x
Bima akhirnya mengantar Nadira pulang setelah hari-hari penuh berhubungan intim tanpa henti.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGpHQq85GY
Mobilnya berhenti di depan lobby apartemennya, Bima menarik Nadira ke dalam ciuman yang dalam, lidahnya menjelajahi mulut Nadira yang sudah bengkak akibat terlalu banyak digunakan. Tangannya lagi-lagi mencoba meremas payudara kiri Nadira yang montok, lalu turun ke selangkangannya, menekan melalui bahan roknya.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYUWy8oyYVI
"Udah, Bim..." Nadira memutuskan ciuman itu dengan napas tersengal, wajahnya memerah. "Lihat aku, cara jalannya aja udah kayak orang baru pertama kali naik kuda. Selangkanganku rasanya ada yang ganjel gara-gara kamu pake terus-terusan."
Bima tertawa lebar, matanya berbinar penuh kepuasan. "Bilang aja kalau kamu abis dipake aku selama dua malam. Biar semua orang tahu kamu milik siapa."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUusGX7p5o2
"Dasar!" Nadira mencubit lengan Bima, tapi senyum kecil mengembang di bibirnya.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xOzaRt9s5
Setelah berpisah, Nadira berjalan tertatih-tatih menuju lift. Rasanya semua orang di lobby memperhatikan cara jalannya yang aneh. Seorang satpam bahkan menawarkan bantuan, "Ibu baik-baik saja? Keseleo ya?"
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeOz2pUN1aA
"Ah, iya... terima kasih," jawab Nadira cepat-cepat, wajahnya memanas.
Begitu sampai di apartemennya, ia langsung terjatuh ke kasur. Tubuhnya terasa seperti ditabrak truk. Ponselnya yang selama tiga hari diabaikan tiba-tiba berbunyi, mengingatkannya pada kehidupan nyata yang sempat ia lupakan.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKxbiZjR9dZ
"Astaga..." gumamnya saat melihat deretan notifikasi yang menumpuk.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0hKb8y36E7
Group WhatsApp kantor penuh dengan pesan:
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw9aqY2CQJt
[Dina]: Nadira kemana nih? Project Agra mau diupdate
[Ario]: Iya nih, tumbenan ga respon
[Evan]: Jangan-jangan sakit?
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4BN8xru239
Yang membuat Nadira tersentak adalah pesan dari Bu Ratih:
"Besok langsung ke ruangan saya. First thing in the morning."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhWwUfb0q0
Nadira hanya bisa menghela napasnya pelan, kebersamaannya dengan Bima, membuat dirinya lupa ia memiliki kehidupan yang lain.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZVXwr5Njd
***
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJ80yfINlP
Esok harinya di kantor, Nadira berusaha berjalan senormal mungkin meski rasanya seperti ada pisau kecil di antara pahanya.
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9Dbm8SG7K
"Nad! lo kemana aja sih?" Dina langsung menyergap begitu Nadira masuk. "Kami khawatir lo kecelakaan atau apa."
Ario yang biasanya santai malah terlihat serius. "Lo ga pernah gini, Nad. Minimal bales chat lah."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHO8e0BdaUw
Nadira menghela napas. "Gue... cuma butuh me time. Stres kerjaan numpuk terus." Ia menggosok pahanya pura-pura kesakitan. "Terus gue terpleset di kamar mandi. Makanya jadi pengen rebahan aja kemarin."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFjk9rsZP6
Rani mengernyitkan dahi. "Tapi dari sabtu ga bales chat? Lo biasanya paling cepat respon."
"Maafin aku ya guys," Nadira mengangkat tangan. "Gue emang salah ga kasih kabar."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8LQyon6j3P
Sebelum interogasi berlanjut, Bu Ratih muncul di pintu kantor. "Nadira, ruangan saya, sekarang!"
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjih0Xzy7xH
Ruangan Bu Ratih harum seperti biasa dengan aroma kayu manis. Wanita paruh baya itu duduk dengan sikap tegas, tapi matanya berbinar penuh arti.
"Kamu tahu posisimu di perusahaan ini, kan?" Bu Ratih mulai tanpa basa-basi. "Sebagai senior consultant yang handle klien-klien besar, hilang tiga hari tanpa kabar itu tidak acceptable."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMr2CUpjAtw
Nadira menunduk. "Saya minta maaf, Bu. Itu kelalaian saya."
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZ1LpgA10I
"Untungnya para direktur tidak tahu. Kalau tidak, surat peringatan sudah menunggumu." Bu Ratih menyilangkan tangan. "Tapi yang lebih membuat saya penasaran..." Dia berdiri dan berjalan mendekati Nadira, matanya menyapu tubuh Nadira dari ujung kepala sampai kaki. "...adalah cara jalanmu yang lucu itu." Bu Ratih tiba-tiba tersenyum dengan raut wajah menggoda. "Weekend yang menyenangkan ya, Nadira?"
44Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQRZ1SAnN7
Baca selengkapnya di >> https://victie.com/novels/wanita_karir_pecinta_manhwa
ns216.73.216.101da2
