Suasana pagi ini terlihat lebih cerah setelah semalaman di guyur hujan lebat yang di iringi dengan suara petir yang memekakkan telinga. Tetapi keceriaan pagi ini ternodai oleh kejadian tadi malam, di mana pesantren Altauhid menjadi gempar setelah seorang santri di kabarkan telah mengalami pemerkosaan.53747Please respect copyright.PENANAEouu6kgeHZ
53747Please respect copyright.PENANAC4fZoKaN7O
Semalam di tengah hujan lebat, pesantren tauhid yang biasanya tenang, berubah menjadi sangat sibuk. Beberapa santri, Satpam dan Ustadz mencari sang pelaku, bahkan pihak berwajib pun sudah di terjunkan, tapi hingga pagi ini belum juga ada kabar.53747Please respect copyright.PENANAV0P5EAOIky
53747Please respect copyright.PENANAvWMr9jvXLo
Zaskia mendesah, tampak payudaranya sedikit naik, mengikuti alunan nafasnya. Ia menyeka keringat yang sedikit membasahi dahinya.53747Please respect copyright.PENANAYPjN7hRTLk
53747Please respect copyright.PENANA19GkI3hqvI
"Assalamualaikum!" Sapa seseorang dari luar.53747Please respect copyright.PENANAyxPKZxYqg1
53747Please respect copyright.PENANA7aQQhzqZji
Zaskia buru-buru kearah pintu rumahnya. "Waalaikumsalam! Gimana Ray? Pelakunya dapat? Siapa pelakunya?" Zaskia memberondong beberapa pertanyaan sekaligus.53747Please respect copyright.PENANAuoMXphPfJd
53747Please respect copyright.PENANAGvW7lQ8Zvg
Rayhan menggelengkan kepalanya sembari masuk kedalam rumah. Ia menggeser kursi makan dan duduk dengan perlahan. "Gak dapat Kak, sepertinya ia sudah keburu kabur jauh." Jelas Rayhan, ia mengambil segelas air mineral untuk melegakan tenggorokannya.53747Please respect copyright.PENANAJhqd24F7ji
53747Please respect copyright.PENANAPxj6JS5zKP
"Astaghfirullah!" Desah Zaskia.53747Please respect copyright.PENANAUnm2AQtsq8
53747Please respect copyright.PENANA91UXs9wcYC
Wanita itu duduk di samping Rayhan, raut wajahnya memancarkan kesedihan. Sebagai seorang wanita tentu saja Zaskia paham apa yang di rasakan santri tersebut. Selain itu Zaskia juga takut kalau peristiwa semalam kembali terulang, dan dia bisa saja menjadi korban selanjutnya, kalau si pelaku tidak berhasil di tangkap.53747Please respect copyright.PENANApoa4z0TpYc
53747Please respect copyright.PENANAyJQmw0lG3y
Rayhan kembali meletakan gelas minumannya, dia menatap dalam wajah cantik Kakaknya yang tidak bersemangat seperti biasanya.53747Please respect copyright.PENANARHVYhlRQdR
53747Please respect copyright.PENANAGzQyfrXN1J
"Kakak jangan takut! Pelakunya pasti akan segera di tangkap." Rayhan meraih tangan Zaskia, ia menggenggam erat tangan Zaskia, seakan ia tidak akan pernah melepaskan tangan Kakaknya.53747Please respect copyright.PENANAcZgtSfi6Uu
53747Please respect copyright.PENANANQLOZrBDr5
Zaskia tersenyum tipis. "Terimakasih ya Dek! Jagain Kakak ya Dek?" Ujar Zaskia terdengar lembut.53747Please respect copyright.PENANAsi2X61K7QF
53747Please respect copyright.PENANA0oTMWqEk2l
Rayhan mengangguk mantab. "Pasti Kak!" Jawab Rayhan, walaupun tanpa di minta, tentu saja Rayhan akan tetap menjaga Kakaknya apapun yang terjadi.53747Please respect copyright.PENANAXma6RifCwm
53747Please respect copyright.PENANAuTVghpcLWs
"Ayo makan dulu, kamu pasti laparkan?" Zaskia melirik Rayhan, sembari menuangkan nasi kedalam piring.53747Please respect copyright.PENANA29UhA1iJBO
53747Please respect copyright.PENANAEQfgVjV53M
Pagi ini mereka menyantap sarapan dengan suasana yang berbeda. Zaskia terlihat begitu bahagia, walaupun sebelumnya ia terlihat sangat khawatir. Ucapan Rayhan berhasil memenangkan hatinya. Berbeda dengan Rayhan, ia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya di wajahnya tentang sosok pemerkosa yang kini terasa sangat misterius.53747Please respect copyright.PENANA4XN1Y9GIj4
53747Please respect copyright.PENANAKZVoQ2HhrF
*****53747Please respect copyright.PENANAolvAeu856z
53747Please respect copyright.PENANA7ai7sZPUqR
Laras53747Please respect copyright.PENANAKFfGyXNAq7
53747Please respect copyright.PENANAXDRgq3tVgq
Di bawah pancuran shower, tampak seorang wanita cantik yang tengah menikmati mandi paginya. Ia menggosok perlahan tubuh indahnya dengan kedua telapak tangannya yang di penuhi sabun. Dia membelai payudaranya yang besar, bermain dengan kedua putingnya yang telah mengeras.53747Please respect copyright.PENANAJpNirp3tIl
53747Please respect copyright.PENANA4pEQ4mAyOf
Perlahan telapak tangannya turun kebawah menuju perut ratanya. Dia membelai lembut perutnya, dan terus turun menuju sebuah tebing lendir yang menjanjikan sejuta kenikmatan.53747Please respect copyright.PENANAJwC9HriMXs
53747Please respect copyright.PENANAPZDm2eOQCA
Kedua jarinya membelai tonjolan kecil yang terdapat di antara bibir kemaluan. "Eehmm..." Ia mendesis pelan, dengan mata terpejam ia bersandar di dinding kamar mandi.53747Please respect copyright.PENANApmY3dHczNr
53747Please respect copyright.PENANAsm1bMmToZG
Sementara itu clitorisnya terasa semakin membengkak karena terus-terusan ia gosok dengan kasar. Semakin keras ia menggosok clitorisnya, maka terasa semakin nikmat yang ia rasakan.53747Please respect copyright.PENANAovWL5c7a9r
53747Please respect copyright.PENANAbskMLCQeqL
Semakin lama ia makin hanyut akan kenikmatan semu yang ia ciptakan sendiri. Tanpa perduli dosa yang tengah membayangi dirinya.53747Please respect copyright.PENANAc1NKMvXsG4
53747Please respect copyright.PENANA9GTkwVndEg
"Aahkk... Aahkk... Aahkk..." Erangannya semakin tidak terkendali, seiring dengan lendir kewanitaannya yang keluar semakin banyak.53747Please respect copyright.PENANAvoroh62hk2
53747Please respect copyright.PENANAtbVj4zce8l
Ia memasukan kedua jarinya ke dalam lobang kemaluannya yang merekah indah seperti bunga mawar. Dengan perlahan ia mendorong dan menarik jarinya. Ia melakukan gerakan tersebut berulang kali, membuat vaginanya memproduksi lendir kewanitaannya semakin banyak.53747Please respect copyright.PENANAC67BXF7pXB
53747Please respect copyright.PENANAlZhVbZBRih
Tubuhnya bergetar tatkalah rasa nikmat itu menggores kesadarannya. Dengan mata terpejam, dan nafas menderuh ia menyambut datangnya orgasme.53747Please respect copyright.PENANAjRRohH8Mwn
53747Please respect copyright.PENANAZ67qajFPdu
"Oughkk..."53747Please respect copyright.PENANAo87cTm1Tb0
53747Please respect copyright.PENANAVdoRas1JBA
Pinggul indahnya tersentak-sentak seiring dengan lendir kewanitaannya menyembur keluar.53747Please respect copyright.PENANA6wV8Lmb1Fd
53747Please respect copyright.PENANAy6hDUWOMyl
Setelah hasrat birahinya tertuntaskan, barulah Laras membasuh tubuhnya dengan benar, dengan perasaan yang sulit untuk di gambarkan. Selesai mandi, Laras segera keluar dari dalam kamar mandi. Tapi baru beberapa langkah ia keluar kamar, ia melihat sosok pemuda yang berada di tidak jauh darinya.53747Please respect copyright.PENANAeAlpD8qaPL
53747Please respect copyright.PENANAml9AbkvpRx
"Astaghfirullah!" Lirih Laras.53747Please respect copyright.PENANASXKdLNiBaj
53747Please respect copyright.PENANA1qCC3rt4HW
Saat ini Laras hanya mengenakan handuk yang tidak sepenuhnya bisa menutupi kemolekan tubuhnya. Sebagian payudaranya memyembul keluar, begitu juga dengan sebagian paha mulusnya yang terpampang bebas. Siapapun yang melihatnya, pasti akan merasa sangat beruntung dapat melihat kemolekan tubuhnya yang selama ini dibungkus pakaian syar'i.53747Please respect copyright.PENANAH3qh4yoit0
53747Please respect copyright.PENANANDLcnlicKH
Sebagai seorang muslimah, Laras merasa memiliki kewajiban untuk menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari pria lain yang bukan suaminya.53747Please respect copyright.PENANAPsyl0Nb6WH
53747Please respect copyright.PENANADAQIBtDwno
Sejenak Laras berfikir keras agar bisa menghindari Daniel. Tapi bagaimana caranya? Diam-diam ia mengutuk kebodohannya sendiri, karena lupa membawa pakaian ganti untuk ia kenakan.53747Please respect copyright.PENANAN7sEWGohWf
53747Please respect copyright.PENANA9ZI7Ic0zdJ
"Lari..." Gumam Laras.53747Please respect copyright.PENANACji720CT7u
53747Please respect copyright.PENANAiinvMnzjD5
Dia mengepal kedua tangannya, sembari menggigit bibir bawahnya. Adrenalin nya terpacu dengan nafas yang mulai terdengar memburu.53747Please respect copyright.PENANAlllnPH0EdP
53747Please respect copyright.PENANAc9mYYcSrpY
Tanpa aba-aba, Ustadza Laras dengan secepat kilat melangkah keluar dari dalam kamarnya. Ia berlari secepat yang ia bisa, dan tidak perduli kalaupun nanti Daniel melihat dirinya yang tengah berlari. Setidaknya ia telah berusaha untuk menghindar dari Daniel.53747Please respect copyright.PENANA9l5LGKFeYd
53747Please respect copyright.PENANAJ95MlQJrkD
Tapi tiba-tiba ia terpeleset, dan terjatuh di lantai. Kakinya yang basah, membuat lantai rumahnya menjadi licin.53747Please respect copyright.PENANA1A5e2XeLBU
53747Please respect copyright.PENANAgNkQWD0huW
"Aduuuuh!" Laras meringis kesakitan.53747Please respect copyright.PENANAcQRnJlsm8l
53747Please respect copyright.PENANAzDyUB9tEjv
Dan pada saat bersamaan, Daniel melihat kearah Laras yang tengah mengadu sakit, sembari memegangi pantatnya yang terbentur cukup keras.53747Please respect copyright.PENANAkdkV0jWtYx
53747Please respect copyright.PENANA0Cm26IUqya
Mata Daniel terbelalak melihat tubuh telanjang Laras, yang kebetulan handuk yang ia kenakan terlepas akibat terjatuh barusan. Tentu saja sebagai seorang pria normal, ia terangsang melihat tubuh telanjang Laras, tapi ia buru-buru menyingkirkan perasaan itu untuk sementara waktu dan segera menolong Ustadza Laras.53747Please respect copyright.PENANAqwaXArs9mr
53747Please respect copyright.PENANAwdCJfyGyen
Ia menghampiri Ustadza Laras yang kesakitan, dan membantunya untuk berdiri.53747Please respect copyright.PENANAfFiMXDRCHo
53747Please respect copyright.PENANAYfDiY0W0Ta
"Aduh... Aduh... Sakit." Lirih Laras.53747Please respect copyright.PENANAZsjEctChFp
53747Please respect copyright.PENANAbUy5rfgi25
Ternyata tidak hanya pantatnya yang sakit, pergelangan kaki Laras juga terasa sakit. Dengan hati-hati Daniel memapah tubuh sintal Laras.53747Please respect copyright.PENANAGkdvDM9oSy
53747Please respect copyright.PENANAsxDX7Yo1au
"Ustadza gak apa-apa?" Tanya Daniel ia tampak khawatir.53747Please respect copyright.PENANAOAqaXLxINM
53747Please respect copyright.PENANANf81nvF2b3
Laras menggelengkan kepalanya. "I-iya gak apa-apa!" Jawab Laras terbata-bata menahan sakit ditubuhnya.53747Please respect copyright.PENANADRqxQNwDYc
53747Please respect copyright.PENANA097CbYK1wu
Dan pada saat bersamaan Azril keluar dari dalam kamarnya, setelah mendengar teriakan Ibunya. Ia kaget melihat Ibu Tirinya dalam keadaan telanjang bulat di rangkul oleh Daniel saudara sepupunya.53747Please respect copyright.PENANAPWIWHFp7IJ
53747Please respect copyright.PENANAhS1G515zbo
Bukannya buru-buru menolong Ibunya, Azril malah terdiam membisu, menatap tubuh telanjang Ibu Tirinya yang memang sangat menggoda. Sepasang payudara berbentuk pepaya matang menggantung indah, dengan kedua puting yang berwarna kecoklatan.53747Please respect copyright.PENANAoCaglD3Afh
53747Please respect copyright.PENANA8Tdx6A2V6I
Ketika matanya turun kebawah, ia mendapatkan bukit kecil yang di tumbuhi rambut lebat yang terlihat begitu indah. Berulang kali, pemuda berusia belasan tahun itu menelan air liurnya yang terasa hambar.53747Please respect copyright.PENANABZK1FHW0w2
53747Please respect copyright.PENANAevLoN0nOOX
"Biar saya bantu!" Ujar Daniel.53747Please respect copyright.PENANAMxAkCxWzWK
53747Please respect copyright.PENANAFOFce7wZeP
Pemuda itu membantu Umi Laras berjalan menuju kamarnya. Sebagai seorang wanita Umi Laras merasa risih, dan ia sempat berharap kepada Azril anak tirinya. Tapi sayang Azril malah bengong melihat tubuh telanjangnya, membuat Laras sedikit kesal dengan tingkah Anak Tirinya. Walaupun harus ia akui, tubuhnya memang sangat menarik bagi kaum Adam.53747Please respect copyright.PENANAnKDcmumcvc
53747Please respect copyright.PENANA2t3FAgOPmA
Karena tidak ada pilihan Laras diam saja dan menerima bantuan Daniel untuk membawanya ke kamar.53747Please respect copyright.PENANAsmLntvPwT2
53747Please respect copyright.PENANA8Jz31P0edq
Saat mereka melewati Azril, barulah pemuda itu tersadar dari lamunannya. Ia bergegas menyusul mereka berdua, tapi matanya tidak berkedip memandangi bongkahan pantat Ibu tirinya yang terlihat begitu empuk. Sementara handuk yang tadi di kenakan Laras di biarkan saja tergeletak tak berdaya di lantai rumah mereka.53747Please respect copyright.PENANARkLaxu6kkq
53747Please respect copyright.PENANA3mjNe712F1
Setibanya di dalam kamar Laras berbaring di atas tempat tidurnya masih dalam keadaan telanjang bulat, di hadapan kedua pemuda berbeda generasi.53747Please respect copyright.PENANAN3qzaVN8GQ
53747Please respect copyright.PENANAN2BWvB2Wx8
"Sepertinya kaki Ustadza keseleo." Ujar Daniel datar.53747Please respect copyright.PENANA8KKeyuSSQI
53747Please respect copyright.PENANAbMmrJTczVF
Pemuda itu berusaha mati-matian menahan gejolak birahinya di hadapan Laras. Membuat Laras merasa salut dengan Daniel yang terlihat datar-datar saja, walaupun saat ini dirinya dalam keadaan telanjang bulat, berbeda dengan anaknya yang begitu ketara kalau terangsang melihatnya telanjang.53747Please respect copyright.PENANAqv26kShhfY
53747Please respect copyright.PENANA3I8d8GhzCW
Tapi sikap santai Daniel, malah membuat Laras menjadi salah tingkah. Ia dapat mendengar suara detak jantungnya yang tak beraturan, sanking tegangnya.53747Please respect copyright.PENANASNpcb9yfr9
53747Please respect copyright.PENANAD8iGdWBen9
Sebagai seorang wanita muslimah, sangat tabu baginya di lihat orang lain dalam keadaan telanjang bulat.53747Please respect copyright.PENANAHT6yxEZDq1
53747Please respect copyright.PENANAw4094I9d4r
"Aduh!" Rintih Laras, ketika Daniel menyentuh pergelangan kakinya. "Pelan-pelan Dan!" Pinta Laras sembari meringis menahan sakit di kakinya.53747Please respect copyright.PENANAPM9pYUPyBA
53747Please respect copyright.PENANAQ9rfx7ey0h
Dani menganggukkan kepalanya. "Tahan ya Tan! Ini hanya sebentar." Ujar Daniel.53747Please respect copyright.PENANAJBUAcJOjJ6
53747Please respect copyright.PENANAfs5NjcGwtd
Kedua tangannya mengusap-usap kaki kanan Laras. Di saat Laras terlihat mulai nyaman, tiba-tiba Daniel menarik kaki Laras, memperbaiki posisi urat Laras dengan gerakan yang sangat cepat, tapi menyakitkan.53747Please respect copyright.PENANA7C9anWNCYc
53747Please respect copyright.PENANAZH76IrXHlf
"Auuww... Sakiiiit!" Jerit Laras.53747Please respect copyright.PENANAEl4UdsCIwT
53747Please respect copyright.PENANA4aiUcee6Tf
Daniel kembali mengurut pelan kaki Laras. "Gak apa-apa Tante! Ini sudah selesai kok." Kata Daniel menenangkan Laras, sembari melakukan pijitan ringan di betis Laras yang terasa begitu halus.53747Please respect copyright.PENANAvhiufnN3vf
53747Please respect copyright.PENANApvBfyhjKvN
"Aduh... Sakit sekali Dan!" Lirih Laras.53747Please respect copyright.PENANA8z2iZUH3gh
53747Please respect copyright.PENANAKxC4QhT06i
Telapak tangan Daniel naik keatas, ke bagian belakang lutut Laras. Rasa geli yang dirasakan Laras sedikit mengurangi rasa sakit di kakinya. Dan perasaan geli itu perlahan mulai menimbulkan perasaan erotis didalam diri Laras, apa lagi ketika telapak tangan Daniel naik menuju paha mulus.53747Please respect copyright.PENANAY2340b5BxM
53747Please respect copyright.PENANAreQfwHRtuC
Dia memijit pelan kaki Laras menyentuh bagian-bagian sensitif seorang wanita yang ia dapatkan dari teman lamanya. Dan ternyata cara itu berhasil membangkitkan birahi Laras yang memang sudah lama tidak tersalurkan dengan benar.53747Please respect copyright.PENANAggUGAuJ9h6
53747Please respect copyright.PENANAEaXWkw0XLs
"Azril, tolong ambilkan lotion." Suruh Daniel.53747Please respect copyright.PENANARiMQtQX3h3
53747Please respect copyright.PENANAT1Ktpzxf5i
Dengan patuhnya Azril mengambil lotion milik Ibunya yang berada di atas meja rias. "I-ini Mas." Ujar Azril tergagap, sanking tegangnya.53747Please respect copyright.PENANAHqt8z2IhAl
53747Please respect copyright.PENANAMMw9HPQ9F2
Mata indahnya menatap nanar kearah sepasang payudara Laras yang naik turun mengikuti irama nafasnya. Putingnya yang kecoklatan terlihat mengeras hingga mancung ke depan. Betapa nikmatnya, kalau dirinya bisa meremas dan menghisap puting Laras.53747Please respect copyright.PENANAU0Q7KyI5kf
53747Please respect copyright.PENANAEpyWQBQ8vh
Sadar akan tatapan Azril terhadap payudaranya, malah membuat Laras salah tingkah. Laras merasakan memeknya berdenyut-denyut.53747Please respect copyright.PENANAiWyr9YI5Qq
53747Please respect copyright.PENANAeGAzq6dw17
Seandainya saja ia sendirian di kamar ini, tentu ia sudah sedari tadi melakukan masturbasi.53747Please respect copyright.PENANAT2bixEKbFZ
53747Please respect copyright.PENANAjXKHqeM5HW
"Maaf ya Tante." Ujar Daniel sopan, sebelum tangannya masuk lebih dalam. Ia menyentuh bagian bawah paha Laras, dengan sedikit mengangkat kaki Laras.53747Please respect copyright.PENANAOpA0TfgHVi
53747Please respect copyright.PENANAbpAzxvVm2x
"Oughkk..." Desah Laras tanpa sadar.53747Please respect copyright.PENANA5KqpWWsQAm
53747Please respect copyright.PENANAd6psndiSHa
Daniel tersenyum tipis, ia tau kalau wanita dewasa yang ada di hadapannya saat ini tengah di landa birahi. "Sakit ya Tante?" Tanya Daniel, jemarinya memijit lembut paha belakang Laras.53747Please respect copyright.PENANAES29MhkVMo
53747Please respect copyright.PENANAcPilcUy9vk
"Eng-eng-enggak terlalu." Jawab Laras terbata, wajahnya bersemu merah karena menahan birahi syahwatnya.53747Please respect copyright.PENANAtGvkQfvP7B
53747Please respect copyright.PENANA9YT2c4cfaC
Daniel kembali melanjutkan pijatannya di kedua kaki Laras. Ia memijatnya secara bergantian kiri dan kanan. Dan selama itu juga Laras sangat tersiksa. Bukan karena rasa sakit, melainkan karena syahwatnya yang menggebu-gebu, menuntut untuk di lampiaskan.53747Please respect copyright.PENANAttOBwxHAKD
53747Please respect copyright.PENANA0MMIH8TyfT
Sementara Azril masih diam membisu, sembari menatap nanar kearah gundukan kecil yang di tumbuhi rambut hitam yang cukup lebat.53747Please respect copyright.PENANAixCtfL5rlP
53747Please respect copyright.PENANAStH8QV4huR
*****53747Please respect copyright.PENANAgvTFZOXW73
53747Please respect copyright.PENANAhACrM01RNP
53747Please respect copyright.PENANA4ZUlzErQdT
53747Please respect copyright.PENANAWtYnGYHZxu
53747Please respect copyright.PENANAc7AtRJcQkr
53747Please respect copyright.PENANA0PYsCZKbwz
53747Please respect copyright.PENANAesaqTHVkyC
53747Please respect copyright.PENANAzddnlNCxi1
Ustadza Dwi53747Please respect copyright.PENANAOLlJGxiNE0
53747Please respect copyright.PENANAhKy83DLInp
Teng... Teng... Teng...53747Please respect copyright.PENANADUDKTfmE0J
53747Please respect copyright.PENANAD6rUzEfDzJ
Ketika lonceng di bunyikan, para santri berhamburan masuk kedalam kelas mereka masing-masing. Rayhan, Azril duduk di bangku paling depan, tepat di depan meja guru. Sementara di belakang mereka ada Doni dan Rico. Suasana kelas masih terlihat ramai, ada yang sibuk menghafal, ada juga yang tengah mengobrol sesama mereka.53747Please respect copyright.PENANAtZXNWwkigb
53747Please respect copyright.PENANAfwYSLTIxb6
Suasana yang tadinya ramai seperti pasar, mendadak menjadi hening ketika seorang wanita berparas cantik dengan gamis berwarna hitam di padu dengan jilbab lebar yang melambai-lambai berwarna cream memasuki kelas mereka.53747Please respect copyright.PENANAioDOiSU1CA
53747Please respect copyright.PENANA6CWudecZGd
Wajah cantiknya ternyata tidak mampu membuat para santri menjadi lebih rileks.53747Please respect copyright.PENANALeTyIi9gmk
53747Please respect copyright.PENANALiY81Qi33d
"Assalamualaikum!" Sapa Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANAPftDL97KNH
53747Please respect copyright.PENANAUo4xQgkAeD
"Waalaikumsalam salam Ustdza!" Jawab mereka serempak.53747Please respect copyright.PENANA6hyPXgbJuD
53747Please respect copyright.PENANAvitL8PtyJy
Ustadza Dwi duduk di kursinya yang berukuran lebih tinggi di bandingkan murid-muridnya. Ia meletakan tas dan buku absensi diatas meja.53747Please respect copyright.PENANANU76t80ubA
53747Please respect copyright.PENANAFt8D3FwB5S
Satu persatu nama mereka di sibut. Dan ada beberapa yang tidak hadir.53747Please respect copyright.PENANAPkgBUI9xXk
53747Please respect copyright.PENANA6YG0OT7mhH
"Hari ini kita akan membahas tentang Ilmu fiqih! Pengertian Ilmu fiqih dan pembagian ilmu fiqih." Ujar Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANATfcIFPNvip
53747Please respect copyright.PENANAnOZWXmHKq2
Ia berdiri di depan kelas, menghadap kearah white board membelakangi murid-muridnya. Jemarinya dengan lincah menari-nari diatas papan tulis. Selagi ia sibuk menulis materi di papan tulis. Rayhan, Azril, Doni dan Rico mulai saling berbisik.53747Please respect copyright.PENANApFttgA1FDt
53747Please respect copyright.PENANA0fAWHoMCIH
Mereka sibuk mengamati bongkahan pantat Ustadza Dwi yang tampak bergetar ketika ia tengah sibuk menulis materi di papan tulis.53747Please respect copyright.PENANAmUcqbEZIsb
53747Please respect copyright.PENANAFCwA7v5dH9
"Apa pendapat kalian?" Celetuk Rico.53747Please respect copyright.PENANAACBe1sez91
53747Please respect copyright.PENANAO5e6YfYcq9
"Aku yes..." Kata Doni cepat.53747Please respect copyright.PENANAOrrZ6t17Tm
53747Please respect copyright.PENANAkSxfkamahF
"Aku juga!" Timpal Azril.53747Please respect copyright.PENANArxrzyfld6X
53747Please respect copyright.PENANAr3o9SJ12sM
Rayhan mengetuk dagunya. "Ehmm... Aku yes!" Ujar Rayhan bersemangat sembari menjelajahi bongkahan pantat Ustadza Dwi. Tampak garis celana dalam Ustadza Dwi yang ngejiplak di gamisnya.53747Please respect copyright.PENANAfOOvCj5ejY
53747Please respect copyright.PENANABV3yyiK5Rm
"Aku kasih nilai 9" Komentar Rico.53747Please respect copyright.PENANASYC7kZ39YX
53747Please respect copyright.PENANATpsuahidje
"Dari dulu selalu 9, kapan 8 dan 7 nya?" Sungut Azril. Selama ini Rico selalu memberi angka sembilan setiap Ustadza yang mereka anggap layak untuk di beri nilai.53747Please respect copyright.PENANADOVQrnVngb
53747Please respect copyright.PENANA46Yc2GRPhD
"Suka-suka akulah." Geram Rico.53747Please respect copyright.PENANApP3o0jKFvd
53747Please respect copyright.PENANA67R9jCfKPz
"Menurut aku Ustadza Dwi 8,5." Rayhan melihat kearah Azril.53747Please respect copyright.PENANA9RtSe4xvaj
53747Please respect copyright.PENANAYM1bbvgpeL
"Yang layak mendapat nilai 10 hanya ada satu Ustadza." Ujar Rico.53747Please respect copyright.PENANAdjl0xMQZh4
53747Please respect copyright.PENANAPW10SNBrrI
Mereka bertiga kompak melihat kearah Rico. "Siapa?" Tanya Doni penasaran, mewakili rasa penasaran teman-temannya yang lain.53747Please respect copyright.PENANAA2cxm9MbxH
53747Please respect copyright.PENANAjgCMcqMFus
"Ustadza Laras."53747Please respect copyright.PENANALaz9Zgb27P
53747Please respect copyright.PENANAWDIJsDxT07
Bletaaak...53747Please respect copyright.PENANAl8UUadRVzg
53747Please respect copyright.PENANALFcAFXAfNR
"Anjing sakit ******." Protes Rico ketika Azril tiba-tiba memukul kepalanya. Tetapi diam-diam Azril membenarkan apa yang di katakan Rico, karena dirinya sudah melihat tubuh telanjang Ibu Tirinya, yang layak di beri nilai sepuluh.53747Please respect copyright.PENANArKxvnlTp6p
53747Please respect copyright.PENANAxi2N7eBOS7
Ustadza Dwi yang tengah sibuk menulis di papan tulis, mulai merasa terganggu oleh suara yang ada di belakangnya. Ia mendesah pelan, lalu berbalik melihat kearah mereka berempat yang mendadak diam.53747Please respect copyright.PENANA1AJz9qEchX
53747Please respect copyright.PENANAg4WdSsuXHu
"Apa yang kalian ributkan?" Tanya Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANAIQ6UTtQaPT
53747Please respect copyright.PENANA1AiRCPK3Sr
Mereka berempat tertunduk tidak berani menjawab. Tetapi diam-diam mereka saling menatap satu sama lain.53747Please respect copyright.PENANAWRtOnFv9K2
53747Please respect copyright.PENANAD6wj3chq83
"Kalian berempat berdiri di depan!"53747Please respect copyright.PENANAUrHh1DEoLj
53747Please respect copyright.PENANA3cHByY0X1F
Dengan langkah gontai mereka beranjak dari tempat duduk mereka. Lalu berbaris berdiri di depan kelas. Sementara Ustadza Dwi kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia menjelaskan tentang istilah fiqih dan bagian-bagian dalam ilmu Fiqih.53747Please respect copyright.PENANAlZqKBEzqI8
53747Please respect copyright.PENANARvTwjNgarE
"Fiqih dalam bahasa Arab artinya pengertian, dan dalam istilah ulama artinya ilmu yang membahas hukum-hukum agama Islam diambil dari dalil-dalil tafsili atau dalil dalil yang terperinci." Jelas Ustadza Dwi, ia berjalan maju beberapa langkah, hingga tepat berada di depan Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAcTpPFOcRkP
53747Please respect copyright.PENANAMf2rhCevn9
Tiba-tiba spidol yang ada di tangannya mendadak terlepas dan jatuh kelantai.53747Please respect copyright.PENANAgjnHCd6rOr
53747Please respect copyright.PENANAjFDVJCu8AA
Ustadza Dwi membungkuk untuk mengambil spidol tersebut, dan tanpa di sengaja pantat bulatnya malah menubruk selangkangan Rayhan. Ustadza Dwi terperanjat saat merasakan benda keras yang ada di belakang pantatnya. Rayhan tidak kalah terkejutnya.53747Please respect copyright.PENANAwjPXlhFKGn
53747Please respect copyright.PENANASbv97lUO1W
"Astaghfirullah! Maaf." Ujar Ustadza Dwi malu.53747Please respect copyright.PENANAbbaLy8xzHZ
53747Please respect copyright.PENANAnxzMQxzADa
Ketiga sahabatnya serempak melihat kearah Rayhan. Dari raut wajah mereka menggambarkan ketidak sukaan atas keberuntungan Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAgBIVI7o7m9
53747Please respect copyright.PENANAXkh9um7OWM
Anak remaja berusia belasan tahun itu menyeringai tidak perduli dengan tatapan ketiga sahabatnya.53747Please respect copyright.PENANAjPQWM0FEgE
53747Please respect copyright.PENANAKJ6F3Pd1FO
Kecelakaan tersebut membuat Ustadza Dwi sempat kehilangan fokus. Apa lagi ia dapat merasakan dengan nyata betapa keras dan besarnya kemaluan muridnya, membuatnya sepintas berfikiran yang tidak-tidak. Tetapi Ustadza Dwi dengan cepat berhasil mengendalikan dirinya, yang sempat di landa birahi.53747Please respect copyright.PENANAaKhHUoW3uc
53747Please respect copyright.PENANAbtCe7KN5uF
"Hukum Agama dibagi menjadi lima bagian. Yang pertama wajib, yang ke dua Sunnah, ke tiga haram, ke empat makruh dan yang kelima mubah." Jelas Ustadza Dwi, suaranya terdengar gemetar karena ia harus menekan birahinya.53747Please respect copyright.PENANAC5KBgc7k9U
53747Please respect copyright.PENANAHAyFdzyG0E
Tidak terasa 45 menit berlalu, dan itu artinya, penderitaan mereka berempat akan segera berakhir. Bukan hanya mereka, Ustadza Dwi juga merasa lega.53747Please respect copyright.PENANAMrVDbpEqdn
53747Please respect copyright.PENANA3Gt8D4Vp1h
"Besok kalian cari tau tentang penjelasan ke lima hukum Agama, kalau ada yang tidak bisa menjawab, kalian akan di hukum seperti mereka berempat." Ujar Ustadza Dwi sembari melihat kearah mereka. "Dan untuk kalian berempat, jangan di ulangi lagi. Sekarang kalian berempat boleh duduk." Suruh Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANA7GDMGSwUHv
53747Please respect copyright.PENANAs9qFW3xvvK
Wanita berusia 39 tahun itu menutup pelajaran hari ini dengan memberi sedikit nasehat kepada murid-muridnya tentang perlunya keseriusan dalam menuntut ilmu. Rayhan, Doni, Asril dan Rico hanya tertunduk mendengar nasehat Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANAopDYUX9g3j
53747Please respect copyright.PENANAImJyAashoL
******53747Please respect copyright.PENANAqKumLJaXIs
53747Please respect copyright.PENANAN7d7dY6HW5
53747Please respect copyright.PENANArVb35xdhrB
53747Please respect copyright.PENANATuW8Ur0pVz
53747Please respect copyright.PENANADfG3S74WHk
53747Please respect copyright.PENANAqFX9LiYYs4
53747Please respect copyright.PENANAc9vfyhxkF9
53747Please respect copyright.PENANA8Els5NChUu
53747Please respect copyright.PENANAqMTDY3C8vF
Julia53747Please respect copyright.PENANAa70Ld5zUZE
"Ray!"53747Please respect copyright.PENANAB1OXN4BQWK
53747Please respect copyright.PENANAN75Mb5Sjnk
Rayhan celingak-celinguk mencari sumber suara yang baru saja memanggilnya. Tidak jauh dari kantor sekolah, seorang wanita cantik mengenakan gamis berwarna biru muda melambaikan tangannya.53747Please respect copyright.PENANAyu8DCaY688
53747Please respect copyright.PENANAca8gAk1jbh
"Duluan ya." Ujar Rayhan.53747Please respect copyright.PENANA1e4gSnV34V
53747Please respect copyright.PENANAtJDV3Ymmtb
"Ketemu di tempat biasa Ray!" Teriak Rico ketika Rayhan mulai menjauh.53747Please respect copyright.PENANAL0LbE5r2lK
53747Please respect copyright.PENANAQDbyPaNTUt
"Ok." Pekik Rayhan sembari membentuk jarinya berbentuk huruf 'O'53747Please respect copyright.PENANAcl5CT6VWGk
53747Please respect copyright.PENANA6WWnYKsi1M
Dia segera menghampiri Zaskia yang tengah bersama sahabatnya. Bagi Rayhan mereka berdua sama cantiknya, tapi di hatinya tetap Kak Zaskia yang paling cantik. Sayangnya, Rayhan tidak bisa memiliki Zaskia, karena wanita itu adalah Kakak Kandungnya. Tetapi walaupun begitu Rayhan merasa masih berhak untuk mengaguminya.53747Please respect copyright.PENANAmcWdE2Z5oT
53747Please respect copyright.PENANAt4KW4bottn
"Ada apa Kak?" Tanya Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAGDM0HDtGCi
53747Please respect copyright.PENANAmiVABQ07vY
Zaskia memasukan tangannya ke dalam saku gamisnya. "Ini uang jajan kamu, kakak lupa ngasi tadi." Ujar Zaskia. Rasa takut atas kejadian tadi malam membuatnya lupa memberikan uang jajan Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAF97ZtooxgL
53747Please respect copyright.PENANACeeJCILiz0
"Terimakasih Kak!" Rayhan tampak senang saat mengambil uang tersebut dari tangan Kakak kandungnya. "Aku ke sana dulu ya Kak." Pamit Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAKYu9Ea0Iow
53747Please respect copyright.PENANAIuP3zI0Diy
Zaskia menganggukkan kepalanya. Mata indah Zaskia tidak melepaskan bayangan Rayhan yang semakin menjauh. Entah kenapa Zaskia merasa sangat nyaman setiap kali berada didekat Adiknya. Dan sebaliknya, ketika Rayhan tidak ada di sampingnya, ia merasa kosong.53747Please respect copyright.PENANAjRUU9oWLye
53747Please respect copyright.PENANAF8jAeIg3dS
Sikap Zaskia tidak luput dari perhatian Julia, ia merasa tatapan Zaskia bukan seperti seorang Kakak melihat Adiknya, melainkan seperti seorang kekasih yang melepas kepergian pacarnya.53747Please respect copyright.PENANAJ9IF0oVfQC
53747Please respect copyright.PENANAueO3Hk6zMo
"Rayhan terlihat semakin ganteng ya." Bisik Julia.53747Please respect copyright.PENANACtLMuaZOiV
53747Please respect copyright.PENANAeLZ5cVLUjJ
Muka Zaskia mendadak merona merah. "Iya dong, gak kalah sama Kakaknya yang cantik." Canda Zaskia, sembari memuji dirinya sendiri.53747Please respect copyright.PENANA54i7ZZ075o
53747Please respect copyright.PENANAb4ls04g4tY
"Pantes kamu betah jomblo."53747Please respect copyright.PENANA3G0iDQhqb7
53747Please respect copyright.PENANAK5EBlP8eaU
"Maksudnya?" Zaskia merenyitkan dahinya.53747Please respect copyright.PENANAosS0hHKIVx
53747Please respect copyright.PENANARilGWGyJXs
"Punya adik setampan itu, siapapun pasti betah menjomblo." Goda Julia, membuat Zaskia semakin salah tingkah.53747Please respect copyright.PENANAqsSsvC0D78
53747Please respect copyright.PENANAJCyE32kUnZ
"Astaghfirullah!! Dia adikku Mbak."53747Please respect copyright.PENANAwnFk2k2dlH
53747Please respect copyright.PENANAZc2WP8TKMu
"Ya tetap saja kan, Rayhan cowok dan kamu cewek, tinggal satu rumah berdua lagi." Ujar Julia. "Wajar kalau benih-benih cinta itu mulai tumbuh. Mungkin sekarang kamu tidak mau mengakuinya, tapi cepat atau lambat kamu pasti akan mengakuinya." Tambah Julia membuat Zaskia sempat terdiam.53747Please respect copyright.PENANA00IRfKDeNP
53747Please respect copyright.PENANA5rn08q6cIu
"Astaghfirullah! Mbak ngelantur." Rajuk Zaskia.53747Please respect copyright.PENANAZwdsEK0epF
53747Please respect copyright.PENANAqpiyURD0J9
Tapi diam-diam ia membenarkan apa yang di katakan sahabat yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri. Akhir-akhir ini ia merasakan ada yang berbeda dari cara ia melihat Rayhan, dan semakin hari, perasaan itu terasa semakin kuat, walaupun ia berusaha menepisnya.53747Please respect copyright.PENANAi89qdZjE8T
53747Please respect copyright.PENANAQuBzdzTUVX
"Kita lihat aja nanti." Tantang Julia.53747Please respect copyright.PENANAZPHuUBEU1m
53747Please respect copyright.PENANALfUXKZLunT
Zaskia menggelengkan kepalanya, lalu melangkah pergi menuju kantin, yang di susul oleh Ustadza Julia.53747Please respect copyright.PENANAza9KbFxbPD
53747Please respect copyright.PENANAWR3kk6qltd
*****53747Please respect copyright.PENANAtWUuiSD4vA
53747Please respect copyright.PENANARvmouHGlOF
Jam baru menunjukan pukul 9 pagi. Ustadza Dwi memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Ia bergegas menuju rumahnya. Di jalan ia bertemu beberapa Ustadza dan santri yang menyapanya. Karena ia terburu-buru Dwi hanya membalas alakadarnya saja.53747Please respect copyright.PENANAQVxniO0R5W
53747Please respect copyright.PENANAj3JhRCSwsN
Ustadza Dwi baru menghentikan langkahnya ketika salah seorang petugas kebersihan menegurnya.53747Please respect copyright.PENANAgDUIncazq8
53747Please respect copyright.PENANA9ggsZsP9zD
"Mau kemana Ustadza? Kok buru-buru sekali!" Tegur Imbron. Pria berusia 47 tahun itu menyeringai, memamerkan gigi kuningnya yang tidak rata.53747Please respect copyright.PENANA3ngUkP8hj3
53747Please respect copyright.PENANAJRGyvoksQ2
Ustadza Dwi berusaha tersenyum. "Mau pulang, ada urusan mendadak." Jawab Dwi. "Oh iya Pak, di belakang rumah ada bekas karton yang sudah tidak terpakai, tolong di ambil ya Pak." Pinta Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANAbnGhQNZCdV
53747Please respect copyright.PENANAlJFwKp7qzz
"Beres Ustadza."53747Please respect copyright.PENANAsS6F4xAYWl
53747Please respect copyright.PENANAkTiZDNYfzH
"Kalau begitu saya permisi dulu ya Pak." Pamit Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANAPnfRTJUTIF
53747Please respect copyright.PENANAMAiKB4oQ8m
Ia kembali melanjutkan perjalannya ke rumah. Rumahnya yang bercat putih itu terlihat sepi. Harap maklum saja, karena putrinya Aziza masih di kelas, sementara Suaminya sibuk membantu pengembangan pesantren baru cabang Al Tauhid.53747Please respect copyright.PENANAiEOB9ZJAdn
53747Please respect copyright.PENANAhGTcgDaySb
Setibanya di rumah, Ustadza Dwi langsung menuju kamar mandi miliknya. Setelah memastikan pintu kamar mandinya tertutup rapat. Ustadza Dwi berdiri di depan cermin yang menempel di dinding kamarnya. Cukup lama ia memandangi wajah cantiknya yang bersemu merah.53747Please respect copyright.PENANACBVekcS5jl
53747Please respect copyright.PENANAyv5Gy4dIRP
"Hmmmpss..." Dwi menggigit bibirnya.53747Please respect copyright.PENANAuINIagkudP
53747Please respect copyright.PENANA86JvaOpnKv
Tangannya naik keatas payudaranya, meremas kasar payudara miliknya yang berada di balik gamis hitam yang ia kenakan. Mata indahnya terpejam menikmati remasan di payudaranya yang berukuran 34D. Insiden di kelas tadi, sukses membangkitkan birahinya.53747Please respect copyright.PENANAFa5kGXIkWP
53747Please respect copyright.PENANArwTIw1n90V
Ustadza Dwi tau betul apa yang ia lakukan saat ini sebuah perbuatan yang salah, dan di haramkan oleh Agama. Tetapi ketika gejolak birahi datang, Dwi selalu tidak mampu mengontrol dirinya agar bisa menekan birahinya.53747Please respect copyright.PENANAJoq1z7vCbi
53747Please respect copyright.PENANAbx8GqQN7uI
Seperti saat ini. Ketika birahinya datang, yang di inginkan Dwi hanyalah mencari kepuasan tanpa perduli dosa yang akan ia pertanggung jawabkan di akhirat nanti.53747Please respect copyright.PENANAg5PAUoQwpE
53747Please respect copyright.PENANA4HvLbSVH2Q
Jemari indahnya pergi kearah kancing gamisnya, lalu dengan perlahan ia membuka kancing gamis miliknya. Menurunkan gamis bagian atasnya, hingga tampak payudaranya yang di balut bra berwarna cream. Ustadza Dwi menyingkap branya keatas, lalu kembali meremas payudaranya dengan kasar.53747Please respect copyright.PENANAWDvnwfdvQE
53747Please respect copyright.PENANAXgw5T9cCAz
"Aahkk... Enak! Remas lebih keras." Desah Ustadza Dwi.53747Please respect copyright.PENANAFL1ulHFqvs
53747Please respect copyright.PENANARlS5Ppv5wW
Ia mengerang nikmat merasakan sensasi sakit di payudaranya. Kedua jarinya tidak tinggal diam, mereka bertugas menstimulasi putingnya yang kemerah-merahan.53747Please respect copyright.PENANAhMMxgYWRyF
53747Please respect copyright.PENANAS1p1JNEnV4
Tangan kanan Dwi turun kebawah, menyingkap keatas bagian ujung gamisnya. Dia membelai paha bagian dalamnya. Terus naik keatas menuju selangkangannya yang masih mengenakan legging ketat berwarna coklat. Tangannya menyusup masuk kedalam celana legging dan dalamannya. Ia mendapatkan bibir kemaluannya telah basah.53747Please respect copyright.PENANATC4gAETSjW
53747Please respect copyright.PENANAu7uAJ77KiA
"Oughkk... Jangaaaaan... Aaahkk... Aahkk..."53747Please respect copyright.PENANAYg0aOPVV01
53747Please respect copyright.PENANAaqoJxO1nPz
Ustadza Dwi memejamkan matanya, ia membayangkan seseorang tengah menjamah vaginanya.53747Please respect copyright.PENANACCUsqGVvub
53747Please respect copyright.PENANAOs7j19hMy1
Kepalanya mendongak keatas, ketika jemarinya bermain diatas clitorisnya yang semakin membengkak. Pantat Ustadza Dwi gemetar, merasakan sensasi yang luar biasa. Yang tidak akan pernah ia dapatkan ketika ia bercinta dengan Suaminya.53747Please respect copyright.PENANAcq4huxD553
53747Please respect copyright.PENANAs5MqcHgy1o
Tidak butuh waktu lama bagi dirinya untuk segera mencapai puncaknya. Ia mendapatkan orgasme kecil dari sentuhan jemari halusnya.53747Please respect copyright.PENANAhZ5QSbLC9W
53747Please respect copyright.PENANAaXwUjAbCtx
Wajah cantik Dwi merah pandam, dan nafasnya tersengal-sengal mengikuti irama dadanya yang naik turun. "Astaghfirullah! Maafkan aku Tuhan." Lirih Dwi menyesal. Rasa penyesalan yang selalu ia dapatkan setiap kali habis melakukan masturbasi. Tapi anehnya, ia malah selalu mengulanginya lagi dan lagi.53747Please respect copyright.PENANAGqoYzC9vbX
53747Please respect copyright.PENANApd3KZrRQMp
Setelah merasa puas, Ustadza Dwi kembali merapikan pakaiannya yang berantakan.53747Please respect copyright.PENANAIjwvI8Rxj2
53747Please respect copyright.PENANAgDDrNyAswI
Tanpa ia sadari seseorang melihat apa yang barusan ia lakukan. Pria tersebut menyeringai, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Seorang Ustadza melakukan Masturbasi.53747Please respect copyright.PENANABt1GICvR49
53747Please respect copyright.PENANApxpZiSAKFE
*****53747Please respect copyright.PENANAphPbUEVp2B
53747Please respect copyright.PENANAcqQbdd3f0y
53747Please respect copyright.PENANARzqHNLSW0f
53747Please respect copyright.PENANAfi0Es9qoTZ
53747Please respect copyright.PENANAhrqm5xPSie
53747Please respect copyright.PENANAiroRQ7eQMf
53747Please respect copyright.PENANA0Yx6MGy4Af
53747Please respect copyright.PENANAo1S98zFCPw
53747Please respect copyright.PENANAW3WEamHSXY
53747Please respect copyright.PENANAwB54PGaT9c
53747Please respect copyright.PENANA1dXDU7xO7B
53747Please respect copyright.PENANAdciF6qjfZH
53747Please respect copyright.PENANAdNCk8ldanA
53747Please respect copyright.PENANA1IJ0CQG0Ws
53747Please respect copyright.PENANA7axhSS7Nx2
53747Please respect copyright.PENANAfQsQggIbGM
53747Please respect copyright.PENANAQsjFjIYCHA
Asyifa53747Please respect copyright.PENANASHHoomouHy
Aurel53747Please respect copyright.PENANAA6wSftOsKx
Adinda53747Please respect copyright.PENANAPs3hdbuYAu
Aziza53747Please respect copyright.PENANAOkcxdqjEoN
53747Please respect copyright.PENANAWsLSgW0ka1
Dedaunan dan ranting dari pohon cemara itu berguguran tertiup angin hingga jatuh ke tanah, dan sebagian lagi tertiup hingga ke jalan trotoar. Beberapa burung kecil turun dari pohon, mengambil daun dan ranting kecil yang jatuh untuk di jadikan sangkar. Tak jauh dari situ, tampak beberapa anak remaja perempuan tengah duduk santai di teras perpustakaan.53747Please respect copyright.PENANAQWo3wtYezM
53747Please respect copyright.PENANAiA5moomPNF
Kedua tangan mereka sibuk memegang buku, hanya saja tidak satupun dari mereka yang sedang membaca buku. Mereka malah sibuk mengobrol, menceritakan kejadian naas yang di alami salah satu santriwati tadi malam.53747Please respect copyright.PENANAE2IRsXwIdx
53747Please respect copyright.PENANAdjmIdqU5uo
"Jadi gimana kabar Amanda?" Tanya Aurel.53747Please respect copyright.PENANA2xKq2PPSjA
53747Please respect copyright.PENANABYMilOjnvO
Asyifa menggelengkan kepalanya. "Gak tau, katanya sekarang ia lagi di rawat di rumah sakit." Jawab Asyifa. Ia sangat marah atas kejadian tadi malam.53747Please respect copyright.PENANAwR0GMN6uKc
53747Please respect copyright.PENANASY3w0WWrHB
"Kasihan Amanda!" Lirih Aziza.53747Please respect copyright.PENANAGN6FXk2PZd
53747Please respect copyright.PENANAapVSFEg1lF
"Semoga saja pelakunya cepat di temukan dan di hukum seberat-berat." Lirih Asyifa, ia memandang jauh kearah segerombolan Santri yang tengah tidur-tiduran di bawah pohon besar.53747Please respect copyright.PENANAWn0l0eCW0K
53747Please respect copyright.PENANAJNuxGynfmF
Aurel mendesah pelan. "Dengar-dengar katanya itu mahluk halus yang memperkosa Amanda." Ucap Aurel, membuat suasana menjadi semakin mencekam.53747Please respect copyright.PENANANayPB8OfHL
53747Please respect copyright.PENANA4DvcwBBdM5
"Astaghfirullah! Kalian ngomong apa?" Tegur Adinda. Ia terlihat sibuk memperbaiki ujung jilbabnya karena tertiup angin yang cukup kencang.53747Please respect copyright.PENANAUrRaWPsJ8a
53747Please respect copyright.PENANAz6qEqK3sOV
"Menurut kabar burung memang seperti itu kok." Jelas Aurel tidak mau dianggap berbohong. Tadi pagi ia tidak sengaja mendengar obrolan teman kelas Amanda, tentang kejadian yang menimpa Amanda.53747Please respect copyright.PENANAMi40iBTPko
53747Please respect copyright.PENANAG1DABrJwzK
"Aku dengar juga seperti itu." Bela Aziza.53747Please respect copyright.PENANAwlIRdzp8W4
53747Please respect copyright.PENANAvzXW2HmdnF
Adinda menghela nafas pelan. "Tetap saja kita tidak boleh begitu saja mengambil kesimpulan seperti itu. Apa lagi itu baru kabar burung, belum jelas kebenarannya seperti apa." Nasehat Adinda.53747Please respect copyright.PENANAqiRpEUnWii
53747Please respect copyright.PENANAJL1WURGreo
"Benar apa kata Adinda, lebih baik kita tunggu hingga pelakunya di tangkap." Ujar Asyifa menambahkan. Mereka bertiga kompak menganggukan kepala.53747Please respect copyright.PENANAFV66LKuo3r
53747Please respect copyright.PENANAfn1y0cRjWi
"Sudah-sudah, kok jadi membahas kejadian semalam! Ingat habis ini kita ada hafalan." Ujar Aziza mengingatkan.53747Please respect copyright.PENANApBLFPQxza8
53747Please respect copyright.PENANALKAbXJ2soD
Suasana pun kembali hening, yang terdengar hanyalah suara gumaman mereka yang tengah menghafal. Tepatnya, mengulangi hafalan, agar nanti mereka tidak merasa gugup ketika menyetor hafalan.53747Please respect copyright.PENANASu9IS7BJJW
53747Please respect copyright.PENANAU1EQYmxuNV
Berbeda dengan santri, bagi Santriwati sangat memalukan bagi mereka kalau harus menerima hukuman karena tidak hafal.53747Please respect copyright.PENANAJr7q6oHdt5
53747Please respect copyright.PENANAzTjUeLS6pn
******53747Please respect copyright.PENANAtQn94xV04L
53747Please respect copyright.PENANAQaucEorUJE
Tepat berakhirnya jam pelajaran hari ini, anak-anak pesantren berhamburan keluar kelas. Seakan mereka baru saja keluar dari penjara. Wajah-wajah yang tadinya tidak bersemangat, kini terlihat begitu cerah, pancaran kebahagian terlihat jelas di wajah mereka.53747Please respect copyright.PENANAmRUYrxY8yj
53747Please respect copyright.PENANAz1S16e9lly
Asyifa tampak membawa setumpuk buku di tangannya, yang harus ia serahkan kepada Ustadza Anita. Tadi sebelum keluar kelas, Ustadza Anita sempat memberi amanah Asyifa untuk mengumpulkan tugas teman-temannya. Walaupun ia merasa enggan, tapi Asyifa tidak bisa menolak perintah dari gurunya.53747Please respect copyright.PENANAdEmtJhijip
53747Please respect copyright.PENANAdtPNwGX5LX
Setelah mengenakan sepatu, Asyifa bergegas menuju kantor Aliya yang berada di wilayah santri. Ia tidak ingin terlambat mengantri makanan. Bisa-bisa ia kehabisan lauk kalau terlambat sedikit saja.53747Please respect copyright.PENANAyFOO8LuOif
53747Please respect copyright.PENANAyOMIr7Yoxi
"Mau kemana?" Tegur Aziza, sembari mengusap matanya yang kemasukan debu.53747Please respect copyright.PENANAzbHiis5Q4G
53747Please respect copyright.PENANAKqyR60adka
Asyifa menunjukan tumpukan buku di tangannya. "Mau ke kantor Aliyah. Mau ikut?" Ajak Asyifa penuh harap. Ia selalu merasa tidak nyaman setiap berada dilingkungan santri. Mengingat para Santri yang suka sekali menggoda para santriwati ketika mereka memasuki wilayah santri.53747Please respect copyright.PENANACHAPbORpV5
53747Please respect copyright.PENANAuCIQ6RFD25
Aziza menggelengkan kepalanya. "Sendiri aja, aku mau cepat pulang bantu Umi masak." Tolak Aziza. Asyifa menghempaskan nafasnya kecewa.53747Please respect copyright.PENANAqHehViRyZK
53747Please respect copyright.PENANABdwa24ZHgc
Tidak semua santri tinggal di asrama, ada beberapa dari mereka yang pulang kerumah, seperti Aziza. Ia memang tidak mondok, tapi rumahnya berada di lingkungan pesantren. Maklum saja, orang tua Aziza salah satu staf mengajar di pesantren Al-tauhid. Sehingga keluarga mereka berhak menempati salah satu rumah di pondok pesantren Al-tauhid.53747Please respect copyright.PENANACwV8YBfF6R
53747Please respect copyright.PENANAU8I2Y099Gk
Selepas kepergian Aziza. Asyifa bergegas menuju kantor Aliya. Dan benar saja, sepanjang jalan menuju kantor beberapa santri menggoda dirinya. Ada yang bersiul, mengajak kenalan dan ada juga yang mengatainya sombong karena tidak mengubris panggilannya mereka.53747Please respect copyright.PENANAmEBLXG3VLu
53747Please respect copyright.PENANA82pftgdPA2
Godaan itu barulah berhenti ketika ia memasuki kantor Aliya. Kaki mungilnya melangkah cepat menaiki anak tangga kantor Aliya. Tapi tiba-tiba dari atas muncul anak remaja yang tengah menuruni anak tangga dengan cepat.53747Please respect copyright.PENANAXydSppIl0k
53747Please respect copyright.PENANA71aX5Xdhgp
"Eh..." Kaget Asyifa. Tapi ia tidak sempat untuk menghindari tabrakan.53747Please respect copyright.PENANAQ1GwukyXGI
53747Please respect copyright.PENANAdQLnvbR1RV
Bruaaak...53747Please respect copyright.PENANAa0Qz4j0XnU
53747Please respect copyright.PENANAetzRDJgvdt
Buku tulis yang ada di tangan Asyifa berhamburan jatuh. Sebagian masih di anak tangga tapi sebagian besar jatuh kelantai satu. Beruntung Asyifa tidak sampai terjatuh, karena dengan sigap pemuda itu memegangi tubuh Asyifa sehingga ia terhindar dari jatuh.53747Please respect copyright.PENANAfROwvQWPn1
53747Please respect copyright.PENANAa4t9DCQNxm
Tapi sialnya tangan pemuda itu berada di tempat yang salah. Asyifa yang menyadarinya sempat terdiam selama beberapa detik.53747Please respect copyright.PENANAlwRzebXtxi
53747Please respect copyright.PENANAiWKqzN1KhW
"Astaghfirullah!" Dia menepis tangan Rayhan dari atas payudaranya.53747Please respect copyright.PENANAKReKhdRdBp
53747Please respect copyright.PENANAyQ7sCgcDaz
Buru-buru Rayhan menarik dirinya agar sedikit menjauh dari Asyifa. "Maaf gak sengaja!" Bela Rayhan, sebelum dirinya di sembur.53747Please respect copyright.PENANANtA3sodP1H
53747Please respect copyright.PENANAkaqXfexWos
"Kurang ajar kamu!" Kesal Asyifa.53747Please respect copyright.PENANAYr0yoOS33o
53747Please respect copyright.PENANAdMiKdsjgQP
Ia merasa sudah di lecehkan oleh Rayhan, walaupun sebenarnya ia baru saja di tolong Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAB6rIGvMi3f
53747Please respect copyright.PENANAFlmiRGkM7z
Kekesalan Asyifa semakin memuncak ketika melihat Rayhan yang acuh tak acuh setelah menyentuh bagian sensitifnya. Bahkan tanpa berkata-kata, Rayhan bergegas menuruni anak tangga.53747Please respect copyright.PENANAtVmCugrlvE
53747Please respect copyright.PENANAH9i5bqfFfN
Wajah putih Asyifa mendadak merah padam. Ingin ia berteriak memanggil pemuda sombong tersebut. Tapi ia takut malah membuat kegaduhan, bagaimanapun juga saat ini ia sedang berada di kantor Aliyah. Sembari mendumel kesal, Asyifa memungut kembali buku yang berserakan.53747Please respect copyright.PENANACVrRroxQnD
53747Please respect copyright.PENANA1IKaJbnydo
Dari kejauhan, pemuda itu diam-diam memperhatikan Asyifa. Bibirnya sedikit membentuk sebuah senyuman.53747Please respect copyright.PENANAqJ371vnCki
53747Please respect copyright.PENANAw9rR9tvkOP
*****53747Please respect copyright.PENANAjRSXfOsKPG
53747Please respect copyright.PENANAB2r47ek5AW
"Kamu kok pulangnya sore banget Ray!" Omel Zaskia ketika Rayhan baru saja pulang.53747Please respect copyright.PENANAL8iemIBjlh
53747Please respect copyright.PENANAGoVC1yiY7l
Pemuda itu duduk di kursi sembari memperhatikan Kakak Iparnya yang tengah membuat kue kering. Aroma kue yang menyengat sedikit menggunggah selera.53747Please respect copyright.PENANAKo60eQfx8Q
53747Please respect copyright.PENANAJuptpt9K1x
Zaskia menghampiri Rayhan sembari membawa cetakan kue yang baru saja ia ambil dari dalam oven. Ia letakan di atas meja, lalu membuka sarung tangan khusus agar kulit tangannya tidak sampai terbakar ketika memegang cetakan kue yang masih sangat panas.53747Please respect copyright.PENANAFeeGqamq6Z
53747Please respect copyright.PENANAhsh7FFGkg6
Dengan menggunakan penjepit, Zaskia mengeluarkan kue kering dari dalam cetakan untuk di masukan ke dalam toples kue yang ada diatas meja.53747Please respect copyright.PENANAatkAsm9QvH
53747Please respect copyright.PENANAnK3YspSOgW
"Sore ini kamu jangan main dulu!" Perintah Zaskia.53747Please respect copyright.PENANAMO0BLOIG7Y
53747Please respect copyright.PENANATt9l3nzlXl
"Yaaaa... Kakak, padahal hari ini kelas aku tanding bola." Protes Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAV8Ic3rZZ7I
53747Please respect copyright.PENANAoQ54ytE3Wj
Zaskia meliriknya dengan tatapan tajam, seakan ia tidak ingin di bantah. "Bantu kakak kasiin kue ini ke Ustadza Dewi ya." Suruh Zaskia. Tanpa perduli dengan penolakan adiknya yang ia ingin ikut bertanding bola.53747Please respect copyright.PENANA7QSfVcZRW3
53747Please respect copyright.PENANAgNnHCIrxsx
"Emang Ustadza Dewi minta bikinin kue buat apa Kak?" Tanya Rayhan hendak mencomot satu kue, tapi keburu di tepis oleh Zaskia. Rayhan tersenyum nyengir dengan tatapan memelas.53747Please respect copyright.PENANA0gjlwdAYdK
53747Please respect copyright.PENANAEG60KrE6VS
"Jangan banyak tanya, kamu kasikan saja."53747Please respect copyright.PENANAsHI1YZqO2o
53747Please respect copyright.PENANAKV7Ag4QcSE
Rayhan beranjak dari tempat duduknya. "Iya deh Kak! Tapi aku mandi dulu ya Kak." Ujar Rayhan. Tanpa di sadari Zaskia, ada perubahan ekspresi di wajah Rayhan yang tadinya kecewa kini terlihat girang.53747Please respect copyright.PENANAyDCZC64zAa
53747Please respect copyright.PENANATHPdxk3a4C
Zaskia yang tidak melihat perubahan raut wajah Rayhan hanya bisa menghela nafas perlahan, ia benar-benar tidak mengerti dengan sikap adiknya itu, yang taunya cuman main aja.53747Please respect copyright.PENANAnrp83TbXU3
53747Please respect copyright.PENANAdSG054nvI5
*****53747Please respect copyright.PENANAd6mLjBrEfY
53747Please respect copyright.PENANAWqava4KzBH
53747Please respect copyright.PENANADciBur9F5s
53747Please respect copyright.PENANAE0ACN38gZd
53747Please respect copyright.PENANA4j6BrYdAsT
53747Please respect copyright.PENANAZtLxhJL8NY
53747Please respect copyright.PENANASUKRECNLzF
53747Please respect copyright.PENANAAWYdBNkvyK
53747Please respect copyright.PENANAIKkEu3ahdG
53747Please respect copyright.PENANAmYABPol5bE
Ust Dewi53747Please respect copyright.PENANAI6DMKyV6Dv
Nikita53747Please respect copyright.PENANAb4EOHoqTAC
53747Please respect copyright.PENANANnGcaxUF32
Sembari bersiul ringan, Rayhan berjalan melewati jalan setapak menuju rumah Ustadza Dewi. Baru kali ini Rayhan terlihat begitu bersemangat ketika di suruh Kakaknya. Bahkan Zaskia sempat bingung melihat tingkah Rayhan yang tidak protes sama sekali ketika di minta mengantarkan kue ke rumah Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANAmL1NO3mm2Q
53747Please respect copyright.PENANAgLEkaqvrex
Bayangan kecantikan dan keseksian tubuh Ustadza Dewi membayangi setiap langkahnya, membuat Rayhan semakin bersemangat.53747Please respect copyright.PENANAjTxIsjELLZ
53747Please respect copyright.PENANArwckI8oshU
Setiba di rumah Ustadza Dewi, ia di sambut cukup hangat oleh sang Ustadza, bahkan Rayhan di persilahkan masuk terlebih dahulu. Tapi ketika ia hendak duduk di sebuah sofa empuk berwarna coklat tua, tanpa di sengaja mata Rayhan melihat sesosok gadis remaja yang tengah tertidur di dalam kamar yang pintunya terbuka lebar, tepat menghadap kearahnya.53747Please respect copyright.PENANAiD10sj2gco
53747Please respect copyright.PENANA9uYLdXUhBF
Mata pemuda itu terbelalak karena pakaian yang di kenakan Nikita begitu menggoda. Gadis cantik itu hanya mengenakan tanktop tanpa lengan dan celana dalam berwarna merah muda bergaris garis putih.53747Please respect copyright.PENANAT7gX84Bol5
53747Please respect copyright.PENANA7wHp3D1pku
"Mau minum apa Ray?" Tanya Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANA7KtSm49YEW
53747Please respect copyright.PENANAdVctftDDUM
Rayhan sedikit tergagap. "Anu Ustadza! Apa aja." Ia buru-buru memalingkan wajahnya menghadap Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANAOMmDu5UmOa
53747Please respect copyright.PENANAVO1fpNxnGH
"Ustadza ambilkan dulu ya."53747Please respect copyright.PENANAzYD9pYR1wa
53747Please respect copyright.PENANAKQtFMTg6qo
Selepas kepergian Ustadza Dewi, Rayhan kembali melihat ke dalam kamar Nikita yang bernuansa hello Kitty. Tampak gadis remaja itu tertidur lelap tanpa menyadari kalau seseorang tengah menatap nanar kearahnya.53747Please respect copyright.PENANANlIirHafVP
53747Please respect copyright.PENANABjP3do7ZHx
Glek... Glek... Glek...53747Please respect copyright.PENANAodMaHl9e3F
53747Please respect copyright.PENANAisb9dgBZqy
Berulang kali jakun Rayhan naik turun, wajahnya yang tegang terlihat bersemu merah. Dan nafasnya mulai terdengar sedikit memburu. Sementara celana kain berwarna hitam yang ia kenakan saat ini tampak membentuk sebuah tenda yang cukup besar.53747Please respect copyright.PENANAVj0t1cKbAR
53747Please respect copyright.PENANAzclE8VxIW1
Tangan Rayhan turun kebawah, memperbaiki posisi kemaluannya yang terasa mengganjal.53747Please respect copyright.PENANAnGByFrhvrD
53747Please respect copyright.PENANA9Jkz6KST8i
Harus di akui, gadis remaja berusia belasan tahun itu mewarisi bentuk tubuh Ibunya yang berisi. Kulitnya yang sawo matang terlihat eksotis. Sanking asyiknya melihat tubuh indah Nikita, Rayhan sampai tidak menyadari kehadiran Ustadza Dewi yang tengah membawa nampan.53747Please respect copyright.PENANA7i1xqRQTw6
53747Please respect copyright.PENANAWXw6wT8t2i
"Hei!"53747Please respect copyright.PENANAJoHfUP7k4l
53747Please respect copyright.PENANAzMHgecOhTv
Untuk kedua kalinya Rayhan terperanjat oleh teguran Ustadza Dewi yang tampak heran dengan keterkejutan Rayhan. "U-ustadza! Bikin kaget aja." Protes Rayhan, sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.53747Please respect copyright.PENANArEbqqAtH5S
53747Please respect copyright.PENANAo3CdsE5OtG
Jemari halus Ustadza meletakan segelas teh di atas meja. "Kamu kenapa Rayhan? Kok ngeliat Ustadza kayak ngeliat hantu." Ujar Ustadza Dewi heran.53747Please respect copyright.PENANArQtxYsmJDj
53747Please respect copyright.PENANAatXD0S9C0B
"Eng-enggak apa-apa Ustadza."53747Please respect copyright.PENANADgWiR2uBxr
53747Please respect copyright.PENANALXdnhwJZ5D
"Dasar aneh kamu Ray!" Celetuk Ustadza Dewi seraya tersenyum manis. Ia duduk di sofa yang ada di depan Rayhan sembari menyilangkan kakinya. Alhasil gamis berwarna merah muda bermotif bunga yang di kenakannya sedikit tersingkap.53747Please respect copyright.PENANAF6Mx3W5Ote
53747Please respect copyright.PENANA8QhLFVZr0t
Kembali pemuda berusia belasan tahun itu menggaruk kepalanya. "Aneh gimana Ustadza? Hehehe..."53747Please respect copyright.PENANA3nSjfXwu6A
53747Please respect copyright.PENANA7099qS5VHL
"Udahlah gak usah di bahas! Tapi terimakasih ya. Sudah mau capek-capek nganterin kue ke rumah Ustadza."53747Please respect copyright.PENANACshfGDVcxU
53747Please respect copyright.PENANA5SROhX2phj
"Biasa aja Ustadza, Ana malah merasa senang bisa membantu Ustadza." Ujar Rayhan kalem. Walaupun kali ini ia tidak bisa melihat ketelanjangan anak Ustadza Dewi, tapi Rayhan cukup senang bisa melihat senyuman Ustadza Dewi yang menggoda.53747Please respect copyright.PENANAJybne43dMp
53747Please respect copyright.PENANARRBU5VKhfu
"Yang bener?" Goda Ustadza Dewi sembari sedikit mencondongkan tubuhnya.53747Please respect copyright.PENANAIjpN1d3PTG
53747Please respect copyright.PENANAaWFQEwTcUq
"Bener dong Ustadza! Kapan lagi bisa ngebantu wanita secantik Ustadza Dewi. Hehehe..." Balas Rayhan, entah kenapa Rayhan sedikit memiliki keberanian menggoda balik Ustadza Dewi. Mungkin karena kedekatan mereka akhir-akhir ini.53747Please respect copyright.PENANAjQ0HdrOd75
53747Please respect copyright.PENANA0dkPkLEeLF
Mendengar ucapan Rayhan, Ustadza Dewi tertawa sembari menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang halus, layaknya adab seorang muslimah yang sedang tertawa. Sungguh tawa Ustadza Dewi terdengar renyah di telinga Rayhan. Apa lagi kedua gunung Ustadza Dewi ikut terguncang ketika ia sedang tertawa, membuat Rayhan semakin bergairah.53747Please respect copyright.PENANAGQ64SRnG1M
53747Please respect copyright.PENANANvvBRRubyE
Tetapi obrolan mereka sedikit terputus ketika seseorang memanggil putrinya Nikita.53747Please respect copyright.PENANArdzZwmwM8L
53747Please respect copyright.PENANAx6d1JeI4To
"Bentar ya!" Ujar Ustadza Dewi hendak memanggil putrinya.53747Please respect copyright.PENANAhjQ87hDSDQ
53747Please respect copyright.PENANAxobTaT6EeD
Ia beranjak dari sofa, tapi saat berbalik, barulah Ustadza Dewi mengerti kenapa Rayhan tadi sempat salah tingkah. Ternyata pelakunya adalah putrinya sendiri yang tengah tertidur lelap dengan hanya memakai tanktop dan celana dalam. Ustadza Dewi tersenyum tipis menyadari betapa nakalnya Rayhan.53747Please respect copyright.PENANACyIAHdzUCg
53747Please respect copyright.PENANANFWA5EpcSh
Sejenak Ustadza Dewi sempat melirik Rayhan, membuat pemuda tanggung itu kembali salah tingkah. "Nakal sekali kamu Ray!" Bisik hati Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANAdvuxoNF6FJ
53747Please respect copyright.PENANAtPEH5U8vGN
Dia menghampiri kamar putrinya, sembari menutup pintu kamar putrinya, membuat Rayhan merasa tidak enak hati.53747Please respect copyright.PENANA8QTym0OQfL
53747Please respect copyright.PENANAFdWybMlcur
Tidak lama kemudian Ustadza Dewi kembali keluar. Tapi kali ini Rayhan memilih diam, ia tertunduk tanpa berani menatap mata Ustadza Dewi yang sedang memandangnya. Hingga akhirnya Nikita pamit keluar bersama temannya.53747Please respect copyright.PENANAKokDkfPuRx
53747Please respect copyright.PENANAEYwZmEWkxw
"Pantesan tadi ada yang tegang!" Ledek Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANAWkGr7P1wPo
53747Please respect copyright.PENANAfIMNgk8d6O
Rayhan yang sudah ketahuan mengintip Nikita tidur berusaha memberikan jawaban yang tepat. "Maaf Ustadza! Tadi itu gak sengaja." Jujur Rayhan, yang awalnya ia memang tidak sengaja melihat putri Ustadza Dewi yang tengah tertidur.53747Please respect copyright.PENANApKWZrfCfLT
53747Please respect copyright.PENANAxLTBNaqJuu
"Gak sengaja tapi keterusan." Singgungnya.53747Please respect copyright.PENANAwoA4TByDma
53747Please respect copyright.PENANAfgxtKN8CGe
"Habis anak Ustadza cantik sekali sama seperti Ustadza." Ujar Rayhan, entah kenapa ia merasa Ustadza Dewi tidak benar-benar marah kepadanya, walaupun ia sendiri tidak mengerti.53747Please respect copyright.PENANAmx2G8LpYta
53747Please respect copyright.PENANAr9ixjCZWlW
"Gombal!"53747Please respect copyright.PENANAdvdciFA8HA
53747Please respect copyright.PENANAC9ZklW8Pm7
Rayhan tidak mau kehabisan akal. Ia menghampiri Ustadza Dewi dan berdiri di samping Ustadza Dewi. "Ana mana berani gombalin Ustadza!" Rayhan meletakan kedua tangannya di pundak Ustadza Dewi. "Ana tidak bohong, Ustadza memang sangat cantik." Ujar Rayhan dengan suara perlahan.53747Please respect copyright.PENANArxr6unwPfq
53747Please respect copyright.PENANA3fL1y6JdJz
Sebagai wanita yang sudah mendekati kepala empat, Ustadza Dewi merasa tersanjung atas pujian Rayhan. Mata indahnya terlihat berbinar dan kedua pipinya merona merah seperti bunga yang baru saja bermekaran.53747Please respect copyright.PENANAN7RWkWBZxT
53747Please respect copyright.PENANAOPm9YJNhor
Rayhan jongkok di samping Ustadza Dewi, ia menatap wajah cantik Ustadza Dewi dengan tatapan layaknya seorang pejantan terhadap betinanya, membuat tubuh Ustadza Dewi merinding di buatnya. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan bisa memiliki kharisma yang kuat.53747Please respect copyright.PENANAAtEksApBBQ
53747Please respect copyright.PENANA8fh7rpAXr0
"Astaghfirullah! Antum berani sekali menggoda Ustadza! Emang kamu pikir saya ini pacar kamu apa?" Kata Ustadza Dewi, seakan-akan ia sedang marah, tapi nada dan gestur tubuhnya tidak bisa bohong kalau saat ini ia sangat gembira karena mendapat pujian dari anak remaja berusia 18 tahun.53747Please respect copyright.PENANAX5LDJV2Ao2
53747Please respect copyright.PENANAgvxUktO19u
Telapak tangan Rayhan meraih tangan Ustadza Dewi, membuat jantung Ustadza Dewi berdetak tak karuan.53747Please respect copyright.PENANA4uWjkE99oe
53747Please respect copyright.PENANAHXv8i6yWwm
"Loh, bukannya kita sedang pacaran Ustadza!" Goda Rayhan.53747Please respect copyright.PENANAZQzNltNsNE
53747Please respect copyright.PENANAAegUvwTgfH
Wajah cantik Ustadza Dewi bersemu merah. Sembari mengulum senyum wanita berusia 39 tahun itu memalingkan wajahnya. Rayhan kembali berdiri dan duduk di sandaran tangan sofa. Tangan kanan Rayhan kembali merangkul pundak Ustadza Dewi, yang lagi-lagi hanya diam saja.53747Please respect copyright.PENANA2lARa0TeeH
53747Please respect copyright.PENANABpH9iLpSGq
Saat Ustadza Dewi melihat kearah Rayhan, pemuda tanggung itu memberanikan diri menyentuh wajahnya. Mata mereka bertemu, membuat getaran-getaran syahwat yang perlahan semakin memabukkan kedua insan berlainan generasi itu.53747Please respect copyright.PENANAKOPvla7fuJ
53747Please respect copyright.PENANA8nMjKDSW05
Rayhan mendekatkan wajahnya, dan memberi kecupan lembut di bibir Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANArAW0MKj1vk
53747Please respect copyright.PENANALZl2YWJ0pE
Deg... Deg... Deg...53747Please respect copyright.PENANALU0UJsH21o
53747Please respect copyright.PENANAuLbPDkkD25
Jantung mereka berpacu semakin cepat, memompa darah mereka hingga tubuh mereka seakan terbakar. Bagi Rayhan, bukanlah hal baru ia mencium bibir seorang wanita, hanya saja baru kali ini ia mencium bibir wanita yang usianya jauh diatas dirinya, apa lagi wanita tersebut adalah seorang Ustadza. Hingga menimbulkan sensasi yang berbeda.53747Please respect copyright.PENANAAb3qUMKfhr
53747Please respect copyright.PENANA3uokibkmVl
Begitu juga dengan Ustadza Dewi. Setidaknya ada tiga pria yang pernah mengecup bibirnya sebelum Rayhan. Dari pacar pertamanya, mendiang suami, hingga pacar terakhirnya yang sekarang entah di mana keberadaannya.53747Please respect copyright.PENANAqepKUqqOaH
53747Please respect copyright.PENANA8iwaTxPwwc
Hanya saja berciuman dengan seorang pemuda berusia belasan tahun membuatnya merasa kembali muda.53747Please respect copyright.PENANAxSB1pbdzqd
53747Please respect copyright.PENANAysKaTCvvfg
Mereka berciuman layaknya sepasang kekasih. Saling mengulum bibir masing-masing. Lidah Rayhan masuk kedalam rongga mulut Ustadza Dewi, dia membelit liar lidah Ustadza Dewi, membuat Ustadza Dewi merinding. Hampir satu menit mereka berciuman, Rayhan akhirnya menarik diri sebelum ia kehabisan nafas.53747Please respect copyright.PENANALovUerzbsp
53747Please respect copyright.PENANAAfjznaJr1z
Jari jempol Rayhan mengusap bibir merah Ustadza Dewi yang tampak basah karena lelehan air liur mereka.53747Please respect copyright.PENANAE29d01zKLw
53747Please respect copyright.PENANAI2TWP62I76
"Berani sekali kamu mencium bibir Ustadza?" Geram Ustadza Dewi.53747Please respect copyright.PENANADa9RLl4cry
53747Please respect copyright.PENANA6H5jyxPl2F
Rayhan tersenyum tipis. "Tapi Ustadza sukakan?" Bisik Rayhan, telapak tangan kirinya menyentuh payudara Ustadza Dewi yang berukuran 36E itu.53747Please respect copyright.PENANA1q7gGj5CZL
53747Please respect copyright.PENANAAln6kYnbwM
Ustadza Dewi membalasnya dengan senyuman, dan membiarkan telapak tangan Rayhan meremas payudaranya. Toh tidak ada gunanya lagi ia bersikap jaim di hadapan Rayhan, karena pada dasarnya ia juga menginginkan Rayhan menyentuh tubuhnya. Sebagai wanita yang sudah lama hidup sendirian ia merindukan sentuhan seorang pria.53747Please respect copyright.PENANAsjHBSQvt0L
53747Please respect copyright.PENANAJ3v9a8k1Ij
Untuk kedua kalinya mereka kembali berciuman, tapi kali ini mereka melakukannya dengan lebih santai, di iringi dengan remasan kecil telapak tangan Rayhan diatas payudaranya.53747Please respect copyright.PENANAeLq6k8QVqL
53747Please respect copyright.PENANAi3LfaO335b
Tapi tiba-tiba....53747Please respect copyright.PENANAlfJWRYn3Rx
53747Please respect copyright.PENANAHvQnzGjQ6N
"Assalamualaikum!"53747Please respect copyright.PENANACQrpyVyxi0
53747Please respect copyright.PENANAHdPGdVZrUy
Tanpa di beri komando, kedua insan yang tengah di mabuk birahi itu buru-buru memisahkan diri dan kembali ke posisi masing-masing. Nikita yang ternyata pulang lebih cepat, terheran-heran melihat kedua insan tersebut yang tampak tegang. Terutama wajah Ibu kandungnya yang bermandikan keringat.53747Please respect copyright.PENANAuYEUPoX63b
53747Please respect copyright.PENANATAgHoZH5nN
Selepas Nikita masuk ke dalam kamarnya, kedua insan berbeda generasi itu saling pandang. Lalu tertawa pelan sembari saling menggoda satu sama lainnya.53747Please respect copyright.PENANAUieeE7rGMx
53747Please respect copyright.PENANA8brOBg6pHy
******53747Please respect copyright.PENANAygIvgx7NG8
53747Please respect copyright.PENANAjoyGw9zpjW
Malam harinya...53747Please respect copyright.PENANATuAPmq2hxK
53747Please respect copyright.PENANAZtK1E6nxEk
Bersama Azril, Laras tampak santai sembari menonton sinetron ke sukaannya, sembari sesekali memijit kakinya yang masih terasa sakit akibat terjatuh tadi pagi. Azril yang duduk di samping Laras tidak bisa fokus, sesekali ia memperhatikan Laras yang malam ini mengenakan daster motif batik Pekalongan.53747Please respect copyright.PENANATOD3sgBbBX
53747Please respect copyright.PENANAtsM1IDotnk
Bayangan tubuh telanjang Laras, seakan tidak mau lari dari dalam benaknya, membelenggu dirinya. Walaupun sejujurnya, ada rasa bersalah di dalam hati Azril karena saat Laras terjatuh Azril hanya diam saja tanpa membantu Ibu Tirinya.53747Please respect copyright.PENANA0ikSsNFKTw
53747Please respect copyright.PENANASNINWB8So2
Azril mendesah pelan, berulang kali ia beristighfar berusaha melupakan kejadian tadi pagi.53747Please respect copyright.PENANAWTTOOhfTtC
53747Please respect copyright.PENANAdkFUuKD7Os
"Boleh ikut gabung!"53747Please respect copyright.PENANAodleBeTjLs
53747Please respect copyright.PENANAltPxqNyCnj
Laras tersenyum menyambut Daniel. "Boleh dong Dan! Sini duduk Dan..." Ajak Laras. Pemuda tersebut duduk di samping Laras.53747Please respect copyright.PENANAewas8GRDGT
53747Please respect copyright.PENANABPj0qYITs9
"Gimana kakinya Tan?" Tanya Daniel sopan.53747Please respect copyright.PENANAGZijBDnfwU
53747Please respect copyright.PENANAx8RkHsNv5w
"Udah agak mendingan tapi masih sedikit sakit." Aku Laras sambil sedikit mengurut kakinya. "Oh iya Dan, terimakasih ya kalau gak ada kamu gak tau deh jadinya gimana." Ujar Laras, mengingat bagaimana Daniel begitu cepat membantu dirinya ketika ia terjatuh tadi pagi.53747Please respect copyright.PENANAkRPfHljM8P
53747Please respect copyright.PENANAoSP3f4bMUp
"Sama-sama Tante!" Saya juga berterimakasih karena bisa melihat tubuh telanjang Tante. Bisik hati Daniel. "Boleh saya liat kaki Tante." Izin Daniel.53747Please respect copyright.PENANAjGGHYonzCx
53747Please respect copyright.PENANA1Ggdn3isUZ
Sejujurnya Laras sedikit ragu, mengingat kejadian tadi pagi, bagaimana Daniel berhasil membangkitkan birahinya hanya dengan pijitan ringan di kakinya. Tapi di sisi lain, Laras mengakui kalau pijitan Daniel memang membuat rasa sakit dikakinya lebih mendingan dan sentuhan Daniel membuat tubuhnya terasa lebih rileks dari biasanya.53747Please respect copyright.PENANAngjiaHeEiV
53747Please respect copyright.PENANAmz8PsETDuC
Setelah berpikir sejenak, Laras akhirnya mengizinkan Daniel melihat kakinya yang terkilir.53747Please respect copyright.PENANAh4VbM6kPje
53747Please respect copyright.PENANARxb0ZG5rVM
Setelah mendapat izin, Daniel berjongkok di depan Laras. Dia sedikit mengangkat kaki Laras sembari melihat pergelangan kaki Laras yang sedikit bengkak. Wajah Daniel terlihat serius ketika memeriksa pergelangan kaki Laras.53747Please respect copyright.PENANAm5opoyrwSG
53747Please respect copyright.PENANARjGpBuWo7t
"Bagaimana Dan?" Tanya Laras.53747Please respect copyright.PENANAY1ohu8xKDK
53747Please respect copyright.PENANAKIGksvoi4v
Daniel mendesah pelan. "Bengkaknya sudah mulai kempes. Tapi sepertinya harus di urut lagi." Ujar Daniel, ia menatap Laras meminta izin untuk memijit kakinya.53747Please respect copyright.PENANA4woeVzjYug
53747Please respect copyright.PENANA0cosCu3oO6
Karena sudah kepalang tanggung, Laras menganggukkan kepalanya, memberi izin Daniel kembali menyentuh kakinya. Dengan perlahan Daniel mengurut kaki Ustadza Laras. Sementara Azril hanya diam sembari memperhatikan Daniel memijit kaki Ibu tirinya yang masih sedikit bengkak.53747Please respect copyright.PENANAGyyVG0IlR4
53747Please respect copyright.PENANAFimtR5J04V
Sedikit rasa nyeri di kakinya membuat Laras memejamkan matanya. Daniel yang melihat hal tersebut sedikit merasa kasihan. Sabar ya Tan, ini hanya sebentar. Bisik hati Daniel.53747Please respect copyright.PENANAy3XlfxA8An
53747Please respect copyright.PENANAhO4oQ0Ihh5
Setelah merasa cukup, jemari Daniel naik sedikit keatas menyingkap ujung daster Ustadza Laras.53747Please respect copyright.PENANAaEW4I1Mgwi
53747Please respect copyright.PENANAi4aynZIAMT
"Tahan sedikit ya Tan!"53747Please respect copyright.PENANAEyG3tg2W6G
53747Please respect copyright.PENANATaJBNweSRC
Laras menganggukan kepalanya. Ia mengepal kedua tangannya hendak menahan rasa sakit. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, ketika Daniel memijit bagian belakang betisnya, Laras malah merasa nyaman dan sedikit geli.53747Please respect copyright.PENANA1TpAhZwbZb
53747Please respect copyright.PENANAw86OtWiASC
Geli-geli nyaman yang di rasakan Laras, perlahan membuat birahi Laras naik ke ubun-ubun kepalanya. Nafasnya mulai tersengal-sengal, dan ia mulai tidak bisa fokus. Ya Tuhan... Kenapa aku kembali terangsang! Padahal saat ini Daniel hanya memijit kakiku. Lirih Laras di dalam hati.53747Please respect copyright.PENANAEeuUzhICbI
53747Please respect copyright.PENANAfAr8DAPzH8
Telapak tangan Daniel naik keatas, memijit bagian belakang lutut Laras. "Aduh, aahkk..." Desah Laras tanpa bisa menahannya lagi.53747Please respect copyright.PENANAQAGJZx9a5k
53747Please respect copyright.PENANASEGDGpK7rt
"Sakit ya Tan?" Wajah Daniel tampak khawatir.53747Please respect copyright.PENANA8gpAdU36bR
53747Please respect copyright.PENANAZq5J7QWsLR
Laras mengangguk lemah. Syukurlah Daniel tidak tau. Ucap Laras di dalam hati. Ia merasa sangat malu kalau sampai Daniel tau kalau dirinya saat ini tengah di landa birahi. Sentuhan Daniel semakin naik keatas, menyingkap lebih banyak daster yang ia kenakan hingga sebatas lututnya.53747Please respect copyright.PENANAIbCGKZ4U2Y
53747Please respect copyright.PENANAnCEJSnEOdl
Hati Laras mulai merasa bimbang. Sentuhan Daniel memang enak sekali, bahkan bisa membuatnya terbuai. Tetapi sebagai seorang wanita ia merasa malu, karena auratnya yang terbuka.53747Please respect copyright.PENANANhANIV6siz
53747Please respect copyright.PENANA1nwv3oznWq
Oh Tuhan... Apa yang harus kulakukan sekarang? Laras melihat kearah Azril. Astaga, Azril... Pekik Laras di dalam hati. Raut wajah Azril terlihat begitu tegang. Matanya melotot menatap nanar kearah lututnya yang terbuka, seakan berharap bisa melihat lebih jauh auratnya. Entah kenapa bukannya marah Laras malah semakin terangsang.53747Please respect copyright.PENANATcPnlgUZpf
53747Please respect copyright.PENANAQUB5HhCQq0
"Maaf Tan, uratnya gak dapet! Boleh saya urut lebih keatas." Lagi Daniel meminta izin.53747Please respect copyright.PENANAAsCqSS4yQE
53747Please respect copyright.PENANArS9hHrlDDV
Kali ini Laras benar-benar bingung. Di sisi lain ia merasa berdosa kalau terus membiarkan pria lain yang bukan mahramnya melihat auratnya. Tapi di sisi lainnya, Laras merasa tanggung dan diam-diam ia berharap bisa terpuaskan.53747Please respect copyright.PENANAHRR1KD4MkV
53747Please respect copyright.PENANAVzLoUfpFFy
"Gimana sayang?" Tanya Laras kepada Azril.53747Please respect copyright.PENANAm0sKzH5IDD
53747Please respect copyright.PENANAeAQLWycCuZ
Azril terlihat gugup. "Gak apa-apa Ma, yang penting Mama sembuh." Jawab Azril. Ia mengutuk ucapannya barusan, karena tanpa sadar membiarkan pria lain melihat aurat Ibu Tirinya.53747Please respect copyright.PENANAay8EgFMaTz
53747Please respect copyright.PENANA5pWaPQtE9m
"Boleh Dan! Tapi pelan-pelan." Pinta Laras.53747Please respect copyright.PENANAB9KtFSWijM
53747Please respect copyright.PENANArgbyCbvLME
Daniel menganggukkan kepalanya. Lengannya menyibak daster yang di kenakan Laras hingga berada diatas lutut. Sementara tangannya berada dibalik daster yang di pakai Laras. Jemari kasar Daniel memijit dan membelai paha bagian dalam Laras, hingga tubuh Laras sedikit gemetar.53747Please respect copyright.PENANAYYdS1KIgXz
53747Please respect copyright.PENANADOjKYFgxvH
Sedikit senyuman terukir di bibir Daniel, setelah menyadari kalau Ustadza Laras sudah benar-benar di kuasai oleh birahinya, sehingga ia semakin berani berbuat lebih jauh.53747Please respect copyright.PENANAIf9woaZsQo
53747Please respect copyright.PENANAw7zuNIkyld
Dengan satu tarikan, tangan Daniel masuk jauh lebih dalam mendekati selangkangan Laras, hingga daster yang di kenakan Laras tertarik makin keatas bahkan sedikit memperlihatkan celana dalam Laras yang berwarna ungu.53747Please respect copyright.PENANAhpboG7Ohly
53747Please respect copyright.PENANAtCvxTjLohb
Azril yang berada tepat di samping Ibunya tampak tegang, ia tidak menyangkah bisa kembali melihat gundukan gemuk milik Ibunya, walaupun kali ini masih tertutup kain segitiga.53747Please respect copyright.PENANACA8YaArSS1
53747Please respect copyright.PENANAB3TPdHXJYW
"Sakit?" Tanya Daniel.53747Please respect copyright.PENANAbWHr1zERuZ
53747Please respect copyright.PENANAg2atuVn993
Laras mengangguk pelan. Ia terpaksa berbohong agar tidak sampai ketahuan kalau dirinya saat ini dalam keadaan sangat terangsang. Bahkan celana dalamnya sudah sangat basah karena lendir cintanya yang keluar cukup banyak. Daniel yang tengah berjongkok di depannya jelas dapat melihat bercak basah di celana dalamnya.53747Please respect copyright.PENANApoYGJYuBCu
53747Please respect copyright.PENANAoSE34iF3x2
Kedua jempol Daniel menekan pinggiran selangkangan Laras, membuat wanita berkerudung putih itu sampai menggeliat. Dia membenamkan wajahnya di lengan Azriel.53747Please respect copyright.PENANArHZZYpKQRr
53747Please respect copyright.PENANAwVf3q2w8gD
"Ughk... Hmmm... Eenggkkk..." Desah Laras.53747Please respect copyright.PENANAVqxvm2kWQY
53747Please respect copyright.PENANAocUdFuUVU7
Tidak... Aku tidak boleh mendesah. Jerit hati Laras, yang di buat frustasi oleh Daniel.53747Please respect copyright.PENANAMu4pOxNQ5E
53747Please respect copyright.PENANAqMBCkXPEMj
Rasa nikmat itu perlahan pulai memudar ketika kedua jari Daniel tidak lagi menekan pinggiran selangkangannya. Perlahan nafas Laras mulai kembali teratur. Ia sedikit membuka matanya. Ya Tuhan, memekku. Laras sangat gugup saat tau kalau celana dalamnya telah basah seutuhnya. Dan posisi duduknya kini lebih condong ke depan, kearah Daniel.53747Please respect copyright.PENANA6U6vPt40OK
53747Please respect copyright.PENANAZrGCe80BC9
Dia mengangkat wajahnya melihat kearah putranya Azril yang tidak berkedip melihat selangkangannya. Bahkan ia dapat mendengar suara Azril yang tengah menelan air liurnya.53747Please respect copyright.PENANAljPAFiEPFK
53747Please respect copyright.PENANAQPtfCl6NtX
Dengan sedikit kesadaran Laras menarik kebawah ujung dasternya untuk menutupi selangkangannya dari tatapan Azril yang seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tapi ia tidak menyingkirkan ataupun menghalangi tangan Daniel yang berada di dalam dasternya.53747Please respect copyright.PENANAE7RUe082EO
53747Please respect copyright.PENANAo8xXAxd6a6
"Tahan sedikit ya Tan!" Bisik Daniel.53747Please respect copyright.PENANAMsk6zFRZcP
53747Please respect copyright.PENANAoOWeZgv9Yq
Laras mengangguk sembari kembali membenamkan wajahnya di pundak Azril. Ia dapat merasakan pijitan lembut Daniel yang kembali naik mendekati pinggiran celana dalamnya.53747Please respect copyright.PENANAlhYmeMFlp5
53747Please respect copyright.PENANAIo1wWP9OYC
Nakal kamu Dan.... Gumam Laras.53747Please respect copyright.PENANAvYGXiZ6pOP
53747Please respect copyright.PENANAtx7bhiOJL1
Dengan sengaja Daniel menyentuh bibir kemaluan Laras dari luar celana dalam yang dikenakan Laras. Menggelitik libido Laras hingga ke batas akhir. Setengah mati Laras berusaha bertahan, tapi tetap saja ia tidak bisa menghentikan orgasme kecilnya, hingga celana dalamnya menjadi semakin basah.53747Please respect copyright.PENANAyfkRHAV5SR
53747Please respect copyright.PENANAk3WJ3qR0DM
Tidak sampai di situ saja. Aksi Daniel semakin berani, tatkalah Laras merasakan jari Daniel menyelinap masuk ke dalam celana dalamnya melalu cela samping kain segitiga tersebut.53747Please respect copyright.PENANABsNpubQO57
53747Please respect copyright.PENANA8QhuA625EY
Mata Laras membeliak menatap Daniel tak percaya. Tapi dengan tenang Daniel malah tersenyum tipis.53747Please respect copyright.PENANA5ONKDyIHzt
53747Please respect copyright.PENANATnnpwJeOdX
Azril yang berada diantara mereka seakan hanya menjadi pelengkap saja. Ia terlihat bingung sekaligus penasaran dengan apa yang di lakukan Daniel terhadap Ibu Tirinya. Tapi sayangnya, ia tidak bisa melihat tangan Daniel yang berada di balik daster yang dikenakan Laras.53747Please respect copyright.PENANAfiwaRZMyZ5
53747Please respect copyright.PENANA21mEJJ33Dq
"Oughkk..." Laras melenguh panjang ketika jari tengah Daniel menusuk lobang memeknya.53747Please respect copyright.PENANACIHwyQO9M7
53747Please respect copyright.PENANAM3BpDNNWSQ
"Tahan Mi." Bisik Azril pelan.53747Please respect copyright.PENANAxcqpkZMV1k
53747Please respect copyright.PENANAxhG7HQ2zKl
Laras meremas lengan putranya dengan sangat kuat, seakan kuku-kukunya menancap di lengan Azril. Sementara kedua pahanya tampak gemetaran, dan tangannya yang tengah menahan ujung dasternya terlihat menegang.53747Please respect copyright.PENANA6QO2D4Ygoj
53747Please respect copyright.PENANAd2JSEYvD6y
Dengan satu jari, Daniel mengorek-ngorek lobang memek Laras. Ia dapat merasakan jepitan memek Laras di jari tengahnya. Hari ini Tante akan saya buat lemas. Bisik hati Daniel.53747Please respect copyright.PENANAv61cdqJ6Lg
53747Please respect copyright.PENANAAjp1pBzz2b
Setelah hampir sepuluh menit jari Daniel berada didalam memek Laras. Akhirnya, Istri dari ustad KH Umar tidak mampu lagi membendung badai orgasme yang di dapatkan dari seorang pemuda yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Dan parahnya, ia mendapatkan klimaksnya tepat di samping Putranya.53747Please respect copyright.PENANAPu8NG4Iqgt
53747Please respect copyright.PENANAnZJbGcJnbq
Ploppps...53747Please respect copyright.PENANADYNS5KeEe6
53747Please respect copyright.PENANAIG82iaGmHM
Daniel menarik jemarinya dari dalam memek Laras, ia tersenyum tipis melihat jarinya yang bermandikan lendir kewanitaan Laras. Wanita Soleha, Istri dari pemimpin pondok pesantren Al-tauhid.53747Please respect copyright.PENANAvXDQQiXXL5
53747Please respect copyright.PENANARzaOO285nA
"Sudah selesai Tan!" Ujar Daniel tenang.53747Please respect copyright.PENANAXDHCvIkDAX
53747Please respect copyright.PENANASnh7RBvxTE
Laras melepas dekapannya di lengan Azril, sembari memperbaiki posisi dasternya. "Alhamdulillah! Terimakasih ya Dan." Lirih Laras.53747Please respect copyright.PENANAuuG46Onbei
53747Please respect copyright.PENANAfbpAlfUIpU
"Sama-sama Tante." Daniel kembali berdiri. "Kalau begitu saya kembali ke kamar ya Tan." Pamit Daniel, Laras hanya menganggukkan kepalanya.53747Please respect copyright.PENANAlQ8cUAK5Rg
53747Please respect copyright.PENANAtN8yaE4MQw
Selepas kepergian Daniel, tanpa mengatakan apapun ke pada putranya, Laras beranjak kembali ke kamarnya. Dari belakang Azril dapat melihat jelas bagian bawah daster Laras yang basah kuyup akibat orgasme nya barusan. Azril berfikir kalau Ibunya, baru saja di buat ngompol oleh sepupunya.53747Please respect copyright.PENANAWkGkapPqPs
53747Please respect copyright.PENANAg2O8T8Mo4w
*****53747Please respect copyright.PENANARMN09lY5iL