Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.27414Please respect copyright.PENANAZZXuCWVOJu
27414Please respect copyright.PENANAHPPVUXBDnD
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.27414Please respect copyright.PENANAMMUjndf5GR
27414Please respect copyright.PENANAwKdAzmDIRI
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.27414Please respect copyright.PENANAFyMXkeRaoF
27414Please respect copyright.PENANAM0Xkz3ceE2
"Gue punya rencana?" Usul Doni.27414Please respect copyright.PENANA9O5nmBMyXI
27414Please respect copyright.PENANApJujPVtjql
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.27414Please respect copyright.PENANAPL8MICKEd5
27414Please respect copyright.PENANABxeVYDtVeO
Bletaaak...27414Please respect copyright.PENANAH8rcvP4a15
27414Please respect copyright.PENANAqLNBGBjy8h
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.27414Please respect copyright.PENANAVVrHYDvud3
27414Please respect copyright.PENANAdsSU7o5BqT
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.27414Please respect copyright.PENANALyNfNdtgO5
27414Please respect copyright.PENANAZ1iL42zjwj
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.27414Please respect copyright.PENANA7NuuKBFLvd
27414Please respect copyright.PENANAzLZWsZ6e9P
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.27414Please respect copyright.PENANACMn5thOgIy
27414Please respect copyright.PENANAy3RSeGlC2i
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.27414Please respect copyright.PENANAdFqQGVaWvI
27414Please respect copyright.PENANAkB442KdJFW
"Anjing lah." Sahut Nico.27414Please respect copyright.PENANAacKmBQfaK6
27414Please respect copyright.PENANAK3hWtnbkDq
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.27414Please respect copyright.PENANAWrtIMS4g5K
27414Please respect copyright.PENANANZXLJtrVud
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.27414Please respect copyright.PENANAq1fWHsNakl
27414Please respect copyright.PENANAiKTA3G9skW
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.27414Please respect copyright.PENANABC8MXohya6
27414Please respect copyright.PENANAVVVrqfnN7m
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.27414Please respect copyright.PENANA7FD2wQu741
27414Please respect copyright.PENANAS4X8onYN3q
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.27414Please respect copyright.PENANAtzNygYhm3R
27414Please respect copyright.PENANACMg7u1DEGI
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.27414Please respect copyright.PENANAHYcohmoAuI
27414Please respect copyright.PENANAQmSpan0gbv
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.27414Please respect copyright.PENANA6nhxOr1jYL
27414Please respect copyright.PENANAzwSsTnzCbA
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.27414Please respect copyright.PENANAAKJXAimvkT
27414Please respect copyright.PENANAjU4es78LfB
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.27414Please respect copyright.PENANANqgZJyg3Bs
27414Please respect copyright.PENANAWj1ioxMgdR
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAXxQ749Syd6
27414Please respect copyright.PENANAemXbzQqqIg
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"27414Please respect copyright.PENANArmgeAUaHsJ
27414Please respect copyright.PENANAgD7QyocbMF
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.27414Please respect copyright.PENANALeRAxJC6Gf
27414Please respect copyright.PENANASR7AJNng2n
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAdDeoa8pT6Y
27414Please respect copyright.PENANAUZfaEwJzSH
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.27414Please respect copyright.PENANAMyAhNTyyk4
27414Please respect copyright.PENANAzL4e9jBeq1
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.27414Please respect copyright.PENANAoaixwefexw
27414Please respect copyright.PENANAnt3VtnMJG6
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.27414Please respect copyright.PENANA3iHis8I6Pr
27414Please respect copyright.PENANAoyEyJK5l0M
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.27414Please respect copyright.PENANAtiLGpIH5Iu
27414Please respect copyright.PENANACVIBpY9Pur
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.27414Please respect copyright.PENANAQhkCGSj6G3
27414Please respect copyright.PENANAtlZywn2KSk
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.27414Please respect copyright.PENANA62YbWr8sl8
27414Please respect copyright.PENANAKyxA1yEIkM
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.27414Please respect copyright.PENANAnHAUMFdG59
27414Please respect copyright.PENANAPhtVyweXRx
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.27414Please respect copyright.PENANA0qx1CUkXwJ
27414Please respect copyright.PENANAFAQlID1CEs
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.27414Please respect copyright.PENANAPUr8a948Pm
27414Please respect copyright.PENANAoZqyjxvDFx
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.27414Please respect copyright.PENANAQ60eMWA02j
27414Please respect copyright.PENANAnCtB6A9Wcv
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.27414Please respect copyright.PENANAFyxh4Ods3T
27414Please respect copyright.PENANA5kzfVTYxqK
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.27414Please respect copyright.PENANAJfJ915U9uO
27414Please respect copyright.PENANAXYbIY1oKO5
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.27414Please respect copyright.PENANABGjAYR24U9
27414Please respect copyright.PENANAFilEVRsl1l
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.27414Please respect copyright.PENANA2jmmilcmRG
27414Please respect copyright.PENANA3fDJ9iB0tv
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.27414Please respect copyright.PENANAo7vFx00v8w
27414Please respect copyright.PENANA8eW61IUhoO
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.27414Please respect copyright.PENANAdIsdeaic0d
27414Please respect copyright.PENANAoW5k7hLqTw
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.27414Please respect copyright.PENANASpR96OaOz4
27414Please respect copyright.PENANAsZZyDrdv5m
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.27414Please respect copyright.PENANAxPB2uAUAUj
27414Please respect copyright.PENANAKHrZlgXvnt
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.27414Please respect copyright.PENANALBiMNKoy80
27414Please respect copyright.PENANAXajPWx5HYq
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.27414Please respect copyright.PENANAcu0iH2Pwqh
27414Please respect copyright.PENANAjotb1a0YDx
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.27414Please respect copyright.PENANAeK521H8wLV
*****27414Please respect copyright.PENANAS77t4ElQcF
27414Please respect copyright.PENANAganI75ph6j
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.27414Please respect copyright.PENANAYnovxi4qIE
27414Please respect copyright.PENANA81Irt5ZlZD
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.27414Please respect copyright.PENANAve0k9PPHq5
27414Please respect copyright.PENANAzMrOEopiJl
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.27414Please respect copyright.PENANAgwtQZrPeV5
27414Please respect copyright.PENANAHNyJilAgRU
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.27414Please respect copyright.PENANA3IYeWRyaKk
27414Please respect copyright.PENANAQUhbo2v2OM
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.27414Please respect copyright.PENANAfgHCidRCgu
27414Please respect copyright.PENANArJg3fukE44
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANAzjCKqmIcAG
27414Please respect copyright.PENANASVm9qUOvfH
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.27414Please respect copyright.PENANAd5EFMK38NU
27414Please respect copyright.PENANAw0P7jRXZth
Deg... Deg... Deg...27414Please respect copyright.PENANASfyb89hWHL
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.27414Please respect copyright.PENANA2VPZZUqwyw
27414Please respect copyright.PENANAINoRpAXiGS
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.27414Please respect copyright.PENANAIkuMlsydj1
27414Please respect copyright.PENANATgSj8tdsUN
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.27414Please respect copyright.PENANAeGn9kylyWI
27414Please respect copyright.PENANAF7vatrOOgq
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.27414Please respect copyright.PENANAcs4IHBuOG4
27414Please respect copyright.PENANAgLZdqbXKOQ
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.27414Please respect copyright.PENANArAeHxsI4Ih
27414Please respect copyright.PENANA4J1GU1jyi4
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.27414Please respect copyright.PENANAOAlAGkzdVF
27414Please respect copyright.PENANANhE2xGHzcO
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"27414Please respect copyright.PENANADl4BLmWVIY
27414Please respect copyright.PENANArcPTIfmft9
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANAru0ixirQWE
27414Please respect copyright.PENANADPIiBVMqVi
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANAimKIMDjmwL
27414Please respect copyright.PENANAFKXd6Huj0h
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANAzIefhGaPpz
27414Please respect copyright.PENANAbDH4xNm68v
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.27414Please respect copyright.PENANAeQoJh91aHS
27414Please respect copyright.PENANAS9CJU0jIWy
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.27414Please respect copyright.PENANAPwYgtIZFIU
27414Please respect copyright.PENANAh6pD1YSSch
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.27414Please respect copyright.PENANA6EJTsh8Ocf
27414Please respect copyright.PENANAOTq9A6xjZy
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.27414Please respect copyright.PENANAjvedp0q1jr
27414Please respect copyright.PENANAnR4HPXTKY5
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.27414Please respect copyright.PENANAcIrzvZT8rF
27414Please respect copyright.PENANAiZNgVadcss
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANAQPInX7b9om
27414Please respect copyright.PENANAsCmy2Ry89T
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.27414Please respect copyright.PENANAjNlyQ5vnVh
27414Please respect copyright.PENANA66NX7jlEHk
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANAtTbaJiD8B2
27414Please respect copyright.PENANAjBTJRcg0Bv
"Buka." Bentak Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANAPFkg91ouAo
27414Please respect copyright.PENANAw2i2eeLaz8
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.27414Please respect copyright.PENANAdJ3fdJFezm
27414Please respect copyright.PENANACETPrR4eFu
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.27414Please respect copyright.PENANA2ujkT43yJg
27414Please respect copyright.PENANAdqRe6SUJYP
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.27414Please respect copyright.PENANAyenLwVuyzR
27414Please respect copyright.PENANAOwQ5bIyFIM
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.27414Please respect copyright.PENANAtV1cr1rr60
27414Please respect copyright.PENANAG2ZqyTRQpg
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANAk1GrSmf70S
27414Please respect copyright.PENANAT4EoCpght5
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.27414Please respect copyright.PENANA6HsnCgI2Zn
27414Please respect copyright.PENANAmbpNlH3OmB
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANACLFk95jlFS
27414Please respect copyright.PENANAw0HfZ35tD4
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.27414Please respect copyright.PENANAqZsNzRb1aX
27414Please respect copyright.PENANAF1eeZsQCkm
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.27414Please respect copyright.PENANA4JjsdGw8d2
27414Please respect copyright.PENANAdlkgaPISG0
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27414Please respect copyright.PENANADLS0KgnBX4
27414Please respect copyright.PENANA2xZAnemGDY
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.27414Please respect copyright.PENANAay9052Svnv
27414Please respect copyright.PENANA0ZrErVFIV1
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANACBM3DC2Asn
27414Please respect copyright.PENANAcEpK2FxG07
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.27414Please respect copyright.PENANAWi0hLLCrEI
27414Please respect copyright.PENANASy5EnqTzyq
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.27414Please respect copyright.PENANAPZiaWkQWHc
27414Please respect copyright.PENANAGnw8WMbxAU
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]27414Please respect copyright.PENANAZ7fadDkbWi
27414Please respect copyright.PENANAfDKfLfTvXX
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.27414Please respect copyright.PENANANSXE9xmdcs
27414Please respect copyright.PENANAwveKqyrw6U
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANAykCRpBwfqN
27414Please respect copyright.PENANARtpW8PMrgl
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.27414Please respect copyright.PENANA6zHXynhHQX
27414Please respect copyright.PENANAhcLNDV0zo9
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANALJAwqsKUlG
27414Please respect copyright.PENANAAAAXNYzDgC
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.27414Please respect copyright.PENANAti1gOrUZiT
27414Please respect copyright.PENANAghT1rkjyLy
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.27414Please respect copyright.PENANAlfVWYBackA
27414Please respect copyright.PENANA5kSlt24eyl
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANAEIdNIqROAt
27414Please respect copyright.PENANAvItnUB0PYy
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.27414Please respect copyright.PENANA98h0qbpUSy
27414Please respect copyright.PENANAnSpVlKyj6D
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.27414Please respect copyright.PENANAM4wsPPpCIL
27414Please respect copyright.PENANA56c5RwX0K8
*****27414Please respect copyright.PENANAAp3St9xYVD
27414Please respect copyright.PENANA4OhmypDF4S
Pulang sekolah.27414Please respect copyright.PENANAiRd0iQ2pu6
27414Please respect copyright.PENANAmvgN3LWkuJ
"Mana duit loh?"27414Please respect copyright.PENANApVJPxb5pVM
27414Please respect copyright.PENANASHVrfwWMM2
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.27414Please respect copyright.PENANAU8yivzm33y
27414Please respect copyright.PENANAjiYgTrUGom
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.27414Please respect copyright.PENANAc3PuihRYMH
27414Please respect copyright.PENANAPYbX963Jjm
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.27414Please respect copyright.PENANAG6kyBimeoS
27414Please respect copyright.PENANAhVNIrNNoti
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.27414Please respect copyright.PENANAo4BRfQbCAv
27414Please respect copyright.PENANALolIeM7sPD
Bukkk...27414Please respect copyright.PENANAPP7iUDiM4V
27414Please respect copyright.PENANAxIL8SrUO01
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.27414Please respect copyright.PENANArHONP1OefE
27414Please respect copyright.PENANADrfijZjuEI
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.27414Please respect copyright.PENANAn8JkIyIP8S
27414Please respect copyright.PENANAygojiFtLJZ
"Aduh sakit." Jerit Azril.27414Please respect copyright.PENANAdJE0WJxSDA
27414Please respect copyright.PENANAcFxjugk5Mt
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.27414Please respect copyright.PENANAKLPPQU9POe
27414Please respect copyright.PENANA4JMF6hdbM5
Tab...27414Please respect copyright.PENANA3YMOl7rvct
27414Please respect copyright.PENANA2tnkzKFqFF
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.27414Please respect copyright.PENANAyHjfDBcOpC
27414Please respect copyright.PENANAIiAVXgaK8q
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.27414Please respect copyright.PENANA9nWCPizv3V
27414Please respect copyright.PENANAcL4EQRhLAE
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.27414Please respect copyright.PENANAhTElrhwIhM
27414Please respect copyright.PENANAKwXaaU8k9a
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.27414Please respect copyright.PENANAnEkSz7lS0E
27414Please respect copyright.PENANAvhv8GSXNHD
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.27414Please respect copyright.PENANAqaSZnIEk8E
27414Please respect copyright.PENANAG3QoQY1rTv
"Pergilah... Atau?"27414Please respect copyright.PENANAT2NMtNIqZJ
27414Please respect copyright.PENANAm5Apvz389P
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAlDwe8YWg2D
27414Please respect copyright.PENANAOba9GWoGyx
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.27414Please respect copyright.PENANAcLU7Pzw2SV
27414Please respect copyright.PENANAe2z6fJ4bdg
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.27414Please respect copyright.PENANAj7CEoZwCVa
27414Please respect copyright.PENANAaCaEaYxdNW
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.27414Please respect copyright.PENANAx1pJ9LbGXB
27414Please respect copyright.PENANAHFtyPrHMNz
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.27414Please respect copyright.PENANAgc0yaKGe7D
27414Please respect copyright.PENANAaxYwaHUL2w
Buukk... Buuuk...27414Please respect copyright.PENANAdxmOzGFFBz
27414Please respect copyright.PENANALIF5aqcYOo
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.27414Please respect copyright.PENANAmScFKsO7ME
27414Please respect copyright.PENANAmiiS2p6cmz
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.27414Please respect copyright.PENANA32otIE34Np
27414Please respect copyright.PENANAL4ReiXkV0E
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.27414Please respect copyright.PENANA5LECrWl4Hq
27414Please respect copyright.PENANAcZll9DhlAM
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.27414Please respect copyright.PENANAHkah1aLH0N
27414Please respect copyright.PENANAUTuAVQBFhs
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.27414Please respect copyright.PENANA4ySMEI8Gml
27414Please respect copyright.PENANAV1EKX5d82j
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.27414Please respect copyright.PENANAoNzPH2owxA
27414Please respect copyright.PENANAyxR0SypyqO
"Lo kenapa?"27414Please respect copyright.PENANA7P5qWeymym
27414Please respect copyright.PENANA0KfqwS2hWc
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAlEuSxirZ8g
27414Please respect copyright.PENANA7IFtZkKbll
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."27414Please respect copyright.PENANANs9gUO175u
27414Please respect copyright.PENANAAOXUlXyxMk
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.27414Please respect copyright.PENANAKk5ubXExHJ
27414Please respect copyright.PENANATVoMVLKd9x
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.27414Please respect copyright.PENANABKRBkOGvtL
27414Please respect copyright.PENANAFgtH871dHd
"Gue gak sekuat Lo Ray."27414Please respect copyright.PENANAH1lQH9APLC
27414Please respect copyright.PENANAF753BoDMqg
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.27414Please respect copyright.PENANA5OjhUEtwqU
27414Please respect copyright.PENANA5vz5e5ecfq
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."27414Please respect copyright.PENANAYI36DEbYPl
27414Please respect copyright.PENANA8MvUS807gh
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAHFrIVYeFR9
27414Please respect copyright.PENANAaWxui0hzNW
*****27414Please respect copyright.PENANAu0IkP2agTU
27414Please respect copyright.PENANADp5O3CvHXY
27414Please respect copyright.PENANALFgqKlxR6t
27414Please respect copyright.PENANAJynTAbqspv
27414Please respect copyright.PENANABjGQRH8an8
27414Please respect copyright.PENANAYZbJ3uEDpe
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.27414Please respect copyright.PENANA8loYQFTPKq
27414Please respect copyright.PENANASRazHobn4R
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAp9m7QC8PMw
27414Please respect copyright.PENANAI25mnJblHh
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.27414Please respect copyright.PENANAOdmyHRNnD0
27414Please respect copyright.PENANAOBdVxkMnsV
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANA7hpdrlXVlA
27414Please respect copyright.PENANAgk0uF6s0PS
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANApvdXO8OcAH
27414Please respect copyright.PENANA4swrySC4Cg
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAIUUx2HA42G
27414Please respect copyright.PENANAeLR53Wmwgf
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAbjuU1sIjKN
27414Please respect copyright.PENANArjWE2TmKD7
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAq2RosOaGGx
27414Please respect copyright.PENANAmoaMUkxS2a
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.27414Please respect copyright.PENANAcfNuB2d7ri
27414Please respect copyright.PENANAWVgCFZigJp
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.27414Please respect copyright.PENANAVAxnopjuFo
27414Please respect copyright.PENANAIvDFn1sCmb
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....27414Please respect copyright.PENANA85fR80UCom
27414Please respect copyright.PENANAWqqxRjnnQT
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAD88oH5useT
27414Please respect copyright.PENANAdiIGnGYDrP
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.27414Please respect copyright.PENANAl2KN9DSrOr
27414Please respect copyright.PENANAM7dBuHM7Ce
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAOlwLoTjuaO
27414Please respect copyright.PENANAZO3XdFBZoe
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.27414Please respect copyright.PENANANR6J5Nti8T
27414Please respect copyright.PENANAW9VlP2YAEe
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.27414Please respect copyright.PENANAlCr3cekVHG
27414Please respect copyright.PENANAgA7qWOCMeD
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANA9nEaBot8Zm
27414Please respect copyright.PENANA9aXIdZy7pG
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27414Please respect copyright.PENANApw9aSyDlGh
27414Please respect copyright.PENANAOP9OCv5j6j
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27414Please respect copyright.PENANA80GsQCEhK8
27414Please respect copyright.PENANAX7B57UFkfQ
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.27414Please respect copyright.PENANADJ9DQysRkx
27414Please respect copyright.PENANAeZO3Odi5UM
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAjvoizztbG1
27414Please respect copyright.PENANAKjIKBZlKiq
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAeIS3aDaEs8
27414Please respect copyright.PENANA2CmyfmErcF
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.27414Please respect copyright.PENANARaQIT2ZXAi
27414Please respect copyright.PENANApEsWqPwsnA
"Oughkk..."27414Please respect copyright.PENANAUMgfZ2FYNv
27414Please respect copyright.PENANAFNcoaDiLQ2
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...27414Please respect copyright.PENANAyAXY6RZ0FL
27414Please respect copyright.PENANAOjCgNpcaGE
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.27414Please respect copyright.PENANAOZraMxAw6s
27414Please respect copyright.PENANA7iNzpVldA0
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAJr9yxXLuSm
27414Please respect copyright.PENANAS2apRlF9KR
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.27414Please respect copyright.PENANAYqpcUXNio8
27414Please respect copyright.PENANAvfJbdErB7K
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.27414Please respect copyright.PENANA8Ze7npd9H1
27414Please respect copyright.PENANA5xjJOKkBcO
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAoq8GeQjUIh
27414Please respect copyright.PENANAcAVQV16eCE
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAQ1o3EroNEz
27414Please respect copyright.PENANAmwMbSiyCJe
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.27414Please respect copyright.PENANAYlQIdMXR0G
27414Please respect copyright.PENANAwsZ44tyBRO
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.27414Please respect copyright.PENANAYktO9hlFlJ
27414Please respect copyright.PENANAXEVz5bWKoq
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."27414Please respect copyright.PENANAMokMkskkrr
27414Please respect copyright.PENANAhxhiWRzPs7
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.27414Please respect copyright.PENANA23DhSaIXs6
27414Please respect copyright.PENANAWit9GrI4xS
"Memek!"27414Please respect copyright.PENANAHqTPMaCEaN
27414Please respect copyright.PENANAkZqqjePM1A
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAZzst6ikSvP
27414Please respect copyright.PENANAPhosJt4w1Z
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.27414Please respect copyright.PENANANRUJw3y5kf
27414Please respect copyright.PENANA0UBvMmsSuL
"Tapi sayakan murid Ustadza?"27414Please respect copyright.PENANAPIIJkKyAyZ
27414Please respect copyright.PENANAZhGLqJBaQp
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.27414Please respect copyright.PENANAUntrZoCs5M
27414Please respect copyright.PENANAtzjAlIfdZE
"Ada satu cara Ustadza?"27414Please respect copyright.PENANAAueEKRQuI9
27414Please respect copyright.PENANAm97ax80Zd4
"Apa?"27414Please respect copyright.PENANAfygTBEoo7t
27414Please respect copyright.PENANA0AmZIfqnni
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.27414Please respect copyright.PENANAcy45CY44yT
27414Please respect copyright.PENANAk1w4M9HGdY
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.27414Please respect copyright.PENANA97EFhAgLxu
27414Please respect copyright.PENANAQiBK3474Ym
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAxfmYubEyXa
27414Please respect copyright.PENANA2HOFJJlJgC
"Terimakasih sayang."27414Please respect copyright.PENANAhAR5MEIpc5
27414Please respect copyright.PENANAsgxZlhMwQS
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.27414Please respect copyright.PENANAT6CxI9REWT
27414Please respect copyright.PENANA5J00Km1D5E
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.27414Please respect copyright.PENANAkJ4R7FqtQ3
27414Please respect copyright.PENANAWQIWtrSOll
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.27414Please respect copyright.PENANAZG6p4NdVfN
27414Please respect copyright.PENANAyapFfxXOBo
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAi7ExvlBkW2
27414Please respect copyright.PENANA0GOJg55JYK
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAJRcuFqnNSF
27414Please respect copyright.PENANAPiVq0yzvUf
"Panggil saya Tuan."27414Please respect copyright.PENANAtGXMVqOmFQ
27414Please respect copyright.PENANAxzXLIFw8tP
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.27414Please respect copyright.PENANABrS7PL8lhz
27414Please respect copyright.PENANAlWFvO2a0se
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.27414Please respect copyright.PENANAavG4oFSJuJ
27414Please respect copyright.PENANAsfMwPUGMhr
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANA6U11J28M1F
27414Please respect copyright.PENANAbJtEV4XvCI
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.27414Please respect copyright.PENANAUDP8yCeKq0
27414Please respect copyright.PENANAKAZUadM38G
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.27414Please respect copyright.PENANAR4PMPx4oEQ
27414Please respect copyright.PENANATgTmku9W8y
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.27414Please respect copyright.PENANAS9ExsqD5oa
27414Please respect copyright.PENANAFJsIR20K9E
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAB6NMKYaGAJ
27414Please respect copyright.PENANAVcDLPOplbC
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAIOjZheLIxf
27414Please respect copyright.PENANAf2Fc1eNKg1
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.27414Please respect copyright.PENANAmD7HqZLoFS
27414Please respect copyright.PENANAnKWvhIqxym
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAxJmkCD5NS9
27414Please respect copyright.PENANAVoJiKEMbsi
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.27414Please respect copyright.PENANAn6eayOeBhT
27414Please respect copyright.PENANA9xXhl4wY3r
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.27414Please respect copyright.PENANAd216vrjwYB
27414Please respect copyright.PENANAOtLBfoankN
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.27414Please respect copyright.PENANAsNqwEaf0yI
27414Please respect copyright.PENANAd9c3Tff6oT
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.27414Please respect copyright.PENANAR851TOR2Ce
27414Please respect copyright.PENANALIEtMiHllD
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27414Please respect copyright.PENANAEuaJfgOaoB
27414Please respect copyright.PENANAC9NhI8UAzz
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...27414Please respect copyright.PENANAwngBRMSCN6
27414Please respect copyright.PENANAOhsDpj8Twx
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.27414Please respect copyright.PENANALojwzRxD8J
27414Please respect copyright.PENANAukg2XL1Htl
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.27414Please respect copyright.PENANAUonhcjKOmd
27414Please respect copyright.PENANACEjC8BHRmw
"Saya keluaaar Ustadza."27414Please respect copyright.PENANAEsgRwiJFqO
27414Please respect copyright.PENANAyNr1pbgrJV
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.27414Please respect copyright.PENANAm8buDiOKGQ
27414Please respect copyright.PENANAMoGbMQrpEq
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.27414Please respect copyright.PENANAqhmxNzgcsJ
27414Please respect copyright.PENANAn7L5rudtlY
*****27414Please respect copyright.PENANAEk59yo3RSX
27414Please respect copyright.PENANAbkcAYHrrES
27414Please respect copyright.PENANAK9DoWLeLGW
27414Please respect copyright.PENANAkRFPzCmOXJ
27414Please respect copyright.PENANAk4g19br0U8
27414Please respect copyright.PENANAD9XYL13KKT
27414Please respect copyright.PENANAa6ERYXPB47
27414Please respect copyright.PENANAOOipEQKU88
"Astaghfirullah Azril."27414Please respect copyright.PENANAsMdGxQdDDE
27414Please respect copyright.PENANAsexhH6buTI
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.27414Please respect copyright.PENANAJpEfAilVrz
27414Please respect copyright.PENANApEqHU6QiNM
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.27414Please respect copyright.PENANAbCUsgPZBkh
27414Please respect copyright.PENANAsOcAvmKBZq
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.27414Please respect copyright.PENANAVf15M2Jqsw
27414Please respect copyright.PENANAmWMVq883ns
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.27414Please respect copyright.PENANAluF1ildnH8
27414Please respect copyright.PENANANMtOTkLG02
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.27414Please respect copyright.PENANA8rqBVdg3Ee
27414Please respect copyright.PENANAiMuVlXo9mU
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.27414Please respect copyright.PENANAk9VKh4vOg9
27414Please respect copyright.PENANArkyljt1BnW
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.27414Please respect copyright.PENANAQv6lHRzE3z
27414Please respect copyright.PENANAWlRKYMts4X
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.27414Please respect copyright.PENANAp27ZNSvKBc
27414Please respect copyright.PENANAQ757X4rnYx
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.27414Please respect copyright.PENANAPcAY6mt9yp
27414Please respect copyright.PENANAg2nKBEUYon
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.27414Please respect copyright.PENANAuwa6OBo5YF
27414Please respect copyright.PENANAt0hXEl0KPg
"Iya Umi."27414Please respect copyright.PENANAj5zM4hDNfY
27414Please respect copyright.PENANATzvL5p8xk7
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.27414Please respect copyright.PENANAwYcFaSxeLu
27414Please respect copyright.PENANAlFo8GDSHX2
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.27414Please respect copyright.PENANABPeKFByjl7
27414Please respect copyright.PENANA4o6RkjCgYN
"Biar kamu jera." Cetus Laras.27414Please respect copyright.PENANAZk8KxoYDsg
27414Please respect copyright.PENANASlP5fcJkLR
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.27414Please respect copyright.PENANA4oDLZD5vFq
27414Please respect copyright.PENANAhTxZgk116D
"Siapa suruh kamu bandel."27414Please respect copyright.PENANA9bgKVzjcgV
27414Please respect copyright.PENANAjPz4jtKIuG
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.27414Please respect copyright.PENANAMSnqyUUZs1
27414Please respect copyright.PENANASzBMoVdmp5
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.27414Please respect copyright.PENANA4K2GLsYFxi
27414Please respect copyright.PENANAeHZR4xOH2q
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.27414Please respect copyright.PENANASfhXaVAzQD
27414Please respect copyright.PENANAElkC3Dv0m2
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.27414Please respect copyright.PENANA0l630L3DI3
27414Please respect copyright.PENANAIbtA0z0yeT
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.27414Please respect copyright.PENANAEQTBqI1vvj
27414Please respect copyright.PENANAwdSFZMW9j3
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.27414Please respect copyright.PENANA4wFgZIfLz7
27414Please respect copyright.PENANAqEW6EzHthW
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.27414Please respect copyright.PENANAc53m2Xu3j6
27414Please respect copyright.PENANAcPqOxPrxiX
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.27414Please respect copyright.PENANAg18dklLZYH
27414Please respect copyright.PENANA7mjl2JApHP
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.27414Please respect copyright.PENANAc7ClomMj1V
27414Please respect copyright.PENANAxEeHkdHSdA
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.27414Please respect copyright.PENANA7wciiCverH
27414Please respect copyright.PENANAJuhdCNnPG8
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.27414Please respect copyright.PENANASS24OGVvfz
27414Please respect copyright.PENANAag7J488pWK
Plaaakk...27414Please respect copyright.PENANAcak88I3lYY
27414Please respect copyright.PENANAkZDiwqPQDW
"Aaauuww..." Jerit Azril.27414Please respect copyright.PENANAPY6ptNbaDJ
27414Please respect copyright.PENANAUBVYhFVs0j
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.27414Please respect copyright.PENANAAGOuJmlp0P
27414Please respect copyright.PENANAGAjOnjNPsd
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.27414Please respect copyright.PENANAGwuhtkvBQJ
27414Please respect copyright.PENANAwNYXDFHblI
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.27414Please respect copyright.PENANACjy4jU3WGw
27414Please respect copyright.PENANAVFeeA3HcKZ
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...27414Please respect copyright.PENANA4XWutRGc0m
27414Please respect copyright.PENANAITySfB2C99
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.27414Please respect copyright.PENANAgovTpWIHbE
27414Please respect copyright.PENANAMdwRhgtxcK
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...27414Please respect copyright.PENANAVc1t4UjcB5
27414Please respect copyright.PENANAVZ453S0ey6
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.27414Please respect copyright.PENANALjc8HjsDXg
27414Please respect copyright.PENANA3slf5Yb7zH
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.27414Please respect copyright.PENANAOSbrydBnUB
27414Please respect copyright.PENANAbcbA926BTi
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.27414Please respect copyright.PENANAmTY2TM4J9C
27414Please respect copyright.PENANA39zKrCyqgM
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.27414Please respect copyright.PENANAqiewGm0X79
27414Please respect copyright.PENANA5CGRlCT3MM
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.27414Please respect copyright.PENANAOI7ivRjCp6
27414Please respect copyright.PENANAOD2q6f0dTv
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.27414Please respect copyright.PENANA8rZLz7RVQk
27414Please respect copyright.PENANA9W1lE8fi3E
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.27414Please respect copyright.PENANASlOZUSMCVj
27414Please respect copyright.PENANAr4CrUBsiou
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.27414Please respect copyright.PENANAnVdh3FzC3G
27414Please respect copyright.PENANA1U6VkysE4N
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.27414Please respect copyright.PENANAKmIjqC93vS
27414Please respect copyright.PENANANUCs8cQLAN
"Umi juga sayang Azril."27414Please respect copyright.PENANAfW8zuwxaPe
27414Please respect copyright.PENANAENAmLrnZsB
*****27414Please respect copyright.PENANAGytT1KeLLH