
Seorang wanita berambut hitam panjang dengan menggendong seorang bayi terlihat tengah berdiri di depan makam Megumi sambil membawa serangkai bunga sebagai tanda bela sungkawa. Hitomi yang baru saja tiba langsung mengenali wanita itu sebagai Anri saat ia mendekatinya, Hitomi terlihat canggung untuk menyapanya, dan berdiri mematung menunggu Anri pergi lebih dulu dari depan makam Megumi.
1673Please respect copyright.PENANA998D7nkhWX
“Ueekk! Ueek! Ueekk!”
1673Please respect copyright.PENANA2KTRCbWDi5
Tiba-tiba bayi yang digendong Anri merengek yang langsung membuat Anri menimangnya, dan membuat ekpresi lucu untuk menenangkannya. Namun bukannya diam, bayi itu malah merengek semakin kencang hingga membuat pemakaman yang sepi itu menjadi sangat bising.
1673Please respect copyright.PENANA5pdQQOPBLh
“Shhtt… Shhtt…. Pok ame ame belalang kupu-kupu…. Shhhttt….”
1673Please respect copyright.PENANARgtL6j8DGB
Anri melakukan sebisanya untuk menenangkan bayi itu tapi tak berhasil, Hitomi yang sejak tadi hanya diam mengamatinya dari kejauhan menjadi tergerak. Hitomi lalu mendekati Anri yang tengah menimang bayi itu, lalu mengelus rambut bayi itu, dan membuat ekspresi konyol yang langsung membuat bayi itu tenang.
1673Please respect copyright.PENANAfBaHJKG3Kw
“Hi-Hitomi….” ucap Anri seolah tak percaya, kalau Hitomi bisa dengan mudah menenangkan anaknya.
1673Please respect copyright.PENANAXOO1CiJdls
“A-Anri…. lama tak jumpa….” kata Hitomi canggung, saat teringat hal buruk yang ia lakukan pada Anri dulu.
1673Please respect copyright.PENANANqDCTtmSw7
Melihat Hitomi yang gugup, Anri langsung berinisiatif untuk meraih kedua tangannya, dan menatapnya dengan tatapan tajam. Hitomi berkeringat dingin melihat tatapan Anri, dan sudah siap untuk menerima segala kemarahannya—akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya.
1673Please respect copyright.PENANAnj8qwOLluP
“Selamat datang Hitomi, senang melihatmu selalu sehat,” ucap Anri dengan senyum yang tulus.
1673Please respect copyright.PENANAtWjDrZkDQJ
Tentu saja sikap Anri itu membuat Hitomi tak kuasa menahan air matanya untuk banjir, ia sama sekali tak menyangka Anri akan memaafkannya atas apa yang telah ia lakukan dulu padanya. Hitomi merasa seperti orang paling berdosa di bumi, ia ingin dihukum atas apa yang telah ia lakukan pada Anri … namun, sebaliknya yang ia terima malah keramahan, dan tatapan tanpa permusuhan.
1673Please respect copyright.PENANACzGvSXcIxv
“Kenapa? Kenapa kau begitu baik padaku? Setelah semua yang kulakukan padamu…. Apa kau tak membenciku?”
1673Please respect copyright.PENANAbhwA07w7MD
Anri tersenyum simpul.
1673Please respect copyright.PENANAD1Atfyqaqe
“Kenapa aku harus membencimu? Kita berdua sama-sama korban, tak ada alasan bagiku untuk menaruh dendam kepadamu. Terlebih lagi, aku tak ingin Shouta melihatku sebagai contoh yang buruk untuknya,” ujar Anri sembari menimang bayi yang ada dalam gendongannya.
1673Please respect copyright.PENANA86YKkEkpb1
Hitomi menjadi lebih tenang, ia lalu melirik bayi dalam gendongan Anri yang mukanya terasa familiar buatnya. Naluri keibuan Hitomi muncul, dan ia pun meminta sebentar untuk menggendong Shouta pada Anri yang terlihat berkeringat karena terlalu lama menggendongnya.
1673Please respect copyright.PENANAykPg1Pueld
“Uha hah ahh haah!”
1673Please respect copyright.PENANAqZZWJREpno
Shouta tertawa sambil meninju kedua tetek besar Hitomi saat ia gendong, Hitomi tak mempermasalahkannya, dan mengelus rambut Shouta yang tipis itu dengan jari jemarinya.
1673Please respect copyright.PENANAp1PQRrTPJH
“Ini anakmu? Siapa bapaknya?” tanya Hitomi sambil menimang Shouta yang terlihat senang digendong olehnya.
1673Please respect copyright.PENANANmIIPxaOjt
Anri tersenyum kecut, lalu menarik napas panjang mengatakan siapa ayah Shota dengan mimik sedih.
1673Please respect copyright.PENANA70N09TSSVU
“Roy…. Dia ayah dari anak itu,” ucap Anri sambil tertunduk lesu.
1673Please respect copyright.PENANAXqVAaold4T
“R-Roy!? Anak ini!? Bagaimana bisa!? Aku dengar ia sekarang di penjara, dan sedang menunggu keputusan hakim tentang eksekusinya,” balas Hitomi kaget.
1673Please respect copyright.PENANAKDbGry70FD
“Aku….”
1673Please respect copyright.PENANA37luiGIcc9
Anri pun menceritakan perpisahannya yang manis bersama Roy, pada saat itu Anri tengah dalam masa subur hingga benih Roy berhasil mencapai ovariumnya, dan berbuah menjadi jabang bayi. Mengetahui kalau dirinya hamil anak Roy, Anri memilih untuk merahasiakannya darinya—dan pergi jauh bersama anak dalam kandungannya itu ke kota baru, dan memulai kehidupan baru di sana.
1673Please respect copyright.PENANAbQzS7kZ1go
“Astaga Anri, aku tak menyangka kau akan melakukan itu. Tapi Anri, beberapa hari lagi sidang terakhir Roy akan digelar … dalam sidang itu ia bisa saja langsung dijatuhi hukuman mati, atau berhasil mendapat grasi. Apa kau yakin tak ingin memberitahunya tentang anak ini?”
1673Please respect copyright.PENANAVqHMa858GL
“Entahlah Hitomi…. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan, aku terlalu takut untuk melakukannya….”
1673Please respect copyright.PENANAQjZGnRmvZf
“Beritahu dia Anri…. sebelum terlambat, aku tak ingin kau menyesal karena memendam rahasia ini seumur hidupmu. Selagi kau masih hidup, ungkapkanlah semua yang ingin kau katakan sebelum kau menyesal di kemudian hari. Aku yakin, Megumi juga akan mengatakan hal itu jika ia berada di sini. Anri… busungkanlah dadanya, dan yakinlah pada dirimu sendiri….”
1673Please respect copyright.PENANAH1AO3NF9eY
Anri terenyuh, ucapan Hitomi telah membebaskan belenggu perasaan yang mengikat dirinya, dan membuatnya sadar akan dirinya sendiri. Awan mendung yang menyelimuti hati Anri perlahan menghilang, berganti pelangi cerah yang membuatnya sedikit lebih tenang.
1673Please respect copyright.PENANAvLBCeU2co0
“Kau benar Hitomi, kurasa aku akan mengatakannya—padanya—” putus Anri.
1673Please respect copyright.PENANANDe7btrEqV
“Benarkah? Syukurlah Anri….”
1673Please respect copyright.PENANAJ2OO1HCNzU
Mereka berdua pun tertawa ringan, dan saling berbagi cerita di depan makam Megumi. Mengetahui kalau Hitomi sekarang tak memiliki tempat tinggal … Anri menawarkannya untuk tinggal bersamanya, dan membantunya merawat Shouta. Awalnya Hitomi menolak tawaran Anri, namun setelah dipaksa dibujuk berkali-kali akhirnya Hitomi mau menerimanya.
1673Please respect copyright.PENANA2zvdvX63Qc
Sejak hari itu, Hitomi, Anri, dan Shouta tinggal dalam satu atap yang sama. Anri bekerja sebagai designer, sementara Hitomi bertugas merawat Shouta saat Anri bekerja … mereka berdua saling sokong seperti yang diinginkan Megumi, di tempat yang jauh tanpa seorang pun yang mereka kenal—mereka berdua hidup bahagia.
1673Please respect copyright.PENANAyBpxoD095q
*****
1673Please respect copyright.PENANAn2WysVUIiz
Pengacara Roy terkejut saat mendengar clientnya tiba-tiba menginginkan untuk terhindar dari hukuman mati setelah sebelumnya tak punya keinginan untuk melanjutkan hidup. Perubahannya yang mendadak itu tentu saja membuat sang pengacara kaget, dan tak menyangka akan hal itu.
1673Please respect copyright.PENANAWPrFR31fSA
“Kenapa tiba-tiba?” tanya pengacara itu.
1673Please respect copyright.PENANAlLRfvz1TFP
“Aku harus menemui seseorang, pagi tadi aku mendapat surat kalau ternyata orang itu telah melahirkan anakku. Sebelum aku mati, aku ingin menemuinya…. Pak pengacara tolong…. Bisakah kau membantuku,” pinta Roy sembari membungkuk dengan tulus.
1673Please respect copyright.PENANAtE8iGpn010
Pengacara Roy menggaruk kepalanya, meskipun palu hukuman mati untuknya sebentar lagi akan dijatuhkan … tapi itu bisa saja ia hindari, mengingat kontribusi Roy selama ini dalam membantu penyelidikannya.
1673Please respect copyright.PENANApI8MLHKrd1
“Akan kuusahakan, Roy tenang saja … aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkanmu… percayalah padaku! Percayalah pada pengacaramu ini!” seru pengacara Roy dengan yakin.
1673Please respect copyright.PENANAuB1CPT4LAP
Setelah hari itu, Roy dan pihaknya melakukan banding pada hakim untuk diberi keringanan. Melalui berbagai macam sidang yang dilakukan selanjutnya, akhirnya Roy terbebas dari hukuman mati yang seharusnya di jatuhkan kepadanya. Melihat hal itu, seorang wanita bertudung yang selalu menyaksikan persidangan Roy mulai tak bisa menahan kemarahannya lagi.
1673Please respect copyright.PENANARi56o5QC8m
Tepat sesaat setelah Roy keluar dari ruang sidang, wanita itu menunggunya di depan pintu dengan sebuah pistol yang ia sembunyikan di balik pakaiannya. Baru beberapa langkah Roy keluar dari ruang sidang, wanita itu langsung menembakinya dengan membabi buta hingga membuat semua orang di sana terkejut, dan berlarian menyelamatkan diri.
1673Please respect copyright.PENANABRPBTO0zYv
DOOR! Dooor! dooor! Dooor! Dooor! Dooor
1673Please respect copyright.PENANAaV6u4HLH2H
Wanita itu melepaskan enam tembakan beruntun ke arah Roy yang tak siap, alhasil keenam peluru itu langsung bersarang dalam tubuhnya, dan langsung mengakhiri hidupnya di tempat tanpa kesempatan kedua.
1673Please respect copyright.PENANABhCV9f4QEg
“MATI KAU BANGSAT! INI UNTUK TAKEDA! MATILAH! MATILAH!” seru wanita bertudung yang tak lain adalah Marina itu dengan penuh kepuasan.
1673Please respect copyright.PENANAhYpgC69n0B
Tamat
1673Please respect copyright.PENANAySwNHjvwP4