat Anri, dan membawanya pada Hitomi untuk ia titipkan sementara ia bersiap untuk melawan bos terakhir. Ia berbisik pelan ke telinga Hitomi untuk membawa Anri segera pergi dari tempat terkutuk ini, sementara ia menahan bos terakhir yang sebentar lagi akan datang itu.
580Please respect copyright.PENANAbwx8owwdge
“Me-Megumi, bagaimana denganmu?”
580Please respect copyright.PENANAx636MElUQt
“Aku akan segera menyusul…. Setelah aku menyelesaikan urusanku dengannya….”
580Please respect copyright.PENANAQBPeESU1uG
Hitomi mengangguk pelan, ia lalu membopong Anri keluar dari ruangan Tuan Shigeo meninggalkan Megumi seorang diri bersama Tuan Shigeo yang tengah terikat di sudut ruangan. Megumi memandang kepergian dua wanitanya itu dengan tatapan lega, lalu mengeluarkan sebuah korek api dari balik sakunya.
580Please respect copyright.PENANA7hWVpFuVir
“Kita mulai lagi, seperti sebelum-sebelumnya….” kata Megumi sembari melemparkan korek api yang menyala itu ke tumpahan bensin yang ia, dan Hitomi tuangkan sebelumnya.
580Please respect copyright.PENANA9cGDbWbEIC
BYAARRRR! WUSHHH! WUSHH!
580Please respect copyright.PENANAFQUHtGxRGi
Api dengan cepat menyebar ke seluruh ruangan, dan menjilat keluar membakar apa pun yang dilewatinya sementara Megumi berada di dalamnya. Dalam sekejap seluruh penjuru rumah telah dilahap si jago merah, seperti sebuah domino—kobaran api menjalar dengan sangat cepat hingga menutup seluruh rumah dengan asap pekat.
580Please respect copyright.PENANAwnfSIMp15t
“Kau akhirnya datang….” Sapa Megumi sembari bersiap dengan katana di tangannya saat sesosok siluet pria terlihat dalam lautan api.
580Please respect copyright.PENANA6XwobqQDKv
Sesosok pria dengan tubuh berbalut perban muncul sambil menodongkan sebuah pistol ke arah Megumi.
580Please respect copyright.PENANAvj8IvIiIcu
“Mana Anri!” seru Roy yang muncul dari balik kobaran api dengan posisi siaga—siap menembak Megumi kapan pun.
580Please respect copyright.PENANASwUh3pBMrn
Megumi naik pitam, tanpa sedikit pun rasa takut ia menggenggam katana di tangannya bersiap menebas Roy yang bersenjatakan pistol. Melihat Megumi yang serius ingin menebasnya, tanpa ragu Roy menarik pelatuk, dan menembak Megumi.
580Please respect copyright.PENANACu6hCJ2ZHF
DOORRR!
580Please respect copyright.PENANAFQfg0tz37o
Tembakan pertama mengenai bahu Megumi, namun tak membuatnya berhenti—malah membuatnya semakin cepat berlari ke arah Roy.
580Please respect copyright.PENANAlP2s56Cw0T
“MATILAH BEDEBAH!”
580Please respect copyright.PENANACoreCmFCTo
DOOOR!
580Please respect copyright.PENANA28ZCnxUTyv
SRAAATT!
580Please respect copyright.PENANAIMY6uE6AfF
Tembakan kedua dilepaskan bersamaan dengan sebuah sabetan yang tepat mengarah ke leher Roy, Megumi reflek menurunkan tubuhnya—menghindari jalur tembakan timas panas yang di arahkan ke kepalanya, sementara Roy mengelak ke belakang saat ujung katana ingin menebas lehernya.
580Please respect copyright.PENANAuD0liIAcUu
Mereka berdua mundur ke belakang, lalu kembali saling bertarung dengan senjatanya masing-masing. Roy yang sedikit lebih diunggulkan karena memiliki pistol terlihat kewalahan menghadapi serangan Megumi yang berbahaya. Pada tembakan terakhir, Roy berhasil menembak perut Megumi hingga membuatnya muntah darah yang langsung di balas oleh sebuah tusukan yang tepat mengarah ke dada Roy.
580Please respect copyright.PENANAuHszt5Frqb
“Uhukk!”
580Please respect copyright.PENANAiUgKfR5peO
Roy muntah darah, lalu menendang Megumi sebelum katana itu semakin dalam menusuk dadanya. Keduanya sama-sama terluka parah dengan keadaan sama-sama terluka akibat pertarungannya sebelumnya. Dalam kobaran api yang menyala panas itu, kedua pria yang mencintai satu wanita yang sama itu kembali berduel dengan tangan kosong—setelah Roy berhasil membuat Megumi melepaskan katana dari tangannya, dan menendangnya menjauh dari tempat mereka.
580Please respect copyright.PENANA5pyHtAH8aS
“Di mana Anri! Katakan padaku!” seru Roy sembari memegangi dadanya yang bolong dengan memancurkan darah.
580Please respect copyright.PENANAp3m2LhoyVJ
“Langkahi dulu mayatku, Bajingan!” bentak Megumi, kembali menerjang Roy dengan sisa tenaganya.
580Please respect copyright.PENANA7zbLZceK6m