
Sudah hampir satu minggu sejak Nadira mengundang Pak Yanto disudut rahasia itu, hari-harinya hanyalah sebatas ke rutinitas biasa, tapi semuanya sudah tak lagi sama.
Tak ada kehangatan seperti dulu kala.
27Please respect copyright.PENANANPOpxivj7E
Di lantai itu, dulu terasa penuh nyawa kini sunyi seperti gedung kosong yang masih berdiri hanya karena kewajiban. Tak ada lagi lelucon di grup chat internal. Tak ada lagi kopi pagi di pantry, atau suara tawa Dina yang selalu mengisi udara, candaan Evan, atau bahkan perhatian kecil dari Rani. Mereka semua seperti perlahan menarik diri dari lingkar yang dulu hangat. Nadira masih duduk di kursinya yang sama, mengetik dokumen dan menjawab email dengan presisi, tetapi hatinya kosong. Hari-hari berjalan seperti kabut tipis yang tak punya wujud. Ia sadar betul: yang berubah bukan hanya keadaan di luar, tapi dirinya sendiri.
27Please respect copyright.PENANAZyRwZ6pOGN
Dan satu-satunya yang mampu memalingkan pikirannya dari kehampaan itu, saat ini, sedang berada di ranjangnya.
27Please respect copyright.PENANAQFAx0OqY48
***
27Please respect copyright.PENANAD7BF0N4N1i
Kamar apartemen itu sunyi, hanya diterangi lampu tidur redup yang menyebar warna oranye lembut ke dinding-dinding krem. Tirai jendela masih setengah terbuka, membiarkan siluet Jakarta di kejauhan berkelap-kelip di balik bayangan malam.
27Please respect copyright.PENANAfWgCIHYNq7
Nadira terbaring menyamping, tubuhnya setengah tenggelam dalam sprei kusut yang hangat dan lembap oleh keringat. Kakinya sedikit menekuk, dada naik turun, dan rambutnya yang tergerai setengah menutupi wajahnya.
27Please respect copyright.PENANAMpOVTkOYQG
Di belakangnya, Pak Yanto dengan tubuh buncitnya, dada yang lebar dan kulit sawo matang, menggenjot tubuh Nadira perlahan dari samping.
27Please respect copyright.PENANAjkfHXeQSfU
Tangan kirinya mencengkeram erat pinggang Nadira, menahannya di posisi yang membuatnya tak bisa bergerak terlalu jauh. Tangan kanannya berada di lehernya, tidak menekan keras, tapi cukup untuk membuat Nadira merasa diambil alih, dituntun, dijaga, dan dikuasai dalam waktu bersamaan. Gerakannya pelan, tapi menghantam dalam dan padat, seperti irama yang sudah dipelajari dari tubuh Nadira sendiri. Setiap kali pinggul pria itu menumbuk bagian belakang tubuhnya, Nadira mengerang pelan. Bibirnya basah, sedikit terbuka. Matanya setengah terpejam, dan napasnya bergetar setiap kali cengkeraman di lehernya berubah intensitas.
27Please respect copyright.PENANAPRN9BQYomk
“Enak, Mbak?” bisik Pak Yanto, suaranya serak dan dalam di balik punggungnya.
27Please respect copyright.PENANAKccSgfceHV
27Please respect copyright.PENANAADX2Cs3e6L
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.27Please respect copyright.PENANAeMmUFFA571