Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.26549Please respect copyright.PENANAV8HDnmjGrD
26549Please respect copyright.PENANAhyqZjar0YC
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.26549Please respect copyright.PENANAJw90hG2mNP
26549Please respect copyright.PENANAvQUfFcBN0J
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.26549Please respect copyright.PENANAfbAvBCrzcK
26549Please respect copyright.PENANAw3UTDoXSUN
"Gue punya rencana?" Usul Doni.26549Please respect copyright.PENANAyOXvRI4RdX
26549Please respect copyright.PENANAyBKH1swe7V
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.26549Please respect copyright.PENANAbVdvbqwDwr
26549Please respect copyright.PENANAGPfWihzZDB
Bletaaak...26549Please respect copyright.PENANAdUZh2JwIer
26549Please respect copyright.PENANAEvS93vgNiH
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.26549Please respect copyright.PENANASi7kJXL6rp
26549Please respect copyright.PENANAKegtUCKX8d
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.26549Please respect copyright.PENANAeoD6MmTGkL
26549Please respect copyright.PENANAx98ViSHcFX
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.26549Please respect copyright.PENANA3NKAvcCFyz
26549Please respect copyright.PENANA0WjBCxsu1Z
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.26549Please respect copyright.PENANAddbtOis40D
26549Please respect copyright.PENANAaiupc7sEag
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.26549Please respect copyright.PENANA3aYVXHkt1p
26549Please respect copyright.PENANAcPJsLiVaYW
"Anjing lah." Sahut Nico.26549Please respect copyright.PENANABMHLoThbi9
26549Please respect copyright.PENANATgJvUH42Ti
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.26549Please respect copyright.PENANATicivSRDfg
26549Please respect copyright.PENANAdIVHwuUqGQ
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.26549Please respect copyright.PENANA5jrfuYW5fZ
26549Please respect copyright.PENANABnHtHQE77M
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.26549Please respect copyright.PENANAKOSKnqBhd0
26549Please respect copyright.PENANA9VvWVHNo85
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.26549Please respect copyright.PENANA6npWQWHdE1
26549Please respect copyright.PENANAXOgGKf336I
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.26549Please respect copyright.PENANA6ak5dZ3Jjl
26549Please respect copyright.PENANANugWJIRMm5
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.26549Please respect copyright.PENANAjnlYpIUiWo
26549Please respect copyright.PENANAjQpF89xP1s
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.26549Please respect copyright.PENANADFAR40B1Yb
26549Please respect copyright.PENANAxtitFB7lfE
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.26549Please respect copyright.PENANAggtX4231zz
26549Please respect copyright.PENANAjxM9pUSqUu
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.26549Please respect copyright.PENANAr3Zw1T2Mou
26549Please respect copyright.PENANApmBP803Ljf
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAW9mtj2URJj
26549Please respect copyright.PENANAmo5xytOqwf
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"26549Please respect copyright.PENANABC6KUUQHWj
26549Please respect copyright.PENANACCfL5FnMSA
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.26549Please respect copyright.PENANAAaahDQGMJN
26549Please respect copyright.PENANAeiCwStEuyv
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAqDUJ85hz9o
26549Please respect copyright.PENANAEwk2gkROB9
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.26549Please respect copyright.PENANAMscy3dU7cm
26549Please respect copyright.PENANAHYwSeonhNm
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.26549Please respect copyright.PENANACFSmTLYBFY
26549Please respect copyright.PENANAzBgguTKy9X
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.26549Please respect copyright.PENANA79jw9XsKIX
26549Please respect copyright.PENANAf0wP3Jzdt5
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.26549Please respect copyright.PENANAzCtPbx6jK8
26549Please respect copyright.PENANAybLldh9Cok
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.26549Please respect copyright.PENANAqQEmCh8FRe
26549Please respect copyright.PENANAamre1Glbtu
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.26549Please respect copyright.PENANA6zpXQWpUDK
26549Please respect copyright.PENANAyw6sglfgJd
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.26549Please respect copyright.PENANAGU36fyNNUC
26549Please respect copyright.PENANAoq15c3r4g3
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.26549Please respect copyright.PENANAg8XWZ7YEaP
26549Please respect copyright.PENANAxuiITInZTk
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.26549Please respect copyright.PENANAcXfrqBVeyJ
26549Please respect copyright.PENANASKaki8SwRb
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.26549Please respect copyright.PENANAFtSay71RrR
26549Please respect copyright.PENANAAt5R00UX9M
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.26549Please respect copyright.PENANAAtBKG7WtPd
26549Please respect copyright.PENANASe0VrbcECC
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.26549Please respect copyright.PENANAZdaOc7xkIv
26549Please respect copyright.PENANAmQGgDaAeam
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.26549Please respect copyright.PENANAGMMzy8hCJX
26549Please respect copyright.PENANA5XfuoO1VGB
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.26549Please respect copyright.PENANAPSbNryu34U
26549Please respect copyright.PENANAkGnThUkYuF
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.26549Please respect copyright.PENANAnb6zUkpyCq
26549Please respect copyright.PENANAStDYBAFysh
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.26549Please respect copyright.PENANAd3Jiw7CrO9
26549Please respect copyright.PENANA699SFg9pM6
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAIEuTY9FKyw
26549Please respect copyright.PENANAHh6RLqgJle
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.26549Please respect copyright.PENANAv9ql1u1jW1
26549Please respect copyright.PENANAiXblEtNMeQ
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.26549Please respect copyright.PENANAOCeUMh5fk4
26549Please respect copyright.PENANA8aZVB2kfb4
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.26549Please respect copyright.PENANAde7hZm9fTh
26549Please respect copyright.PENANAHbe2Wepx7D
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.26549Please respect copyright.PENANASOF9fU96yP
*****26549Please respect copyright.PENANAzcIb2XLwNj
26549Please respect copyright.PENANARisZDnpO9g
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.26549Please respect copyright.PENANAoBntZYCK0n
26549Please respect copyright.PENANAIY3cuCpgZt
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.26549Please respect copyright.PENANAyrwHQsQbTZ
26549Please respect copyright.PENANASqT5SFVneu
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.26549Please respect copyright.PENANA0995E5h9bx
26549Please respect copyright.PENANApigqkAtfDP
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.26549Please respect copyright.PENANAVvnS0N6dz0
26549Please respect copyright.PENANAdk3aYcFhZF
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.26549Please respect copyright.PENANA8x7HM8IAit
26549Please respect copyright.PENANAnXyjaIRD76
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANAN6n7TXyYKm
26549Please respect copyright.PENANA0OWtGFQpWJ
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.26549Please respect copyright.PENANAqH8T73PTBW
26549Please respect copyright.PENANA1G3s3TvXNK
Deg... Deg... Deg...26549Please respect copyright.PENANAHbw677MV8P
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.26549Please respect copyright.PENANA4hNeaaJ8A3
26549Please respect copyright.PENANAQDHb4w2HcW
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.26549Please respect copyright.PENANAPhsKExAbpO
26549Please respect copyright.PENANAtqRbRrRxaL
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.26549Please respect copyright.PENANAL9jHnLWQHe
26549Please respect copyright.PENANA9AGsxECxEQ
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.26549Please respect copyright.PENANAEJgulFdnuv
26549Please respect copyright.PENANAOGop96IBBs
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.26549Please respect copyright.PENANA3c5M01gMQR
26549Please respect copyright.PENANADmsmfri1qX
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.26549Please respect copyright.PENANAiRpQCzLIE3
26549Please respect copyright.PENANAW7tUGqeciX
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"26549Please respect copyright.PENANAbFzzi8BIwt
26549Please respect copyright.PENANAgupirSdJwU
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANAHsmBarEdMr
26549Please respect copyright.PENANA2JjW9AvjC1
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANAnRFuEihcx3
26549Please respect copyright.PENANAzTz8zWYNxc
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANAtVNtJ8Mn4E
26549Please respect copyright.PENANAZ6Dkqi6A4k
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.26549Please respect copyright.PENANAiES9D2Soyk
26549Please respect copyright.PENANA8NEfFR3WcB
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.26549Please respect copyright.PENANANCFsESnFd0
26549Please respect copyright.PENANAE6UExQ1Xb2
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.26549Please respect copyright.PENANAAmbrKzW7Ki
26549Please respect copyright.PENANARu4JRy1uPu
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.26549Please respect copyright.PENANAgCofrfkg7e
26549Please respect copyright.PENANAUKZuNGHP2u
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.26549Please respect copyright.PENANAargnmw3anp
26549Please respect copyright.PENANAjppZquhTU4
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANA4QyTpGX81Y
26549Please respect copyright.PENANAAos9gvq2aE
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.26549Please respect copyright.PENANAZFjRGceBJW
26549Please respect copyright.PENANArqsGpzibGB
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANA6aWbk1hAci
26549Please respect copyright.PENANAbYtkQbaGNG
"Buka." Bentak Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANAlBMsvzhChj
26549Please respect copyright.PENANAYmuEJxCL7w
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.26549Please respect copyright.PENANAPdtAmQvVYu
26549Please respect copyright.PENANAynOs7d2sne
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.26549Please respect copyright.PENANAY8Qc9oTuJY
26549Please respect copyright.PENANAJuMcOmS0Gz
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.26549Please respect copyright.PENANAiNHB7nxsYb
26549Please respect copyright.PENANAMlUiSIkHTW
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.26549Please respect copyright.PENANAsYeARUt21s
26549Please respect copyright.PENANAkQaNPl31oW
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANAYc6w4vKHIG
26549Please respect copyright.PENANA8VB0sKb0nU
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.26549Please respect copyright.PENANA0NHKcjDjD8
26549Please respect copyright.PENANA7RrG4dwTVO
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANARGY8IS3Mcp
26549Please respect copyright.PENANAgLnyOfYAbM
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.26549Please respect copyright.PENANAkXNQ6ZAetW
26549Please respect copyright.PENANAsBsA2Ne7sa
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.26549Please respect copyright.PENANAvJUtg2AmTy
26549Please respect copyright.PENANAl29l19mSD1
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26549Please respect copyright.PENANA04wJG3xcRg
26549Please respect copyright.PENANAf6mAGWDYTN
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.26549Please respect copyright.PENANAnDRGigvqDW
26549Please respect copyright.PENANAqxeX87LdQI
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANAswIzPaobqK
26549Please respect copyright.PENANATa0iYYzfTi
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.26549Please respect copyright.PENANA90Raekf4JD
26549Please respect copyright.PENANAcO3wYNjzoI
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.26549Please respect copyright.PENANATHM4uNPbzl
26549Please respect copyright.PENANAxKEzpLSADF
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]26549Please respect copyright.PENANA4n46bcDrU3
26549Please respect copyright.PENANA5Ai6qRuLmr
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.26549Please respect copyright.PENANALDVFRk3Rs2
26549Please respect copyright.PENANACixLWf8aij
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANAFqBFdJu4YL
26549Please respect copyright.PENANACrAnT8Av1K
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.26549Please respect copyright.PENANAE0NQSTapkQ
26549Please respect copyright.PENANARHxf2xubhy
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANAz82LKFWX80
26549Please respect copyright.PENANA6scqLm6u7i
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.26549Please respect copyright.PENANATJ5kvvtKeC
26549Please respect copyright.PENANAfgKNz6ljEK
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.26549Please respect copyright.PENANAe0oHu7HXK9
26549Please respect copyright.PENANAThXpWLa6r4
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANAVv1eUIk98x
26549Please respect copyright.PENANAv9g6J93OEm
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.26549Please respect copyright.PENANASoxk5sdjkb
26549Please respect copyright.PENANAgavIqe5spk
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.26549Please respect copyright.PENANAeYKcHOGxUy
26549Please respect copyright.PENANAiokahOyEZK
*****26549Please respect copyright.PENANAHQN9d2it1g
26549Please respect copyright.PENANAzIC90HCIZZ
Pulang sekolah.26549Please respect copyright.PENANADg2iIGeun7
26549Please respect copyright.PENANAdtWh0X8Pm7
"Mana duit loh?"26549Please respect copyright.PENANAChs266RIB7
26549Please respect copyright.PENANAfiVKPhV7QQ
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.26549Please respect copyright.PENANAyqCunFjw9N
26549Please respect copyright.PENANAqsrYVPG68n
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.26549Please respect copyright.PENANA6PX9wXtxQ2
26549Please respect copyright.PENANAqbeeKXOUTF
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.26549Please respect copyright.PENANAMDRg6fiK68
26549Please respect copyright.PENANAE2h018SJBM
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.26549Please respect copyright.PENANAfgOfoBUBBc
26549Please respect copyright.PENANAUvv4c7gVQg
Bukkk...26549Please respect copyright.PENANAnf6LVS9Ans
26549Please respect copyright.PENANAAIhnL0Q1Ve
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.26549Please respect copyright.PENANAfnEzFx1Oq3
26549Please respect copyright.PENANAy1iZZTiqd9
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.26549Please respect copyright.PENANAETNq9cwacE
26549Please respect copyright.PENANAQWPOWLZfx2
"Aduh sakit." Jerit Azril.26549Please respect copyright.PENANA7sbniZo20o
26549Please respect copyright.PENANAHuDewIgyHC
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.26549Please respect copyright.PENANA0eDoA6gPvG
26549Please respect copyright.PENANAjCbXVN9wki
Tab...26549Please respect copyright.PENANA0q9WQnMxj3
26549Please respect copyright.PENANA1En917Gz2H
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.26549Please respect copyright.PENANA6ekAXLwBUl
26549Please respect copyright.PENANAXACbQzJNCH
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.26549Please respect copyright.PENANAWITvarhPFn
26549Please respect copyright.PENANAsmMgfzeoqW
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.26549Please respect copyright.PENANAf5RFqutwed
26549Please respect copyright.PENANAhPGLnx7fvZ
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.26549Please respect copyright.PENANAh6dve1iBCh
26549Please respect copyright.PENANAYgqjepF411
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.26549Please respect copyright.PENANAFARKUzp0Lm
26549Please respect copyright.PENANAQwCfXGplu6
"Pergilah... Atau?"26549Please respect copyright.PENANAPbeFIObJo5
26549Please respect copyright.PENANAU0PPEeY8H5
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAZk8hocnhHa
26549Please respect copyright.PENANAfarusovnt2
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.26549Please respect copyright.PENANATokjfPCrcK
26549Please respect copyright.PENANAraQbwsIfdD
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.26549Please respect copyright.PENANA169Gls0Drm
26549Please respect copyright.PENANAAntNt4V0bx
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.26549Please respect copyright.PENANAygmCLD69f1
26549Please respect copyright.PENANAQv3qXNuwtk
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.26549Please respect copyright.PENANA27DEXlpOga
26549Please respect copyright.PENANAK0HURx4EVg
Buukk... Buuuk...26549Please respect copyright.PENANAeuAmbMToIg
26549Please respect copyright.PENANAs2aReMde7B
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.26549Please respect copyright.PENANArXgGFEfCDb
26549Please respect copyright.PENANAZrtxL4yh2X
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.26549Please respect copyright.PENANAyKvftU5nSG
26549Please respect copyright.PENANAVhPuk9oPgO
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.26549Please respect copyright.PENANAT3eZIq0HAx
26549Please respect copyright.PENANAciFCHQ5LHy
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.26549Please respect copyright.PENANAtPaGe8nI8q
26549Please respect copyright.PENANA9MMZD9jEmW
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.26549Please respect copyright.PENANA626feBZYQ7
26549Please respect copyright.PENANAe2RCzBtg6C
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.26549Please respect copyright.PENANAjPjCwcRF7g
26549Please respect copyright.PENANAwSjzVcvGDK
"Lo kenapa?"26549Please respect copyright.PENANA0qsGQtd0Bu
26549Please respect copyright.PENANAnGbtItJE2r
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAQdUJBfpC1L
26549Please respect copyright.PENANAfh03k9rv4o
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."26549Please respect copyright.PENANAeMNKk20vUM
26549Please respect copyright.PENANA90ffpH2uHE
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.26549Please respect copyright.PENANAZEwEfiDLat
26549Please respect copyright.PENANAu9gS8Ihbfq
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.26549Please respect copyright.PENANASkq63sVYvK
26549Please respect copyright.PENANAdxaNwUfT9i
"Gue gak sekuat Lo Ray."26549Please respect copyright.PENANAcMbT1E44JM
26549Please respect copyright.PENANAOxeBHCHiy9
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.26549Please respect copyright.PENANAPtVzN9QvF8
26549Please respect copyright.PENANAdL1HFNplQC
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."26549Please respect copyright.PENANADzW40jo5jk
26549Please respect copyright.PENANAI5bdfalkpM
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.26549Please respect copyright.PENANA5QAiX7boEV
26549Please respect copyright.PENANAdgrN5DocNV
*****26549Please respect copyright.PENANAfAV1PMwL46
26549Please respect copyright.PENANAs6AJkTdt4q
26549Please respect copyright.PENANAlUY4M5S3A9
26549Please respect copyright.PENANA4z1LQHYEiM
26549Please respect copyright.PENANAE8k244bInP
26549Please respect copyright.PENANAZFV97XCFCb
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.26549Please respect copyright.PENANAcXSsSsPzf2
26549Please respect copyright.PENANAiF9pBDkaex
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANATSuc71fM6o
26549Please respect copyright.PENANA570SKQCeP6
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.26549Please respect copyright.PENANA6UEFgBNAeA
26549Please respect copyright.PENANA439qbhwEn8
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANALL4MULB3hf
26549Please respect copyright.PENANANKPBWx0zxY
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANA7BDwTbU32o
26549Please respect copyright.PENANAoov8RW0v3l
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAFxKFD2PdJU
26549Please respect copyright.PENANA9RDHoOpZAQ
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAqiHBUVhCbh
26549Please respect copyright.PENANAMJTswcYqit
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANA1hEeIjehCq
26549Please respect copyright.PENANAPT8IApr2rq
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.26549Please respect copyright.PENANA5eBOSW5CtL
26549Please respect copyright.PENANATCG4G3QLov
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.26549Please respect copyright.PENANA15jWh1amNs
26549Please respect copyright.PENANAyjtb3QK1CN
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....26549Please respect copyright.PENANApx13Cestz1
26549Please respect copyright.PENANAwubfkhj1xy
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAEtoVkNimo3
26549Please respect copyright.PENANA8KmKFb8VB2
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.26549Please respect copyright.PENANASAk2nOr219
26549Please respect copyright.PENANAq7QxhSIzRl
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAaGfKB0xo4k
26549Please respect copyright.PENANA38sPkyqER9
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.26549Please respect copyright.PENANAjX6upE0Dgz
26549Please respect copyright.PENANAQxcKXWSQXa
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.26549Please respect copyright.PENANA04hxeVauHz
26549Please respect copyright.PENANAAqz82iPmFG
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAMkp6XKgvRL
26549Please respect copyright.PENANA9Ocy6samIA
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26549Please respect copyright.PENANAXSybLe0g9J
26549Please respect copyright.PENANAuY7rh3btwo
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26549Please respect copyright.PENANABz8Tpf0Sx4
26549Please respect copyright.PENANAOKl7qZtmdt
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.26549Please respect copyright.PENANAHUs3AYEKQ6
26549Please respect copyright.PENANAiRrK9ufXga
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAef24J2NIBD
26549Please respect copyright.PENANA6Vqoe2xMtW
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAfGcOEcDQZ2
26549Please respect copyright.PENANADuT0a2PZJc
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.26549Please respect copyright.PENANAL6pfCvMRmW
26549Please respect copyright.PENANAyhdK09IejA
"Oughkk..."26549Please respect copyright.PENANAA1evCmH0Gq
26549Please respect copyright.PENANA0EkqpjzlT3
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...26549Please respect copyright.PENANAYCW0TRj9uj
26549Please respect copyright.PENANAZl47qWJfvX
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.26549Please respect copyright.PENANA232eVvAEef
26549Please respect copyright.PENANAonLxETcnx5
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAexOYtmFt9d
26549Please respect copyright.PENANAKgfsPKBSVd
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.26549Please respect copyright.PENANANGAW5JgEoh
26549Please respect copyright.PENANAvPr4zwkmKl
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.26549Please respect copyright.PENANA3BHa4tdLzj
26549Please respect copyright.PENANAuzzWOrXZMx
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANALLeVjbZ4Rb
26549Please respect copyright.PENANAwD7KohxPKH
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANASepE9PsKNV
26549Please respect copyright.PENANAMcBNNLysEj
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.26549Please respect copyright.PENANAHSzENYbzTD
26549Please respect copyright.PENANA4MOIxE92iB
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.26549Please respect copyright.PENANAPWbnIvxhKe
26549Please respect copyright.PENANAvX4gFdpNFm
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."26549Please respect copyright.PENANAvjq5x77piC
26549Please respect copyright.PENANAVmUAPd4pwH
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.26549Please respect copyright.PENANADxxzHXwH2Y
26549Please respect copyright.PENANA3Y0vlIzQ3C
"Memek!"26549Please respect copyright.PENANANaBQeY6JDf
26549Please respect copyright.PENANAX49cxnMxsU
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAumMjTypPjD
26549Please respect copyright.PENANA7GZtanZSYJ
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAwzrkhkekyQ
26549Please respect copyright.PENANAj0wUWk7q1k
"Tapi sayakan murid Ustadza?"26549Please respect copyright.PENANACRQvBOsoEx
26549Please respect copyright.PENANAMP4MBJ8yPo
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.26549Please respect copyright.PENANAUj8NAC7ZUT
26549Please respect copyright.PENANAFCHdbjzsem
"Ada satu cara Ustadza?"26549Please respect copyright.PENANAFystXQgk0Z
26549Please respect copyright.PENANAamtSHplKuH
"Apa?"26549Please respect copyright.PENANAC2SsCbE4cS
26549Please respect copyright.PENANArXCBBkmxfG
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.26549Please respect copyright.PENANAvNbEnhy49U
26549Please respect copyright.PENANA4aiS8ClKgJ
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.26549Please respect copyright.PENANAQn0WQnBo5B
26549Please respect copyright.PENANA7o9opKUsX8
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAWmcdlesWO0
26549Please respect copyright.PENANAZixTJ3zitq
"Terimakasih sayang."26549Please respect copyright.PENANAne7RBITq72
26549Please respect copyright.PENANAhdla8aRf4X
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.26549Please respect copyright.PENANAGjkVQVI624
26549Please respect copyright.PENANAhOwBspaQJY
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.26549Please respect copyright.PENANAEtzIDOtY2P
26549Please respect copyright.PENANALBRYFZipgz
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.26549Please respect copyright.PENANAz2qfii1spK
26549Please respect copyright.PENANAkEwyrwOkcP
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAg6VUYZp7t9
26549Please respect copyright.PENANAEiqUyC7ywg
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAfuAbCpbzib
26549Please respect copyright.PENANAGfXihMm8WS
"Panggil saya Tuan."26549Please respect copyright.PENANAVk6TA40aNS
26549Please respect copyright.PENANAnDBfnajvCd
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAEP5K9NksaY
26549Please respect copyright.PENANAyXDPjYMwoi
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.26549Please respect copyright.PENANAALTN0cBBcV
26549Please respect copyright.PENANAXokhWR8UQR
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANASyWIqtUbge
26549Please respect copyright.PENANA0EFNMKugPT
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.26549Please respect copyright.PENANA55Kf9T4kDO
26549Please respect copyright.PENANAwXrxp4izLN
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.26549Please respect copyright.PENANAhhshMRZmKP
26549Please respect copyright.PENANAQfsOZWQi4i
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.26549Please respect copyright.PENANA2SVxEvlQ1d
26549Please respect copyright.PENANA9ih7G790tS
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.26549Please respect copyright.PENANApLNhGW64uP
26549Please respect copyright.PENANAAZpyuVZ7q6
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAUTnsRKTw4Y
26549Please respect copyright.PENANAIZjAz15BZ8
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.26549Please respect copyright.PENANAJztNzfqMWd
26549Please respect copyright.PENANAaD7f9HyaBr
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAiVEizpGzEU
26549Please respect copyright.PENANAPD2OM1aBZ6
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.26549Please respect copyright.PENANA0i9NwXXNLl
26549Please respect copyright.PENANAOYYlLoTFVu
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.26549Please respect copyright.PENANAs6tliPMfZW
26549Please respect copyright.PENANArxZRzXOHXb
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.26549Please respect copyright.PENANAigIKAF3lc7
26549Please respect copyright.PENANA3AmYqGOyAk
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.26549Please respect copyright.PENANAUMCqnSds2F
26549Please respect copyright.PENANAFMl5z5cunO
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26549Please respect copyright.PENANAc0rZPmhSLr
26549Please respect copyright.PENANAPOQ0tEuzJ7
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26549Please respect copyright.PENANASemQaeVp7L
26549Please respect copyright.PENANAecpKFv8Hon
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.26549Please respect copyright.PENANANXFIEvCYuC
26549Please respect copyright.PENANAe9WWzbxVvV
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.26549Please respect copyright.PENANAJpthv9FvNt
26549Please respect copyright.PENANALWO55hh8ko
"Saya keluaaar Ustadza."26549Please respect copyright.PENANAKnKQ2DKCCO
26549Please respect copyright.PENANAjbP5X5vzig
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.26549Please respect copyright.PENANAfhrYt6QrKp
26549Please respect copyright.PENANA7naVTxk7r3
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.26549Please respect copyright.PENANAJs5bFKbPuY
26549Please respect copyright.PENANAz1rqYrijrM
*****26549Please respect copyright.PENANAvy3OEbkXbV
26549Please respect copyright.PENANAGCEuySpuRw
26549Please respect copyright.PENANAoBGQFWpyQ5
26549Please respect copyright.PENANAy7KwxCu7PI
26549Please respect copyright.PENANAyF7K3r0GCR
26549Please respect copyright.PENANA4F5QqwzVAZ
26549Please respect copyright.PENANA0luPf3WMJA
26549Please respect copyright.PENANANoVL95Ldh4
"Astaghfirullah Azril."26549Please respect copyright.PENANAO6V37TJyqt
26549Please respect copyright.PENANAyyB6EIfo0n
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.26549Please respect copyright.PENANAMjSLQZM9eI
26549Please respect copyright.PENANA85Y9s6Uq9v
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.26549Please respect copyright.PENANAJFmz7kkf5p
26549Please respect copyright.PENANAuOBD0pqLv7
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.26549Please respect copyright.PENANA37NpgeDVa3
26549Please respect copyright.PENANA7qQr2KOExc
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.26549Please respect copyright.PENANAnAmXzANzGZ
26549Please respect copyright.PENANAmSIsMEpTF8
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.26549Please respect copyright.PENANAw9AXaUJ73K
26549Please respect copyright.PENANAb6CCCkEn2c
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.26549Please respect copyright.PENANAJLGewlGIJ4
26549Please respect copyright.PENANAsUOlZ3lCVC
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.26549Please respect copyright.PENANAv5VL9uRsBW
26549Please respect copyright.PENANACWvc6RM9ge
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.26549Please respect copyright.PENANAjExi6YeI9v
26549Please respect copyright.PENANAdWbid8tyhR
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.26549Please respect copyright.PENANAG1naXGrHir
26549Please respect copyright.PENANAaL2Qevto7o
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.26549Please respect copyright.PENANAbe2R8Ou3wx
26549Please respect copyright.PENANAIKB4cxYCin
"Iya Umi."26549Please respect copyright.PENANANf1t0ONL0Z
26549Please respect copyright.PENANAiSG1h6o4UZ
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.26549Please respect copyright.PENANATgYaplm69K
26549Please respect copyright.PENANAysiHG6lFqd
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.26549Please respect copyright.PENANAFNhwSRefaF
26549Please respect copyright.PENANAMd18s9h5hI
"Biar kamu jera." Cetus Laras.26549Please respect copyright.PENANA4I34O4sNlW
26549Please respect copyright.PENANALfRTFHfmO9
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.26549Please respect copyright.PENANAHiWjALUPMM
26549Please respect copyright.PENANAW0xLxH7yg5
"Siapa suruh kamu bandel."26549Please respect copyright.PENANARqYORl4soa
26549Please respect copyright.PENANAtTlqI3FbED
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.26549Please respect copyright.PENANAxacUUtYYM1
26549Please respect copyright.PENANARmfljxIIp9
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.26549Please respect copyright.PENANAtBCIzdsVLn
26549Please respect copyright.PENANAFuD5dOsHwy
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.26549Please respect copyright.PENANA4idvjkean2
26549Please respect copyright.PENANAmaBUDSqK5W
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.26549Please respect copyright.PENANArp0wr4vS9s
26549Please respect copyright.PENANADDGHSlt2ID
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.26549Please respect copyright.PENANAY2OJhHkmvQ
26549Please respect copyright.PENANABluAMYSNa8
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.26549Please respect copyright.PENANAuVfmUaJ5Wg
26549Please respect copyright.PENANA085gE7U0DC
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.26549Please respect copyright.PENANA6WMjU0xT1z
26549Please respect copyright.PENANA8VkiaBmscl
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.26549Please respect copyright.PENANADg0EQsi4vp
26549Please respect copyright.PENANAwCexbsuJyh
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.26549Please respect copyright.PENANAXw1kOdidbT
26549Please respect copyright.PENANAnOM7LuL3CR
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.26549Please respect copyright.PENANAsLuOslbia4
26549Please respect copyright.PENANAGL7GzM1BoE
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.26549Please respect copyright.PENANAwApp5GUGve
26549Please respect copyright.PENANAtLB75kxBqI
Plaaakk...26549Please respect copyright.PENANAYy8T5q5qht
26549Please respect copyright.PENANAdgmChYWKdy
"Aaauuww..." Jerit Azril.26549Please respect copyright.PENANAuKGmQ4Kvsd
26549Please respect copyright.PENANAPgAWrG4uza
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.26549Please respect copyright.PENANAlxMrF13LmT
26549Please respect copyright.PENANAw8TbvnBjM7
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.26549Please respect copyright.PENANAclpFhdyV3S
26549Please respect copyright.PENANA0yAWzTNiOg
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.26549Please respect copyright.PENANAp44W4iMxeq
26549Please respect copyright.PENANAVM1fcQvNWK
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26549Please respect copyright.PENANAsmYwxVtTpd
26549Please respect copyright.PENANACGCux4FFos
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.26549Please respect copyright.PENANA8Yb2pQufgk
26549Please respect copyright.PENANAqbFVmu5947
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26549Please respect copyright.PENANAHRcmQ7fEBp
26549Please respect copyright.PENANA5G3yJzMtCE
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.26549Please respect copyright.PENANA8SNFCX6NZ3
26549Please respect copyright.PENANAbc9gAMYRcG
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.26549Please respect copyright.PENANAb3CDZqkK36
26549Please respect copyright.PENANA29kQvxWoqo
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.26549Please respect copyright.PENANAiHtZCGDUaq
26549Please respect copyright.PENANA3WD39CdxHr
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.26549Please respect copyright.PENANAhc4S8yLJ7c
26549Please respect copyright.PENANAY5IqMQv9a0
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.26549Please respect copyright.PENANArq3y5coNXx
26549Please respect copyright.PENANAEcJ0VyLwK2
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.26549Please respect copyright.PENANALVHj34Xmrw
26549Please respect copyright.PENANAihBGVveVLM
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.26549Please respect copyright.PENANA3tEhzjym2O
26549Please respect copyright.PENANATjKaAkl94U
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.26549Please respect copyright.PENANAKQRWgBHXoZ
26549Please respect copyright.PENANAcyvwu6g7k0
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.26549Please respect copyright.PENANAvpShXqfVnX
26549Please respect copyright.PENANAc5KyGiemKF
"Umi juga sayang Azril."26549Please respect copyright.PENANAC9AjsOUGXk
26549Please respect copyright.PENANAQBJabIJx7L
*****26549Please respect copyright.PENANAlpBEwsjrBw