
Perlahan Megumi membuka kelopak matanya mendapati Hitomi yang tengah melumuri lukanya dengan sebuah saleb berwarna kehijauan, Megumi berusaha bangkit namun tubuhnya terlalu lemah untuk melakukannya. Menyadari Megumi telah siuman, Hitomi membantunya untuk duduk dengan hati-hati … saat tengah mendudukkan Megumi itu, tanpa sengaja siku Megumi menyentil sedikit puting Hitomi dari balik pakaian tipis yang ia kenakan.
289Please respect copyright.PENANAFWZYjzaZLK
“Hitomi…. Kau selamat, syukurlah…. Dan terima kasih,” ucap Megumi sambil menatap Hitomi dengan tatapan sayu.
289Please respect copyright.PENANAIvqezA0bXw
Hitomi terenyuh, hatinya terasa senang saat tahu kalau Megumi mengkhawatirkannya, wajah gembiranya tak dapat ia sembunyikan di hadapan Megumi yang tengah mengamatinya dengan bersandar pada kayu ranjang.
289Please respect copyright.PENANAw0xCbY8tf4
“Semuanya kacau, Hitomi. Rei menghianati kita, mereka membawa Anri,” geram Megumi sambil mengepalkan tangan—meremas sprei dengan penuh amarah.
289Please respect copyright.PENANAeR3ExuEPlo
“Aku tahu, Megumi. Sekarang terlalu berbahaya untuk bertindak. Cepat atau lambat mereka pasti akan sadar kalau kau menghilang. Jangan khawatir, Megumi … aku akan melindungimu, tak akan kubiarkan siapa pun menyentuhmu,” kata Hitomi dengan yakin, sambil menggenggam telapak tangan Megumi dengan kedua tangannya.
289Please respect copyright.PENANAUcjNU8nC3M
Megumi tersenyum tipis, berkat saleb yang Hitomi oleskan pada lukanya—rasa sakit di tubuhnya sudah banyak berkurang. Ia mengangkat tangannya, lalu mengelus rambut panjang Hitomi dengan tangannya yang kasar.
289Please respect copyright.PENANAKp5miUKq7S
“Gadis pintar, kupikir aku harus memberimu hadiah,” kata Megumi sambil meraih pipi Hitomi, dan mengelusnya pelan.
289Please respect copyright.PENANACUb10yxuuj
Jantung Hitomi berdegup kencang, dopamine-nya meningkat pesat saat mendengar perkataan samar Megumi. Tanpa sadar tubuhnya memanas dengan napas tak teratur, ia raih tangan Megumi lalu mengeluskannya ke pipinya seperti seekor anjing yang ingin dimanja majikannya.
289Please respect copyright.PENANAqFm5FvyBTP
“Kau menginginkannya? Kontolku? Hisaplah sepuasmu, Hitomi,” ucap Megumi mempersilahkan pusakanya untuk di kulum oleh Hitomi.
289Please respect copyright.PENANAAU8TNBXvAb
Hitomi mendekatkan wajahnya ke arah selangkangan Megumi, tangan kanannya bergerak cepat meraih kontol Megumi yang setengah ereksi itu lalu memijatnya pelan. Megumi serasa tersengat listrik saat Hitomi mencengram kuat kontolnya sebelum menaik turunkan tangannya—mengocok kontolnya.
289Please respect copyright.PENANA7WSMNl3nb0
“Ughh…. Arrhh… Pelan-pelan Hitomi, tubuhku masih sakit,” pesan Megumi, yang langsung membuat Hitomi menghentikan kocokannya.
289Please respect copyright.PENANAjAauZSHWAk
“Maaf,” balas Hitomi singkat, sebelum melanjutkan kocokannya dengan perlahan.
289Please respect copyright.PENANABRISuSUOHn
“Ahh… Oughh… Ah….” desah Megumi merasakan nikmatnya kocokan Hitomi di kontolnya yang perlahan mulai ereksi.
289Please respect copyright.PENANAIokB7gYUnu
Setelah puas ngocokin kontol Megumi, Hitomi mulai memasukkan kontol besar Megumi ke mulutnya secara perlahan. Ia seka rambutnya ke atas kuping agar Megumi bisa melihat dengan jelas kontolnya dikulum dari arah samping.
289Please respect copyright.PENANAqXjn5nx8Se
“Hmmm… Emmm….”
289Please respect copyright.PENANAHMWAZha5iP
Hitomi mengeram saat berusaha memasukkan kontol itu lebih dalam ke dalam mulutnya, setelah menelan semua kontol tersebut sampai ke kerongkongannya—Hitomi mendiamkannya sejenak untuk merasakan hangat kontol Megumi dalam mulutnya.
289Please respect copyright.PENANA5Nhg17N692
“Emmm…. Emmm….”
289Please respect copyright.PENANAQvXtUcaGiX
Perlahan tapi pasti, Hitomi mulai menaik turunkan mulutnya—memberikan blowjob pada kontol Megumi. Dari arah samping, Megumi bisa melihat dengan jelas wajah horni Hitomi yang tengah menelan burungnya seperti menelan es krim.
289Please respect copyright.PENANAvEuqACKsWz
Hitomi menyedot kuat kontol Megumi sambil memainkan lubang kencingnya menggunakan lidahnya, kepala Hitomi bergerak naik turun, melumuri batang Megumi dengan air liur sementara tangan kanannya bergerak meremas kecil peler Megumi.
289Please respect copyright.PENANApC2fO8bPbX
“Ughh! Ahhh…. Oughh…” eram Megumi saat merasakan getaran hebat di kontolnya.
289Please respect copyright.PENANAqNrmC7xO4h
Satu semburan hangat menyemprot kuat dalam mulut Hitomi dari batang panas Megumi yang berkontraksi, Hitomi semakin kuat menghisap kontol Megumi yang terus menyemprotkan peju ke dalam kerongkongannya. Seperti minum susu dengan sedotan, Hitomi menghisap habis hingga tetes terakhir sperma yang di keluarkan kontol Megumi.
289Please respect copyright.PENANALdwJEquYHO
Clup!
289Please respect copyright.PENANAWzl0zEgV6f
Hitomi mengangkat wajahnya, menunjukkan mulut penuh liur bercampur sperma pada Megumi dengan tatapan menggoda. Megumi menelan ludah, pemandangan nakal itu telah membangkitkan berahinya, dan membuat kontolnya kembali keras.
289Please respect copyright.PENANAzBg4ZciRS7
“Hitomi, lakukan untukku! Aku terlalu lemah untuk menggoyangmu saat ini,” ucap Megumi sembari menggigit bibir, dan meringsut naik dalam posisi duduk.
289Please respect copyright.PENANAbcpMbN9PxB
Hitomi mengangguk, ia angkat rok sepaha yang ia kenakan, lalu ia lepas celana dalam putih tipis yang sudah basah oleh lendirnya sendiri. Dengan masih mengenakan rok yang ditarik ke atas pinggang, Hitomi naik ke atas ranjang, membuka lebar selangkannya tepat di atas Megumi yang tengah berbaring dengan posisi duduk.
289Please respect copyright.PENANAVNzMZhw7bJ
“Kemari! biar kulihat!” kata Megumi, menyuruh Hitomi mendekatkan memeknya yang berlumur lendir ke wajahnya.
289Please respect copyright.PENANAvmsXa8abqe
“Aahhh… Oughhh… AAAhhh….”
289Please respect copyright.PENANAcW1ZLUO6kn
Hitomi mendesah dengan tubuh mengejang, merasakan sapuan lidah Megumi di bibir memeknya. Lidah Megumi menyelinap masuk dalam celah vaginanya, keluar masuk, dan menghisap klitorisnya seperti mengokop pentil.
289Please respect copyright.PENANAGz8QwK3Qhc
“Aaahh! Ouhh! Ahhh! Akuu— Akuu keluaarr! AAAhhh!” pekik Hitomi, saat merasakan getaran hebat di selangkangannya.
289Please respect copyright.PENANAWuCj1BPyl8
Syyuurrrr!
289Please respect copyright.PENANAygvAnDzglV
Hitomi muncrat dengan derasnya, membasahi wajah Megumi yang tengah menjilati memeknya. Megumi tersenyum tipis, kontolnya di bawah sana sudah pulih sepenuhnya berkat desahan, dan memek Hitomi.
289Please respect copyright.PENANA0FKTHc2bSN
“Sepertinya yang di bawah sana susah siap. Hitomi lakukan tugasmu, aku mengandalkanmu,” kata Megumi seraya meringsut turun, berbaring di atas Hitomi.
289Please respect copyright.PENANAaTMGcPPi5p
Perlahan Hitomi mendekati kontol Megumi yang sudah mengeras dengan urat-urat menyembul itu, dan meraihnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya membuka lebar bibir memeknya sembari berjongkok untuk memasukkan kontol itu dalam lubang kenikmatannya.
289Please respect copyright.PENANAA00FKf4boQ
“Ughh! Aahhh!” desah Hitomi saat kontol Megumi baru setengah masuk dalam memeknya.
289Please respect copyright.PENANAxsDcY0eP89
Sedikit demi sedikit, Hitomi mendorong kontol itu masuk lebih dalam ke memeknya sembari mendesis—menikmati prosesnya. Ketika kontol itu telah masuk sepenuhnya, Hitomi tersentak—tubuhnya tersetrum hebat, dan tanpa sadar putingnya yang masih terbungkus baju itu menegang.
289Please respect copyright.PENANABtoTBmYwPZ
“Ahhh! Ougghh! Aahh! Enak! Enak banget! Ahhh! Aku suka kontol ini! Ahh!” racau Hitomi sembari menggoyangkan pinggulnya menarik ke atas bawah kontol Megumi di bawahnya.
289Please respect copyright.PENANAUHpt7Tvn7z
Megumi hanya pasrah saat kontolnya di goyang hebat oleh pinggul Hitomi, dengan berpegang pada bantal—Megumi merem melek menikmati goyangan Hitomi pada kontolnya—tanpa bergerak sedikit pun. Kontol Megumi seperti paku yang berdiri tegak, sementara memek Hitomi terus memalunya dari atas dengan penuh berahi.
289Please respect copyright.PENANALsKGVKwUbT
“Aaahh! Aahhh! Ahhh! Ahhh! Lagi! Ahhh! Aku keluarr! AAAAhh!”
289Please respect copyright.PENANAxWkEDBmaKM
Hitomi makin mempercepat goyangannya di kontol Megumi, sementara Megumi hanya meremas sprei—merasakan kedutan hebat di kontolnya—pertanda akan keluar. Hitomi mengeram hebat saat kontol Megumi yang berkontraksi serasa mengacak-acak dinding vaginanya, sebelum akhirnya muncrat di dalam vaginanya—bersamaan dengan orgams ketiga Hitomi.
289Please respect copyright.PENANAC8W0zqdVPm
“Uaahhhh! AAAhhhh!”
289Please respect copyright.PENANAIHoVgVVGOH
Hitomi mengejang, ia jatuh dengan menyangga lututnya dengan kontol masih tertancap di memeknya. Napasnya tak karuan, tubuhnya dipenuhi keringat, dan wajahnya merah padam menatap Megumi di bawahnya.
289Please respect copyright.PENANAPnCcUzZI18
“Hahh! Hahh! Hebat sekali! Rasanya seperti saat itu ya, Hitomi,” kata Megumi, menyindir Hitomi tentang kejadian sebulan lalu.
289Please respect copyright.PENANAhnBqefXrlN
Hitomi tersipu malu, perlahan ia angkat tubuhnya—melepas kontol Megumi yang penuh lendir, dan peju lalu merangkak di atas Megumi, dan mencium bibirnya dengan ganasnya. Megumi membalas ciuman Hitomi, dan keduanya pun saling beradu lidah dengan penuh gairah.
289Please respect copyright.PENANAY4Gqg5Jzzq
“Hitomi… Aku perlu bantuanmu,” bisik Megumi, di sela ciuman mereka.
289Please respect copyright.PENANAlCtgo7SLUJ
“Apa itu, Megumi? Akan yang kau mau?” ucap Hitomi sembari menahan sange, karena Megumi tiba-tiba menghentikan ciumannya.
289Please respect copyright.PENANAfFl0xwOvdT
“Aku butuh bensin. Bensin yang sangat banyak…. Apa kau bisa menyiapkannya untukku?”
289Please respect copyright.PENANAFJ2EhvajVA
Hitomi mengangguk cepat, lalu kembali mencium bibir Megumi—menandakan ia belum puas kalau sekali saja bercinta.
289Please respect copyright.PENANAvE7jyPAV34
“Anak pintar, baiklah…. Ayo lakukan sekali lagi sampai kau puas,” kata Megumi sembari mengelus-elus rambut Hitomi.
289Please respect copyright.PENANAsieMlHO32S
Megumi dan Hitomi pun kembali bercinta, dengan Hitomi yang aktif sementara Megumi pasif—membiarkan Hitomi memuaskan nafsunya dengan kontolnya. Mereka melakukan setidaknya 4 ronde, sebelum akhirnya Megumi meminta udahan—karena sudah sangat lelah, dan rasa sakit dilukanya juga perlahan kembali.
289Please respect copyright.PENANAjjo7hp8DS4
Malam itu keduanya tidur bersama dalam satu ranjang dengan telanjang bulat, Hitomi mengunci pintu rapat-rapat, dan tidur bersama pria lain sementara suaminya, Tuan Shiego tengah minum-minum dengan para tamunya.
289Please respect copyright.PENANAjetFGaNhNJ