7115Please respect copyright.PENANAnyIwEYGCXq
7115Please respect copyright.PENANAcdDKi7p0j1
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.7115Please respect copyright.PENANA42Z9TB2EJV
7115Please respect copyright.PENANA9fkeQcC4Ed
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAymfafqlnfe
7115Please respect copyright.PENANAUGdoxShfeJ
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.7115Please respect copyright.PENANASGBFh19bhC
7115Please respect copyright.PENANAo86tlQ8cqZ
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.7115Please respect copyright.PENANAoJUqyEWnSD
7115Please respect copyright.PENANASVjrHjLglf
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.7115Please respect copyright.PENANARuFdcCj5u4
7115Please respect copyright.PENANANVW329wyeH
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.7115Please respect copyright.PENANA7xvFn6iUy4
7115Please respect copyright.PENANAZ2vIikJa0n
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.7115Please respect copyright.PENANAhfULRj5zai
7115Please respect copyright.PENANACaCSdypwF4
7115Please respect copyright.PENANAyA7Zp9MJBJ
“Sore Cita”7115Please respect copyright.PENANAduS7cdlmpK
7115Please respect copyright.PENANAtDh7Vr3Ibs
“Sore pak Bowo, masuk pak”7115Please respect copyright.PENANAJEVXulMiaB
7115Please respect copyright.PENANA5EhErxxOIt
“Iya. Mana Putra?”7115Please respect copyright.PENANA9QHU7faxQm
7115Please respect copyright.PENANAp3OW50oMpo
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”7115Please respect copyright.PENANAWOKilStOBT
7115Please respect copyright.PENANAAPxs5dtULT
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”7115Please respect copyright.PENANAAWjz1ehdpM
7115Please respect copyright.PENANAsCGnhnKQG9
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”7115Please respect copyright.PENANApJaCcehL4I
7115Please respect copyright.PENANA5x8ZGP5MLG
“Iya”7115Please respect copyright.PENANAqdoe1hAXqf
7115Please respect copyright.PENANANG6hCrlLVR
7115Please respect copyright.PENANAphTdZhnNUp
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.7115Please respect copyright.PENANAAHGdmrOe6P
7115Please respect copyright.PENANAc0yMqiiCIA
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.7115Please respect copyright.PENANASO4I8uvu6m
7115Please respect copyright.PENANABQloKwykq4
7115Please respect copyright.PENANAtSm5ipzq5M
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.7115Please respect copyright.PENANAVpTnWwfTen
7115Please respect copyright.PENANAZ18vJdfMmT
“Kemana om?”7115Please respect copyright.PENANAzMzzmXrJDF
7115Please respect copyright.PENANAtlmOWyHQOy
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”7115Please respect copyright.PENANA7Y3KOIpvEi
7115Please respect copyright.PENANAmo0IBtyFWY
“Mau om. Ayo jalan-jalan”7115Please respect copyright.PENANAsq5U7RuGO4
7115Please respect copyright.PENANAn5fqGbIeCo
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”7115Please respect copyright.PENANAlURSibCgUj
7115Please respect copyright.PENANAlEhoRbuCCB
7115Please respect copyright.PENANARRKuI5c5GL
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.7115Please respect copyright.PENANA4v2yoo4mef
7115Please respect copyright.PENANArYzWQdIwHK
7115Please respect copyright.PENANAXIa36IC9rJ
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”7115Please respect copyright.PENANA6Qs7N869dt
7115Please respect copyright.PENANAe7PCAwsUwG
“Putra mau jalan-jalan?”7115Please respect copyright.PENANAKuq8qw5bs1
7115Please respect copyright.PENANAimoQFXHZE9
“Iya”7115Please respect copyright.PENANAYtNVwYdARi
7115Please respect copyright.PENANAygxPQc4lMS
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”7115Please respect copyright.PENANAU1qRyi1qSu
7115Please respect copyright.PENANAUDI33pckBZ
“Yaah..”7115Please respect copyright.PENANAQQQIXxRwSz
7115Please respect copyright.PENANApnr8vK0JXE
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.7115Please respect copyright.PENANAQElhJ6wold
7115Please respect copyright.PENANAPfToRH2zyj
“Iya bunda”7115Please respect copyright.PENANAirfr9GpDPW
7115Please respect copyright.PENANAKT7oDoQJ6W
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.7115Please respect copyright.PENANAM4mKi48Ac3
7115Please respect copyright.PENANARr9YvQQQ6M
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”7115Please respect copyright.PENANAcu8Se3Q4C2
7115Please respect copyright.PENANAYO8Ha4U2Y5
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”7115Please respect copyright.PENANAzqZsWAvs7e
7115Please respect copyright.PENANAvGJQinav7P
7115Please respect copyright.PENANArnuRPzBh2e
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.7115Please respect copyright.PENANASaLj2Syqg5
7115Please respect copyright.PENANAbx6fUtNx1K
7115Please respect copyright.PENANAA7BlpCIM29
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAMu6QGfF2i4
7115Please respect copyright.PENANAMasz2ZVxx1
“Haha iya pak”7115Please respect copyright.PENANAyCvgWevKEQ
7115Please respect copyright.PENANArAreqUmOrm
7115Please respect copyright.PENANA3WNnMrH8rH
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.7115Please respect copyright.PENANAQd7t5uqxZV
7115Please respect copyright.PENANAR57oZhaaoG
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.7115Please respect copyright.PENANAwKdHM8hFpl
7115Please respect copyright.PENANAJhD73zqyB6
7115Please respect copyright.PENANA2OzPHAtmWc
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”7115Please respect copyright.PENANACZW2gxBxoJ
7115Please respect copyright.PENANARU5v2pNzP5
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”7115Please respect copyright.PENANAIIexBfS3Qa
7115Please respect copyright.PENANAEJkyHHwHKm
“Loh kamu belum tahu emangnya?”7115Please respect copyright.PENANAmYs4qqNWnd
7115Please respect copyright.PENANAcBx11gvcva
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”7115Please respect copyright.PENANAKOjFtOdoqH
7115Please respect copyright.PENANAtqWGBc6Jft
“Ooh gitu”7115Please respect copyright.PENANAaflhVeXG0E
7115Please respect copyright.PENANA2VIrh4LTWN
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”7115Please respect copyright.PENANAH1WQeMqlKh
7115Please respect copyright.PENANA9b5DLnHS4q
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”7115Please respect copyright.PENANA5PrzbZDvJP
7115Please respect copyright.PENANA5sfC3KCQ9B
7115Please respect copyright.PENANAov9LkN87RZ
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?7115Please respect copyright.PENANAtwwafdzJjq
7115Please respect copyright.PENANAPDQDlMcoRn
7115Please respect copyright.PENANAlPCUALkweS
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”7115Please respect copyright.PENANAbzNSkZiacS
7115Please respect copyright.PENANACMigrrdWFY
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”7115Please respect copyright.PENANAM6as8U7WGZ
7115Please respect copyright.PENANAkI6zTr0Ehk
7115Please respect copyright.PENANAEi1zCV2daM
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.7115Please respect copyright.PENANA3kahIjf9oW
7115Please respect copyright.PENANAJ6dfKqiwcA
7115Please respect copyright.PENANApm6IcSpxYL
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”7115Please respect copyright.PENANAe5vE4mBQtH
7115Please respect copyright.PENANASqKl7NVKbw
“Nah berarti aman dong? Haha”7115Please respect copyright.PENANAXaVyQRzfwT
7115Please respect copyright.PENANAe3ajeH5tVf
“Haha iya pak, aman”7115Please respect copyright.PENANADfk7STQ19B
7115Please respect copyright.PENANAdbAzM3bDbI
7115Please respect copyright.PENANAVBM4Id39SX
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.7115Please respect copyright.PENANAByZHPIo3nc
7115Please respect copyright.PENANA7u2xKNQ9em
7115Please respect copyright.PENANALBCr8wkW1c
“Cit”7115Please respect copyright.PENANAYAclCBPTxl
7115Please respect copyright.PENANApHTdGWUaIx
“Iya pak?”7115Please respect copyright.PENANAxSd7zwRDpU
7115Please respect copyright.PENANA9HrhzTNblP
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”7115Please respect copyright.PENANAVbf6C6iroT
7115Please respect copyright.PENANAkYmjUz8sS9
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”7115Please respect copyright.PENANAz5iGLd6tKy
7115Please respect copyright.PENANAliyNCeCU5n
“Emang sekarang digodainnya gimana?”7115Please respect copyright.PENANAjDo9ozHkeB
7115Please respect copyright.PENANAzjDeHoRDG2
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”7115Please respect copyright.PENANAjIrDMXFupj
7115Please respect copyright.PENANA8ei0OC5QIc
“Terus?”7115Please respect copyright.PENANADT9XNBB2Wf
7115Please respect copyright.PENANAH5fIWY3iJ8
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”7115Please respect copyright.PENANAOMe1E9BMn4
7115Please respect copyright.PENANAjFG5ijdXzk
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”7115Please respect copyright.PENANAHKWNNvWSMV
7115Please respect copyright.PENANAAQXlbKcZCI
“Ya kan beda pak”7115Please respect copyright.PENANATlk17txBR9
7115Please respect copyright.PENANA7IrgqiSY4B
“Beda gimana?”7115Please respect copyright.PENANA6FsRoy2AkJ
7115Please respect copyright.PENANAtku8uvgnWq
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”7115Please respect copyright.PENANAGUVpSNIGch
7115Please respect copyright.PENANA4vWgChTYdI
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”7115Please respect copyright.PENANABLOm1LmFsP
7115Please respect copyright.PENANAPig8U2MQm5
“Haha ya nggak gitu juga pak”7115Please respect copyright.PENANAh6wCNVC8Oj
7115Please respect copyright.PENANA8EfZRDJV9h
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”7115Please respect copyright.PENANAQkLPHWhSbg
7115Please respect copyright.PENANAvnTK3Ulonn
“Lha terus Putra gimana?”7115Please respect copyright.PENANAb87WvrNzDT
7115Please respect copyright.PENANAu3vIpDFiNo
“Ya Putra sama neneknya, haha”7115Please respect copyright.PENANAerPx5XkX9F
7115Please respect copyright.PENANAFwmZ4t8bEn
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”7115Please respect copyright.PENANA94CJm6wKIK
7115Please respect copyright.PENANAKbgaohamXw
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”7115Please respect copyright.PENANAWqIjuI3KRr
7115Please respect copyright.PENANAkm3Nux91NF
7115Please respect copyright.PENANAccARp7SEFw
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAky2raSy49P
7115Please respect copyright.PENANAbX2woKY5f3
7115Please respect copyright.PENANAurJdaMtbJP
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”7115Please respect copyright.PENANARxQQaOEfpb
7115Please respect copyright.PENANAEjjDLzUKSK
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”7115Please respect copyright.PENANAcrfni9CXp8
7115Please respect copyright.PENANAo59uc0MvI8
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”7115Please respect copyright.PENANA8JJwQA1AxK
7115Please respect copyright.PENANA8fFHZGuxZh
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”7115Please respect copyright.PENANAr0bl0OOWrr
7115Please respect copyright.PENANAjLpLu6ZCEz
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”7115Please respect copyright.PENANAwhVCdlTyRX
7115Please respect copyright.PENANA7AVzMWgLPQ
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”7115Please respect copyright.PENANAvxdZGzMsR6
7115Please respect copyright.PENANAL8Awg7CeWQ
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”7115Please respect copyright.PENANA2HnZ3aBfXZ
7115Please respect copyright.PENANAAHajKdvlEO
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”7115Please respect copyright.PENANAAPHmLmBESR
7115Please respect copyright.PENANA4AyEw6IxyJ
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”7115Please respect copyright.PENANAPEeH7yy8DJ
7115Please respect copyright.PENANA8c6sOL1Ogm
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”7115Please respect copyright.PENANAbdoQBFWhNv
7115Please respect copyright.PENANAObaxx3yLjF
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.7115Please respect copyright.PENANAN7KLNzeRNB
7115Please respect copyright.PENANAmPxczpIYG3
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”7115Please respect copyright.PENANA73mqBvgoc4
7115Please respect copyright.PENANAzLdD1pqTkO
“Loh kok gitu pak?”7115Please respect copyright.PENANAZNjWPO7eDY
7115Please respect copyright.PENANAEmgFPOmnW7
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7115Please respect copyright.PENANAU4wj7R75n6
7115Please respect copyright.PENANAnLmsKnk1b4
“Hmm, iya juga sih”7115Please respect copyright.PENANAbTtk5hkgn6
7115Please respect copyright.PENANAf7U2EZrXlH
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”7115Please respect copyright.PENANAPZky2jiyIY
7115Please respect copyright.PENANAyKq4rBxgJw
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”7115Please respect copyright.PENANAyGcZMoCzNL
7115Please respect copyright.PENANAcyoRb007jg
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”7115Please respect copyright.PENANAsNeNIcSRUw
7115Please respect copyright.PENANA0MfiuWEHmo
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”7115Please respect copyright.PENANA02EjxF3HsQ
7115Please respect copyright.PENANAGv8MQiNMsP
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7115Please respect copyright.PENANAY5jPzg8Ji6
7115Please respect copyright.PENANAefBupWVnCX
7115Please respect copyright.PENANA0FYSN7R6RO
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.7115Please respect copyright.PENANA2EgWzTsnVB
7115Please respect copyright.PENANApNhRxA5gS2
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.7115Please respect copyright.PENANAHa1Uic97Xt
7115Please respect copyright.PENANAP5ueo35ZgC
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.7115Please respect copyright.PENANAzHMnqf0HTW
7115Please respect copyright.PENANAMzO8UFZL1n
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.7115Please respect copyright.PENANAv1nf7YQQbA
7115Please respect copyright.PENANAwEVsDD3OCw
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAeBqj935GLu
7115Please respect copyright.PENANAxmdlV8FvtX
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”7115Please respect copyright.PENANAVBVm7zP418
7115Please respect copyright.PENANADTnahRHuCi
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.7115Please respect copyright.PENANAL86ouF4V3g
7115Please respect copyright.PENANAa2w8aYfAZx
7115Please respect copyright.PENANAGZd8ItJ8bL
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.7115Please respect copyright.PENANAtm0O3zyTNk
7115Please respect copyright.PENANAi1Pqn0Tiqh
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.7115Please respect copyright.PENANAZhAndQPYgE
7115Please respect copyright.PENANARLCcCp6uVO
7115Please respect copyright.PENANAGZsksr7Kfz
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.7115Please respect copyright.PENANABjPvRrY1rK
7115Please respect copyright.PENANAUCZQOtHxSc
7115Please respect copyright.PENANAfJYuZZ00gF
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.7115Please respect copyright.PENANAv0DVObv0Yo
7115Please respect copyright.PENANAQpcjHI1yFp
7115Please respect copyright.PENANA4NbYd3L93X
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.7115Please respect copyright.PENANAzrirrL7R5Z
7115Please respect copyright.PENANAzLFFt2TT17
7115Please respect copyright.PENANAZoasvDRR7s
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”7115Please respect copyright.PENANAx0QlkIQLyC
7115Please respect copyright.PENANA3uaWL7NBoT
“Tapi pak..”7115Please respect copyright.PENANAHmPdaF0h3k
7115Please respect copyright.PENANAUmP29GCKFc
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”7115Please respect copyright.PENANAQSOjij7nUN
7115Please respect copyright.PENANAMibaBkKDXJ
“Iya pak, boleh kok”7115Please respect copyright.PENANAOBtIZPmeop
7115Please respect copyright.PENANAfA0jjJYA7u
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”7115Please respect copyright.PENANA9ebk4GsL0s
7115Please respect copyright.PENANArd6tunIhC8
7115Please respect copyright.PENANAjXSCbuzxsc
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.7115Please respect copyright.PENANATGucJQMzDl
7115Please respect copyright.PENANAc7LV0bUeBt
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.7115Please respect copyright.PENANAi03Y8s0P4E
7115Please respect copyright.PENANANl2cQ04LrF
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.7115Please respect copyright.PENANA0lDxbhcAyp
7115Please respect copyright.PENANASvR602uzYz
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.7115Please respect copyright.PENANANkooafHpwu
7115Please respect copyright.PENANA13NIaTgmce
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.7115Please respect copyright.PENANAVCqMblU22A
7115Please respect copyright.PENANA6hcQOlieV7
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.7115Please respect copyright.PENANAD9u8StDLVv
7115Please respect copyright.PENANApoC9MgwE36
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.7115Please respect copyright.PENANASttQq6cKRn
7115Please respect copyright.PENANA8HnR2jmKLa
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.7115Please respect copyright.PENANAZYht5BxY39
7115Please respect copyright.PENANAYxYWA2Hf22
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.7115Please respect copyright.PENANAHzE29emlLT
7115Please respect copyright.PENANAKKiwhUgTOF
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.7115Please respect copyright.PENANA75rXiwMD0T
7115Please respect copyright.PENANArystNWBUM3
7115Please respect copyright.PENANALjmWn1765C
“Hheempphh… ndaaaa…”7115Please respect copyright.PENANAHgf71GP4DQ
7115Please respect copyright.PENANAUURDi90hbo
7115Please respect copyright.PENANAU6JFtUmbeO
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.7115Please respect copyright.PENANArY4tAdmc48
7115Please respect copyright.PENANARSX512OOXS
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.7115Please respect copyright.PENANAOoiHVcGrau
7115Please respect copyright.PENANAwY1DxY9cXV
*7115Please respect copyright.PENANAndDwTxZb2x
*7115Please respect copyright.PENANAiDwY62FiFA
*7115Please respect copyright.PENANAIGrfBJg1b3
*7115Please respect copyright.PENANAbN0DNNgXen
7115Please respect copyright.PENANAFfJjThFtVv
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.7115Please respect copyright.PENANApD5dKoNzep
7115Please respect copyright.PENANAsBpjGsx2WP
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.7115Please respect copyright.PENANAF7OSUiygNO
7115Please respect copyright.PENANAyqtKSWDSrt
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.7115Please respect copyright.PENANABRBewhNSop
7115Please respect copyright.PENANARBt7xIm5Ul
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.7115Please respect copyright.PENANAdRqFTr6wla
7115Please respect copyright.PENANAVCF11wV6UT
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.7115Please respect copyright.PENANALsnbasEMTH
7115Please respect copyright.PENANAYqr2Xvt0ps
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.7115Please respect copyright.PENANAaLWfW5U0vY
7115Please respect copyright.PENANABB2GOCyRyk
7115Please respect copyright.PENANAPXmD7G1kWr
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.7115Please respect copyright.PENANAU402GP9LMC
7115Please respect copyright.PENANA7Yl1bRejgT
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.7115Please respect copyright.PENANAvP0QPOxMT8
7115Please respect copyright.PENANAyd3NNiZNCg
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”7115Please respect copyright.PENANA6MXFNeUn79
7115Please respect copyright.PENANAHuk50XuDM8
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”7115Please respect copyright.PENANAuYrdRpPZHK
7115Please respect copyright.PENANAGf8kjtqleP
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”7115Please respect copyright.PENANA9Q6ztMCVSa
7115Please respect copyright.PENANAA3kgvD5oGD
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”7115Please respect copyright.PENANAXgV95sv5L2
7115Please respect copyright.PENANAbP2WRkhGOV
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”7115Please respect copyright.PENANABz5yOouqmE
7115Please respect copyright.PENANATB2GFHbgHb
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”7115Please respect copyright.PENANASVsIqdU7yC
7115Please respect copyright.PENANA92vfA6FIxi
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”7115Please respect copyright.PENANA25YVGpMnjs
7115Please respect copyright.PENANA7BqEdOq7iU
“Iya pak”7115Please respect copyright.PENANAUwYMpIHcma
7115Please respect copyright.PENANASWDyGXMg1x
7115Please respect copyright.PENANAKty7Ms8y2A
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.7115Please respect copyright.PENANAasDnu8xW46
7115Please respect copyright.PENANAL7Sbmo7wDF
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.7115Please respect copyright.PENANAt3OgtYb5HQ
7115Please respect copyright.PENANA1mYCizJ5Qe
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.7115Please respect copyright.PENANAnU7T52tqjb
7115Please respect copyright.PENANAn9GFaDLGpL
7115Please respect copyright.PENANAbprQayxXbM
“Diminum pak” ucap Cita.7115Please respect copyright.PENANAvS07UQV9Lj
7115Please respect copyright.PENANABgxDPDZA0l
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”7115Please respect copyright.PENANAxgOSbQuj85
7115Please respect copyright.PENANArC2YvnLetJ
“Belum sih, baru 2 jam”7115Please respect copyright.PENANAQ2z0wfqgDN
7115Please respect copyright.PENANAF0MuFVUiCu
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”7115Please respect copyright.PENANAEyAlYgg0cs
7115Please respect copyright.PENANAM66sMsRsUh
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”7115Please respect copyright.PENANAlNVUAxXFif
7115Please respect copyright.PENANAcHYXimEOfq
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”7115Please respect copyright.PENANAt3az7G2a4U
7115Please respect copyright.PENANAK5eahp8QRO
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”7115Please respect copyright.PENANA11nyrybTaL
7115Please respect copyright.PENANAKHAtytyiE8
“Halah, paling ngegosip aja kan?”7115Please respect copyright.PENANATrF0qPZCYq
7115Please respect copyright.PENANAfbeALFvwWb
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”7115Please respect copyright.PENANAqFnQDvy43V
7115Please respect copyright.PENANAhnAQvKmntY
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”7115Please respect copyright.PENANAg86zXiiIJm
7115Please respect copyright.PENANALiC5xS5cDv
“Haha iya pak”7115Please respect copyright.PENANAFZz80yCTvY
7115Please respect copyright.PENANA3vwLwP79Af
7115Please respect copyright.PENANAwzDwiQPU29
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAFKZcxbdCSU
7115Please respect copyright.PENANArZ7Q1ia67i
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.7115Please respect copyright.PENANAr0UTg1dMyP
7115Please respect copyright.PENANAaCXnLUeZ0s
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.7115Please respect copyright.PENANA3nY1to5dDL
7115Please respect copyright.PENANAKNngizmvC2
7115Please respect copyright.PENANAttpXiEWal6
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.7115Please respect copyright.PENANA7vRoWmcqa9
7115Please respect copyright.PENANAPCCXMY0khm
Cita menggeleng. “Belum pak”7115Please respect copyright.PENANAjaMwLKGG5g
7115Please respect copyright.PENANAUHl0tnISe7
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”7115Please respect copyright.PENANAnbIJ1qfz7k
7115Please respect copyright.PENANAQrCIhLAGtj
7115Please respect copyright.PENANAGowVmI7mM0
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.7115Please respect copyright.PENANAGr1ZgvkAab
7115Please respect copyright.PENANAGU7xsFSwgA
7115Please respect copyright.PENANAnvt2sneg9S
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.7115Please respect copyright.PENANAgheiv9FpW2
7115Please respect copyright.PENANAvwL2mCxi7l
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.7115Please respect copyright.PENANAonYoZ7ab0a
7115Please respect copyright.PENANAH27sugUanv
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”7115Please respect copyright.PENANADSx4Bp7hPm
7115Please respect copyright.PENANAi5AxWXXzLI
“Siapa yang galau?” kilah Cita.7115Please respect copyright.PENANAjcN5Py455A
7115Please respect copyright.PENANAm2WTar8VQC
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”7115Please respect copyright.PENANAZ0OZRVSDwc
7115Please respect copyright.PENANACZnw9JjLr6
7115Please respect copyright.PENANAvxNoLz6kLP
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.7115Please respect copyright.PENANASl9LHsKGjy
7115Please respect copyright.PENANADshkSZd0vN
7115Please respect copyright.PENANAyes1B3W6PV
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”7115Please respect copyright.PENANArHwleiz3xo
7115Please respect copyright.PENANAflmaVWFcPV
7115Please respect copyright.PENANALnWVEddYbE
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.7115Please respect copyright.PENANAvR98Bveqqy
7115Please respect copyright.PENANAq8bSaPw2ea
7115Please respect copyright.PENANAGL4BUaLyZW
“Apa kamu nggak pengen tahu?”7115Please respect copyright.PENANAoDrmaFj8YJ
7115Please respect copyright.PENANA9v419jB9xV
7115Please respect copyright.PENANAahovPRF4mQ
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.7115Please respect copyright.PENANAIfjEP6bBu1
7115Please respect copyright.PENANAVqYy1g0m0N
7115Please respect copyright.PENANAVahkIuU72l
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”7115Please respect copyright.PENANAB6ygqdHx5S
7115Please respect copyright.PENANAUUZqT4Ftqt
7115Please respect copyright.PENANARNPSUKOyoU
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.7115Please respect copyright.PENANAbNfoMRFAHK
7115Please respect copyright.PENANAWPas88OIsx
7115Please respect copyright.PENANAWYPXjJ3lea
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.7115Please respect copyright.PENANAPAn1nyIF6l
7115Please respect copyright.PENANAGl4QVeEzAB
7115Please respect copyright.PENANAmC1pWtx0XE
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.7115Please respect copyright.PENANAeX54LDDzIz
7115Please respect copyright.PENANAewQtAsO8ze
7115Please respect copyright.PENANAeIR3KAbxmo
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”7115Please respect copyright.PENANAkAYVOmYoV1
7115Please respect copyright.PENANAEYcv5eY978
7115Please respect copyright.PENANAN02hOucdaO
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.7115Please respect copyright.PENANAWdJgpCG6pb
7115Please respect copyright.PENANAib22TwV0tu
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.7115Please respect copyright.PENANADVaXfHl78q
7115Please respect copyright.PENANAKpmEabtr4h
7115Please respect copyright.PENANAGjqA7HrUBN
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.7115Please respect copyright.PENANAVTKj98gRmF
7115Please respect copyright.PENANAjBJx4hmG0n
7115Please respect copyright.PENANAaGuELClBO1
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.7115Please respect copyright.PENANAZG6i5EHpKv
7115Please respect copyright.PENANAAG7zQGj9FP
7115Please respect copyright.PENANA1BfJjWev5H
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”7115Please respect copyright.PENANAaKqULaiBlv
7115Please respect copyright.PENANAPexZvE0oGV
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAmPW6ScbsEl
7115Please respect copyright.PENANAsA2o9EPNrW
7115Please respect copyright.PENANA6bwBnEBvVB
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.7115Please respect copyright.PENANATUSPWBuJu7
7115Please respect copyright.PENANA9IiIFTIXtX
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.7115Please respect copyright.PENANAlJpbu5TWj6
7115Please respect copyright.PENANAfP6MHFrUSv
7115Please respect copyright.PENANAISNCMJKOUd
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.7115Please respect copyright.PENANA4cW0LK4hgZ
7115Please respect copyright.PENANAKvE7yHfD2u
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.7115Please respect copyright.PENANA7DB6prR2vT
7115Please respect copyright.PENANAkZj12w0WK8
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.7115Please respect copyright.PENANAxyefzyA1uR
7115Please respect copyright.PENANAPnZLl4blLA
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAkunjqarGk1
7115Please respect copyright.PENANA6LSX2Ceztn
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.7115Please respect copyright.PENANAUFzu5mKKq9
7115Please respect copyright.PENANAWEiAw8YHNz
7115Please respect copyright.PENANAH8DkUzwTcS
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.7115Please respect copyright.PENANAdJblK6gfbD
7115Please respect copyright.PENANASefQmV7YE2
7115Please respect copyright.PENANAZeYBRROVeu
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.7115Please respect copyright.PENANANQXgxOU8x9
7115Please respect copyright.PENANArZiOsIhOeo
“Bingung gimana?”7115Please respect copyright.PENANA9XnQ5pyN9Z
7115Please respect copyright.PENANAJeZMQrjejp
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”7115Please respect copyright.PENANAateUYyr5lI
7115Please respect copyright.PENANAHn5PxQj14I
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAWsHGRlKd3m
7115Please respect copyright.PENANAiYsLQahTJU
7115Please respect copyright.PENANA3LRJ3i8F08
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.7115Please respect copyright.PENANAD1e6qqyXFm
7115Please respect copyright.PENANA0SM5HIk1FL
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.7115Please respect copyright.PENANAlf09qHqDtJ
7115Please respect copyright.PENANAzRCN1I7y6B
7115Please respect copyright.PENANAou7VREraX9
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.7115Please respect copyright.PENANADlLJXvCGZh
7115Please respect copyright.PENANAX8pEgBBkER
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”7115Please respect copyright.PENANA4SqVmhEUMn
7115Please respect copyright.PENANA9QYr8IGt9g
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.7115Please respect copyright.PENANA2jIRt9oBBM
7115Please respect copyright.PENANAHMEJZcBX82
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”7115Please respect copyright.PENANAXj2CKxijrL
7115Please respect copyright.PENANA1TUjNzOZgy
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”7115Please respect copyright.PENANAjCTryKre8R
7115Please respect copyright.PENANAcWfGGRLdPg
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAC4QDsGOIeN
7115Please respect copyright.PENANA3dwDP2m6Ay
7115Please respect copyright.PENANAiAUuk96Vff
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.7115Please respect copyright.PENANA4SOE6d9uhA
7115Please respect copyright.PENANAk941PrEbd5
7115Please respect copyright.PENANAkyDVLrFkfP
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”7115Please respect copyright.PENANANqsehGGPJN
7115Please respect copyright.PENANAvoblXw2QOn
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.7115Please respect copyright.PENANAwFPkJLx34k
7115Please respect copyright.PENANA7SvsjmDJDD
“Iya pak”7115Please respect copyright.PENANAScYdIDEUl6
7115Please respect copyright.PENANAweBabZiRZ4
“Terus, kamu gimana?”7115Please respect copyright.PENANAxEAQyKyaOm
7115Please respect copyright.PENANA0YLrcre04j
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”7115Please respect copyright.PENANA7hUqVhlKkK
7115Please respect copyright.PENANArwRQDv4C3S
7115Please respect copyright.PENANAW3Jkno7EOL
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.7115Please respect copyright.PENANA2I8RO2n5HX
7115Please respect copyright.PENANA6xbetOeR0z
7115Please respect copyright.PENANAs8pXRea4JG
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.7115Please respect copyright.PENANAj6o1tOa7So
7115Please respect copyright.PENANAFat2DqYtCQ
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.7115Please respect copyright.PENANAsb2tgBFHTx
7115Please respect copyright.PENANAleJB2Qeqhl
7115Please respect copyright.PENANAjD4cEzIy4t
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.7115Please respect copyright.PENANAeF9rhle9UX
7115Please respect copyright.PENANA1FRPiEKYYQ
7115Please respect copyright.PENANAmYQdCh1Omt
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAL6GGcETv9v
7115Please respect copyright.PENANAE7Obq2Avs0
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.7115Please respect copyright.PENANAlh4OShqGEv
7115Please respect copyright.PENANAxrdmnsqvh8
7115Please respect copyright.PENANA0MH4e93EdR
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.7115Please respect copyright.PENANAXYZk0gdh0W
7115Please respect copyright.PENANAbpJU63y7TK
7115Please respect copyright.PENANAj86eflM1yX
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”7115Please respect copyright.PENANAsclLvbthBY
7115Please respect copyright.PENANAvmKPBixLfc
7115Please respect copyright.PENANAqwjvFcBLJD
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.7115Please respect copyright.PENANAxEWbrP26tu
7115Please respect copyright.PENANAE20FsomXQY
7115Please respect copyright.PENANALfEszVR7s3
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”7115Please respect copyright.PENANAMSGfi3FWdA
7115Please respect copyright.PENANAUy4OWvZ4mb
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAGdr8RCbeSN
7115Please respect copyright.PENANAHVB6VP3nQb
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”7115Please respect copyright.PENANAwn0RZKjxEn
7115Please respect copyright.PENANAA0HWWcqHlt
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”7115Please respect copyright.PENANA2JIvlO6lPW
7115Please respect copyright.PENANADvKqWV0G8B
7115Please respect copyright.PENANAyIO2GdVTjA
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.7115Please respect copyright.PENANAUnutFp4lhB
7115Please respect copyright.PENANAiY0dJ04u6Q
7115Please respect copyright.PENANAyoZL3o4jLJ
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”7115Please respect copyright.PENANAO69mpGwIea
7115Please respect copyright.PENANAC0S4zZakXX
7115Please respect copyright.PENANAzzolI7NnAi
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.7115Please respect copyright.PENANAhZWxcKqtaO
7115Please respect copyright.PENANAqOSctNMsep
7115Please respect copyright.PENANAMLPuRIiT9s
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.7115Please respect copyright.PENANArZX31ukVm0
7115Please respect copyright.PENANA62HUhmDRbK
7115Please respect copyright.PENANATiVyObNlk2
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.7115Please respect copyright.PENANAW0qLHMZI9W
7115Please respect copyright.PENANAusOVskEguu
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.7115Please respect copyright.PENANA2hDn9OHnwt
7115Please respect copyright.PENANAC1kyPHn73N
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.7115Please respect copyright.PENANAqL8CiSs35h
7115Please respect copyright.PENANA8y0CvOLfW8
7115Please respect copyright.PENANAAfNvqqIXh8
“Cita”7115Please respect copyright.PENANA7payU4Z0zN
7115Please respect copyright.PENANAyaDVpuRnDK
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.7115Please respect copyright.PENANAVXektXkTHv
7115Please respect copyright.PENANAUNx9ZDbDpG
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAbHJV4LomrO
7115Please respect copyright.PENANAJrOlDbUPT7
7115Please respect copyright.PENANAqEchMOK3z8
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.7115Please respect copyright.PENANAre9UJjFA3d
7115Please respect copyright.PENANAfHx7GOLRpB
7115Please respect copyright.PENANArlpoaOh9Rs
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.7115Please respect copyright.PENANAkiWSlbnKf5
7115Please respect copyright.PENANAG8lUyIV5j9
7115Please respect copyright.PENANACgGgNUTzcf
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANA5BvC5SEx9m
7115Please respect copyright.PENANAugJ3Zkhzo7
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.7115Please respect copyright.PENANArgn2II3csJ
7115Please respect copyright.PENANAYSM6LIAOMi
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.7115Please respect copyright.PENANAHywq9Prnqg
7115Please respect copyright.PENANAAtS4THUrJV
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.7115Please respect copyright.PENANAQt6PGhNJ1Q
7115Please respect copyright.PENANAhkBhyXuF22
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.7115Please respect copyright.PENANAS9m9WJDcTu
7115Please respect copyright.PENANAWEBTA5ZKdo
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.7115Please respect copyright.PENANAO3bd8TUxYB
7115Please respect copyright.PENANAnKQufOGUGm
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.7115Please respect copyright.PENANA6w4BDQdDII
7115Please respect copyright.PENANAI3iKzd9Ue3
Cuuuup…7115Please respect copyright.PENANAzK45ZOtvZp
7115Please respect copyright.PENANAjKtz2Umkcv
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.7115Please respect copyright.PENANAoR9NqrlidP
7115Please respect copyright.PENANAqh6Fv4UuDl
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANASNW5LWOFKF
7115Please respect copyright.PENANAylpIYOmAZb
7115Please respect copyright.PENANADePd9k6uct
“Cita”7115Please respect copyright.PENANAIwm2V4hhBE
7115Please respect copyright.PENANAnf9WBEZXKx
“Iya pak”7115Please respect copyright.PENANAWVmnAB1Y8x
7115Please respect copyright.PENANAFeei8RtkSr
“Cuci muka sana gih”7115Please respect copyright.PENANAc8oxAjqfgz
7115Please respect copyright.PENANAINS3vFg8eY
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.7115Please respect copyright.PENANAdNrvQYEgj8
7115Please respect copyright.PENANAMAaSt9wyWf
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”7115Please respect copyright.PENANAbvCpeVlzuQ
7115Please respect copyright.PENANAQT945cdP6j
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.7115Please respect copyright.PENANADSdb2phjCR
7115Please respect copyright.PENANADBZo2QAqlY
7115Please respect copyright.PENANAUo963iAIsC
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.7115Please respect copyright.PENANAixIWPMQwq6
7115Please respect copyright.PENANAWdYWzDWyqW
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.7115Please respect copyright.PENANAWjisjWuDPT
7115Please respect copyright.PENANA7Q4rQZw1Ej
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.7115Please respect copyright.PENANAe8UGWAzsVz
7115Please respect copyright.PENANAdiP00j5Jvq
7115Please respect copyright.PENANAzdaBOeJbcV
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7115Please respect copyright.PENANA8qA5iEOZ08
7115Please respect copyright.PENANAwDA3iIdFh9
7115Please respect copyright.PENANAW6sD56IkAl
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.7115Please respect copyright.PENANAZdZLu90eNh
7115Please respect copyright.PENANAsedMFBoGPt
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.7115Please respect copyright.PENANA9JlmLo2GWI
7115Please respect copyright.PENANAL5tSlOdvM2
7115Please respect copyright.PENANALmglp6Aeuk
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7115Please respect copyright.PENANAenbmk8pi1Y
7115Please respect copyright.PENANA9Fi3UQ49d8
7115Please respect copyright.PENANALbibVU2clH
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.7115Please respect copyright.PENANAiYaUxvB9Dy
7115Please respect copyright.PENANAJ1W2nTFRek
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAMPdPJu1bXJ
7115Please respect copyright.PENANAxP6kN0uN4t
Tok.. tok.. tok..7115Please respect copyright.PENANAHoIsbEtaqk
7115Please respect copyright.PENANAJpVbwJk7r6
7115Please respect copyright.PENANAvRkmCGUeA1
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.7115Please respect copyright.PENANA52xgD5i1QR
7115Please respect copyright.PENANA3uwh9WVE5o
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.7115Please respect copyright.PENANAFEl4JgPcsK
7115Please respect copyright.PENANACGmT80Dads
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”7115Please respect copyright.PENANANv3j7KoNf1
7115Please respect copyright.PENANAZvOEr19GJ1
“Hehe emang kenapa sih pak?”7115Please respect copyright.PENANAL9Aijvn8Z5
7115Please respect copyright.PENANABgyM0S2ab1
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.7115Please respect copyright.PENANAqlIrGk1ujY
7115Please respect copyright.PENANArF3BH6snRm
7115Please respect copyright.PENANAeFtoSzWxJ4
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.7115Please respect copyright.PENANAXt6ege8yhz
7115Please respect copyright.PENANAdPGEkUzj3Q
Tuuk…7115Please respect copyright.PENANAPB89sOehot
7115Please respect copyright.PENANAcqY7UFfuZG
7115Please respect copyright.PENANAbsd3RcBBIL
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.7115Please respect copyright.PENANApTTXMEM7K2
7115Please respect copyright.PENANACFtxvJ7Z2B
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.7115Please respect copyright.PENANAim0lIEdsAW
7115Please respect copyright.PENANAzt3vsbrZw6
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANA77xOfkJmge
7115Please respect copyright.PENANAXsRSaCuxSD
7115Please respect copyright.PENANA8AJLW2gfzE
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.7115Please respect copyright.PENANAX4oRR8dVH4
7115Please respect copyright.PENANABOqEngGDeH
7115Please respect copyright.PENANAfncFXb5oHa
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.7115Please respect copyright.PENANAaHUnzzNeac
7115Please respect copyright.PENANAiCTSPuIJBl
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”7115Please respect copyright.PENANAXeKMe0jP4S
7115Please respect copyright.PENANAW0hqvoIXrn
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”7115Please respect copyright.PENANA7Z5YSgvCPs
7115Please respect copyright.PENANAVWKAsGOlC9
“Ooh gitu, yaudah deh pak”7115Please respect copyright.PENANAE3BpxSZOdt
7115Please respect copyright.PENANAjwjRJrHzbZ
7115Please respect copyright.PENANAoyQBfNkN9I
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.7115Please respect copyright.PENANAe2hgRsyMQA
7115Please respect copyright.PENANANViGtAes5d
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.7115Please respect copyright.PENANARS6Y86s9Q9
7115Please respect copyright.PENANAwXvq4cSdum
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.7115Please respect copyright.PENANA2aOYdVpWpK
7115Please respect copyright.PENANAmLVW5ByKvG
Aku sayang kamu.7115Please respect copyright.PENANApWZIND3uvz
7115Please respect copyright.PENANAr8KuSq2Bfp
Cuuppp…7115Please respect copyright.PENANAiS5h3IJkXn
7115Please respect copyright.PENANAPhUneZcaRE
*7115Please respect copyright.PENANAGnIhAZ1TWK
*7115Please respect copyright.PENANAypXwi2uZXl
*7115Please respect copyright.PENANAf0qNzyAXva
*7115Please respect copyright.PENANAwhqLLdoG66
*
Bersambung7115Please respect copyright.PENANA9BxylW9i17