
Hubungannya dengan Ario membuat Nadira geli sendiri akhir-akhir ini.
25Please respect copyright.PENANAW8g6DqNyXG
Bukan karena malu atau menyesal, melainkan karena semuanya terasa begitu absurd tapi justru menyenangkan. Saat membuka aplikasi baca manhwannya malam itu, ia menemukan manhwa baru dengan tema romansa di kantor. Tapi bukan yang ia biasa baca, bukan yang penuh adegan erotik atau tokoh pria dominan yang selalu tahu apa yang diinginkan wanita.
25Please respect copyright.PENANAtv9ibGRBHa
Yang ini terasa lebih dekat dengan hidupnya. Kisah dua rekan kerja yang saling bergantung dalam situasi genting, lalu tumbuh hubungan rumit karena mereka sama-sama kehilangan sesuatu.
Nadira tertawa kecil di atas kasurnya, masih mengenakan kaus tipis dan celana pendek tidur. Ia membaca sambil memeluk bantal guling, dan sesekali bergumam sendiri.
25Please respect copyright.PENANA5sGUuzgK80
“Gue banget... sumpah ini kayak gue dan Ario.” Baru saja ia hendak menggulir ke halaman berikutnya, ponselnya berbunyi.
25Please respect copyright.PENANAfpSPro32Ax
Ario: “Nad. Setelah 5 hari ngejar file dan rekonsiliasi dokumen lama, gue nemu sesuatu. Besok gue cerita.”
Nadira: “Gue tunggu. Di kantor?”
Ario: “Gak. Di kosan gue. Sekalian lo kasih reward juga. Fair kan?”
Nadira mengangkat alis, senyumnya terbit.
Nadira: “Lo gak malu ya minta reward kayak gitu.”
Ario: “Kita udah sejauh ini. Masih penting ya malu?”
Nadira: “Tapi lo harus cerita dulu sebelum dapet reward.”
Ario: “Deal. Eh... size baju lo berapa?”
Nadira: “Hah? Buat apa?”
Ario: “Gue mau pesenin sesuatu buat lo pakai besok. Gak usah tanya dulu. Pokoknya lo dateng aja.”
Nadira: “Bener-bener podcast investigasi malam ya lo.”
Ario: “Podcast berhadiah.”
25Please respect copyright.PENANAvLGq4G0dVI
***
25Please respect copyright.PENANAG5cqxn1O5F
Sabtu sore, Nadira tiba di depan bangunan kosan Ario. Ia baru saja membuka aplikasi lokasi ketika sebuah pesan masuk.
25Please respect copyright.PENANA0CbB57jkUI
Ario: “Kamar 302. Tangga kiri. Gue tunggu.”
25Please respect copyright.PENANAnBntMei0fB
Gedung kosannya ternyata cukup elite. Lebih mirip unit studio ketimbang kamar kos biasa. Ada keamanan di lobi, dan koridornya bersih dengan pencahayaan yang nyaman. Nadira sempat terkesima. “Ini mah bukan kosan, Yo... apartemen tipis-tipis.”
Begitu pintu kamar dibuka, aroma kopi dan sabun cair menyambutnya. Ario mengenakan kaus hitam polos dan celana pendek olahraga, kakinya telanjang tanpa alas kaki. Kamarnya bersih, dengan satu meja kerja berantakan penuh dokumen dan laptop menyala.
25Please respect copyright.PENANAMfvR0garQi
“Masuk dulu. Lo haus? Mau teh dingin?”
Nadira meletakkan tasnya di sofa kecil dan duduk sambil melihat sekeliling.
25Please respect copyright.PENANAcWU9U9f7DU
“Gue kira lo bakal tinggal di kamar yang isinya kasur doang. Ternyata rapi juga.”
25Please respect copyright.PENANALddNJhVwei
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.25Please respect copyright.PENANAcLoJMtAD0D