Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.26941Please respect copyright.PENANAZmBFf2lBhW
26941Please respect copyright.PENANAzh9rPvWgEz
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.26941Please respect copyright.PENANAZLsJac71Yw
26941Please respect copyright.PENANAejtIte29R8
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.26941Please respect copyright.PENANAdf8pqt8HAU
26941Please respect copyright.PENANAXGDWu4J3kR
"Gue punya rencana?" Usul Doni.26941Please respect copyright.PENANA9g6Bq0qS6R
26941Please respect copyright.PENANAv9tRLIxeW9
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.26941Please respect copyright.PENANAtbppBAiNsP
26941Please respect copyright.PENANAAqFfCBPmPY
Bletaaak...26941Please respect copyright.PENANAwCEySrJaq7
26941Please respect copyright.PENANAaykxQMfZV6
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.26941Please respect copyright.PENANAsuhCdRjuqj
26941Please respect copyright.PENANAFHvPQa56eG
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.26941Please respect copyright.PENANAWNEnnMRBsC
26941Please respect copyright.PENANAgBssyI0p6Q
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.26941Please respect copyright.PENANANAQLrLf4T1
26941Please respect copyright.PENANAMNLZAzL6mo
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.26941Please respect copyright.PENANA9uS09Wmlhr
26941Please respect copyright.PENANArSuok84PWZ
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.26941Please respect copyright.PENANAsFpwJALRhb
26941Please respect copyright.PENANANGXhJKggYR
"Anjing lah." Sahut Nico.26941Please respect copyright.PENANAXn94n6phDr
26941Please respect copyright.PENANAfy1yoIIWU8
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.26941Please respect copyright.PENANACyzC0bdICR
26941Please respect copyright.PENANAh30hffl8OF
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.26941Please respect copyright.PENANAx02bLgs6f4
26941Please respect copyright.PENANAUo73GzHEJ7
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.26941Please respect copyright.PENANAtMcwn2dupJ
26941Please respect copyright.PENANAYrM1TzmgAJ
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.26941Please respect copyright.PENANAaC27BHekW8
26941Please respect copyright.PENANAFao6F9g5ov
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.26941Please respect copyright.PENANAsvwjlaBcPn
26941Please respect copyright.PENANAuWdkPpcx25
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.26941Please respect copyright.PENANAgA12nKtWMI
26941Please respect copyright.PENANAwuCYRX0Vln
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.26941Please respect copyright.PENANAkOGdytwSqp
26941Please respect copyright.PENANA9KmZ3BbLfg
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.26941Please respect copyright.PENANAUObkZWVRXj
26941Please respect copyright.PENANAGDfN0h4OyX
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.26941Please respect copyright.PENANAwYZyQTdMlU
26941Please respect copyright.PENANAmAaeH7Vdov
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAxUxVlKwONW
26941Please respect copyright.PENANA16VekUdYlt
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"26941Please respect copyright.PENANA4nKuuW0GNd
26941Please respect copyright.PENANAbwQ3iY4IY7
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.26941Please respect copyright.PENANAKD4MTz3Li5
26941Please respect copyright.PENANAq1yzzPd9DZ
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAJSB94Xg00q
26941Please respect copyright.PENANA6Kfp3B8T1R
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.26941Please respect copyright.PENANAwz0AgrpLl9
26941Please respect copyright.PENANA3zbEyTXhFa
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.26941Please respect copyright.PENANAvgxJakjaMX
26941Please respect copyright.PENANAWKxy3xSyjZ
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.26941Please respect copyright.PENANAqWpdPFTcUz
26941Please respect copyright.PENANAEkD3zppeDP
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.26941Please respect copyright.PENANAWmlJMHmlJf
26941Please respect copyright.PENANA5kfUTfke7a
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.26941Please respect copyright.PENANALXdbKMLayR
26941Please respect copyright.PENANApfI0OTnY8N
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.26941Please respect copyright.PENANAzTmW2QKzaI
26941Please respect copyright.PENANA8yB5uq68TC
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.26941Please respect copyright.PENANA2gdPsAXHfC
26941Please respect copyright.PENANAjBy8kG3eFU
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.26941Please respect copyright.PENANAbcdDINNxv7
26941Please respect copyright.PENANAv81bYpTIx1
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.26941Please respect copyright.PENANAqBc5ukTxiQ
26941Please respect copyright.PENANAUH8GQHsOfo
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.26941Please respect copyright.PENANAUGWVJryF8j
26941Please respect copyright.PENANAPrBZEYq92r
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.26941Please respect copyright.PENANAxWHKniw7L5
26941Please respect copyright.PENANAFd3rhm2zMR
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.26941Please respect copyright.PENANAMGc6lE6IBZ
26941Please respect copyright.PENANAmMeQYKG15q
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.26941Please respect copyright.PENANAdTqbg4Q1cI
26941Please respect copyright.PENANA0Z4WD2VUCs
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.26941Please respect copyright.PENANAZnc2W4QvbE
26941Please respect copyright.PENANAnyKJRkZtOV
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.26941Please respect copyright.PENANAeAh91BVVYB
26941Please respect copyright.PENANAklFqa3Mkh5
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.26941Please respect copyright.PENANAqqelt9chke
26941Please respect copyright.PENANAzYoRsrZ7E2
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.26941Please respect copyright.PENANA7OhvATyjkJ
26941Please respect copyright.PENANATCXncRiurc
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.26941Please respect copyright.PENANAPw5c9U8YRl
26941Please respect copyright.PENANAPbCnvwH3zg
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.26941Please respect copyright.PENANAhqggKMUmE3
26941Please respect copyright.PENANAiGxr3n6spI
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.26941Please respect copyright.PENANAja52GJx6DG
26941Please respect copyright.PENANAKBplsrKq7p
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.26941Please respect copyright.PENANAOS85ZLvY1y
*****26941Please respect copyright.PENANA04tD2dP0HF
26941Please respect copyright.PENANAVqiOY28qoF
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.26941Please respect copyright.PENANA5Pc81gJUUe
26941Please respect copyright.PENANAqoLAEb3qFV
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.26941Please respect copyright.PENANAKk2Vq6QqFt
26941Please respect copyright.PENANAudHLHkcMc6
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.26941Please respect copyright.PENANAN4w1KbH9fp
26941Please respect copyright.PENANAvPMhoboSNk
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.26941Please respect copyright.PENANAZVkeYfFjyI
26941Please respect copyright.PENANAQn72s8Y8RZ
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.26941Please respect copyright.PENANAinwMoGvP2h
26941Please respect copyright.PENANAH8CSeq7tcc
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANAA5ya3QdGsu
26941Please respect copyright.PENANAluOTydJPdN
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.26941Please respect copyright.PENANAD5P3pcwhLT
26941Please respect copyright.PENANALbueNGPgmj
Deg... Deg... Deg...26941Please respect copyright.PENANAZzaiLF8XN9
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.26941Please respect copyright.PENANAbOl57DYH10
26941Please respect copyright.PENANAfzJTc2EoR0
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.26941Please respect copyright.PENANAxHUKB5QL6M
26941Please respect copyright.PENANANZapUTqe5L
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.26941Please respect copyright.PENANAL8sVa6WhqJ
26941Please respect copyright.PENANA47GfPK8MDx
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.26941Please respect copyright.PENANAbQom3otYVV
26941Please respect copyright.PENANArZpeiydZgh
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.26941Please respect copyright.PENANAa86uw4N3Ft
26941Please respect copyright.PENANAEqhQk1I9fT
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.26941Please respect copyright.PENANAIeAqgPXf4H
26941Please respect copyright.PENANAJxX1BtK8yV
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"26941Please respect copyright.PENANADDB5ONErTc
26941Please respect copyright.PENANAPpmwrQdG5u
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAFlt6a0s8yB
26941Please respect copyright.PENANAH4HWoXnVFM
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAPdwqsOfR0w
26941Please respect copyright.PENANACyCYHYGT9f
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAgb5QLchxta
26941Please respect copyright.PENANAcWg3fRYAfI
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.26941Please respect copyright.PENANAnfHvqiQYNr
26941Please respect copyright.PENANAZs7lLGYAae
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.26941Please respect copyright.PENANAhJeMUNbE2b
26941Please respect copyright.PENANAYatYSgX6cp
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.26941Please respect copyright.PENANAbwt4oeNAzY
26941Please respect copyright.PENANAvdClNaqGod
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.26941Please respect copyright.PENANA0GZmEaczHX
26941Please respect copyright.PENANAwukMKA24ur
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.26941Please respect copyright.PENANAXwaoX20H4N
26941Please respect copyright.PENANAIr30vs9s50
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANArZ6j14Bmj0
26941Please respect copyright.PENANAbi6XWRXxkE
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.26941Please respect copyright.PENANAWlPF274Ye4
26941Please respect copyright.PENANAVTF87FpSfX
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANAmK5qZHXYv1
26941Please respect copyright.PENANATegXUIn3LK
"Buka." Bentak Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAbAJviLesnb
26941Please respect copyright.PENANAWfcldR39if
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.26941Please respect copyright.PENANAvMqzSBx3pA
26941Please respect copyright.PENANAewA9evFe3p
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.26941Please respect copyright.PENANAQgCX4Wm6Dj
26941Please respect copyright.PENANAeqmcbrQubK
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.26941Please respect copyright.PENANAWaizdEKGSo
26941Please respect copyright.PENANAOzhpW1ngeE
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.26941Please respect copyright.PENANA37etUDtopZ
26941Please respect copyright.PENANAczQtS5oR4Q
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANAKwWPRsFfmW
26941Please respect copyright.PENANAMIXCwgckCV
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.26941Please respect copyright.PENANATONGc2Nzqn
26941Please respect copyright.PENANAuJvzngpXPk
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAQqeQ6PW1i5
26941Please respect copyright.PENANA4xhMISSUvU
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.26941Please respect copyright.PENANAPDVqUDifBw
26941Please respect copyright.PENANALBM0Cx8k9L
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.26941Please respect copyright.PENANAJJbeokd3kF
26941Please respect copyright.PENANA3QuJq1gCZx
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26941Please respect copyright.PENANAdMrSB1YPos
26941Please respect copyright.PENANAjRr5brPXI6
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.26941Please respect copyright.PENANAGdGYeOkJlx
26941Please respect copyright.PENANArI5juHoSV8
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANAFQPvlyvnva
26941Please respect copyright.PENANAxlkSyIfNtb
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.26941Please respect copyright.PENANAPvhjNoPrSe
26941Please respect copyright.PENANATkav77d67m
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.26941Please respect copyright.PENANAIOMblsIEbT
26941Please respect copyright.PENANAkd0H2tJE1N
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]26941Please respect copyright.PENANAY7HNi5UkeO
26941Please respect copyright.PENANA14ihoEypqw
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.26941Please respect copyright.PENANAXPPeQoMmqT
26941Please respect copyright.PENANAqevPJxiGRQ
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANA8hSs7ujCwB
26941Please respect copyright.PENANAOSaB6V1G96
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.26941Please respect copyright.PENANAHdWjJer9zM
26941Please respect copyright.PENANA3qCNxP6jsl
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAXFfZJRtJD0
26941Please respect copyright.PENANAVh4EpUqNUj
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.26941Please respect copyright.PENANAwRNWK2tv4Y
26941Please respect copyright.PENANAveVUMN83XM
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.26941Please respect copyright.PENANA3YBYrCjqPX
26941Please respect copyright.PENANAsxNUFBWEpS
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANA7A8LDVzJJz
26941Please respect copyright.PENANAP1kBtJWJ5o
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.26941Please respect copyright.PENANAbcP6JJCZgq
26941Please respect copyright.PENANAijmwDsL2qy
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.26941Please respect copyright.PENANAFAbgCrld8T
26941Please respect copyright.PENANAAlCFBmbycs
*****26941Please respect copyright.PENANAQLyIskVxOY
26941Please respect copyright.PENANAt9LvuwgBKn
Pulang sekolah.26941Please respect copyright.PENANA2e6s7F5Y6M
26941Please respect copyright.PENANAemVqxrse3g
"Mana duit loh?"26941Please respect copyright.PENANAPDeJpO6aXX
26941Please respect copyright.PENANAED9BzTRwx9
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.26941Please respect copyright.PENANAVwCmFtU2Dq
26941Please respect copyright.PENANAymxmSIyDyC
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.26941Please respect copyright.PENANA2rWR9YTvff
26941Please respect copyright.PENANAUwjEp3EA8g
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.26941Please respect copyright.PENANAtzS66loNJs
26941Please respect copyright.PENANAcS7QBOY7vE
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.26941Please respect copyright.PENANAkTT88Xyhux
26941Please respect copyright.PENANAlAuFwYTcV6
Bukkk...26941Please respect copyright.PENANAneA1mL0Bqg
26941Please respect copyright.PENANAK6PiRmpKM7
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.26941Please respect copyright.PENANAhup9gX6uSP
26941Please respect copyright.PENANAdpxpJBfQMp
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.26941Please respect copyright.PENANA7yb1m82qgp
26941Please respect copyright.PENANAgDaWkftEGr
"Aduh sakit." Jerit Azril.26941Please respect copyright.PENANAPmA6JXgWd9
26941Please respect copyright.PENANAPRMbH2KIOL
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.26941Please respect copyright.PENANAFPcEFWRV2g
26941Please respect copyright.PENANApGGPYRcK5E
Tab...26941Please respect copyright.PENANABIgvH7rdhs
26941Please respect copyright.PENANAB76mZI0ksY
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.26941Please respect copyright.PENANARCkhDrYR43
26941Please respect copyright.PENANAvbelvRDBaM
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.26941Please respect copyright.PENANA5FVHg0aq0t
26941Please respect copyright.PENANAWHzcoeAI6p
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.26941Please respect copyright.PENANApWsMZ0AMRQ
26941Please respect copyright.PENANACuIpCjrVxu
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.26941Please respect copyright.PENANAYzUe0MBb8h
26941Please respect copyright.PENANA4xKrqPseiF
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.26941Please respect copyright.PENANAH8PqcyX6cp
26941Please respect copyright.PENANA4Iwwanovsk
"Pergilah... Atau?"26941Please respect copyright.PENANA0AlpbGJaC8
26941Please respect copyright.PENANAnRwFWJb9Ek
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.26941Please respect copyright.PENANA7FF4dSATog
26941Please respect copyright.PENANA9l5vO12azk
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.26941Please respect copyright.PENANAtq7GfoNRcd
26941Please respect copyright.PENANA3d0LVcpcXU
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.26941Please respect copyright.PENANAXUbOZmYR3g
26941Please respect copyright.PENANAWS2rzhahuk
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.26941Please respect copyright.PENANAHY0yQo03f0
26941Please respect copyright.PENANA9SWNyzN0hf
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.26941Please respect copyright.PENANAD65R6bVk5Z
26941Please respect copyright.PENANASf7wUzqL17
Buukk... Buuuk...26941Please respect copyright.PENANA9yjca61qDK
26941Please respect copyright.PENANABcPCSlploZ
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.26941Please respect copyright.PENANAmkz9gYHo2u
26941Please respect copyright.PENANAdLDPOPRasJ
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.26941Please respect copyright.PENANAnCc9hFSJZt
26941Please respect copyright.PENANAkM2S8UdDnN
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.26941Please respect copyright.PENANABgUJDU5l48
26941Please respect copyright.PENANAOURCTAgH9y
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.26941Please respect copyright.PENANA34H3ZtRtGR
26941Please respect copyright.PENANAYV9lfzp8Mr
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.26941Please respect copyright.PENANAqPMvVte4KG
26941Please respect copyright.PENANAJcelkzvMyD
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.26941Please respect copyright.PENANAEIQnVJE9Xm
26941Please respect copyright.PENANAbCavr3X8cx
"Lo kenapa?"26941Please respect copyright.PENANAOz7M7xIvHp
26941Please respect copyright.PENANA5qMFNQq096
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAohJiqm4slI
26941Please respect copyright.PENANAZu1NLMT5x7
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."26941Please respect copyright.PENANAI8YAuO5YYa
26941Please respect copyright.PENANAIqnpjYtv0G
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.26941Please respect copyright.PENANAezyzResTox
26941Please respect copyright.PENANA2QYjZuKdvJ
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.26941Please respect copyright.PENANAqUi8N0kek5
26941Please respect copyright.PENANA2HqdwEkFC7
"Gue gak sekuat Lo Ray."26941Please respect copyright.PENANAGBmEhVhk5P
26941Please respect copyright.PENANAaXW0lOKsd0
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.26941Please respect copyright.PENANAIbnR2aQltW
26941Please respect copyright.PENANAtb9GSj6tNs
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."26941Please respect copyright.PENANA9xjilgyVWr
26941Please respect copyright.PENANA6KWUxDYoY7
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAGuxi11ytDq
26941Please respect copyright.PENANAN1q5Ac4r1z
*****26941Please respect copyright.PENANAcHZnxyMZk2
26941Please respect copyright.PENANAKZWjv38RYi
26941Please respect copyright.PENANACD0hBoEvNN
26941Please respect copyright.PENANAAt2xwfO4BS
26941Please respect copyright.PENANAN5VD0spUj9
26941Please respect copyright.PENANAdykOV0mPwC
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.26941Please respect copyright.PENANAQV9egMC8pZ
26941Please respect copyright.PENANAgOx986pVdO
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAGy0QUuuEbH
26941Please respect copyright.PENANAga7Wm9ZUsl
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.26941Please respect copyright.PENANAnLKDNowhYP
26941Please respect copyright.PENANAwKR7WoGkVA
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAChGHyohoaU
26941Please respect copyright.PENANAVqZfZCrBbp
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAzO6ntEQJys
26941Please respect copyright.PENANAV0xbfhy2mj
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAxUQy1DRc6o
26941Please respect copyright.PENANAoRCeCHlixG
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAZ7EFfvfC6S
26941Please respect copyright.PENANASXe9SfITvQ
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAtV52gFeZGw
26941Please respect copyright.PENANAf2Iyj2PmIY
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.26941Please respect copyright.PENANAU0ihJQRxQJ
26941Please respect copyright.PENANAaX7p7igzGw
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.26941Please respect copyright.PENANAqUTBL7202B
26941Please respect copyright.PENANAVVV7MARFOu
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....26941Please respect copyright.PENANA0InD1AYdz0
26941Please respect copyright.PENANAp9dzoQhl3I
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAWULu8nWt0Q
26941Please respect copyright.PENANAMf7EOhbz6O
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.26941Please respect copyright.PENANArPhm6mT5Qx
26941Please respect copyright.PENANA8ri6Xmtk3U
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAWhmmmens35
26941Please respect copyright.PENANAiD1Sq2rvXp
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.26941Please respect copyright.PENANArnJgcxp8Pt
26941Please respect copyright.PENANAqAkwEmfQ3A
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.26941Please respect copyright.PENANAnR8y4eTHs2
26941Please respect copyright.PENANAb3Ii33klw7
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAMoPARjPqzB
26941Please respect copyright.PENANAxtTXUUaf6K
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26941Please respect copyright.PENANAgIdH3os2Po
26941Please respect copyright.PENANAdYu1odrpn5
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26941Please respect copyright.PENANAATRZZ0SMNn
26941Please respect copyright.PENANAst9UPZhgpe
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.26941Please respect copyright.PENANAmKW1Tcpp6T
26941Please respect copyright.PENANAmdn064Ab2P
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAcRs2dDRNf8
26941Please respect copyright.PENANApTtlX8DXqO
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANArZYQq4v7ct
26941Please respect copyright.PENANAOLtoJc8i5Q
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.26941Please respect copyright.PENANAl76TNPOT9z
26941Please respect copyright.PENANAiMPA5fc5O5
"Oughkk..."26941Please respect copyright.PENANAtiXEmMbE5H
26941Please respect copyright.PENANAcV4cRbzUns
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...26941Please respect copyright.PENANA1DEW37yiVa
26941Please respect copyright.PENANAqBevCtlcEQ
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.26941Please respect copyright.PENANA23PPcE3YjS
26941Please respect copyright.PENANAOZW9KWf6iB
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAmk2deNt0b7
26941Please respect copyright.PENANACLuqa0yz1c
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.26941Please respect copyright.PENANAl52wyNBZlY
26941Please respect copyright.PENANAjmzzzTEWPm
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.26941Please respect copyright.PENANASAhGssxpUp
26941Please respect copyright.PENANAGHOlRVE7Qs
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAAnGuLi05hX
26941Please respect copyright.PENANAxtDp8WkXRK
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAMlInSueJ2E
26941Please respect copyright.PENANA4VyQS8Obbe
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.26941Please respect copyright.PENANA2YGgLQmtsB
26941Please respect copyright.PENANArJDpLQ89mx
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.26941Please respect copyright.PENANAHNKoAeD7js
26941Please respect copyright.PENANA4qucAziJGz
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."26941Please respect copyright.PENANAAgpmFfH8Rr
26941Please respect copyright.PENANA8UMJTJSsYm
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.26941Please respect copyright.PENANA5013JUyCon
26941Please respect copyright.PENANAZgCY75wen0
"Memek!"26941Please respect copyright.PENANAH0lSJRRKni
26941Please respect copyright.PENANAjGaJsLUynJ
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAEMiArY6edD
26941Please respect copyright.PENANAVqOTHkdNPu
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.26941Please respect copyright.PENANA4B2KmHUjhE
26941Please respect copyright.PENANAZZgrQZFkHJ
"Tapi sayakan murid Ustadza?"26941Please respect copyright.PENANAGmVQQSBlkZ
26941Please respect copyright.PENANA7pgr6v4vIm
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.26941Please respect copyright.PENANAMobpnY7wfP
26941Please respect copyright.PENANA8gfwHo59c4
"Ada satu cara Ustadza?"26941Please respect copyright.PENANAlqaCaAltIl
26941Please respect copyright.PENANAT8qV2wXBdI
"Apa?"26941Please respect copyright.PENANAEnbbP3BPQV
26941Please respect copyright.PENANAcgjgxdLxie
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.26941Please respect copyright.PENANAcCLqqaaNHa
26941Please respect copyright.PENANAd0c7ZtsuIh
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.26941Please respect copyright.PENANATTRjoHQnkN
26941Please respect copyright.PENANAn6p8sFd0Xj
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAdXh7azhNJF
26941Please respect copyright.PENANAp2ioW2LaJf
"Terimakasih sayang."26941Please respect copyright.PENANAvZlH4q3EUC
26941Please respect copyright.PENANAmsCsrH2Kwf
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.26941Please respect copyright.PENANAjGSzxFNPur
26941Please respect copyright.PENANAB00F27etSH
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.26941Please respect copyright.PENANAeEcDFTTChh
26941Please respect copyright.PENANAFunPof9OqQ
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.26941Please respect copyright.PENANAJRz5gFefHY
26941Please respect copyright.PENANACzz0JHBWkd
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAIBfGpguNr3
26941Please respect copyright.PENANAgapowxTXAN
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANAiwKKOeSJYO
26941Please respect copyright.PENANAXjUBTFD1BZ
"Panggil saya Tuan."26941Please respect copyright.PENANAL8osi9AWmi
26941Please respect copyright.PENANAAJn6suHG3M
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAZ8ZNDGpLrr
26941Please respect copyright.PENANAGYljcnCTq0
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.26941Please respect copyright.PENANA4dr0sUWoq5
26941Please respect copyright.PENANATj7qDBcZi7
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANA9cyh3N4FoE
26941Please respect copyright.PENANAB4FXmuh5TW
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.26941Please respect copyright.PENANAWwBbuPLZh6
26941Please respect copyright.PENANAaCeI50C2vA
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.26941Please respect copyright.PENANAakt6eqCap1
26941Please respect copyright.PENANAtnN8536eex
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.26941Please respect copyright.PENANAoPi9OJ0yry
26941Please respect copyright.PENANABL14RwqP0v
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAkHtHqW8lEo
26941Please respect copyright.PENANACYthIR3QbP
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAEKTA9F6cgc
26941Please respect copyright.PENANANGhLc3tw3A
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.26941Please respect copyright.PENANAsuy0X9ORiO
26941Please respect copyright.PENANAOM2uGNdlSJ
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAC9LvRYdpYh
26941Please respect copyright.PENANASoRp8GCeCv
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.26941Please respect copyright.PENANAE37EhyDpiq
26941Please respect copyright.PENANAc2xG7434dq
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.26941Please respect copyright.PENANAXDkHYjQZmm
26941Please respect copyright.PENANAMyV78CjF4E
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.26941Please respect copyright.PENANA0b03In9B0r
26941Please respect copyright.PENANAPx3aw7IJqv
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.26941Please respect copyright.PENANA4HQLojBAuA
26941Please respect copyright.PENANAzslUdZq8dp
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26941Please respect copyright.PENANAqMG0qrNpak
26941Please respect copyright.PENANA9qQXo4JOlJ
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26941Please respect copyright.PENANAE1fQfQAqcB
26941Please respect copyright.PENANAlNUspfiAfC
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.26941Please respect copyright.PENANA8jbW3lnH2Q
26941Please respect copyright.PENANAuElLHMu84O
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.26941Please respect copyright.PENANAq7UEjR4RoO
26941Please respect copyright.PENANANuIirKyEXf
"Saya keluaaar Ustadza."26941Please respect copyright.PENANAl9J1PjDgHI
26941Please respect copyright.PENANAMYEgftuqv9
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.26941Please respect copyright.PENANA0aTMVrBGBa
26941Please respect copyright.PENANAKXxqIiPf0b
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.26941Please respect copyright.PENANAazTK2Po2vm
26941Please respect copyright.PENANADjsCVxnNgT
*****26941Please respect copyright.PENANA1nOuY6kANv
26941Please respect copyright.PENANAuDvd2tbxh6
26941Please respect copyright.PENANAYDb8q1Lkes
26941Please respect copyright.PENANAoKQPQillgI
26941Please respect copyright.PENANA0iWzlY2Ksa
26941Please respect copyright.PENANAAEWMKMHN1M
26941Please respect copyright.PENANAa3EbbeBib5
26941Please respect copyright.PENANAkYpBBFiflg
"Astaghfirullah Azril."26941Please respect copyright.PENANAYW8jT4AMUZ
26941Please respect copyright.PENANAwIaawreV7V
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.26941Please respect copyright.PENANAF3ZZmgL8tK
26941Please respect copyright.PENANAlSr4Cm4Dzy
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.26941Please respect copyright.PENANAUd70NJU0P6
26941Please respect copyright.PENANAXjehYDdQhK
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.26941Please respect copyright.PENANArOWbr9Nobs
26941Please respect copyright.PENANANBoxezKzbf
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.26941Please respect copyright.PENANAnPUdd7geBd
26941Please respect copyright.PENANA46zI22oasI
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.26941Please respect copyright.PENANATg8Ascj3cc
26941Please respect copyright.PENANAsX7Vwml5Bd
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.26941Please respect copyright.PENANA0syL9ilpHV
26941Please respect copyright.PENANAF0yFjPGrX9
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.26941Please respect copyright.PENANAVBWEakI7OQ
26941Please respect copyright.PENANABNx6Da445Q
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.26941Please respect copyright.PENANAj9WOLxsw86
26941Please respect copyright.PENANAUG8TzsxaBU
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.26941Please respect copyright.PENANArpDEmXT3Rb
26941Please respect copyright.PENANAsaCmmTfgfW
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.26941Please respect copyright.PENANAnl3iHCZRGE
26941Please respect copyright.PENANAiGD0xGzPVy
"Iya Umi."26941Please respect copyright.PENANAfrKrN1emjn
26941Please respect copyright.PENANAUCPzzEI019
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.26941Please respect copyright.PENANAACjwd3HLIU
26941Please respect copyright.PENANAFAAGXEKjkK
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.26941Please respect copyright.PENANAwuWxxRcTkx
26941Please respect copyright.PENANAG7QWgxPjp4
"Biar kamu jera." Cetus Laras.26941Please respect copyright.PENANAohUasbcNOD
26941Please respect copyright.PENANAWHFIBLZ2JH
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.26941Please respect copyright.PENANAL0FKUemNYM
26941Please respect copyright.PENANAxFThEixXrj
"Siapa suruh kamu bandel."26941Please respect copyright.PENANAmmUUrviN8B
26941Please respect copyright.PENANA2aOIargKjy
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.26941Please respect copyright.PENANAZal12mIDRG
26941Please respect copyright.PENANAEZAOiwWenP
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.26941Please respect copyright.PENANA2b9MvDWDFd
26941Please respect copyright.PENANAyzZcPtnSO6
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.26941Please respect copyright.PENANAhFyQmZ56t5
26941Please respect copyright.PENANADz4Z4U5O3J
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.26941Please respect copyright.PENANAAPysZ6quau
26941Please respect copyright.PENANA6ls7CAEpL0
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.26941Please respect copyright.PENANAsyq7Y9PzPE
26941Please respect copyright.PENANAHwzNlajXzv
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.26941Please respect copyright.PENANAGxiWHYoa0w
26941Please respect copyright.PENANAr6QHEcfhtj
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.26941Please respect copyright.PENANARwBgQIYM2F
26941Please respect copyright.PENANABmPmGnMB0U
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.26941Please respect copyright.PENANAxHZz200Zka
26941Please respect copyright.PENANAlpcVtYYEJG
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.26941Please respect copyright.PENANA4v2WyDKacB
26941Please respect copyright.PENANAAe7tLFJKcm
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.26941Please respect copyright.PENANAyRP26yw0O8
26941Please respect copyright.PENANA8Hif9uT42x
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.26941Please respect copyright.PENANAKE5rPhqRqS
26941Please respect copyright.PENANAqbLrBjqrrH
Plaaakk...26941Please respect copyright.PENANAXChFGPIHTR
26941Please respect copyright.PENANA7fkEB4xpVm
"Aaauuww..." Jerit Azril.26941Please respect copyright.PENANAIElwgs0Gld
26941Please respect copyright.PENANAvNY60p7TxH
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.26941Please respect copyright.PENANAEKlbFdqFip
26941Please respect copyright.PENANAVv3YBOQCBQ
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.26941Please respect copyright.PENANAqyC7a65uaO
26941Please respect copyright.PENANArUqUjqrxu0
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.26941Please respect copyright.PENANALsxE6l26xE
26941Please respect copyright.PENANAzLg3dFd7j7
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26941Please respect copyright.PENANAomKdrT9Fgd
26941Please respect copyright.PENANAOr4UqJE7l7
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.26941Please respect copyright.PENANAhE9faUq7n5
26941Please respect copyright.PENANAUEJimdQDMc
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26941Please respect copyright.PENANA7nKjvmzBmu
26941Please respect copyright.PENANAL6keeUgPEJ
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.26941Please respect copyright.PENANALZWD9DoncQ
26941Please respect copyright.PENANA5ujgzFs9fG
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.26941Please respect copyright.PENANARSeOglV6lg
26941Please respect copyright.PENANAHMyMjaE9bt
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.26941Please respect copyright.PENANADi1LDW16xE
26941Please respect copyright.PENANAZSdeZaH0wY
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.26941Please respect copyright.PENANA5YxjLW38Uy
26941Please respect copyright.PENANAfzlMXqt8dH
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.26941Please respect copyright.PENANAa4cXCNCQDy
26941Please respect copyright.PENANAWHB8Bwd3E6
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.26941Please respect copyright.PENANAN34KWjjLit
26941Please respect copyright.PENANAFF9bhxqyB0
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.26941Please respect copyright.PENANArteaxmjOHj
26941Please respect copyright.PENANAVycsWCIp0B
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.26941Please respect copyright.PENANAqMf9eaXub1
26941Please respect copyright.PENANApQAYXxU9j6
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.26941Please respect copyright.PENANA5Pxih2g2ry
26941Please respect copyright.PENANAXmYK0LWnu8
"Umi juga sayang Azril."26941Please respect copyright.PENANAm8JvgK6EuR
26941Please respect copyright.PENANAqIgJQ2Bwss
*****26941Please respect copyright.PENANAHeXACliGtd