
Beberapa Jam Sebelumnya….
574Please respect copyright.PENANAoMXsUGOpEu
Belasan pelayan secara serentak membawa jerigen penuh berisi bensin ke hadapan Hitomi, sesekali Hitomi melirik pada Megumi yang tengah bersembunyi di belakangnya dengan sebuah katana yang ia curi dari kamar suaminya. Jantung Hitomi berdegup kencang, melihat rentetan jerigen di depannya yang sudah sangat cukup untuk membumi hanguskan tempat ini.
574Please respect copyright.PENANAMUepewOrpn
“Sudah semua, Nyonya Hitomi,” ucap salah satu pelayan.
574Please respect copyright.PENANAJenXisXKfl
“Kerja bagus, aku sudah mememas makanan, dan minuman untuk kalian di ruang sebelah. Nikmatilah sebagai hadiah dariku, mumpung lagi festival juga,” balas Hitomi, yang langsung di sambut sorakan gembira dari para pelayannya.
574Please respect copyright.PENANAqsBwQYUDqM
Hitomi tak menunjukkan ekpresi apa pun saat melihat para pelayannya itu bersorak, satu persatu dari mereka pergi dari hadapannya masuk ke ruang perjamuan di mana telah menunggu hamparan hidangan tradisional jepang yang telah disiapkan Hitomi untuk mereka. Ia menghela napas, dan berlutut dengan dengkul lemas tanpa berani menatap ke belakang saat pelayan terakhir pergi darinya.
574Please respect copyright.PENANAnegxnw0gCp
“Maaf … Maafkan aku….” isak Hitomi sambil tertunduk, dan menutup kedua telinganya agar tak mendengar kegaduhan yang terjadi di belakangnya.
574Please respect copyright.PENANAHbnDa9Y91k
Megumi yang sejak tadi bersembunyi di belakang tirai tempat Hitomi berdiri mulai keluar dengan sebuah katana yang terhunus di tangannya. Matanya berapi-api dengan pandangan tajam, tanpa mengatakan apa pun pada Hitomi … Megumi langsung berjalan menuju beranda depan.
574Please respect copyright.PENANAbG6Ky4QQJi
“KRAAAHHH!”
574Please respect copyright.PENANAwHKJeKm6B7
“AAAAAA!”
574Please respect copyright.PENANAS4LQcuramc
“HUUAAA!”
574Please respect copyright.PENANATmqNXON1dj
“AAAAA! TOLONG AK—!”
574Please respect copyright.PENANAe35UWfXm1m
“TANGANKU! AARRGHH!”
574Please respect copyright.PENANAur66YZbJB2
“KRAAAHHH!”
574Please respect copyright.PENANAqwAlJmLpRQ
“AAAAAA!”
574Please respect copyright.PENANAvQI6Okbtlg
“HUUAAA!”
574Please respect copyright.PENANASk1jM7HLwz
“AAAAA! TOLONG AK—!”
574Please respect copyright.PENANA4oQtV8BkON
Suara jeritan serta teriakan terdengar di beranda depan rumah Tuan Shigeo, genangan darah tercipta dari mayat-mayat anak buah Tuan Shigeo yang tak siap dengan serangan mendadak yang dilancarkan Megumi. Mereka memberi perlawanan sengit pada Megumi hingga menyebabkan mata kanan Megumi buta akibat sebuah colokan dari jari salah satu penjaga. Meskipun begitu, pada akhirnya hanya Megumi yang berdiri sampai akhir dalam pertarungan hidup, dan mati itu.
574Please respect copyright.PENANAx8y060Tn7v
Setelah selesai dengan urusannya, Megumi kembali pada Hitomi yang tampak terguncang dengan apa yang telah ia perbuat. Suasana dalam ruang perjamuan sangat hening, seakan tak ada seorang pun di dalam sana. Dengan mata kanan bercucuran darah, dan tubuh penuh bekas cakaran … Megumi duduk di samping Hitomi, dan merangkul punggungnya.
574Please respect copyright.PENANALFF10aJsxG
“Terima kasih, Hitomi….” bisik Megumi sembari mengelus-elus punggung Hitomi.
574Please respect copyright.PENANAlWl1307qUl
*****
574Please respect copyright.PENANALO1qm0adLO
Tuan Shigeo melotot menatap Megumi yang terduduk di atas meja kerjanya dengan sebuah katana berlumuran darah di tangannya. Mata kanannya ditutup oleh sebuah penutup mata, dengan pakaian pelayan yang berlumuran darah.
574Please respect copyright.PENANA3huuvkXVLD
“Anri…. selamat datang….” ucap Megumi dengan senyuman lebar, dan ekpresi psycho pada Anri, dan Tuan Shigeo.
574Please respect copyright.PENANAqkumW2AZbn
“MEGUMIII! SIALAN KAUU!” bentak Tuan Shigeo.
574Please respect copyright.PENANA0Xw70ow1Fh
BRUUKKK!
574Please respect copyright.PENANAH28I8rdRwz
Sebuah pukulan benda tumpul menghantam tengkuk Tuan Shigeo, dan membuatnya pingsan seketika. Saat hampir jatuh, sebuah tangan menangkap tubuh telanjang Anri, dan membalutnya dengan sebuah kain tipis untuk ia kenakan.
574Please respect copyright.PENANAS1MuxvkvHg
“Hi-Hitomi…..” ucap Anri lirih saat melihat sosok wanita berdada besar yang telah menangkap tubuhnya.
574Please respect copyright.PENANAMGmqjz3fZq
“Anri…. Maaf….” kata Hitomi, sambil membantu Anri untuk duduk, dan menyeka keringat di wajahnya serta tubuhnya.
574Please respect copyright.PENANAXPg2masHIA
Megumi beranjak dari tempatnya, dengan masih memegang sebuah katana, ia berjalan menghampiri Anri, dan memeluknya dengan penuh kerinduan.
574Please respect copyright.PENANAUahfZ3D0QH
“Anri…. maafkan aku yang terlambat menyematkanmu. Tapi tenang saja, mulai sekarang aku akan selalu ada untukmu, dan melindungimu apa pun yang terjadi.”
574Please respect copyright.PENANAzgonaF7L0r
“Me-Megu-Megumi…. Ti… Tidak….”
574Please respect copyright.PENANAxGD6kqx5VK
Anri ingin mengatakan sesuatu, namun mulutnya terasa sangat lemah untuk melanjutkan ucapannya. Di tempat lain, Hitomi langsung mengikat Tuan Shigeo yang tak sadarkan diri itu ke sudut ruangan—sambil sesekali melirik Megumi, dan Anri dengan sedikit iri.
574Please respect copyright.PENANAELH9LWPjAU
“Megumi, kita harus segera pergi….” kata Hitomi, seusai mengikat Tuan Shigeo.
574Please respect copyright.PENANAWAepC8ULzm
Megumi mengangkat Anri, dan membawanya pada Hitomi untuk ia titipkan sementara ia bersiap untuk melawan bos terakhir. Ia berbisik pelan ke telinga Hitomi untuk membawa Anri segera pergi dari tempat terkutuk ini, sementara ia menahan bos terakhir yang sebentar lagi akan datang itu.
574Please respect copyright.PENANASLPoCJXtCD
“Me-Megumi, bagaimana denganmu?”
574Please respect copyright.PENANAA6v2SrXSEi
“Aku akan segera menyusul…. Setelah aku menyelesaikan urusanku dengannya….”
574Please respect copyright.PENANAMToqkufmsF
Hitomi mengangguk pelan, ia lalu membopong Anri keluar dari ruangan Tuan Shigeo meninggalkan Megumi seorang diri bersama Tuan Shigeo yang tengah terikat di sudut ruangan. Megumi memandang kepergian dua wanitanya itu dengan tatapan lega, lalu mengeluarkan sebuah korek api dari balik sakunya.
574Please respect copyright.PENANA3wLhsHpKWK
“Kita mulai lagi, seperti sebelum-sebelumnya….” kata Megumi sembari melemparkan korek api yang menyala itu ke tumpahan bensin yang ia, dan Hitomi tuangkan sebelumnya.
574Please respect copyright.PENANAN706iBgVW4
BYAARRRR! WUSHHH! WUSHH!
574Please respect copyright.PENANAKYzqTUxGDw
Api dengan cepat menyebar ke seluruh ruangan, dan menjilat keluar membakar apa pun yang dilewatinya sementara Megumi berada di dalamnya. Dalam sekejap seluruh penjuru rumah telah dilahap si jago merah, seperti sebuah domino—kobaran api menjalar dengan sangat cepat hingga menutup seluruh rumah dengan asap pekat.
574Please respect copyright.PENANABSlqlrLz9k
“Kau akhirnya datang….” Sapa Megumi sembari bersiap dengan katana di tangannya saat sesosok siluet pria terlihat dalam lautan api.
574Please respect copyright.PENANASS63KIPkJ6
Sesosok pria dengan tubuh berbalut perban muncul sambil menodongkan sebuah pistol ke arah Megumi.
574Please respect copyright.PENANAxrZeSKd7rO
“Mana Anri!” seru Roy yang muncul dari balik kobaran api dengan posisi siaga—siap menembak Megumi kapan pun.
574Please respect copyright.PENANA8d84OPmWlG
Megumi naik pitam, tanpa sedikit pun rasa takut ia menggenggam katana di tangannya bersiap menebas Roy yang bersenjatakan pistol. Melihat Megumi yang serius ingin menebasnya, tanpa ragu Roy menarik pelatuk, dan menembak Megumi.
574Please respect copyright.PENANATzjRBY85B1
DOORRR!
574Please respect copyright.PENANAPWy2GSLNoS
Tembakan pertama mengenai bahu Megumi, namun tak membuatnya berhenti—malah membuatnya semakin cepat berlari ke arah Roy.
574Please respect copyright.PENANAnLh96Csjyr
“MATILAH BEDEBAH!”
574Please respect copyright.PENANAYdUl6lYHzk
DOOOR!
574Please respect copyright.PENANAPtj95G4YD4
SRAAATT!
574Please respect copyright.PENANA9EjVy9u9ln
Tembakan kedua dilepaskan bersamaan dengan sebuah sabetan yang tepat mengarah ke leher Roy, Megumi reflek menurunkan tubuhnya—menghindari jalur tembakan timas panas yang di arahkan ke kepalanya, sementara Roy mengelak ke belakang saat ujung katana ingin menebas lehernya.
574Please respect copyright.PENANAD3In7pCBFz
Mereka berdua mundur ke belakang, lalu kembali saling bertarung dengan senjatanya masing-masing. Roy yang sedikit lebih diunggulkan karena memiliki pistol terlihat kewalahan menghadapi serangan Megumi yang berbahaya. Pada tembakan terakhir, Roy berhasil menembak perut Megumi hingga membuatnya muntah darah yang langsung di balas oleh sebuah tusukan yang tepat mengarah ke dada Roy.
574Please respect copyright.PENANAAJ1idoe1rW
“Uhukk!”
574Please respect copyright.PENANAR688Ksl3ZV
Roy muntah darah, lalu menendang Megumi sebelum katana itu semakin dalam menusuk dadanya. Keduanya sama-sama terluka parah dengan keadaan sama-sama terluka akibat pertarungannya sebelumnya. Dalam kobaran api yang menyala panas itu, kedua pria yang mencintai satu wanita yang sama itu kembali berduel dengan tangan kosong—setelah Roy berhasil membuat Megumi melepaskan katana dari tangannya, dan menendangnya menjauh dari tempat mereka.
574Please respect copyright.PENANAY1O4ASJfuE
“Di mana Anri! Katakan padaku!” seru Roy sembari memegangi dadanya yang bolong dengan memancurkan darah.
574Please respect copyright.PENANABFrKNIIqNN
“Langkahi dulu mayatku, Bajingan!” bentak Megumi, kembali menerjang Roy dengan sisa tenaganya.
574Please respect copyright.PENANA18sSplJct4