11552Please respect copyright.PENANAYikgAdgIiv
11552Please respect copyright.PENANAE0ZzM9Iq7c
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.11552Please respect copyright.PENANAvKgR3Sy0g6
11552Please respect copyright.PENANAKVfikjcadl
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.11552Please respect copyright.PENANAmgweBx6Sr6
11552Please respect copyright.PENANANyBLr36vXE
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.11552Please respect copyright.PENANAZL2NDBWNU2
11552Please respect copyright.PENANAluR8wbWiFr
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.11552Please respect copyright.PENANAYP3FII2sUI
11552Please respect copyright.PENANA6kYmfC3blP
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.11552Please respect copyright.PENANAr1YAvISY37
11552Please respect copyright.PENANA8PY4XEVXXE
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.11552Please respect copyright.PENANAupS4pMFBoh
11552Please respect copyright.PENANAEY6bS4sHyB
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.11552Please respect copyright.PENANAK2hN9lr1cn
11552Please respect copyright.PENANAfH1xUXZWff
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.11552Please respect copyright.PENANAMPffu8srS4
11552Please respect copyright.PENANAb5RjlWUJ2a
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?11552Please respect copyright.PENANAk7QQJitEDP
11552Please respect copyright.PENANADtP3AjVxwX
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.11552Please respect copyright.PENANAAeQiWpNT0W
11552Please respect copyright.PENANARbmFNkY1SD
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.11552Please respect copyright.PENANAVjsvW6uyHi
11552Please respect copyright.PENANAs87pZK0NPm
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.11552Please respect copyright.PENANA0ijI7lNDjN
11552Please respect copyright.PENANAOZp4HDDJFX
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.11552Please respect copyright.PENANAtnywTv6Rok
11552Please respect copyright.PENANAYvfagtOokU
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.11552Please respect copyright.PENANAlAvwqaKCsg
11552Please respect copyright.PENANAuaXW2h5sX8
11552Please respect copyright.PENANA1or8TfsoAt
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.11552Please respect copyright.PENANAurBv8kqrS0
11552Please respect copyright.PENANAJv6TF3nGOR
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.11552Please respect copyright.PENANAyZfzaWdvZB
11552Please respect copyright.PENANA8S0nonoWKZ
“Nggak sama suamimu?”11552Please respect copyright.PENANA0ZXxx7JliA
11552Please respect copyright.PENANAkgptZ4IYAm
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”11552Please respect copyright.PENANABRnWwQK4I4
11552Please respect copyright.PENANAOqy357dOhP
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.11552Please respect copyright.PENANA744BR2Zd8d
11552Please respect copyright.PENANAZfuh1CBnRt
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.11552Please respect copyright.PENANAoiwt3xPVeJ
11552Please respect copyright.PENANAdt1XDnZDL2
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”11552Please respect copyright.PENANAQRpNeySs0o
11552Please respect copyright.PENANAWQ7e6WpzZf
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”11552Please respect copyright.PENANAHMBjJo8LOe
11552Please respect copyright.PENANADpNHTmrbOK
“Yasudah kalau begitu”11552Please respect copyright.PENANAOAeKghJ8XQ
11552Please respect copyright.PENANAx16U4gGqfu
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”11552Please respect copyright.PENANAzatiZzUjcz
11552Please respect copyright.PENANAT0ZHpdkiI3
“Iya hati-hati nak”11552Please respect copyright.PENANAydrkkkw6eH
11552Please respect copyright.PENANAioqHj3BmdV
11552Please respect copyright.PENANAQKOipN7cUM
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.11552Please respect copyright.PENANAmA0VKJKx07
11552Please respect copyright.PENANAHd6EPYW3yd
11552Please respect copyright.PENANAO3YCiTnVia
“Pagi mbak” ucap Cita.11552Please respect copyright.PENANANus3eCzNJS
11552Please respect copyright.PENANANjv9XHCYUt
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”11552Please respect copyright.PENANAVg2LqD1E49
11552Please respect copyright.PENANAKh4mAZvNag
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”11552Please respect copyright.PENANAhOd8DMOfFL
11552Please respect copyright.PENANANXm4Wnz4YA
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”11552Please respect copyright.PENANAqXDCVTXnJX
11552Please respect copyright.PENANA61rKNPCqRg
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”11552Please respect copyright.PENANASgyJ0Jq9hR
11552Please respect copyright.PENANAmaLyMKbanm
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”11552Please respect copyright.PENANAohtjSNptZt
11552Please respect copyright.PENANANBDMpgXLTK
“Belum mbak, hehe”11552Please respect copyright.PENANAEEgrJoe0GH
11552Please respect copyright.PENANA3A1AjtoB8n
“Yaudah yuk bareng”11552Please respect copyright.PENANAAcixo7l57r
11552Please respect copyright.PENANAmCZ8HJ3l4u
“Iya mbak”11552Please respect copyright.PENANAa6FtPDRjY6
11552Please respect copyright.PENANA9fCqAuA2SX
11552Please respect copyright.PENANAYhQaMKfKRC
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.11552Please respect copyright.PENANAZSPLUZeN3G
11552Please respect copyright.PENANAswKetzqQYA
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.11552Please respect copyright.PENANAJmAoCVn6Du
11552Please respect copyright.PENANAwW46KwlA3n
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.11552Please respect copyright.PENANAKiM3nLPQaw
11552Please respect copyright.PENANAZp1qjPDjT5
*11552Please respect copyright.PENANAvOYks1CJuI
*11552Please respect copyright.PENANAObvO1GZ6XA
*11552Please respect copyright.PENANA7aW7jv0UfT
*11552Please respect copyright.PENANAAJEnASW3nK
11552Please respect copyright.PENANAl5pQGXy3k7
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.11552Please respect copyright.PENANAdTkxILIkAv
11552Please respect copyright.PENANA37giSTk3WB
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.11552Please respect copyright.PENANAlhtzpsXxUq
11552Please respect copyright.PENANAGLFq5XvNTa
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”11552Please respect copyright.PENANAyxeec71CpV
11552Please respect copyright.PENANAUCE1TZVc1y
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.11552Please respect copyright.PENANAwh3ex6F0Je
11552Please respect copyright.PENANA7wZD4hXs8i
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”11552Please respect copyright.PENANALrPBNxniLo
11552Please respect copyright.PENANAPAyk0PM9Fo
11552Please respect copyright.PENANAnL1WQ1h42G
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.11552Please respect copyright.PENANA8h3SIQiyBr
11552Please respect copyright.PENANA7V35fyGsYS
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.11552Please respect copyright.PENANAoCHak2CWeV
11552Please respect copyright.PENANAcfRMT3IWUL
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.11552Please respect copyright.PENANAmFswD0bquR
11552Please respect copyright.PENANArGRxnLAtt9
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.11552Please respect copyright.PENANAk1ELnyghNq
11552Please respect copyright.PENANAjk9aKOLV7V
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.11552Please respect copyright.PENANA5wBYOudNea
11552Please respect copyright.PENANAYUWAxVfNEI
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.11552Please respect copyright.PENANAx12qM3h8yA
11552Please respect copyright.PENANAEQgPYYfCNd
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.11552Please respect copyright.PENANATcYwhYsfJ2
11552Please respect copyright.PENANApN82FqYahP
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.11552Please respect copyright.PENANA00FYAwPWFq
11552Please respect copyright.PENANAH5Voecp4Bk
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.11552Please respect copyright.PENANAY1rtz7NDv1
11552Please respect copyright.PENANAaMjChq4Fid
11552Please respect copyright.PENANAGMFwNsNJqw
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.11552Please respect copyright.PENANAjYksdtPIJQ
11552Please respect copyright.PENANAEArWGHWrmd
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.11552Please respect copyright.PENANA8Z0NFWkGpE
11552Please respect copyright.PENANAKhTO7LSfe6
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.11552Please respect copyright.PENANAugq6L8tY3m
11552Please respect copyright.PENANADyUhvvnEVJ
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.11552Please respect copyright.PENANA4Gu5N7Ue8A
11552Please respect copyright.PENANAJTdAJrawn2
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.11552Please respect copyright.PENANAD9OGjiG466
11552Please respect copyright.PENANApL7bwvgCAs
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.11552Please respect copyright.PENANAxJv9UsUbLy
11552Please respect copyright.PENANA61JpW0JM0g
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.11552Please respect copyright.PENANAXiojQqpA3q
11552Please respect copyright.PENANA8npLQdYCW5
“Apa maksudmu?”11552Please respect copyright.PENANAQY8GBbKBiq
11552Please respect copyright.PENANAlYjX5hpGWz
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.11552Please respect copyright.PENANAeBjiKr69xB
11552Please respect copyright.PENANASgUECY9ply
11552Please respect copyright.PENANA2jH1HhfwVf
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.11552Please respect copyright.PENANASEAzAqllQJ
11552Please respect copyright.PENANApC3JaNUSjv
11552Please respect copyright.PENANAFKIlbf3gJu
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.11552Please respect copyright.PENANAQO3b8DA81e
11552Please respect copyright.PENANAOh72J5La9Y
11552Please respect copyright.PENANA82xmIpSUKE
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.11552Please respect copyright.PENANAOYyH1Y65wX
11552Please respect copyright.PENANAcwpnMQ7Jjs
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.11552Please respect copyright.PENANAJk4mlsMV96
11552Please respect copyright.PENANAu3TfPsS4BR
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.11552Please respect copyright.PENANAosrSDQby8R
11552Please respect copyright.PENANAVsDBCffYCd
11552Please respect copyright.PENANAFD2GRKhuaR
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.11552Please respect copyright.PENANAhJFfVLXiOG
11552Please respect copyright.PENANApthoc0nQ1r
11552Please respect copyright.PENANAkUNZxudbZ6
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.11552Please respect copyright.PENANAYowZD6ZQd2
11552Please respect copyright.PENANA6avyzhtHmA
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.11552Please respect copyright.PENANAQBZCVXTTKB
11552Please respect copyright.PENANAATzkVRUKMs
11552Please respect copyright.PENANAcFoCJLoBUt
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.11552Please respect copyright.PENANAB662fXZpay
11552Please respect copyright.PENANAL6NTXLiVBt
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.11552Please respect copyright.PENANA9mJa8g0M3N
11552Please respect copyright.PENANArfWdpGpgvo
11552Please respect copyright.PENANAapStc3BSXa
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.11552Please respect copyright.PENANAZgPpPieGz4
11552Please respect copyright.PENANAJYt6g9ilhD
11552Please respect copyright.PENANADwltCN52Dc
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.11552Please respect copyright.PENANAp4WfekxoI7
11552Please respect copyright.PENANAHJel0shsZ3
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”11552Please respect copyright.PENANAy4vgANB1PG
11552Please respect copyright.PENANAFACezQoW6G
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”11552Please respect copyright.PENANA7SVPZ1jJnO
11552Please respect copyright.PENANA7dDHAHd2R5
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”11552Please respect copyright.PENANAkshdomqfkA
11552Please respect copyright.PENANAcDeS4hNGDt
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”11552Please respect copyright.PENANAjP6U0IJ5au
11552Please respect copyright.PENANAdGIGyJpKHX
“Iya mbak makasih”11552Please respect copyright.PENANAIWP5itR1GF
11552Please respect copyright.PENANApvTcR7SaXm
11552Please respect copyright.PENANAeUrqyZmkaG
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.11552Please respect copyright.PENANASG0O2tM0rL
11552Please respect copyright.PENANAlRWTtGtc6k
11552Please respect copyright.PENANALm5LBe1Spt
“Mbak”11552Please respect copyright.PENANAExtxMO2450
11552Please respect copyright.PENANAH2Dmv0qqbJ
“Iya kenapa Cit?”11552Please respect copyright.PENANAHbG0qiJXis
11552Please respect copyright.PENANAhW1WHpJ6SS
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”11552Please respect copyright.PENANA7RaWZdk43G
11552Please respect copyright.PENANA04C65bCUmx
“Lho nginep sini?”11552Please respect copyright.PENANAXsy6aEd3D0
11552Please respect copyright.PENANAjzkltywRBL
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”11552Please respect copyright.PENANAr7Xuz2CV5k
11552Please respect copyright.PENANAkz3cmuHsqW
“Hmm gimana ya Cit”11552Please respect copyright.PENANAn5ckoH5kzE
11552Please respect copyright.PENANAK2nhaK8KQP
“Mbak Nada keberatan ya?”11552Please respect copyright.PENANArx235XNYbs
11552Please respect copyright.PENANAuBmZnxE4J5
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”11552Please respect copyright.PENANAGVoXLskggg
11552Please respect copyright.PENANA9p17sv3WFK
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”11552Please respect copyright.PENANATxVd1K4qXn
11552Please respect copyright.PENANAEDuyVa7QDc
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”11552Please respect copyright.PENANAcVPfOohOT3
11552Please respect copyright.PENANAPofGsUbjo2
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.11552Please respect copyright.PENANAHlRpl3Okfy
11552Please respect copyright.PENANABuPnuWphrV
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”11552Please respect copyright.PENANA5euO3m6ktR
11552Please respect copyright.PENANAaltMRpeRLD
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”11552Please respect copyright.PENANAsDYSsMysRk
11552Please respect copyright.PENANAzLqkbimvq6
11552Please respect copyright.PENANAHV6g7Bp7TV
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.11552Please respect copyright.PENANAxSZlc6SDrl
11552Please respect copyright.PENANAGLLXnUwCSR
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.11552Please respect copyright.PENANA5TzKnFc2ZP
11552Please respect copyright.PENANA2TSX76TIIj
*11552Please respect copyright.PENANAUsxDRImAWV
*11552Please respect copyright.PENANAQXivVDw09Q
*11552Please respect copyright.PENANAwVIW4BANB9
*11552Please respect copyright.PENANAz3P7O3w20X
*11552Please respect copyright.PENANAp7zVB29dGY