Jumat pagi, seperti biasanya anak-anak pesantren Al-tauhid memiliki jadwal rutin olahraga, biasanya di mulai dengan lari meraton mengelilingi pondok pesantren, baik itu para santri maupun santriwati. Biasanya mereka memanfaatkan lari pagi untuk cuci mata, menurut istilah yang biasa mereka gunakan untuk melihat lawan jenis.23967Please respect copyright.PENANAje1yWVJQJF
23967Please respect copyright.PENANAn7DTqp5S1S
Doni, Nico, Rayhan dan Azril lari beriringan, mereka tampak sibuk membahas persiapan mereka nanti sehabis shalat Jum'at. Ketegangan jelas sekali terlihat dari wajah mereka.23967Please respect copyright.PENANAO9MQpCfuKM
23967Please respect copyright.PENANABY8QW2WjGZ
"Nanti kita berkumpul di lapangan jam 2 siang." Ujar Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAs4wBQdVxFY
23967Please respect copyright.PENANAi8UNxfWHOx
Mereka bertiga mengangguk setuju. "Gue harap nanti tidak sampai terlambat, yang pasti gue harus ngajak anak-anak lainnya." Ujar Doni.23967Please respect copyright.PENANATIZdDtlz5J
23967Please respect copyright.PENANAJh3TWPLLOg
"Gue percaya sama Lo." Ujar Rayhan tersenyum.23967Please respect copyright.PENANAbabU6n5Ry4
23967Please respect copyright.PENANAEUPEuYLWDR
"Gue udah gak sabar!" Nico mengepal tangannya dengan erat.23967Please respect copyright.PENANAqC9cu8WyTm
23967Please respect copyright.PENANAFghBF80Fou
"Awas aja Lo kalau nanti sampai kabur." Ujar Doni, sembari meninju pundak Nico.23967Please respect copyright.PENANAWRQ5BRix51
23967Please respect copyright.PENANA10LS1SB5JR
"Eits... Jangan pernah meragukan gue kawan." Kata Nico yakin.23967Please respect copyright.PENANAWbif8S6fFC
23967Please respect copyright.PENANAwrna3jbpPA
Rayhan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Gue percaya sama kalian semua! Terimakasih sudah mendukung gue, dan maaf karena harus melibatkan kalian." Rayhan menatap ketiga sahabatnya secara bersamaan.23967Please respect copyright.PENANADs7RBZzSey
23967Please respect copyright.PENANAriRWE3MSWz
"Santai aja mas Bro."23967Please respect copyright.PENANA8cN69gCB7W
23967Please respect copyright.PENANAhjgLcBE5se
"Kayak sama siapa aja Lo Anjing!" Nico menerjang paha Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAKu72K0mZ8j
23967Please respect copyright.PENANAuzjST4E4zd
Rayhan meringis kesal. "Bangke, sakit bego." Protes Rayhan, saat ia ingin hendak membalas, Nico sudah berlalu kabur dari ketiga temannya sembari tertawa.23967Please respect copyright.PENANAaLlNNrLojY
23967Please respect copyright.PENANA4iC0o8CD48
Doni ikut terkekeh melihat tingkah laku kedua sahabatnya yang terkadang memang lucu.23967Please respect copyright.PENANAoL8j1CHl5M
23967Please respect copyright.PENANAcQK5rsGJJN
Sementara Azril memilih diam, ia merasa sangat bersalah terhadap sahabatnya, sementara dirinya tidak bisa membantu apapun untuk perkelahian nanti. Ia ragu kalau tenaganya bisa berguna untuk teman-temannya nanti, yang ada ia hanya akan menjadi beban buat mereka bertiga.23967Please respect copyright.PENANAvH4ghxaXKn
23967Please respect copyright.PENANAwh0BjmonHx
Rayhan yang mengerti perasaan Azril, meminta Azril untuk tetap tenang, dan yakin kalau semuanya akan baik-baik saja.23967Please respect copyright.PENANAjIUjMGofkw
23967Please respect copyright.PENANAAbe4ZCCFTm
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, Doni dan Nico kembali ke asrama, sementara Azril dan Rayhan memutuskan untuk pulang, padahal biasanya sehabis lari pagi mereka akan bermain bola sebentar sebelum pulang dan bersiap-siap untuk shalat Jum'at.23967Please respect copyright.PENANAPlLySOhmAj
23967Please respect copyright.PENANArOlU8X8CAw
Setelah mereka berpisah, ternyata Rayhan tidak benar-benar pulang ke rumah, ia mampir terlebih dahulu ke rumah Ustadza Dewi. Ia mengetuk beberapa kali pintu rumah Ustadza Dewi, tapi tidak ada yang menjawab.23967Please respect copyright.PENANAiPxD9BsNhn
23967Please respect copyright.PENANABhru2TEdj2
Ketika ia mulai berfikir untuk pulang, tiba-tiba rumah Ustadza Dewi terbuka.23967Please respect copyright.PENANA47vfJDVTQL
23967Please respect copyright.PENANA90Xc1slrLN
"Kak Rayhan." Sapa Nikita.23967Please respect copyright.PENANApY3inFa6aZ
23967Please respect copyright.PENANAdmIkC8oDy0
Rayhan tersenyum kearah gadis cantik yang masih memakai pakaian olahraga "Ustadza Dewi ada?" Tanya Rayhan kepada Nikita anaknya Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAg7eP0fbrIi
23967Please respect copyright.PENANAmZc5oViRh3
"Belum pulang! Mungkin sebentar lagi pulang, masuk aja dulu Kak." Ajak Nikita.23967Please respect copyright.PENANAY9iULliK5t
23967Please respect copyright.PENANAWiMCsvbLr5
"Terimakasih." Jawab Rayhan.23967Please respect copyright.PENANA4HlORGzW3T
23967Please respect copyright.PENANACkIrQSMJaX
Nikita mempersilahkan Rayhan duduk, kemudian ia ke belakang untuk membuatkan minuman. Entah kenapa detak jantung Nikita berdetak lebih cepat dari biasanya, ia merasa ada getaran-getaran cinta yang tak terkendali. Entah semenjak kapan gadis lugu itu menyukai Rayhan. Tapi yang pasti gadis cantik itu tidak bisa mengendalikan perasaannya saat ini.23967Please respect copyright.PENANAqjHgeNOiQk
23967Please respect copyright.PENANAU69bdcfLd0
Selesai membuat minuman, ia kembali sembari membawa minuman tersebut kepada Rayhan.23967Please respect copyright.PENANALiaiJh2Kcp
23967Please respect copyright.PENANADoNkxV7C2v
Senyuman indah terukir di bibir Rayhan, membuat anak remaja berusia belasan tahun itu tampak semakin salah tingkah, bahkan gelas yang ada di tangannya tampak gemetar ketika ia hendak meletakkannya keatas meja.23967Please respect copyright.PENANAxQgCxTbmtA
23967Please respect copyright.PENANA5syUWiX4yy
"Terimakasih." Lirih Rayhan, ia menyambut gelas di tangan Nikita sebelum tumpah.23967Please respect copyright.PENANA0qIBNBSbAy
23967Please respect copyright.PENANA0wvTCCyPaL
Nikita menggigit bibirnya, menatap sayu kearah Rayhan. "Sama-sama Kak." Jawab Nikita, ia duduk dengan tidak tenang di samping Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAr7bDmA7I5R
23967Please respect copyright.PENANAOwTToRREK4
"Ehmmpsss... Ini enak sekali, manis... Sama seperti Nikita." Aku Rayhan setelah mencicipi teh buatan Nikita yang memang terasa pas manisnya di lidah Rayhan. Pujian Rayhan tertanyata membuat gadis lugu di hadapannya merona merah.23967Please respect copyright.PENANAuSzfMHXI7M
23967Please respect copyright.PENANAoaAwv8NAv7
Sebagai anak gadis yang cantik, tentu Nikita sudah terbiasa mendapatkan pujian seperti itu. Hanya saja terasa berbeda ketika sosok Rayhan yang memuji dirinya.23967Please respect copyright.PENANAhzp1Nj8poB
23967Please respect copyright.PENANACavUIp3VoT
Gelagat Nikita yang salah tingkah membuat Rayhan ingin menggoda anak Ustadza Dewi lebih jauh lagi. Ia menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan Nikita, ia sengaja menempelkan lututnya ke lutut Nikita, membuat gadis itu tampak makin salah tingkah.23967Please respect copyright.PENANA8Q5YuUUqt0
23967Please respect copyright.PENANAdNrzmmb34u
Berulang kali Nikita memperbaiki posisi jilbabnya, walaupun tidak ada yang salah dengan posisi jilbabnya.23967Please respect copyright.PENANAxZfTrQwCVx
23967Please respect copyright.PENANAOjw8NByFqZ
"Ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?" Tanya Rayhan, ia sedikit membungkukkan badannya dan menatap wajah cantik Nikita yang bersemu merah.23967Please respect copyright.PENANAmTcOeLRBAP
23967Please respect copyright.PENANA3ZB5GScebs
Nikita meremas-remas jemarinya. "Be-belum Kak! Kan katanya gak boleh pacaran." Ujar Nikita, walaupun di dalam hatinya kalau ia ingin sekali berpacaran dengan pemuda yang duduk di sampingnya saat ini.23967Please respect copyright.PENANAtO4YUucQqV
23967Please respect copyright.PENANAdSqBr7wJg5
"Yang bener... Alasan tuh." Goda Rayhan.23967Please respect copyright.PENANARlx7Al1yYm
23967Please respect copyright.PENANAkGwM9WbIRE
Reflek Nikita memegang lengan Rayhan. "Ih... Beneran Kak! Nikita gak pernah pacaran." Aku Nikita, ia memang berkata jujur apa adanya.23967Please respect copyright.PENANAcQtlsAHe4p
23967Please respect copyright.PENANAQteMfpjhLN
Rayhan meraih tangan Nikita, ia menggenggam tangan Nikita dengan erat. Getaran-getaran syahwat yang di timbulkan oleh sentuhan Rayhan, membuat gadis lugu itu makin bertambah salah tingkah. Sebagai santri tentu saja Nikita sadar, kalau hukumnya haram ketika seorang wanita bersentuhan dengan seorang pria.23967Please respect copyright.PENANAQpwVDk7upD
23967Please respect copyright.PENANAF4ZI1iu3ln
Tapi kharisma Rayhan, membuat Nikita tak berdaya, ia membiarkan jemari halusnya berada di dalam genggaman seorang pria yang bukan muhrimnya.23967Please respect copyright.PENANAXTwidujite
23967Please respect copyright.PENANAHlPL6G4R3P
Jantung Nikita rasanya mau meledak sanking kencangnya memompa darahnya. Adrenalin Nikita kian terpacu ketika Rayhan membelai wajah cantik Nikita yang kian merona merah, baru kali ini ada sosok pria yang menyentuh wajahnya, membuatnya makin salah tingkah.23967Please respect copyright.PENANAvZMXSGcw4t
23967Please respect copyright.PENANAlqq5H152se
Tapi saat ketika bibir mereka hampir bertemu, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam rumah.23967Please respect copyright.PENANAkKQOx5OP67
23967Please respect copyright.PENANA57kaA7xtOU
"Loh ada Rayhan." Kaget Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANALYkmDSK9jt
23967Please respect copyright.PENANASrLt5kHxrG
Pemuda itu tersenyum kearah Ustadza Dewi. "Dari mana Ustadza?" Tanya Rayhan hanya sekedar berbasa-basi. Ia menghampiri Ustadza Dewi yang tengah menenteng beberapa kantong kresek di tangannya.23967Please respect copyright.PENANAZSx5Fv4zFV
23967Please respect copyright.PENANA358Sq3IgsH
"Biasa, dari pasar."23967Please respect copyright.PENANAoFQDKQ6qkW
23967Please respect copyright.PENANANA5b8NSmoT
Rayhan mengambil kantong kresek yang ada di tangan Ustadza Dewi. "Sini biar aku bantuin Ustadza, mau di bawak kemana Ustadza?" Tanya Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAbf8C1Y4jEM
23967Please respect copyright.PENANASguvnVvTUw
"Ke belakang, dapur." Jawab Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAB6aIW0w712
23967Please respect copyright.PENANAEFtPFcOjLR
Nikita yang tadi sempat terbawa suasana kini telah benar-benar kembali ke dunianya. Ia menghampiri Rayhan dan Ibunya yang tengah mengobrol ringan. "Umi, aku ke asrama teman dulu ya." Pamit Nikita.23967Please respect copyright.PENANAbglVgHRmkK
23967Please respect copyright.PENANAbWbGeW0Xjp
"Sebelum Jumat sudah pulang ya." Ujar Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANA1JRErYTF9L
23967Please respect copyright.PENANAQP4b5QGaiU
Nikita menyalimi Ustadza Dewi dan Rayhan. "Aku pergi dulu ya Mi, Kak... Assalamualaikum." Salam Nikita sembari keluar dari dalam rumahnya.23967Please respect copyright.PENANA36AkXTx9TI
23967Please respect copyright.PENANAqOvDzMBdDP
"Waalaikumsalam!" Jawab mereka serempak.23967Please respect copyright.PENANA90I49mhFwL
23967Please respect copyright.PENANAZWJ3LCXOSO
Rayhan segera membawa beberapa kantong keresek tersebut ke dapur. Ia meletakan kantong tersebut diatas meja dapur. Sementara Ustadza Dewi menata barang belanjaannya.23967Please respect copyright.PENANAYxDfPCdEKO
23967Please respect copyright.PENANAWc0jZhvkm3
Selagi Ustadza Dewi menata barang belanjaannya, mata Rayhan tak berkedip memandangi lekuk tubuh Ustadza Dewi yang terlihat semakin berisi dari hari ke hari, membuat kontolnya telah ireksi maksimal. Apa lagi tadi ia gagal menggoda Nikita anak dari Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAypeVa3Z2kd
23967Please respect copyright.PENANATlIReeEPrg
Rayhan memeluk tubuh sintal Ustadza Dewi dari belakang, hidungnya mengendus-endus leher Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAbBz98pBY6f
23967Please respect copyright.PENANAnwrOoLBfkx
"Rayhan... Engkk... Geli ah..." Geliat manja Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAUlYkK7kUZy
23967Please respect copyright.PENANADj77Sq2atK
Tangan Rayhan turun ke selangkangan Ustadza Dewi. Ia memijit memek Ustadza Dewi dari luar gamisnya. "Aku kangen sama Ustadza." Bisik Rayhan. Tangan satunya lagi meraih payudara Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAZm152i43Jv
23967Please respect copyright.PENANADd1xojeh0G
"Eehmpps... Ray! Aahkk... Kamu kangen sama Ustadza apa sama anak Ustadza." Lirih Ustadza Dewi yang mulai terbakar api birahi.23967Please respect copyright.PENANA58gjiDVRat
23967Please respect copyright.PENANAITR060axNn
"Ustadza tadi lihat?"23967Please respect copyright.PENANAsx0c170fbW
23967Please respect copyright.PENANABi3TOiz48Z
Wanita cantik itu memutar tubuhnya menghadap kearah Rayhan. "Tentu saja... Kamu hampir mencium bibirnya." Rajuk Ustadza Dewi, sembari membelai kontol Rayhan yang tengah ireksi sempurna.23967Please respect copyright.PENANA7qcbLA2TXc
23967Please respect copyright.PENANAwe9qGQqGgX
"Hisap kontolku Ustadza." Perintah Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAq99lW0uWiP
23967Please respect copyright.PENANAjtKfRWL5xS
Tubuh Ustadza Dewi merosot kebawah, ia menarik celana training yang di kenakan Rayhan berikut dengan celana dalamnya. "Gak dapat anaknya, ibunya yang di embat." Rutuk Ustadza Dewi, tapi ia tidak bersungguh-sungguh dan Rayhan tentu menyadarinya.23967Please respect copyright.PENANASUCgDuJtY1
23967Please respect copyright.PENANAZ4cr1ju9mD
Jemari lembut Ustadza Dewi membelai batang kemaluan Rayhan, ia mengocok kontolnya dengan perlahan sembari mengecup mesrah kepala kontol Rayhan.23967Please respect copyright.PENANA4TM2qpnBxA
23967Please respect copyright.PENANA5Ym6DnKYz0
Tubuh Rayhan menegang, merasakan desiran nikmat di kemaluannya. Apa lagi ketika Ustadza Dewi melahap habis kontolnya ke dalam mulutnya. Dengan gerakan teratur, kepala Ustadza Dewi maju mundur, di kombinasikan dengan jilatan di kepala kontolnya.23967Please respect copyright.PENANAMvK10JGkpA
23967Please respect copyright.PENANAdOm5lO1y3q
Rayhan membelai kepala Ustadza Dewi yang terbungkus jilbab syar'i berwarna coklat muda.23967Please respect copyright.PENANAttdAGzaDnU
23967Please respect copyright.PENANAzyNV90RQZT
"Oughkk... Enak sekali Ustadza." Racau Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAxEYusnyTL8
23967Please respect copyright.PENANAgUXUIc3DoI
Lidah Ustadza Dewi menari-nari di lobang kencing Rayhan. "Mulut Nikita sepertinya lebih nikmat." Goda Ustadza Dewi, dia mengarahkan mulutnya kearah kantung pelir Rayhan dan menghisapnya dengan lembut.23967Please respect copyright.PENANAmKLhMdn7j0
23967Please respect copyright.PENANA2JEVwvsa9n
"Ssstt... Kalau begitu aku akan memintanya." Lirih Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAiGaxUHLo51
23967Please respect copyright.PENANAjQGThugoGB
"Coba saja, kalau kamu mampu." Tantang Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAqVqYVkI62g
23967Please respect copyright.PENANAEbLVoT53ms
Dia menarik tangan Ustadza Dewi agar wanita cantik itu berdiri, ia memeluk mesrah Ustadza Dewi, seakan wanita yang harusnya ia hormati itu adalah kekasihnya. Bibirnya memanggut mesrah bibir Ustadza Dewi, lidahnya bermain bagaikan ular membelit lidah Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAOAcRioxOnc
23967Please respect copyright.PENANA4fQ3xK8EpN
Sembari berciuman tangannya menarik keatas bagian bawah gamis Ustadza Dewi. Kedua telapak tangannya meremas-remas pantat Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANACFNyGH61tZ
23967Please respect copyright.PENANA9znkTA8laO
Setelah puas menjamah pantat Ustadza Dewi, Rayhan mengangkat tubuh Ustadza Dewi dan mendudukinya di atas meja dapur. Rayhan membuka bagian atas gamis Ustadza Dewi berikut dengan bra-nya. Membiarkan payudaranya yang indah terbebas dari belenggu kain yang menutupinya.23967Please respect copyright.PENANA1kAzqXjOc2
23967Please respect copyright.PENANAIxKFifKLaW
"Wow... Indah sekali! Apa punya Nikita seindah ini?" Goda Rayhan, dia memilin puting Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAXD6m3kM0Kh
23967Please respect copyright.PENANAhfjvmVmcpz
Ustadza mendesah nikmat. "Tentu saja... Aahkk... Payudara Nikita sangat ranum, walaupun tidak sebesar punya Ustadza, kamu mau? Hihihi...." Aku Ustadza Dewi. Dia mendekap kepala Rayhan, meminta pemuda itu menghisap payudaranya.23967Please respect copyright.PENANAYvSGkVWxgG
23967Please respect copyright.PENANAj1Ge7FaA0a
"Aku tidak sabar untuk melihatnya langsung." Seloroh Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAcyk0sZn41q
23967Please respect copyright.PENANA3h9657biJM
Pemuda itu membenamkan wajahnya diantara payudara Ustadza Dewi. Secara bergantian ia menghisap payudara Ustadza Dewi, lidahnya mengitari aurola puting payudara Ustadza Dewi, menyentilnya dengan gemas, hingga menghisapnya dengan kuat.23967Please respect copyright.PENANAqbeLjYOWAj
23967Please respect copyright.PENANAtoX4jS1fSA
Tubuh Ustadza Dewi menggelinjang, ia merasa seakan di sentrum oleh ribuan volt.23967Please respect copyright.PENANAnM7MgLBXta
23967Please respect copyright.PENANArNANRtedj4
Jemari Rayhan menyusup masuk ke dalam gamis Ustadza Dewi, ia menemukan dalaman Ustadza Dewi yang sudah sangat basah karena precumnya.23967Please respect copyright.PENANACVxSGnfmZR
23967Please respect copyright.PENANAfZVoAPKGG7
"Sudah basah sekali." Goda Rayhan.23967Please respect copyright.PENANA2OpKmim3qL
23967Please respect copyright.PENANAhDS2VhnDo7
Dewi menarik lepas gamisnya, lalu dia menaikan satu kakinya dan menyibakkan celana dalamnya.23967Please respect copyright.PENANAAs40gmys8T
23967Please respect copyright.PENANAkPxS5Ma6o3
Tampak bibir kemaluan Ustadza Dewi yang kemerah-merahan telah sangat basah, mengundang Rayhan untuk segera mencicipi lendir tersebut.23967Please respect copyright.PENANAfqJ2abuYEA
23967Please respect copyright.PENANAHRJjQLQUBI
Rayhan berlutut di depan selangkangan Ustadza Dewi yang terbuka lebar. "Wow... Aku tidak pernah bosan melihatnya Ustadza!" Puji Rayhan, dia membelai bibir kemaluan Ustadza Dewi dengan seksama.23967Please respect copyright.PENANAParJgFm2cz
23967Please respect copyright.PENANA0JswsKPKjk
"Aku tau itu sayang." Goda Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANApwALJcbT30
23967Please respect copyright.PENANAzzXr4IL9NY
Perlahan Rayhan menciumi sepasang paha mulus Ustadza Dewi secara bergantian. Perlahan mulai menuju bibir kemaluannya, lidahnya terjulur menjilati bibir kemaluan Ustadza Dewi yang mengeluarkan aroma yang memabukkan, membuat birahi Rayhan makin tinggi.23967Please respect copyright.PENANAvQDnOuzudt
23967Please respect copyright.PENANACRXDYXCDEv
Rasa asin di ujung lidahnya membuat Rayhan makin bersemangat mengorek-ngorek memek Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAf3bAO3X7VB
23967Please respect copyright.PENANA71qIrnZ2yX
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss...23967Please respect copyright.PENANAgHe5bSkdZb
23967Please respect copyright.PENANA0cQYzJ3Mc3
"Oughkk... Ray! Enak sekali." Racau Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANA9PBAtjcb1C
23967Please respect copyright.PENANAcKeIp48WUN
Kedua pahanya menjepit wajah Rayhan, sementara kedua tangannya menekan wajah Rayhan agar semakin tenggelam ke dalam lembah memeknya.23967Please respect copyright.PENANAPyWaWcUOwP
23967Please respect copyright.PENANAsM9y4AIclu
Tidak lama kemudian tubuh Ustadza Dewi melejang-lejang menandakan kalau wanita cantik tersebut baru saja mencapai puncaknya. Ia merasa cairan cintanya keluar begitu banyak, dan tanpa rasa jijik Rayhan menelannya.23967Please respect copyright.PENANAeYMrPzzPWu
23967Please respect copyright.PENANAPpcQAYhZiP
"Segar sekali rasanya." Ujar Rayhan.23967Please respect copyright.PENANACQdtjExC5y
23967Please respect copyright.PENANA5XJFdFN7oQ
Ustadza Dewi menatap sayu kearah Rayhan, dia sedikit mengangkat pantatnya ketika Rayhan melepas celana dalamnya. Kedua tangannya dengan manja memeluk leher Rayhan, dan membiarkan pemuda itu kembali melumat bibirnya sembari meremas teteknya.23967Please respect copyright.PENANA3yFueuks2h
23967Please respect copyright.PENANAfTNJOmeUrv
Tangan kanan Ustadza Dewi meraih batang kemaluan Rayhan, dia mengarahkan kontol Rayhan tepat di depan pintu masuk lobang memeknya.23967Please respect copyright.PENANAFJbaB1f1QJ
23967Please respect copyright.PENANAiwWz87g7Uj
Dengan satu kali dorongan kontol Rayhan amblas ke dalam memek Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAbCWq6WtIoI
23967Please respect copyright.PENANAVw6faKiiei
"Oughkk... Terus Ray! Aahkk... Entotin Ustadza." Racau Ustadza Dewi, ketika Rayhan mulai menggerakan pinggulnya maju mundur menusuk lobang memeknya.23967Please respect copyright.PENANA7gE0K4gozN
23967Please respect copyright.PENANAQbBZLK5I0R
Sembari menopang kedua kaki jenjang Ustadza Dewi, Rayhan memacu kontolnya semakin lama semakin cepat, kian cepat dan makin cepat, hingga menimbulkan suara benturan kelamin mereka berdua yang terdengar bagaikan melodi erotis yang kian membangkitkan birahi mereka berdua.23967Please respect copyright.PENANAqCxqlExjhH
23967Please respect copyright.PENANAUuQhKir02X
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...23967Please respect copyright.PENANApVZgS1NzF9
23967Please respect copyright.PENANA8oH0iHkZ5I
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...23967Please respect copyright.PENANAV4PsADyMof
23967Please respect copyright.PENANAqR1bMWCfoN
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...23967Please respect copyright.PENANAvrmK9VWfnV
23967Please respect copyright.PENANAhIkm1kltWQ
Lobang memek Ustadza Dewi yang sudah sangat licin memudahkan Rayhan memacu birahinya. Sembari menyodorkan kontolnya yang besar ke dalam memek Ustadza Dewi, mulut Rayhan sibuk menstimulasi payudara Ustadza Dewi yang sangat ranum.23967Please respect copyright.PENANAWfYxJazXCq
23967Please respect copyright.PENANAxKnf9XuABG
Tubuh Ustadza tersentak-sentak, ketika ia hampir kembali mendapatkan orgasmenya Rayhan segera mencabut kontolnya dari dalam memek Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAQgDY6H7yM3
23967Please respect copyright.PENANAOaikKNDCT5
"Ganti gaya Ustadza." Pinta Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAtWFCPxryu2
23967Please respect copyright.PENANAtBtuvDlKlE
Dia menurunkan Ustadza Dewi dan memposisikan Ustadza Dewi dengan pose membelakanginya. Plaaakk.... Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pantat Ustadza Dewi yang tampak bergetar.23967Please respect copyright.PENANA6h4P1cJe9d
23967Please respect copyright.PENANAzfE0BRr3y2
Jarinya membuka cela pipi pantat Ustadza Dewi, ia menggesekkan kontolnya di bibir memek Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAmeEypf13It
23967Please respect copyright.PENANACJLcla1VgF
"Masukan lagi Ray!" Mohon Ustadza Dewi.23967Please respect copyright.PENANAHmgpKaioDV
23967Please respect copyright.PENANAogwXJviMK4
Untuk kedua kalinya batang kemaluan Rayhan menjelajahi rongga memek Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan mencengkram erat pinggul Ustadza Dewi, selagi kontolnya bergerak maju mundur dengan cepat, menikmati jepitan hangat dan legit dari dalam memek Ustadza Dewi yang sudah berulang kali merenggut kenikmatan bersamanya.23967Please respect copyright.PENANA1qHn1lnLk3
23967Please respect copyright.PENANAc4jR5pQXCO
*****23967Please respect copyright.PENANAHZbOxlsYQn
23967Please respect copyright.PENANAQhd0HAmA2E
Sehabis shalat Jum'at, seperti yang sudah di janjikan Rayhan, Doni dan Azril sudah berada di lapangan kosong yang berada tak jauh dari danau. Gulungan debu berterbangan di tiup angin gersang yang membuat kulit terasa kering, belum lagi terik matahari yang begitu panas, seakan tidak menyurutkan langkah mereka.23967Please respect copyright.PENANAn4PKZlWLk2
23967Please respect copyright.PENANAhn7gJmyLWz
Hamka berdiri dengan senyum culasnya bersama teman-teman dari asramanya yang berjumlah belasan orang. Ia sangat yakin bisa membuat Rayhan berlutut di hadapannya hari ini.23967Please respect copyright.PENANAQiBiT3m4Ut
23967Please respect copyright.PENANA5PWVBKj2PI
Sementara itu, di sekeliling lapangan puluhan santri berdiri tidak sabar melihat perkelahian antara Rayhan dan Hamka. Bahkan mereka tidak sabar untuk menantikan perkelahian mereka berdua, menjadi sebuah tawuran yang besar, bahkan beberapa dari mereka sampai memasang taruhan.23967Please respect copyright.PENANA8X7phzSGgG
23967Please respect copyright.PENANArruWkvF2Qf
"Mulai dong." Pekik salah satu Santri yang mulai tak sabar.23967Please respect copyright.PENANAXaWJzE6Ae6
23967Please respect copyright.PENANAdX3zpqClmC
Hamka dengan kepercayaan tinggi maju ke tengah lapangan, ia mengepal dan mengurut-ngurut kepalan tangannya, tak sabar ingin meremukkan wajah Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAegoMxxqp0v
23967Please respect copyright.PENANAAQ3xQ6b2LL
Sementara itu, Nico dan Azril tampak begitu khawatir, berbeda dengan Rayhan yang terlihat lebih tenang.23967Please respect copyright.PENANApGT4F1ZxZl
23967Please respect copyright.PENANAjK8xS8E3Ua
"Gue maju." Ujar Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAmnZEi7geY9
23967Please respect copyright.PENANAZR1nyoiBjG
Nico menggelengkan kepalanya sembari mendengus kesal. "Tai, kemana tuh orang." Geram Nico, yang sedari tadi mencoba mencari sosok Doni.23967Please respect copyright.PENANAVVPZ88qPXn
23967Please respect copyright.PENANAJstqBQhsMO
"Takut mungkin." Geram Azril tidak kalah kesalnya.23967Please respect copyright.PENANAln0d49Ecsy
23967Please respect copyright.PENANATPj0uLJ0Qm
Nico menyeringai, ia berjanji di dalam hati akan menghajar Doni kalau anak itu tidak juga datang.23967Please respect copyright.PENANASWEG0OC3u5
23967Please respect copyright.PENANAgNakLuFRRM
Ia mengalihkan pandangannya ketengah lapangan, Rayhan dan Hamka berdiri berhadap-hadapan. Mereka saling menatap, mengintimidasi satu sama lainnya. Terlihat sekali dari tatapan Hamka kalau ia ingin melumat habis Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAGrqmVl4As1
23967Please respect copyright.PENANARN1Wkh3Aw6
"Anjiiiing..." Teriak Hamka.23967Please respect copyright.PENANAscVgHjKqAv
23967Please respect copyright.PENANAMl6Mo1NSFz
Kepalan tinjunya melesat kearah wajah Rayhan, yang tidak bisa di tangkis Rayhan sehingga pukulan Hamka telak mengenai wajahnya. Hamka menyeringai, ia kembali mendekat dan melayangkan pukulannya, tapi kali ini Rayhan berhasil menghindari pukulan Hamka di wajahnya, ia bergeser ke kiri kesamping Hamka.23967Please respect copyright.PENANAdydDC02yr9
23967Please respect copyright.PENANAeHu9RxmCfu
Tidak mau kehilangan momen, Hamka melayangkan tendangan ke udara dan dengan cepat Rayhan menangkis menggunakan kedua lengannya.23967Please respect copyright.PENANA0vSU8EGIiZ
23967Please respect copyright.PENANAv5YnZg7Ibe
Rayhan mulai terdesak, membuat penonton semakin kencang bersorak meminta Hamka segera menghajar Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAqlE1CMBVQX
23967Please respect copyright.PENANAXnusF97Hyn
Pukulan kombinasi yang di lancarkan Hamka beberapa bisa di tangkis Rayhan, tapi beberapa kali juga Rayhan harus menerima bogem mentah di wajahnya. Rayhan mencoba membalas sesekali, tapi posisinya yang terpojok tidak bisa berbuat banyak.23967Please respect copyright.PENANAofSyUmUqux
23967Please respect copyright.PENANAnJk9aWAenh
Rayhan tersenyum sinis. "Cuman segitu doang?" Ledek Rayhan.23967Please respect copyright.PENANApDvUoS7pfR
23967Please respect copyright.PENANAUz267Q46LV
"Anjiiiing..." Tangan Hamka kembali melayang.23967Please respect copyright.PENANAEh3VfXl7Gt
23967Please respect copyright.PENANAotf8IQKsGj
Rayhan maju masuk ke dalam pertarungan, tangan kirinya menangkis pukulan tangan kanan Hamka, sementara kepalan tangan kanannya menghantam perut Hamka, hingga membuat pemuda itu mundur beberapa langkah sembari menahan perutnya yang sakit.23967Please respect copyright.PENANACdtmAoHiMD
23967Please respect copyright.PENANAgqGQa8qQtE
Hamka mencoba membalas dengan membabi buta, tapi dengan muda di hindari maupun di tangkis Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAf8j8W4YWAW
23967Please respect copyright.PENANAGv1OyESzMJ
Jual beli pukulan terjadi, dan darah mulai tampak menutupi wajah mereka berdua, membuat penonton bersorak semakin keras menyemangati mereka berdua, berbeda dengan Nico dan Azril yang terlihat begitu khawatir.23967Please respect copyright.PENANA6AQjdDkUft
23967Please respect copyright.PENANAatH4uU8sWH
Dengan menggunakan lututnya Rayhan menghantam uluh hati Hamka, hingga membuat pemuda itu terjerembab ke tanah dengan nafas terengah-engah. Rayhan tidak membuang ke sempatkan masnya, dengan tendangan memutar ia menghantam wajah Hamka dengan telapak kakinya.23967Please respect copyright.PENANAvEKYxPHWTN
23967Please respect copyright.PENANAU32JBMeVJ2
Tubuh Hamka terlempar sejauh satu meter, sembari berguling-guling ia menahan rasa sakit di wajah dan perutnya.23967Please respect copyright.PENANAk3WwlvG0y6
23967Please respect copyright.PENANA0LRcCeAX16
"Hoek... Hoek... Hoek..." Hamka batuk darah.23967Please respect copyright.PENANAiReeNzXR0X
23967Please respect copyright.PENANADLSzWDS79V
Rayhan kembali menerjangnya, Hamka yang hendak berdiri dan membalas pukulan Rayhan sama sekali tidak berkutik. Satu tendangan Rayhan membuatnya kembali tersungkur.23967Please respect copyright.PENANAmjYMs5l8Yd
23967Please respect copyright.PENANAQ3b9xtaLX6
Sembari menduduki tubuh Hamka yang sudah tidak berdaya, Rayhan menghujani pukulannya, membuat suasana yang tadi yang ramai dengan sorak Sorai penonton, kini malah tampak sepi menatap ngeri kearah Rayhan yang tanpa ampun menghajar Hamka yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.23967Please respect copyright.PENANAGSvammnDas
23967Please respect copyright.PENANAv10Ngr9mgi
"INI AKIBATNYA KALAU LO BERANI GANGGU TEMAN GUE." Pekik Rayhan dengan tatapan penuh amarah.23967Please respect copyright.PENANAFq0k9hyxsS
23967Please respect copyright.PENANA79NXa5jufr
Niko dan Azril terdiam tak percaya dengan apa yang di lakukan Rayhan yang seakan ingin membunuh Hamka. Bahkan tubuh Azril sampai menggigil.23967Please respect copyright.PENANATI8VHYXr6F
23967Please respect copyright.PENANAN3ctsXltXH
"Dia bisa mati Ko." Lirih Azril menyadarkan Nico.23967Please respect copyright.PENANAzli9yceK9l
23967Please respect copyright.PENANA39oF9xPfos
"Anjing tuh anak, mau jadi pembunuh dia." Geram Nico, ia hendak masuk ke tengah lapangan karena ingin menghentikan kegilaan Rayhan. Tapi tiba-tiba.23967Please respect copyright.PENANAoxAZwBfMdS
23967Please respect copyright.PENANAvZGNaiMxp9
"SERBUUU...."23967Please respect copyright.PENANAWZmAJP5LEV
23967Please respect copyright.PENANAe38G0dcyE9
Entah dari mana datangnya suara teriakan tersebut, tiba-tiba anak asrama Hamza yang di pimpin Hamka masuk ke tengah lapangan hendak mengeroyok Rayhan. Buru-buru Rayhan bersiap menerima serangan dadakan dari teman-teman Hamka.23967Please respect copyright.PENANAkbzqS71d9X
23967Please respect copyright.PENANAR7DOsvwu2u
"ANJIIIING." Teriak Nico.23967Please respect copyright.PENANALEVTKi7vW4
23967Please respect copyright.PENANA4mofUMj2fL
Ia berlarian mendatangi kerumunan yang dengan cepatnya sudah mengepung Rayhan. Tapi belum juga tiba di dekat Rayhan, ia sudah di jegal oleh tiga orang anak Asrama Hamza. Sebisa mungkin Nico menangkis dan membalas memukul mereka, beberapa dari mereka berhasil di buat babak belur oleh Nico, tapi kondisi Nico tidak kalah tragisnya, darah bercucuran dari bibir dan hidungnya.23967Please respect copyright.PENANAB2yU1IB1CF
23967Please respect copyright.PENANAIFDKH0FpSA
Nasib Azril ternyata lebih tragis, ia meringkuk sembari memeluk tubuhnya sendiri, tak bisa berbuat apa-apa ketika beberapa orang menganiaya dirinya.23967Please respect copyright.PENANAmxgHjsBK5G
23967Please respect copyright.PENANA7jDcFbnmdz
Di saat semuanya hampir sudah tidak berdaya, tiba-tiba dari arah selatan anak-anak Asrama Al Fatih menerobos masuk ke tengah lapangan, alhasil perkelahian menjadi seimbang untuk beberapa saat. Namun setelah mereka dengan cepat mendominasi pertarungan. Doni dengan beringasnya menghajar siapa saja yang berada di dekatnya, ia sungguh sangat marah.23967Please respect copyright.PENANA2ZgX63UEnT
23967Please respect copyright.PENANAiM5CdOFyIt
Rayhan berdiri sempoyongan sembari tersenyum melihat bala bantuan yang telah datang.23967Please respect copyright.PENANAbRoxETvN0Q
23967Please respect copyright.PENANACsLH29hSbu
Tawuran tersebut baru berhenti tepat ketika suara Adzan Ashar berkumandang. Tanpa ada yang memerintah, dua kelompok yang bersiteru memisahkan diri, mereka membawa teman-teman mereka yang terluka untuk kembali ke asrama masing-masing.23967Please respect copyright.PENANAaQiaQ5RLgL
23967Please respect copyright.PENANAbWfixbuEWr
*****23967Please respect copyright.PENANAJb8ny8bmyt
23967Please respect copyright.PENANAVRfK5qgeFn
Sore itu Zaskia marah besar terhadap Rayhan, melihat keadaan Rayhan yang berantakan. Luka lebam dan darah kering masih terlihat jelas di wajah Rayhan, belum lagi luka memar di sekujur tubuhnya. Sebenarnya Rayhan sudah berusaha menghindar dari Kakak kandungnya. Setibanya di rumah ia segera ke kamarnya, melihat tingkah Rayhan yang mencurigakan membuat Zaskia segera menyusul Adiknya.23967Please respect copyright.PENANAsdUWXwhTGI
23967Please respect copyright.PENANAMTKtLvCQF4
Bukan main kagetnya Zaskia saat melihat wajah Rayhan yang nyaris tak berbentuk. Bibirnya pecah, begitu juga dengan pelipisnya. Rasa khawatir yang membuncah, membuat Zaskia meluapkan kekhawatirannya dengan amarah.23967Please respect copyright.PENANA7E6Loj7mOa
23967Please respect copyright.PENANAkiuCNVgMko
"Kalau kamu mau berantem, lebih baik kamu pulang Ray!" Omel Zaskia, nafasnya memburu menahan gejolak di hatinya.23967Please respect copyright.PENANA7wLWLYq0vv
23967Please respect copyright.PENANArlZ54hHOgv
"Maaf Kak! Sssttt..."23967Please respect copyright.PENANAcsf16ax26p
23967Please respect copyright.PENANAVu8CsL9xem
Rayhan meringis saat Zaskia mencoba mengobati luka di wajahnya. "Maaf saja gak cukup Ray! Kenapa kamu selalu saja membuat Kakak khawatir. Apa kamu belum puas dengan kejadian tempo hari? Kakak hampir saja kehilangan kamu." Lirih Zaskia.23967Please respect copyright.PENANAgsAvsgANQ9
23967Please respect copyright.PENANAQ2QhNHswxi
Sebagai seorang Kakak sudah sewajarnya saja, kalau Zaskia merasa sangat khawatir dengan keadaan Rayhan. Apa lagi Rayhan, satu-satunya keluarganya di pesantren.23967Please respect copyright.PENANAAbpEOPMgDJ
23967Please respect copyright.PENANAo9FtCJ6fER
Karena alasan itu juga Rayhan tidak berani membantah ucapan Zaskia, Kakak kandungnya.23967Please respect copyright.PENANAjORva17Vzt
23967Please respect copyright.PENANAgkNzuHfwW1
"Hari ini kamu gak boleh keluar!" Titah Zaskia.23967Please respect copyright.PENANAFXVKlk7M5A
23967Please respect copyright.PENANAQVVjr0E96x
Rayhan menggaruk-garuk kepalanya. "Iya Kak!" Jawab Rayhan pasrah, karena tidak ingin membuat kakaknya semakin marah.23967Please respect copyright.PENANAe1w7ItHADj
23967Please respect copyright.PENANAKCIZ71Sjmy
Selepas kepergian Zaskia, Rayhan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Matanya menerawang menatap langit-langit kamarnya yang terdapat lampu LED.23967Please respect copyright.PENANAWlHBpD3Zhq
23967Please respect copyright.PENANAMB9pZMV96i
Sejujurnya Rayhan juga tidak menyangka kalau dirinya tidak mengalami nasib yang lebih buruk lagi, mengingat bagaimana mereka di keroyok oleh belasan anak asrama Hamza. Beruntung walaupun terlambat, Doni membawa bala bantuan untuk menyelamatkan mereka, andai saja Doni tidak datang, entah bagaimana masih mereka.23967Please respect copyright.PENANAEQbalwYnqw
23967Please respect copyright.PENANA4tgwxOzfh8
*****23967Please respect copyright.PENANAqNRQnwfwPB
23967Please respect copyright.PENANAVBigKiLevs
Nasib Azril ternyata tidak lebih baik dari Rayhan, ia habis di omeli Laras, Ibu Tirinya. Dengan wajah tertunduk ia tidak berani menatap balik Ibu Tirinya. Baru kali ini ia melihat Laras benar-benar marah kepadanya, membuat wajahnya pucat pasih.23967Please respect copyright.PENANArhaMRENV4m
23967Please respect copyright.PENANAG3EHut0cIl
Sembari menghela nafas, Laras meninggalkan Azril di ruang tamu yang masih terduduk lesu.23967Please respect copyright.PENANAChlijtCeog
23967Please respect copyright.PENANAfg2SC5ViBJ
Setelah beberapa menit dengan keheningan, Azril segera menyusul Laras ke dalam kamarnya. Tampak Laras yang tengah duduk di depan meja riasnya hanya memakai handuk. Sepertinya Laras baru saja selesai mandi, melihat pundak dan punggungnya masih tampak basah.23967Please respect copyright.PENANAJ0jWETraCo
23967Please respect copyright.PENANAn0mQKhEzEU
"Umi." Panggil Azril.23967Please respect copyright.PENANAzTASR8UKpa
23967Please respect copyright.PENANAikwtZn2mUj
Laras menoleh sebentar. "Umi belum ganti baju! Apa kamu sengaja ingin melihat Umi telanjang?" Sindir Laras, ia tampak benar-benar kecewa dengan Azril.23967Please respect copyright.PENANADWsOdq7bI1
23967Please respect copyright.PENANAnTIAmnS56r
Selama ini di mata Laras Azril adalah anak yang baik, patuh terhadap orang tua. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini Azril sering berulah, dan tidak lagi mendengarkan ucapannya. Terakhir kali ia melihat Azril babak belur, Laras sudah meminta anak itu untuk tidak mengulanginya lagi, tapi lagi-lagi Azril melanggarnya.23967Please respect copyright.PENANAlfVEXzwgzC
23967Please respect copyright.PENANABTFFohTc8S
Mendapat ucapan menohok dari Ibu Tirinya Laras, membuat Azril merasa sangat sedih. Tidak pernah sekalipun Laras menegurnya dengan begitu keras seperti barusan.23967Please respect copyright.PENANAzIHbF6V2P2
23967Please respect copyright.PENANALeROtNGfwn
"Mi, maafkan Azril!" Pemuda itu terisak penuh penyesalan.23967Please respect copyright.PENANAfbdP5d5R3K
23967Please respect copyright.PENANANi5u1kjLjD
Ia menatap Azril, ada rasa kasihan juga melihat Azril menangis seperti itu. "Kemarin Umi sudah bilang, jangan pernah berkelahi, tapi kamu mengabaikan peringatan Umi." Ujar Laras, membuat Azril semakin merasa menyesal karena mengindahkan ucapan Laras beberapa waktu yang lalu.23967Please respect copyright.PENANA8UvnjYLE0j
23967Please respect copyright.PENANAnde2IgnNdR
"Tolong Mi! Azril janji ini yang terakhir."23967Please respect copyright.PENANAldgAQCKVj6
23967Please respect copyright.PENANAxJowmFt3Bk
"Azril." Bentak Laras mulai kesal.23967Please respect copyright.PENANAfrj37yFX3n
23967Please respect copyright.PENANAaRZxENzE6I
Bukannya segera keluar dari kamar Laras, Azril malah berlutut di depan pintu Ibunya. Ia pikir dengan cara ini Ibu Tirinya akan memaafkan perbuatannya.23967Please respect copyright.PENANA2fM1mKW46L
23967Please respect copyright.PENANAS9D4LsDSn4
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Laras semakin kesal dengan sikap Azril yang kekanak-kanakan.23967Please respect copyright.PENANAkJEEyDpoEf
23967Please respect copyright.PENANAHsiwPNhyCX
"Tolong Mi, maafkan Azril... Tolong jangan beri tau Abi! Umi boleh menghukum Azril apa saja, asalkan Umi tidak memberi tau Abi." Melas Azril, ia berharap Laras, Ibu tirinya merasa kasihan kepadanya.23967Please respect copyright.PENANAzn8sWJ5va4
23967Please respect copyright.PENANAffYx6WtvOU
Mendengar ucapan Azril, Laras malah semakin kesal dengan sikap Azril yang lebih takut kalau Abinya marah ketimbang dirinya yang marah. Dengan emosi yang memuncak, Laras menghampiri Azril, berdiri di depan putranya itu. "Baiklah, Umi tidak akan memberi tau Abi, dan sebagai hukumannya, mulai hari ini Umi tidak akan mau bicara lagi sama kamu, dan mulai hari ini kamu bebas melakukan apapun, karena Umi akan tutup mata." Ucap Laras membuat Azril terhenyak.23967Please respect copyright.PENANAsrWa6YddWY
23967Please respect copyright.PENANAe1LhnUx5Ew
"Umi..."23967Please respect copyright.PENANAjUtcxgiGpR
23967Please respect copyright.PENANA4w0tJqaeEC
"Keluar sekarang! Umi mau ganti baju." Usir Laras dengan tatapan tajam kearah Azril.23967Please respect copyright.PENANAZT4vmBUWee
23967Please respect copyright.PENANAw8idhhTTtK
Dengan wajah tertunduk dan berurai air mata, Azril meninggalkan kamar Laras. Baru beberapa langkah ia pergi, tiba-tiba Laras membanting pintu kamarnya, menandakan kalau dirinya benar-benar marah terhadap Azril.23967Please respect copyright.PENANAwjZw89hoRd
23967Please respect copyright.PENANAyI0CO28SL0
*****23967Please respect copyright.PENANAa2bmyN0tag
23967Please respect copyright.PENANAH52KGnoCZI
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah di malam hari. Sayup-sayup terdengar suara jangkrik memecah keheningan malam, sesekali terdengar suara burung malam terbang penuh harapan. Udara terasa dingin menyegarkan, langit cerah di hiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan.23967Please respect copyright.PENANAj060BuRQcR
23967Please respect copyright.PENANAXnLNvgVBHV
Di dalam sebuah kamar, Zaskia tampak begitu gelisah, berulang kali ia mencoba memejamkan matanya, tapi tetap juga tak bisa tidur. Hatinya gundah gulana, ada rasa sesal atas sikapnya kepada Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAYWMQQIhzvE
23967Please respect copyright.PENANAkfdt6u5NXx
Haruskah ia bersikap sekeras itu kepada Rayhan? Bagaimanapun juga Rayhan sama seperti anak remaja pada umumnya, pasti pernah berkelahi dan itu adalah sebuah hal lumrah yang biasa di lakukan anak seusia Rayhan. Seharusnya ia bisa bersikap lebih baik, menasehati Adiknya agar tidak mengulanginya lagi.23967Please respect copyright.PENANAsQnpJWZv8x
23967Please respect copyright.PENANAnlZR4U4srH
"Gimana keadaan Rayhan sekarang?" Gumam Zaskia pelan.23967Please respect copyright.PENANAyQ1vDtceD4
23967Please respect copyright.PENANAvyf8sX5OFo
Dengan gerakan perlahan ia turun dari atas tempat tidurnya, memakai jilbab instan miliknya, lalu berjalan gontai keluar dari kamarnya menuju kamar Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAt1OluAdWfL
23967Please respect copyright.PENANAoWs3kcrTCG
Saat pintu kamar Rayhan terbuka, lampu kamar Rayhan masih menyalah, sepertinya ia ketiduran tanpa sempat mematikan lampunya terlebih dahulu. Dengan langkah berjinjit agar tidak membangunkan Rayhan, Zaskia menghampiri Adiknya.23967Please respect copyright.PENANAw7vLA32nrm
23967Please respect copyright.PENANA3VMj0ONMvI
Ia meletakan tangannya diatas dahi Rayhan. "Astaghfirullah..." Zaskia mendadak panik saat merasakan dahi Rayhan yang begitu panas.23967Please respect copyright.PENANATP89Pg6yol
23967Please respect copyright.PENANAYl5alBPMhK
Buru-buru Zaskia keluar kamar adiknya dan kembali ke kamarnya, dengan asal ia mengambil secarik kain lalu ia ke kamar mandi mengisi air ke dalam baskom kecil, dan kembali lagi ke kamar Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAa7pmoSaOY9
23967Please respect copyright.PENANAen2PKARd2j
Dengan wajah panik Zaskia mengompres kening Rayhan, untuk menurunkan panas di tubuh Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAFF4Jr2hKxY
23967Please respect copyright.PENANAyXmqtG1JY6
Tak terasa air mata Zaskia jatuh ke wajah Rayhan, ia merasa sangat sedih karena gagal melindungi adik satu-satunya. Ia menjerit dalam diam sembari terus mengompres dahi dan luka lebam di wajah Adiknya yang tampak terlelap damai.23967Please respect copyright.PENANAvha7phyIxg
23967Please respect copyright.PENANAJwiGUgMy4p
Tetesan demi tetesan air mata Zaskia, mau tidak mau mengganggu tidur Rayhan. Pemuda itu membuka matanya, memandang Kakaknya yang tengah menangis.23967Please respect copyright.PENANARa7skRpCm5
23967Please respect copyright.PENANAKxHEojnOhi
"Kak!" Lirih Rayhan.23967Please respect copyright.PENANAX63Jo0qNvu
23967Please respect copyright.PENANA7NL0I9JQ7l
Zaskia berusaha tersenyum, tapi ia tidak bisa menyembunyikan raut kekhawatiran nya. "Sssttt... Kamu tidur lagi ya." Bisik Zaskia, sembari menahan isak tangisnya.23967Please respect copyright.PENANA1ZDdrFQmmy
23967Please respect copyright.PENANARorYZJ4mPL
"Maafin aku Kak!"23967Please respect copyright.PENANAoROaoWJhnH
23967Please respect copyright.PENANAw7xgNVAKAf
"Sudah sayang, gak apa-apa kok, tapi jangan kamu ulangi lagi ya." Mohon Zaskia.23967Please respect copyright.PENANADZvOY9U1lB
23967Please respect copyright.PENANA7vLlL7vinw
Rayhan mengangguk sembari berusaha tersenyum. "Iya Kak! Janji gak akan bikin Kakak khawatir lagi." Ucap Rayhan, ia berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan Zaskia.23967Please respect copyright.PENANAVO4yehSpZa
23967Please respect copyright.PENANAODtIZ1Vr01
Zaskia tersenyum sangat manis, sembari berbaring di samping Adiknya. Dengan perlahan ia melingkarkan tangannya di tubuh Rayhan, memeluknya dengan penuh kasih sayang. Rayhan membalas pelukan Kakaknya dengan erat sembari mengecup pelan kening Zaskia, Kakak kandungnya.23967Please respect copyright.PENANAq1pRLb5JGy
23967Please respect copyright.PENANAlGJUFeYI2T
Kecupan lembut Rayhan membuat Zaskia merasa tenang, hingga akhirnya mereka berdua pun terlelap.23967Please respect copyright.PENANAi6p61YpMam
23967Please respect copyright.PENANAo3b7obBOmM
****23967Please respect copyright.PENANAPZ2YAm7kz2
23967Please respect copyright.PENANACngfgFsJEw
Kediaman KH Umar23967Please respect copyright.PENANAUxjjdeYftB
23967Please respect copyright.PENANApmryrmw8NZ
Sementara itu di dalam sebuah kamar, di rumah yang berbeda, tampak seorang wanita dalam keadaan nyaris telanjang bulat tengah terlentang sembari di genjot-genjot oleh seorang pemuda yang tengah menindihnya dari atas. Dari raut wajah sang wanita yang masih memakai hijab itu, tampaknya ia merasa serba salah.23967Please respect copyright.PENANAgjWXMKwoxP
23967Please respect copyright.PENANApqGsHxVr9o
Jujur saja, sodokan kontol Daniel rasanya sangat nikmat, tapi ia masih memiliki sedikit harga diri untuk mengakui betapa nikmatnya kontol Daniel di dalam memeknya.23967Please respect copyright.PENANAeNsHHg5apl
23967Please respect copyright.PENANAc9lTVQGLbp
"Aahkk... Aahkk... Aahkk..." Desah Laras.23967Please respect copyright.PENANAtU1JfeQZLa
23967Please respect copyright.PENANAH3E9c1H7jG
Jemari Daniel membelai buah dada Laras yang ranum itu, bermain dengan puting Laras yang berwarna coklat tua. Sentuhan-sentuhan Daniel membuat birahi Laras kian menggelegak.23967Please respect copyright.PENANA4PBwQeh33H
23967Please respect copyright.PENANAxkeDhiRZWs
Tanpa sadar ia melingkarkan kedua kakinya di pinggang Daniel, agar kontol pemuda itu masuk semakin dalam di dalam rongga memeknya. Ia merasa kontol Daniel menyentuh bagian dasar lobang peranakannya yang semakin basah dan licin itu.23967Please respect copyright.PENANAxfz8eMcmdl
23967Please respect copyright.PENANA5AdfxciNsV
"Ughkk... Enak sekali!" Racau Daniel. "Tadi sore, aku sempat mendengar Azril menangis, memangnya ada apa?" Tanya Daniel, tanpa menghentikan hentakan kontolnya di dalam memek Laras.23967Please respect copyright.PENANA7S9pp7g32x
23967Please respect copyright.PENANAnRbb0meTh6
"Uhmmm... Aahkk... Tadi! Aaahkk... Azril mau meminta maaf... Dan... Please..." Terlihat sekali kalau Laras sudah benar-benar tidak tahan dan ingin sekali mendapatkan orgasmenya dari Daniel.23967Please respect copyright.PENANADnBCZwsr5u
23967Please respect copyright.PENANABKMIWzaaZ1
Daniel menurunkan tempo permainannya, sengaja ingin mempermainkan birahi Laras. "Apa masalahnya?" Cecar Daniel.23967Please respect copyright.PENANAfIHojXcAnt
23967Please respect copyright.PENANAfL39jV1GXg
"Dia... Aahkk... Dia... Dia berkelahi, dan aku tidak mau memaafkannya." Jawab Laras, ia benar-benar di buat Daniel tersiksa akan rasa nikmat yang menggantung.23967Please respect copyright.PENANAgzhj6lE8ew
23967Please respect copyright.PENANAQemZBKwmGg
Laras yang sudah berada di ujung kenikmatan, berusaha menggapai kenikmatan itu sendiri. Ia menggerakan pantatnya agar kocokan Daniel bisa mengantarkannya ke puncak kenikmatan. Tapi lagi-lagi Daniel mempermainkannya.23967Please respect copyright.PENANAajN0n5iL8B
23967Please respect copyright.PENANA10d7nrZ4U1
Ia menarik kontolnya dari dalam memek Laras, dan membiarkan makin tersiksa.23967Please respect copyright.PENANA8niR7dtMJN
23967Please respect copyright.PENANA01qtM8UEZy
"Daniel! Tolong Tante..." Melas Laras.23967Please respect copyright.PENANAnNXR6YWoBS
23967Please respect copyright.PENANAQWpr0xFI7a
Daniel tersenyum sembari merabahi rambut kemaluan Laras. "Dia menangis karena berkelahi, atau karena tidak mendapatkan maaf dari kamu." Tanya Daniel, tidak mengubris permohonan Laras.23967Please respect copyright.PENANAhU3KVOiMDJ
23967Please respect copyright.PENANA661KR2KRRq
"Karena tidak mendapatkan maaf dari saya!" Jawab Laras cepat. "Dan... Ayo Dan, jangan siksa Tante." Laras tampak nyaris menangis sanking frustasi karena tersiksa akan birahinya yang di buat menggantung oleh Daniel.23967Please respect copyright.PENANAiQ6YYYg42E
23967Please respect copyright.PENANATFpK8A0clC
Daniel merenyitkan dahinya tanda tidak suka. "Bukankah saya sudah menyuruh Tante untuk membuat Azril terobsesi kepada Tante? Kenapa Tante malah berbuat seperti itu." Kesal Daniel.23967Please respect copyright.PENANAIxFql64pGp
23967Please respect copyright.PENANAI5BaRgnDC9
"Oke, aku minta maaf dan sekarang..."23967Please respect copyright.PENANATrwH0rDfJv
23967Please respect copyright.PENANAeVQlXU7YjY
Daniel memotong ucapan Laras. "Tidak untuk malam ini, lakukan tugasmu dengan benar, setelah itu aku akan memberikan kamu surga yang sebenarnya." Ucap Daniel sembari menyeringai kearah Laras yang kian frustasi.23967Please respect copyright.PENANAqQXrE6tf3O
23967Please respect copyright.PENANAfE0b5uw7be
"Apa?"23967Please respect copyright.PENANAodM6Kayaxx
23967Please respect copyright.PENANAFS95DwwVwU
Daniel tidak mengubrisnya, ia turun dari tempat tidurnya dan mengambil pakaian Laras yang berserakan. "Pergilah! Temui saya setelah kamu melaksanakan tugas yang saya berikan." Usir Daniel.23967Please respect copyright.PENANAFcYULlol1z
23967Please respect copyright.PENANA4qgoauA7Cf
Dengan perasaan campur aduk, Laras segera bangun dari tempat tidur Daniel dan mengenakan kembali pakaiannya. Tak terasa bulir-bulir air matanya jatuh membasahi kedua pipinya. Laras benar-benar merasa terhina atas perbuatan Daniel. Ia merasa seperti wanita murahan yang mengemis orgasme kepada pria yang memperkosanya.23967Please respect copyright.PENANAgtUR3NNmX4
23967Please respect copyright.PENANAZdszkV9osj
"Apa salah saya Dan?" Lirih Laras.23967Please respect copyright.PENANAFZHFFmvsZP
23967Please respect copyright.PENANA7Wc4DLdZGY
Daniel menghidupkan sebatang rokok. "Tante tidak salah, tapi yang salah keluarga ini, keluarga saya. Mereka yang membuat saya melakukan semua ini, membuat Tante harus ikut merasakan penderitaan atas masa lalu keluarga saya." Ia menyeringai, dadanya terasa sesak setiap kali mengingatnya.23967Please respect copyright.PENANAnxQ03815ny
23967Please respect copyright.PENANApvGvq3sbSQ
"Aku pergi." Ujar Laras. Ia tidak mengerti dan berfikir kalau itu hanyalah alasan Daniel untuk membenarkan apa yang Daniel lakukan.23967Please respect copyright.PENANATcUdByxsm8
23967Please respect copyright.PENANAjlukcY8MC9
Ia melangkah keluar dan berharap Daniel menariknya kembali, memperkosanya seperti dulu, membuat tubuhnya bermandikan keringat dan spermanya. Tapi sayang, hingga ia berada di dalam kamarnya Daniel tak juga memanggilnya kembali.23967Please respect copyright.PENANANeA0PJ6DBb
23967Please respect copyright.PENANA1b7V8HC2RK
*****23967Please respect copyright.PENANAHnFDnUUcqO