
Udara Jakarta pagi itu terasa lebih lembap dari biasanya, seakan mencerminkan kegelisahan yang mulai menggeliat di dalam diri Nadira.
155Please respect copyright.PENANAPVnolXQic5
Ia berdiri di depan lift, jari-jarinya memegang erat dokumen rapat Agra Group yang akan dimulai dalam satu jam. Pakaiannya hari ini cukup membuatnya terlihat cantik dari biasanya. Kemeja sutra putih yang sedikit transparan di bawah cahaya tertentu, blazer hitam yang menekuk sempurna di pinggangnya, dan rok pensil yang mengikuti setiap langkahnya. Tapi entah mengapa, hari ini ia merasa seperti mengenakan sesuatu yang lebih dari sekadar pakaian.
155Please respect copyright.PENANAPebfnIKCWq
Lift terbuka, dan ia masuk bersama beberapa rekan dari divisi lain. Seperti biasa, ia mengangguk sopan, lalu berdiri di sudut.
Tapi kali ini, ia merasakan sesuatu yang berbeda—Tatapan.
155Please respect copyright.PENANAOYUsDlK7J0
Bukan sekadar pandangan sekilas, tapi sesuatu yang lebih lama, lebih dalam. Dari sudut matanya, ia melihat Pak Hendra, manajer senior yang biasanya hanya menyapanya dengan formal, kali ini matanya turun perlahan, menyusuri tubuhnya sebelum akhirnya berpaling seolah tak terjadi apa-apa. Nadira menahan napas,“Apakah selama ini mereka selalu melihatku seperti ini?”
155Please respect copyright.PENANADeYwRFyyFi
Pikirannya melayang ke masa lalu. Berapa kali ia duduk di ruang rapat, merasa ada mata yang mengikuti gerakannya saat ia membungkuk mengambil pena yang terjatuh? Berapa kali ia berjalan di koridor dan mendengar suara tawa teredam dari sekumpulan pria yang tiba-tiba diam saat ia lewat? Selama ini, ia menganggap itu hanya imajinasinya. Tapi sekarang, ia tidak bisa mengabaikannya lagi.
Lift berhenti di lantai 12, dan ia melangkah keluar dengan langkah cepat. Tapi sensasi itu tetap ada, seperti ada tangan-tangan tak terlihat yang menyentuhnya dari kejauhan.
155Please respect copyright.PENANARb3mBcVQ8p
Kembali ke ruang kerjanya yang biasanya tenang kini terasa seperti sangkar kaca. Setiap kali ia mengetik, setiap kali ia membalik halaman dokumen, setiap kali ia mengangkat tangannya untuk mengusap leher yang pegal, ia merasa ada yang mengamati. Dan yang paling mengganggu saat ini datang dari Evan.
155Please respect copyright.PENANAuTdl8HnePU
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.197da2