
Pagi itu, Nadira terbangun dengan sinar matahari Bali yang hangat menyinari kamarnya.
47Please respect copyright.PENANAKcZylA5rIq
Di luar, suara ombak yang lembut seakan mengajak semua orang untuk menikmati hari terakhir mereka di pulau ini. Nadira memandang sekeliling villa, melihat teman-temannya masih tertidur dengan santai. Tak ingin mengganggu, ia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sebentar untuk menikmati udara pagi.
47Please respect copyright.PENANAkwBuciZFty
Di pantai yang tak jauh dari villa, Nadira duduk sejenak di pasir, menatap horizon laut yang luas. Hari ketiga ini terasa berbeda, ada semacam ketenangan yang muncul dalam dirinya, namun juga sebuah kegelisahan kecil yang tak bisa ia hindari. Liburan ini memang menyenangkan, tetapi ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Sesuatu yang sudah ia rasakan sejak pertemuan singkat dengan Bima beberapa waktu lalu. Pandangan tajam dan penuh perhatian dari Bima itu kembali terngiang di pikirannya. Rasa penasaran itu semakin membesar.
47Please respect copyright.PENANAS3n3uyIQqu
Suasana hati Nadira sedikit terombang-ambing. Ia merasakan ada sesuatu yang berubah, ada rasa keinginan untuk bebas yang tak bisa ia jelaskan. Sambil menikmati angin laut yang sejuk, Nadira merenung. Ia merasa seolah-olah sudah terlalu lama menjaga dirinya tetap terkendali. Mungkin sudah saatnya untuk merasakan kedekatan dengan seseorang, untuk melepaskan dirinya dari pembatasan yang selama ini ia buat. Tapi, apakah Bima orang yang tepat? Dan jika iya, apakah ia siap jika sisi diri yang lain terbuka kepada pasangan?
47Please respect copyright.PENANAxRoKLpCfnV
Sesaat kemudian, Nadira mendapat pesan di ponselnya dari Ario, yang mengajaknya untuk sarapan bersama. Nadira pun segera bergegas kembali ke villa.
47Please respect copyright.PENANAOJeXKMHQ0G
***
47Please respect copyright.PENANATeLtQZBygR
Suasana ruang makan villa sudah ramai ketika Nadira tiba. Rani sedang menuangkan kopi untuk dirinya sendiri, sementara Dina dan Ario asyik menyantap nasi goreng khas Bali yang mereka pesan tadi pagi.
47Please respect copyright.PENANAYNar20eluX
"Selamat pagi, Nad! Kamu udah jalan-jalan dari tadi?" sapa Rani sambil menyodorkan secangkir kopi.
Nadira tersenyum, mengambil tempat duduk di sebelah Ario. "Iya, tadi ke pantai dulu. Udara paginya enak banget."
47Please respect copyright.PENANAE8gSNgPmIX
"Kita rencananya mau water sport siang ini, terus lanjut ke pasar seni buat beli oleh-oleh. Kamu ikut kan?" tanya Dina penuh semangat.
Nadira menggeleng pelan. "Aku mau jalan-jalan sendiri aja hari ini. Pengen eksplor tempat yang lebih sepi."
47Please respect copyright.PENANA1dX6iHy2UI
Nadira memutuskan untuk tidak mengikuti rencana yang sudah disusun bersama teman-temannya. Saat ini, ia ingin menikmati hari terakhir di Bali dengan cara yang lebih pribadi, berjalan-jalan sendiri, menikmati waktu secara personal.
Untuk semua orang di ruangan itu bisa memahami perasaan Nadira, dan cukup mengerti keinginan Nadira. Setelah selesai sarapan dan masing-masing dari mereka bersiap-siap, Nadira yang sudah terlebih dahulu rapih-rapih, memutuskan untuk berpisah duluan dari rekan-rekannya.
47Please respect copyright.PENANAL6kIy7YXkg
Ia memesan taksi online dan memilih suatu tempat yang ia rasa tidak terlalu banyak wisatawan. Saat sudah sampai tempatnya, Nadira melangkah perlahan, menyusuri jalan berpasir putih, hingga akhirnya disambut deruan ombak, yang menghantam pantai dengan ritme yang menenangkan. Selama beberapa tahun terakhir, hidupnya penuh dengan rutinitas kerja yang menuntut kesempurnaan. Namun, di Bali, di tengah ketenangan ini, ia merasa sedikit lebih bebas. Semua beban itu seolah-olah bisa hilang begitu saja bersama angin laut.
47Please respect copyright.PENANAtYLByM1FQs
Ia berdiam diri sejenak di atas batu besar yang terletak dekat bibir pantai, menatap horizon laut yang luas. Pikiran-pikiran tentang Bima kembali mulai muncul di benaknya. Nadira tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang ia rasakan setelah pertemuan singkat dengan Bima di Jakarta beberapa waktu lalu. Mata Bima yang tajam, cara dia menatap Nadira dengan perhatian yang begitu intens, membuatnya merasa ada ketegangan yang tak bisa dijelaskan. Bahkan sekarang, meskipun hanya mengenang pertemuan itu, ia merasakan debaran yang tak bisa ia kontrol.
47Please respect copyright.PENANA0cAs1lrdds
Apa yang sebenarnya Bima inginkan?
Baca kelanjutannya di >> https://victie.com/novels/wanita_karir_pecinta_manhwa
ns18.117.157.139da2