#29 Pukulan Telak5676Please respect copyright.PENANAyWwOKB3oPi
5676Please respect copyright.PENANARlLY56Hiyx
5676Please respect copyright.PENANAaaauoN2rNE
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.5676Please respect copyright.PENANAbtW6S5N3qd
5676Please respect copyright.PENANAjjYEVlgIju
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.5676Please respect copyright.PENANABim4HLZ6QH
5676Please respect copyright.PENANAoq171UwkDz
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.5676Please respect copyright.PENANArdWE26iVkf
5676Please respect copyright.PENANADVUZE9kr2K
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.5676Please respect copyright.PENANAJ2B1duJYoO
5676Please respect copyright.PENANAhlgkeeQvXr
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.5676Please respect copyright.PENANA9UeLhgAHZC
5676Please respect copyright.PENANAzBc6hVNc0m
5676Please respect copyright.PENANA9MFkDcfSfg
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.5676Please respect copyright.PENANAayAQx573v3
5676Please respect copyright.PENANAsYNzSHWXBw
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.5676Please respect copyright.PENANAEtSq95Af7p
5676Please respect copyright.PENANAcBOmOv7a0Y
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”5676Please respect copyright.PENANAUGHejhLPAM
5676Please respect copyright.PENANAB4uDRClvim
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”5676Please respect copyright.PENANAlKEawO4AdC
5676Please respect copyright.PENANA4X4VXeyovI
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”5676Please respect copyright.PENANAClPlsOk5qj
5676Please respect copyright.PENANA4yPLRul6lR
“Iya bu hati-hati”5676Please respect copyright.PENANA7u71cw49Du
5676Please respect copyright.PENANAxBE6sZxrpG
5676Please respect copyright.PENANA2Buls2CVe0
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.5676Please respect copyright.PENANASpiTgNERQI
5676Please respect copyright.PENANAEJHRPD3PRb
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.5676Please respect copyright.PENANAaEuoRcq1de
5676Please respect copyright.PENANAlpINahsq2r
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.5676Please respect copyright.PENANArSPpjxnvQb
5676Please respect copyright.PENANAdfc5zOJeuM
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.5676Please respect copyright.PENANA4Kfw45SB6n
5676Please respect copyright.PENANAXPOQUIboOo
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?5676Please respect copyright.PENANAWLOGh0UQIK
5676Please respect copyright.PENANA7zFdSxighS
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?5676Please respect copyright.PENANAUSz605UcJl
5676Please respect copyright.PENANA0etFHIAKBQ
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.5676Please respect copyright.PENANAkh4LnBkKil
5676Please respect copyright.PENANAhqHjEb8IFw
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.5676Please respect copyright.PENANA5YfILGoRLW
5676Please respect copyright.PENANAKq4Wezw4OO
*5676Please respect copyright.PENANA8ecfmngVVC
*5676Please respect copyright.PENANAy5lSsVSMLm
*5676Please respect copyright.PENANAZswbmtAy4o
*5676Please respect copyright.PENANA1iSBzb7H9c
5676Please respect copyright.PENANAz1TGvzhsSf
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.5676Please respect copyright.PENANANR9jkhrEFt
5676Please respect copyright.PENANAduimyoQWda
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.5676Please respect copyright.PENANAQBWfIIpI2o
5676Please respect copyright.PENANAmhvUyMMlCq
5676Please respect copyright.PENANA8hwYrijjlA
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.5676Please respect copyright.PENANA7uaP7Jn0z1
5676Please respect copyright.PENANAMqgCcMHjLT
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.5676Please respect copyright.PENANAsjhq78sxk2
5676Please respect copyright.PENANA8ZDkbgisWu
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.5676Please respect copyright.PENANAfQ3nP1FHrJ
5676Please respect copyright.PENANA5W4sjYdnOW
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.5676Please respect copyright.PENANA6ZxUHqJiqY
5676Please respect copyright.PENANA616946VE5y
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.5676Please respect copyright.PENANAsf757MyhJI
5676Please respect copyright.PENANAwPhlS1KZ2Q
“Makasih mas”5676Please respect copyright.PENANAMHyxE0bbHX
5676Please respect copyright.PENANAe09qnTA4EP
5676Please respect copyright.PENANAnJqfy7RW9B
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.5676Please respect copyright.PENANAXQRw2Uoq18
5676Please respect copyright.PENANAPzOvMJmFgU
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.5676Please respect copyright.PENANAVRet08XfVs
5676Please respect copyright.PENANASNEzeMVD7M
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.5676Please respect copyright.PENANAUMhXV3NCMh
5676Please respect copyright.PENANAKzELu0pQCB
5676Please respect copyright.PENANACuv2i1pZRZ
“Sehat Di?” tanya ibunya.5676Please respect copyright.PENANAe2kLMO41TR
5676Please respect copyright.PENANAOsQhWv7xQC
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.5676Please respect copyright.PENANAGg53x1XnsO
5676Please respect copyright.PENANASgG3WeW88s
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.5676Please respect copyright.PENANA0wGimRRNDF
5676Please respect copyright.PENANAISMRnpYotw
“Iya bu, ayo”5676Please respect copyright.PENANAnft1aNpsmE
5676Please respect copyright.PENANAeLz8ZBmoXT
5676Please respect copyright.PENANAi9cf0WJLzX
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.5676Please respect copyright.PENANAkczrJLjc8M
5676Please respect copyright.PENANAU0YjATtBF6
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.5676Please respect copyright.PENANAU2oKfwyVav
5676Please respect copyright.PENANAj2VWu7lyY5
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.5676Please respect copyright.PENANAukzj1jV746
5676Please respect copyright.PENANABAiuzpSklc
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.5676Please respect copyright.PENANAZc77HSWA5T
5676Please respect copyright.PENANAHdA1FH34ie
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.5676Please respect copyright.PENANACzZ3Te5hW8
5676Please respect copyright.PENANAW2XdGba2xG
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.5676Please respect copyright.PENANAkToNLRrBBG
5676Please respect copyright.PENANAo9xEPwsDQf
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.5676Please respect copyright.PENANADWKh968Xkz
5676Please respect copyright.PENANAxO61Qbr9ot
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.5676Please respect copyright.PENANAT7Xa9VBNN3
5676Please respect copyright.PENANAVQ7fpCoBnB
5676Please respect copyright.PENANAVxymW4RJlC
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.5676Please respect copyright.PENANAM5wK22Nhef
5676Please respect copyright.PENANAAm6KdkSjj1
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.5676Please respect copyright.PENANATiIIJAX4o3
5676Please respect copyright.PENANABxYAgv150f
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.5676Please respect copyright.PENANAVmXgZl6CDo
5676Please respect copyright.PENANAw1o7frC0CG
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.5676Please respect copyright.PENANAQXPLbABXzU
5676Please respect copyright.PENANAs8Wtbl6OTI
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”5676Please respect copyright.PENANA2FpeHxWlMj
5676Please respect copyright.PENANAzrH8Tj3Lqd
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.5676Please respect copyright.PENANALdKC4XW7lQ
5676Please respect copyright.PENANA2BhLhevbIm
5676Please respect copyright.PENANA961yOJ1OiV
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.5676Please respect copyright.PENANAThP66cxL5a
5676Please respect copyright.PENANAYmuUmzzbWZ
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.5676Please respect copyright.PENANA6W4bfeFL9S
5676Please respect copyright.PENANAeuENuzgbC7
5676Please respect copyright.PENANAhmbObZgng8
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.5676Please respect copyright.PENANA9mkoD1aHzo
5676Please respect copyright.PENANAKXYAYO37yz
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.5676Please respect copyright.PENANAJsUsM7zuj3
5676Please respect copyright.PENANAXaGiF6n4PJ
“Coba itu tanya dia lagi dimana”5676Please respect copyright.PENANA6MKpJipq5C
5676Please respect copyright.PENANASZ1GTj4LdS
“Bentar ya”5676Please respect copyright.PENANA9YgSeoaEzG
5676Please respect copyright.PENANAp9oplTAbop
5676Please respect copyright.PENANAOSJuvTqkRC
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.5676Please respect copyright.PENANA626OqDoQh5
5676Please respect copyright.PENANA5eBVtXEjDi
5676Please respect copyright.PENANAWuNDKnvKZj
“Cita lagi dirumah Nada”5676Please respect copyright.PENANAM2NQcpH3zT
5676Please respect copyright.PENANAmMUPuHZVvL
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”5676Please respect copyright.PENANAq8cjcMX8AV
5676Please respect copyright.PENANA7xoN2KYBb9
“Kamu nggak istirahat dulu?”5676Please respect copyright.PENANARwyT17iYAt
5676Please respect copyright.PENANAaKazcPxmNs
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”5676Please respect copyright.PENANA4YxjFqpM9E
5676Please respect copyright.PENANAxqfr8Yolp1
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.5676Please respect copyright.PENANAkk7enCgeaM
5676Please respect copyright.PENANA45D67mMZKd
5676Please respect copyright.PENANAh8fuToAu35
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.5676Please respect copyright.PENANAi1WwDFnErg
5676Please respect copyright.PENANACO37iQTEqJ
5676Please respect copyright.PENANAN5A0T0M12s
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.5676Please respect copyright.PENANAyQt1VPWYJE
5676Please respect copyright.PENANAkofEY0fRlx
“Maksud kamu?”5676Please respect copyright.PENANA8GF6vlSubO
5676Please respect copyright.PENANAXBlBzAGHGs
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.5676Please respect copyright.PENANAAeIn8hn98n
5676Please respect copyright.PENANAM9svQmb6lq
5676Please respect copyright.PENANA3wRBIeatgH
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.5676Please respect copyright.PENANA323A8UOI3l
5676Please respect copyright.PENANAupERjiF7iw
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.5676Please respect copyright.PENANAH1xhJejyXq
5676Please respect copyright.PENANAGFqW7Mvexo
5676Please respect copyright.PENANAkbYxYXo6mZ
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”5676Please respect copyright.PENANAZf3jn7Trb4
5676Please respect copyright.PENANALzHDQNabrf
*5676Please respect copyright.PENANAAS1XidyPuk
*5676Please respect copyright.PENANALq8FpTbX7j
*5676Please respect copyright.PENANAVkDVc2D306
*5676Please respect copyright.PENANAsiSVIxdQ8v
5676Please respect copyright.PENANARoljMwbdgO
Beberapa saat sebelumnya5676Please respect copyright.PENANANIGgRmhIMN
5676Please respect copyright.PENANA0DCPeSTeIT
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.5676Please respect copyright.PENANAvt6XswqIAq
5676Please respect copyright.PENANA2nfkwvnHHr
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.5676Please respect copyright.PENANAi3GWRL4LMq
5676Please respect copyright.PENANAjrsqcPuVIB
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.5676Please respect copyright.PENANAbAAsm9ep0I
5676Please respect copyright.PENANAbQCb4AhGGJ
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.5676Please respect copyright.PENANA5EK37qRivv
5676Please respect copyright.PENANAVUqgkgRump
Tok tok tok5676Please respect copyright.PENANAQE0Q45RFoc
5676Please respect copyright.PENANA4IMjGcO9f9
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.5676Please respect copyright.PENANAGYMb7BZFKv
5676Please respect copyright.PENANAU8esGtBlc5
Tok tok tok5676Please respect copyright.PENANAD3IwLbWY4y
5676Please respect copyright.PENANA8FsH8ZmCBl
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?5676Please respect copyright.PENANAQ9T3FEnNbm
5676Please respect copyright.PENANAqXKvYVWKHn
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.5676Please respect copyright.PENANAWIMYwAan10
5676Please respect copyright.PENANAUsB4r3KjFY
Tok tok tok5676Please respect copyright.PENANAYLMwAhMvVA
5676Please respect copyright.PENANARRWkCHs5gA
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.5676Please respect copyright.PENANAk6kXL0Qa64
5676Please respect copyright.PENANAm1vf8SJS4u
5676Please respect copyright.PENANAHu4VSHCSft
“Cita?”5676Please respect copyright.PENANAdwPy3ftspX
5676Please respect copyright.PENANAn3TAVOHXyV
“Mbak Nadaaaa… hiks…”5676Please respect copyright.PENANASOejSpy2JD
5676Please respect copyright.PENANAQet0gZgTpy
5676Please respect copyright.PENANAq9yUe64hrx
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.5676Please respect copyright.PENANAD3W2XwcBvY
5676Please respect copyright.PENANAGaIGA70zPj
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.5676Please respect copyright.PENANA6X03cgMYFi
5676Please respect copyright.PENANAf2lOBPwjrf
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.5676Please respect copyright.PENANAPt6uRKwPHb
5676Please respect copyright.PENANAc6cahLGIkI
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.5676Please respect copyright.PENANAdSd7Bc3JkV
5676Please respect copyright.PENANABJocvMowwr
5676Please respect copyright.PENANAi1vyRUF6rp
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.5676Please respect copyright.PENANAcFmEaoGxQE
5676Please respect copyright.PENANA3wjMElPnxN
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”5676Please respect copyright.PENANAjdPYfAoLTQ
5676Please respect copyright.PENANACv9C4sktGv
5676Please respect copyright.PENANAgfsvGADClQ
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.5676Please respect copyright.PENANARAwghaI09t
5676Please respect copyright.PENANA4HOyyWQjyz
5676Please respect copyright.PENANA5sDtOCUoKs
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.5676Please respect copyright.PENANAdQ9iEebyDC
5676Please respect copyright.PENANABwjwFarZMH
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.5676Please respect copyright.PENANAOXExklh43R
5676Please respect copyright.PENANAHEZLZs4xRi
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.5676Please respect copyright.PENANANwyMe6Wz1X
5676Please respect copyright.PENANA0nalceX231
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.5676Please respect copyright.PENANAkGWecCze06
5676Please respect copyright.PENANAAQSBYuB2U7
5676Please respect copyright.PENANA6pF3xOuEcV
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.5676Please respect copyright.PENANAdcfnhjjVxH
5676Please respect copyright.PENANA1qYNYPZUon
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.5676Please respect copyright.PENANAgSXKK3ieuH
5676Please respect copyright.PENANAyrRS1Il1Lm
5676Please respect copyright.PENANArnkRYwW5vk
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.5676Please respect copyright.PENANA2IsXBEtvpG
5676Please respect copyright.PENANAdC4Cl63dtG
5676Please respect copyright.PENANAWOfp4mEKgn
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.5676Please respect copyright.PENANAiIFzEZaQga
5676Please respect copyright.PENANARtepBvrHrL
5676Please respect copyright.PENANAaF6jFyWKzc
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.5676Please respect copyright.PENANAISLwalu9gj
5676Please respect copyright.PENANA9oB4iuHJ6H
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.5676Please respect copyright.PENANAHMEUqvhxiQ
5676Please respect copyright.PENANALRuQEDt3On
“Pak Bowo?”5676Please respect copyright.PENANASLDM8eG5Gd
5676Please respect copyright.PENANA2OvbS2MO57
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”5676Please respect copyright.PENANAsddBqiM3Y9
5676Please respect copyright.PENANAX7kdhhHdGX
“Sesuatu?”5676Please respect copyright.PENANAsT7O2w5H1N
5676Please respect copyright.PENANATOZX386gfP
5676Please respect copyright.PENANAz40RrKKXah
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.5676Please respect copyright.PENANAhpabpslTIp
5676Please respect copyright.PENANAXAUSDabylK
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.5676Please respect copyright.PENANAJ3tP8Yh04O
5676Please respect copyright.PENANAsI96scjK4g
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.5676Please respect copyright.PENANAlZQN2xfH9z
5676Please respect copyright.PENANAdWGoayp8yU
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.5676Please respect copyright.PENANAAWbGqEBqB5
5676Please respect copyright.PENANAgbpmMwyLID
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.5676Please respect copyright.PENANAaL20yghdvj
5676Please respect copyright.PENANAIAKAHPC283
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.5676Please respect copyright.PENANAK19P3sg9pw
5676Please respect copyright.PENANAuPvMKnpqVn
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.5676Please respect copyright.PENANArhHP0t6UF5
5676Please respect copyright.PENANAqQudXZ6Jvi
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.5676Please respect copyright.PENANAMVRS4lF0FG
5676Please respect copyright.PENANAlnshopEkdB
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.5676Please respect copyright.PENANAfPYyyqN0wr
5676Please respect copyright.PENANA4womcCrVnR
5676Please respect copyright.PENANAVesZNbtXGK
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.5676Please respect copyright.PENANAvtbaEpvF3L
5676Please respect copyright.PENANALbCtipbz2B
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”5676Please respect copyright.PENANASKEUuS2Emg
5676Please respect copyright.PENANAWvCsGLlOkM
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”5676Please respect copyright.PENANACeBgqOFFBy
5676Please respect copyright.PENANAiOdP96NGpe
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”5676Please respect copyright.PENANAMG4qq3krag
5676Please respect copyright.PENANAysCJKS94RO
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.5676Please respect copyright.PENANAQFmbtbvzen
5676Please respect copyright.PENANAEWAgtMM2eP
5676Please respect copyright.PENANAbYx2uSEqX7
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.5676Please respect copyright.PENANAi7jLOp14Sk
5676Please respect copyright.PENANAR3Twu8hbXv
5676Please respect copyright.PENANAeQ0OCiGacS
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.5676Please respect copyright.PENANAaz8QfJdeqH
5676Please respect copyright.PENANA79APpZkBGI
5676Please respect copyright.PENANAXM35LRDgj6
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.5676Please respect copyright.PENANABM8bvveaVa
5676Please respect copyright.PENANAc7PzCCuXp1
5676Please respect copyright.PENANAWvKnzw9JhF
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.5676Please respect copyright.PENANAO5lpYSc4zM
5676Please respect copyright.PENANAa8Tv5jleYJ
5676Please respect copyright.PENANAK6QKMwfnWz
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.5676Please respect copyright.PENANAokM5vEp3Xp
5676Please respect copyright.PENANA8x58JhTPgP
5676Please respect copyright.PENANAaldpJHb7ls
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.5676Please respect copyright.PENANAHq6FZMt9Lo
5676Please respect copyright.PENANA59PMi3wFlF
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.5676Please respect copyright.PENANALxSFnGvMYX
5676Please respect copyright.PENANAhmNBRRztIs
5676Please respect copyright.PENANAM6lGWcu81e
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.5676Please respect copyright.PENANAuWn3Gh5PJ9
5676Please respect copyright.PENANAkidaI113m9
5676Please respect copyright.PENANAUqKGVxPH9i
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.5676Please respect copyright.PENANAXjmg0op1hB
5676Please respect copyright.PENANAmegnqYHD7A
5676Please respect copyright.PENANAUXuWoe0Vzj
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.5676Please respect copyright.PENANA6ckjJvO1Hw
5676Please respect copyright.PENANAX5Oq0sEoc9
5676Please respect copyright.PENANAdoxCrnJgNY
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”5676Please respect copyright.PENANAyFXFboQaHf
5676Please respect copyright.PENANAAS1kX8zc51
“Tapi apa Cit?”5676Please respect copyright.PENANAbGLBiOXCZC
5676Please respect copyright.PENANAzRYIdV9Azm
5676Please respect copyright.PENANAAveQPSdWPG
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.5676Please respect copyright.PENANAVX98G74dZH
5676Please respect copyright.PENANA9cMRNrY8YA
5676Please respect copyright.PENANAKtCCbZWZaK
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.5676Please respect copyright.PENANAhIxlbVf4cv
5676Please respect copyright.PENANAxaMVkU7w7b
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.5676Please respect copyright.PENANAKhzoCv9qgb
5676Please respect copyright.PENANAMKZKwKQrCp
5676Please respect copyright.PENANAZezGCxDKbJ
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.5676Please respect copyright.PENANAajArC2lceu
5676Please respect copyright.PENANAcOJXIdmdyq
5676Please respect copyright.PENANA3BDfqKgAho
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.5676Please respect copyright.PENANAJdIPKDZzwz
5676Please respect copyright.PENANA7BgJ50pDuX
5676Please respect copyright.PENANAZC6gtjIity
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.5676Please respect copyright.PENANAnK512MlaiN
5676Please respect copyright.PENANAlGMKnv4q3x
5676Please respect copyright.PENANAMET5nzOjHy
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.5676Please respect copyright.PENANAuDY8c3vory
5676Please respect copyright.PENANA1FLiG1Js1S
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.5676Please respect copyright.PENANA6Dvt2EpNnI
5676Please respect copyright.PENANATFt413c6BQ
5676Please respect copyright.PENANARcVD3aPca8
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.5676Please respect copyright.PENANAM7NhxgLWbr
5676Please respect copyright.PENANAk2rQ1P2IzW
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.5676Please respect copyright.PENANANIB8iHGppo
5676Please respect copyright.PENANAhWHJeHRgaJ
5676Please respect copyright.PENANASc4WQ3xiC8
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.5676Please respect copyright.PENANALqzPkiM2BD
5676Please respect copyright.PENANAe8oihvrnbx
5676Please respect copyright.PENANAmLCC3wNvQg
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.5676Please respect copyright.PENANAHL7K9HbmCF
5676Please respect copyright.PENANAe13CDJXYa0
5676Please respect copyright.PENANA6syABWjliw
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.5676Please respect copyright.PENANAswdYf3UqXc
5676Please respect copyright.PENANAheRZWDhdan
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”5676Please respect copyright.PENANAtxU8crrDRC
5676Please respect copyright.PENANAWaZHGmSNR8
5676Please respect copyright.PENANA77z2hsLDrv
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.5676Please respect copyright.PENANAb2ivh9C03S
5676Please respect copyright.PENANAxUFS39F8H0
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.5676Please respect copyright.PENANAzkFcgnsV4M
5676Please respect copyright.PENANAp02zo6Dyf4
5676Please respect copyright.PENANAIOqrU4sbYL
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”5676Please respect copyright.PENANAHmZBl2ALt3
5676Please respect copyright.PENANAZl4LI2fVwB
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”5676Please respect copyright.PENANADBmRZxQaxM
5676Please respect copyright.PENANA1U5DKsXRkn
5676Please respect copyright.PENANA5BX6QZWnFr
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.5676Please respect copyright.PENANAGxeOmCXPCI
5676Please respect copyright.PENANAJHm3U8oLe7
5676Please respect copyright.PENANAbX9Cn3xzku
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.5676Please respect copyright.PENANAelS7JPuKUI
5676Please respect copyright.PENANAnpSLekX38X
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”5676Please respect copyright.PENANAmBJJALlFEA
5676Please respect copyright.PENANARAYbDrJgSK
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”5676Please respect copyright.PENANAAyEaeFpOF0
5676Please respect copyright.PENANAdYWO84d9mB
5676Please respect copyright.PENANAdGApGjinUk
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.5676Please respect copyright.PENANAwGfo0Anlht
5676Please respect copyright.PENANAtjJjaXSoWO
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.5676Please respect copyright.PENANAkb5wz9bkpL
5676Please respect copyright.PENANA3lFViYmn96
5676Please respect copyright.PENANAf0T5z1a89Z
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.5676Please respect copyright.PENANAkNbT92gKqV
5676Please respect copyright.PENANA6OrLztcKUS
“Iya mbak?”5676Please respect copyright.PENANAfuXksxjyBw
5676Please respect copyright.PENANAdL3QMfzkQ1
“Kamu, mau maafin aku?”5676Please respect copyright.PENANArX8LpMp1Am
5676Please respect copyright.PENANAZp61kGtRuM
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”5676Please respect copyright.PENANAYmz7lepu2m
5676Please respect copyright.PENANAEYmyLAmVxJ
“Loh kok gitu?”5676Please respect copyright.PENANADYPZ1TRR95
5676Please respect copyright.PENANARdtObuzlBW
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”5676Please respect copyright.PENANAPeFepNspHQ
5676Please respect copyright.PENANAb6uZ5Xgw0G
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”5676Please respect copyright.PENANActvk1WbxJt
5676Please respect copyright.PENANAudnQlZyobp
“Terus gimana dong mbak?”5676Please respect copyright.PENANAZyLBXrkM3n
5676Please respect copyright.PENANAAkKH00wuSq
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.5676Please respect copyright.PENANAKtUjuBAm8f
5676Please respect copyright.PENANAKaxbUwJbv3
5676Please respect copyright.PENANAGmNSRxgCek
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.5676Please respect copyright.PENANAfYRJYw08XS
5676Please respect copyright.PENANAsVQeJA6gon
5676Please respect copyright.PENANAEgfv1Awr4Z
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.5676Please respect copyright.PENANATJ9TDSLFTJ
5676Please respect copyright.PENANAx1EmrYLhV2
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.5676Please respect copyright.PENANAsYu0BjBDrd
5676Please respect copyright.PENANAgdoqpZpnf7
5676Please respect copyright.PENANAR16iDLDBBj
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.5676Please respect copyright.PENANAX6OEJkGChU
5676Please respect copyright.PENANApA71gfAqAI
5676Please respect copyright.PENANAicPPeqYu4D
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”5676Please respect copyright.PENANAhf5Pk3FK55
5676Please respect copyright.PENANABT7xswTIhp
5676Please respect copyright.PENANAb1TsptPclr
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.5676Please respect copyright.PENANANVrp0YLPio
5676Please respect copyright.PENANAWpFHxMrROY
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.5676Please respect copyright.PENANA4GWTtmtkPK
5676Please respect copyright.PENANA3T8pyKHKXA
5676Please respect copyright.PENANAetJHdBfwNV
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.5676Please respect copyright.PENANAmM0D83FwTH
5676Please respect copyright.PENANAnOdvKKohiJ
5676Please respect copyright.PENANA2hDwbQvpeQ
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.5676Please respect copyright.PENANAgQdgIOWYcs
5676Please respect copyright.PENANAaFa75FfCpC
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.5676Please respect copyright.PENANAumKNBB6jpS
5676Please respect copyright.PENANA1Hbb15wVj1
5676Please respect copyright.PENANApTd3lhj7CZ
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.5676Please respect copyright.PENANA18kTfcByAw
5676Please respect copyright.PENANAgLz78Vv0AB
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.5676Please respect copyright.PENANAWNgj5PgFog
5676Please respect copyright.PENANAvzbUSxBYCL
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.5676Please respect copyright.PENANAAfXInHzxuv
5676Please respect copyright.PENANALrQ2IpczJY
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.5676Please respect copyright.PENANAelkiVq6N7k
5676Please respect copyright.PENANAO2gvnvvnYe
5676Please respect copyright.PENANAanuMdIqJBv
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.5676Please respect copyright.PENANAeXwiIHCYqx
5676Please respect copyright.PENANAOk4U0M7uZR
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.5676Please respect copyright.PENANAqbcOSxBxDm
5676Please respect copyright.PENANAP6nx0PMjyY
5676Please respect copyright.PENANAnFRICLi9oh
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.5676Please respect copyright.PENANAgzI1HJBLNA
5676Please respect copyright.PENANAJLOtqbqTEv
5676Please respect copyright.PENANA0F3dDn3V65
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.5676Please respect copyright.PENANAC7dhkEgytv
5676Please respect copyright.PENANA6X1CJTVItU
5676Please respect copyright.PENANA9pnsrSqNpT
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”5676Please respect copyright.PENANA7mQVlAG0uv
5676Please respect copyright.PENANArmIg0jocP0
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.5676Please respect copyright.PENANAKcQ9CVIZ67
5676Please respect copyright.PENANA47zEk1z7DF
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.5676Please respect copyright.PENANAg3Uol2adl1
5676Please respect copyright.PENANAieQTYzO0c0
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.5676Please respect copyright.PENANA6kFD84Jokq
5676Please respect copyright.PENANAAC6AuBai0r
“Isna”5676Please respect copyright.PENANAk4PnNwQMuv
5676Please respect copyright.PENANAYNESs7WO2u
*5676Please respect copyright.PENANAI8qGvjggi4
*5676Please respect copyright.PENANAkQ8Wcb3yxf
*5676Please respect copyright.PENANA2r1Nh9balh
*5676Please respect copyright.PENANAQtJ1dH6JWz
*5676Please respect copyright.PENANA9q0LeFwdJC