#29 Pukulan Telak5497Please respect copyright.PENANAwcGpEfnQUp
5497Please respect copyright.PENANARwE4kY1qVL
5497Please respect copyright.PENANAsA8XRyFbgq
Hari minggu pagi, sekitar jam 9 Cita sudah selesai bersih-bersih rumah. Sebenarnya dia masih malas untuk melakukan apapun, karena sampai saat ini dia masih sangat khawatir dengan dm yang dikirim kepadanya beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, dm itu sudah lebih dari seminggu dikirim, tapi memang baru beberapa hari yang lalu dia buka.5497Please respect copyright.PENANACmnewT80Tz
5497Please respect copyright.PENANAy8R9tE9Ugp
Dia masih kepikiran, siapa yang mengirimnya, dan apa tujuan dari si pengirim itu. Apalagi dia juga sudah sempat membalas untuk menanyakan apa mau orang misterius itu, tapi belum dibalas sampai sekarang. Ditambah lagi, sejak beberapa hari yang lalu, pak Bowo memang tidak lagi muncul dirumah ini. Memang dia yang meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya, tapi karena pak Bowo bilang akan mencari orang itu dan membuat perhitungan, dan juga menyuruhnya untuk menunggu kabar, membuatnya semakin khawatir.5497Please respect copyright.PENANA7ehCV5ZNO0
5497Please respect copyright.PENANAvtTNSUCppM
Sampai hari ini, belum ada kabar sama sekali dari pak Bowo. Dia berharap, segera ada kabar dari lelaki itu. Hanya sekedar kabar tentang hasil pencarian orang misterius itu saja, sehingga dirinya bisa tenang. Namun lebih daripada itu, dia sudah benar-benar memutuskan untuk tidak mau bertemu dengan pak Bowo lagi. Dia sudah benar-benar menyesali perbuatannya, meskipun sampai sekarang dia belum bilang apa-apa kepada ibu mertuanya.5497Please respect copyright.PENANAGTjg9z3CYP
5497Please respect copyright.PENANAH5Bwan5G65
Ibu mertuanya sendiri tidak lagi membahas hal itu. Melihat Cita yang kadang seperti orang linglung, membuat ibu mertuanya menganggap bahwa Cita masih memikirkan penyesalan atas perselingkuhannya, dan dia memutuskan untuk menunggu Cita merasa lebih baik baru diajak ngobrol masalah itu. Tapi dia tak tahu, apa yang dipikikan Cita ternyata lebih berat daripada itu.5497Please respect copyright.PENANAItdk1B4ZpM
5497Please respect copyright.PENANAz0nL3DG9Ok
Dan pagi ini, terlihat ibu mertua Cita dan juga Putra sudah rapi. Mereka akan pergi hari ini. Sedangkan Cita masih memakai daster rumahan seperti biasa saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.5497Please respect copyright.PENANAxRkVwMzSyQ
5497Please respect copyright.PENANAu9tA8l0Wx8
5497Please respect copyright.PENANAJT605ohBcH
“Cit, kamu mau ikut nggak?” tanya ibu mertuanya.5497Please respect copyright.PENANA7uoO8Qdy6D
5497Please respect copyright.PENANAx8xWB7Da7N
“Emang mau kemana bu? Cita kayaknya dirumah aja deh, pengen istirahat” jawab Cita.5497Please respect copyright.PENANAnSXfIWEBqY
5497Please respect copyright.PENANA8SiFXzJdRt
“Kamu kenapa nak? Kamu sakit?”5497Please respect copyright.PENANAH9YS9hZmvT
5497Please respect copyright.PENANA3ROeEparSX
“Hmm, nggak tahu bu, cuma kurang enak badan aja. Mungkin istirahat sebentar nanti juga baikan kok”5497Please respect copyright.PENANAO7jltTwTAn
5497Please respect copyright.PENANAFZOdVmWpAN
“Yaudah kalau gitu, baik-baik dirumah ya. Ibu sama Putra pergi dulu”5497Please respect copyright.PENANASaem7TIQjW
5497Please respect copyright.PENANAInjydfwUSN
“Iya bu hati-hati”5497Please respect copyright.PENANAcDeQM4E72J
5497Please respect copyright.PENANA3sVxW7oyAh
5497Please respect copyright.PENANAcRmEV9qxL6
Akhirnya ibu mertuanya hanya pergi berdua dengan Putra. Cita hanya mengantarnya sampai didepan rumah saja, dimana taksi online yang dipesan sudah menunggu. Setelah ibu mertuanya berangkat, Cita masuk lagi kedalam rumah untuk duduk beristirahat sebentar diruang tengah.5497Please respect copyright.PENANAd9AiOmoGBK
5497Please respect copyright.PENANA6AQ1HqL3Dm
Sebenarnya Cita tidak ikut ajakan ibu mertuanya bukan karena dia ingin istirahat, tapi karena dia ada rencana lain hari ini. Dia ingin menemui seseorang, yang tak lain adalah Nada. Dari kemarin, Cita sudah berpikir masak-masak. Dia rupanya tak kuat menanggung beban ini sendirian. Dia ingin bisa berbagi dengan orang lain. Paling tidak, orang itu mau mendengarnya, meskipun pada akhirnya akan menghakiminya, menyalahkannya, bahkan menghujatnya, dia siap. Yang pasti, dia ingin berbagi.5497Please respect copyright.PENANAJYToIubCW5
5497Please respect copyright.PENANAtmjUNdb14K
Seharusnya, memang dia mencurahkan isi hatinya itu kepada ibu mertuanya, orang yang paling dekat dan paling bisa mengerti dia. Terlebih lagi, dengan curhat ke ibu mertuanya, maka aib ini tidak akan menyebar terlalu luas dan hanya diketahui oleh keluarganya saja. Tapi, Cita tidak siap untuk bercerita kepada ibu mertuanya. Dia terlalu takut dan malu, mengingat betapa baik dan sayangnya ibu mertuanya kepadanya.5497Please respect copyright.PENANAFslEl7V83J
5497Please respect copyright.PENANAPAiI3jfYum
Dan akhirnya pilihan Cita jatuh kepada Nada, satu-satunya sahabat yang dia punya dan dia percaya saat ini. Dia merasa tak memiliki teman lain lagi yang bisa diajak cerita mengenai hal ini. Karena sebelumnya, saat dia bermasalah dengan Andi dulu, dengan Nada lah dia bercerita. Meskipun saat itu Gunawan juga sempat ikut mendengar ceritanya, tapi diapun percaya pada Gunawan. Dan bila hari ini ada Gunawan juga dirumah Nada, dia juga sudah siap, karena dia percaya pada mereka berdua.5497Please respect copyright.PENANAePHDBCgU1B
5497Please respect copyright.PENANA0AVOhBb2Qj
Akhirnya setelah merasa cukup beristirahat, Cita kemudian mandi. Setelah mengganti baju, dia tak langsung berangkat. Dia kembali duduk diruang tengah. Kembali hatinya terasa bimbang. Haruskah dia menceritakan hal ini kepada Nada? Bagaimana kira-kira reaksi Nada nanti? Apakah Nada akan menertawakannya karena telah benar-benar berselingkuh dan tuduhan Andi menjadi benar adanya? Atau apakah Nada akan bersimpati padanya?5497Please respect copyright.PENANAEhEQc5c6m1
5497Please respect copyright.PENANAuAMIBmQNbw
Dan jika ada Gunawan disana, bagaimana pula reaksi Gunawan? Akankah dia juga bersimpati padanya? Atau justru memandangnya sebagai perempuan murahan yang rela memberikan hati dan tubuhnya kepada pria lain demi sebuah kenikmatan duniawi?5497Please respect copyright.PENANAOxpTM2vEN9
5497Please respect copyright.PENANAX5fZhZhi6l
Padahal semalam Cita sudah memantapkan diri untuk menemui Nada, dan kalaupun Gunawan ada disana, dengan dia juga. Dia sudah menyiapkan diri menghadapi apapun reaksi dari mereka. Tapi kini tiba-tiba dia jadi merasa ragu lagi.5497Please respect copyright.PENANA9Tx1I7qTnU
5497Please respect copyright.PENANAUvNGmMRZKv
Setelah berdiam diri disana, setelah mengela nafas yang cukup panjang, kembali Cita memantapkan dirinya, menyiapkan hatinya, untuk apapun yang akan dia terima dari Nada dan Gunawan nanti setelah mendengar ceritanya. Dia siap. Yang terjadi, terjadilah.5497Please respect copyright.PENANApbLLdkadAZ
5497Please respect copyright.PENANAVZpDLk8eNO
*5497Please respect copyright.PENANAB4pCPHU7wK
*5497Please respect copyright.PENANA3E561HYB0u
*5497Please respect copyright.PENANApysLx8NjMy
*5497Please respect copyright.PENANA5xwlq5QRoL
5497Please respect copyright.PENANA8vH324Oce9
Sementara itu, ibu mertua Cita telah sampai ditempat tujuannya. Dia memang tak memberi tahu kemana akan pergi kepada Cita. Harapannya, Cita yang terlihat sedang suntuk dan banyak pikiran, mau ikut dengannya. Dan yang pasti, ketika sampai ditempat ini, dia akan sangat terkejut. Mungkin akan senang, atau entah seperti apa. Tapi sayang, dia tidak ikut.5497Please respect copyright.PENANA9BrEJiV051
5497Please respect copyright.PENANAJVmZ22biWt
Setelah membayar ongkos taksi, diapun turun menggendong Putra. Memasuki tempat yang dia tuju, dia disapa oleh seorang penjaga yang sudah cukup mengenalnya dan juga Putra karena sering berkunjung kemari.5497Please respect copyright.PENANAwCXsDVUwRL
5497Please respect copyright.PENANAgurgXsJUXW
5497Please respect copyright.PENANAQsxFisqkji
“Selamat pagi bu Warni, selamat pagi Putra” sapa penjaga itu.5497Please respect copyright.PENANAozDDg1e5OD
5497Please respect copyright.PENANAwsIEuGI9Vi
“Selamat pagi om Galih” balas ibu mertua Cita.5497Please respect copyright.PENANAj9H7kSzSo1
5497Please respect copyright.PENANAGnsYaWFOhB
“Mau jemput mas Andi bu?” tanya penjaga itu.5497Please respect copyright.PENANAY3qNb7hofA
5497Please respect copyright.PENANAdivHMAm8uO
“Iya mas, kan hari ini dia keluar” jawab ibu Andi sambil tersenyum.5497Please respect copyright.PENANAvQ0wL9yIKE
5497Please respect copyright.PENANAjr80jo84Oo
“Iya bu, silahkan ditunggu disana dulu” ucap penjaga itu sambil menunjuk kekursi tunggu. “Mas Andi kayaknya tadi lagi siap-siap, mungkin bentar lagi keluar” lanjutnya.5497Please respect copyright.PENANA5ubdv0EtPJ
5497Please respect copyright.PENANArF5tClzUId
“Makasih mas”5497Please respect copyright.PENANAXYF4zmitea
5497Please respect copyright.PENANAh92RDjyQhA
5497Please respect copyright.PENANAedCq3xsOy6
Ibu Andi dan Putra kemudian menuju ke kursi tempat menunggu seperti yang ditunjuk oleh penjaga tadi. Mereka berdua memang menuju ke lapas, tempat Andi dipenjara. Dan hari ini, Andi dibebaskan. Belum waktunya memang, tapi ada sesuatu yang bisa membuat Andi bebas hari ini, yang Andi belum mau menceritakan apa sebabnya kepada ibunya.5497Please respect copyright.PENANAZ409PLx7MS
5497Please respect copyright.PENANA8i6imWSRBb
Sekitar 15 menit mereka menunggu. Tak terasa karena tingkah Putra cukup menghibur disitu. Mereka juga didatangi dan disapa beberapa orang petugas disitu yang memang sudah merasa cukup akrab dengan mereka, terutama Putra. Tak berapa lama kemudian, Andi keluar dengan membawa sebuah tas ransel kecil.5497Please respect copyright.PENANACfvnh8pZsy
5497Please respect copyright.PENANAWZfZzHlQXd
Penampilan Andi terlihat cukup segar dan rapi. Tubuhnya juga terlihat lebih berisi, karena selama didalam penjara ini cukup banyak kegiatan yang dia lakukan. Dia tersenyum melihat ibu dan anaknya sudah menunggunya, namun agak kecewa karena tidak ada Cita yang ikut menjemputnya. Tapi dia segera menghampiri ibunya, mencium tangannya lalu memeluknya. Kemudian dia menggendong, memeluk dan menciumi Putra yang tertawa-tawa dan terlihat geli diciumi oleh ayahnya.5497Please respect copyright.PENANATRPP6Xk162
5497Please respect copyright.PENANAvjZg16o5Ob
5497Please respect copyright.PENANAtqbJrRMsyC
“Sehat Di?” tanya ibunya.5497Please respect copyright.PENANA9oS1H5rKk6
5497Please respect copyright.PENANAt2q4KoLdk3
“Alhamdulillah, seperti yang ibu lihat” jawab Andi sambil tersenyum.5497Please respect copyright.PENANA86hDtHmXdL
5497Please respect copyright.PENANAuuJ2heD7rm
“Yaudah, yuk pulang” ajak ibunya.5497Please respect copyright.PENANANYMLQH0wtZ
5497Please respect copyright.PENANAzV8Zt4Qkd6
“Iya bu, ayo”5497Please respect copyright.PENANAVH2A59qwVi
5497Please respect copyright.PENANAoNlZR3xtgX
5497Please respect copyright.PENANAyHnmhGswhF
Setelah bersalaman dengan para petugas lapas dan berpamitan, juga sempat mendapat sedikit wajangan dan nasehat dari para petugas lapas, merekapun akhirnya meninggalkan tempat yang sudah beberapa bulan menjadi tempat tinggal Andi itu.5497Please respect copyright.PENANAd8YLltvCxl
5497Please respect copyright.PENANAeQk6ggRAvP
Sesaat, Andi berbalik dan menatap lapas itu. Dia tersenyum, mengingat apa yang selama ini dia alami disana.5497Please respect copyright.PENANAxQRtN5nvAS
5497Please respect copyright.PENANAwEBwmIWpMR
Saat pertama kali masuk kesini, Andi memang sudah ketakutan. Cerita dari polisi yang mengatarnya benar-benar membuatnya takut. Apalagi dia dipenjara karena kasus kekerasan pada seorang perempuan. Dan kabar bahwa pelaku kekerasan terhadap perempuan akan mendapatkan perlakuan buruk seperti kekerasan fisik atau kekerasan seksual sangat menghantuinya.5497Please respect copyright.PENANAG61HwwsERv
5497Please respect copyright.PENANAberW3yIWBc
Dan memang benar, hari-hari pertama didalam penjara itu, Andi sempat mengalami ‘ospek’ dari para napi senior. Beberapa kali dia mendapatkan pukulan diwajah dan tubuhnya. Namun nasibnya itu terselamatkan beberapa minggu setelahnya, saat ada seorang narapidana masuk ke lapas ini. Narapidana itu begitu masuk langsung disegani oleh para napi lainnya, karena dia termasuk salah satu preman yang menguasai hampir semua lahan parkir dikota ini.5497Please respect copyright.PENANALKWmqgl0KT
5497Please respect copyright.PENANAgVmuEE7djn
Hanya lahan parkir, memang. Tapi dikota kecil seperti ini, keberadaan preman seperti dirinya tentu saja sangatlah disegani. Apalagi meskipun statusnya adalah seorang preman, bukan berarti dia seenaknya saja sering melakukan kejahatan. Kalau anak buahnya, memang iya. Tapi kalau dia, jarang sekali. Dia ditangkap dan dipenjara karena kasus penganiayaan terhadap seorang pejabat dikota ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah dia, karena memang pejabat itu terlalu arogan, hingga membuat mereka adu mulut, dan si preman itu lepas kendali hingga memukulnya. Hanya sekali pukul sebenarnya, tapi berhadapan dengan orang yang sok berkuasa, tentu akan jadi panjang masalahnya, hingga akhirnya preman itu berakhir dipenjara.5497Please respect copyright.PENANAiWqzbhWv6b
5497Please respect copyright.PENANA52E1CcJBJC
Hari pertama preman itu berada didalam penjara, dia melihat seseorang memukuli Andi. Karena merasa familiar dengan Andi, diapun menghentikan aksi itu dan menyuruh napi yang memukul Andi pergi. Meskipun statusnya napi senior, tapi karena mengenal siapa preman bertubuh tinggi besar itu, napi itu takut juga dan akhirnya pergi.5497Please respect copyright.PENANAJLfOdVyTWq
5497Please respect copyright.PENANA9J9beMsodw
Dan ternyata benar, napi itu mengenal Andi sebagai orang yang bekerja di bank tak jauh dari tempat dia biasa nongkrong. Andipun juga mengenalnya karena cukup sering bertemu dengan preman itu, bahkan beberapa kali membelikan preman itu rokok ataupun minuman. Akhirnya merekapun berkenalan dan saling tukar cerita. Preman itu sempat tertawa mendengar sebab kenapa Andi dipenjara, tapi tidak sampai melakukan pemukulan seperti napi-napi lainnya. Bahkan sejak saat itu dia berteman dengan Andi. Dan karena pertemanannya dengan si preman, akhirnya Andi terbebas dari bullyan didalam penjara.5497Please respect copyright.PENANAJBw0xI5BAa
5497Please respect copyright.PENANApZrWVzuPyC
Selanjutnya, hari-hari Andi didalam penjara diisi dengan mengikuti berbagai kegiatan yang disiapkan oleh para sipir. Kegiatan-kegiatan itu beberapa ada yang menguras fisik. Bagi Andi, tak ubahnya seperti sebuah latihan fisik, yang pada akhirnya sekarang membentuk tubuhnya menjadi lebih berotot.5497Please respect copyright.PENANA3yKBqMNi8e
5497Please respect copyright.PENANAIDlIyFmBHx
5497Please respect copyright.PENANAyKv1XLuUsX
“Di, kenapa?” tanya ibunya saat melihat Andi melamun, yang membuyarkan lamunannya.5497Please respect copyright.PENANANOOfCZHxe1
5497Please respect copyright.PENANAH4hFgDsaqL
“Ah nggak kok bu, cuma keinget aja hari-hari disini, hehe” jawab Andi.5497Please respect copyright.PENANAFp9eiBOaSm
5497Please respect copyright.PENANAnXsVL8u2ZQ
“Emangnya kenapa? Kamu bilang kamu baik-baik aja dipenjara? Udah nggak pernah dipukuli lagi kan?” tanya ibunya. Dia baru tahu kalau Andi pernah dipukuli saat Andi cerita, tapi pemukulan itu sudah lama berlalu.5497Please respect copyright.PENANALo57VHiY90
5497Please respect copyright.PENANAfYXwlvrlQQ
“Nggak kok bu, emang udah nggak pernah dipukulin sejak Andi deket sama Toni” jawab Andi.5497Please respect copyright.PENANAG2usFzxizA
5497Please respect copyright.PENANA3plWRJZ67b
“Ooh. Lha terus yang kamu inget-inget tadi apa emangnya?”5497Please respect copyright.PENANA91G1GmLEpe
5497Please respect copyright.PENANAXLM3u4geLG
“Ya temen-temen Andi disitu, terus sipir-sipirnya juga. Sama kegiatan-kegiatan Andi selama didalam bu. Yaudah, mending kita pulang aja bu sekarang” ucap Andi.5497Please respect copyright.PENANANrEwxBbRv6
5497Please respect copyright.PENANAZYhSB1sfLx
5497Please respect copyright.PENANAHv8tZnTTPN
Ibunya mengangguk, dan merekapun mencegat taksi yang mangkal disekitar situ. Dalam perjalanan pulang, nampak mereka tertawa-tawa mendengar celotahan Putra. Anak itu nampak senang sekali karena ayahnya sudah akan pulang. Putra memang masih belum mengerti tentang penjara, yang dia tahu, ayahnya di lapas itu sedang bekerja. Dan saat ini, hari ini, ayahnya akan pulang. Dia senang karena bisa bermain lagi setiap hari ayahnya.5497Please respect copyright.PENANAN2mIDRCR1e
5497Please respect copyright.PENANAUGp3dlKXFp
Perjalanan hari itu terasa lancar dan akhirnya mereka sampai dirumah. Terlihat pintu rumah tertutup rapat. Andi sempat mengecek garasi, dan ternyata motor Cita juga tidak ada.5497Please respect copyright.PENANAEWNKlIKI6I
5497Please respect copyright.PENANA7ae44MO422
5497Please respect copyright.PENANAKkTllZLWCu
“Cita lagi keluar bu” ucap Andi.5497Please respect copyright.PENANAlnfq3NgpiI
5497Please respect copyright.PENANA2hhFUVlJZM
“Loh, tadi dia bilang mau istirahat katanya” jawab ibunya.5497Please respect copyright.PENANAX84tbjhcOR
5497Please respect copyright.PENANAlYHmuCbjfF
“Coba itu tanya dia lagi dimana”5497Please respect copyright.PENANAhFsl8ffDPU
5497Please respect copyright.PENANAXCB9QHI1H9
“Bentar ya”5497Please respect copyright.PENANAncQJ9UfVAi
5497Please respect copyright.PENANAK5aXR4eY79
5497Please respect copyright.PENANAGLzCdAhHAT
Ibu Andi lalu mencoba menghubungi Cita. Setelah berbicara beberapa saat melalui telpon, dia menghampiri Andi.5497Please respect copyright.PENANApGpVL2OnpQ
5497Please respect copyright.PENANATrDf9AOgLb
5497Please respect copyright.PENANAI2OrTaT4oK
“Cita lagi dirumah Nada”5497Please respect copyright.PENANACzvILdoV8E
5497Please respect copyright.PENANAzglWwguQwe
“Ooh gitu. Yaudah biar Andi susul kesana bu”5497Please respect copyright.PENANAV3YZVU7LtT
5497Please respect copyright.PENANABbFnrm1qrl
“Kamu nggak istirahat dulu?”5497Please respect copyright.PENANAdYz7QXuyEc
5497Please respect copyright.PENANAjv1KQLZccD
“Nggak bu, Andi udah kangen banget sama Cita, Andi pengen cepet-cepet ketemu dia, hehe”5497Please respect copyright.PENANA48EUZ3KgoW
5497Please respect copyright.PENANAWgHkvb0rKM
“Hmm nak, apa nggak sebaiknya ditunggu dirumah aja? Dia, mungkin, hmm…” ibunya terlihat ragu untuk menceritakan apa yang dia tahu, apa yang dia pikirkan, kepada Andi.5497Please respect copyright.PENANAFxNwZgmHU8
5497Please respect copyright.PENANAIfpWmIZJB7
5497Please respect copyright.PENANAH25Xafd1bx
Melihat ibunya yang sepertinya ragu untuk bercerita, Andi tersenyum lalu memeluk ibunya. Ibunya tentu heran dengan sikap Andi ini. Kemudian Andi melepaskan pelukannya dan masih tetap tersenyum pada ibunya.5497Please respect copyright.PENANANabJ9tRfGA
5497Please respect copyright.PENANABBUW7oyd6x
5497Please respect copyright.PENANALXRGm4tBn5
“Bu, ibu tenang aja. Andi udah tahu semuanya” ucap Andi dengan tenang.5497Please respect copyright.PENANASrkW2cmbwj
5497Please respect copyright.PENANAxxUjPKhy4p
“Maksud kamu?”5497Please respect copyright.PENANAD4WSBofrL0
5497Please respect copyright.PENANADcCya2W5pV
“Semuanya bu, Andi udah tahu. Dan ibu nggak usah khawatir, Andi akan nemuin Cita, dan bawa Cita pulang lagi kerumah ini. Andi akan membawa Cita pulang baik-baik, dan Andi akan mencoba membawa Cita pulang dengan tersenyum” jawab Andi, masih tenang dan tersenyum.5497Please respect copyright.PENANAnHHJSSsW2Z
5497Please respect copyright.PENANAPJgQfF18i4
5497Please respect copyright.PENANAc3XRrna1MK
Ibunya sebenarnya belum begitu paham maksud Andi, tapi melihat senyum dan ketenangan Andi, dia sedikit bernafas lega, dan berharap semuanya akan baik-baik saja. Diapun akhirnya mengangguk dan memberi ijin Andi untuk menjemput Cita.5497Please respect copyright.PENANAz5mEZ3ucIA
5497Please respect copyright.PENANApPIA4KDcXX
Setelah mendapat ijin dari ibunya, Andi segera menuju mobilnya. Memanaskan mesinnya sebentar, karena mobilnya sudah jarang sekali digunakan, karena baik Cita maupun ibunya tidak ada yang bisa mengendarainya. Mereka hanya sesekali saja menyalakannya untuk memanaskan mesin mobil itu. Setelah dirasa cukup, barulah Andi memacu mobilnya dengan santai menuju rumah Nada.5497Please respect copyright.PENANAIupnpzC8j8
5497Please respect copyright.PENANAhBAhqhosqs
5497Please respect copyright.PENANAdcOGrVPItP
“Tunggulan istriku sayang, aku akan menjemputmu. Aku akan membawamu pulang, dan kita akan memulai semuanya lagi, dari awal.”5497Please respect copyright.PENANA6kIwsvSbXt
5497Please respect copyright.PENANAJDelWYvu1w
*5497Please respect copyright.PENANAdqIxeHgXSM
*5497Please respect copyright.PENANAFCn9YF9Ad3
*5497Please respect copyright.PENANAOly4FQ0knN
*5497Please respect copyright.PENANAvCiU2GKavh
5497Please respect copyright.PENANAXndjr9rWKm
Beberapa saat sebelumnya5497Please respect copyright.PENANA0wNtuYdW3C
5497Please respect copyright.PENANAJ7VfeWyZv3
Meskipun sudah memantapkan hatinya, tetap saja dada Cita berdebar kencang selama perjalanan menuju rumah Nada. Dalam hati dia berharap yang ada dirumah hanyalah Nada, tidak perlu ada Gunawan, sehingga dia bisa lebih bebas bercerita. Jadi meskipun nantinya Nada akan menghakiminya, dia akan lebih siap, ketimbang kalau disitu ada Gunawan juga.5497Please respect copyright.PENANAefhDUyiG2V
5497Please respect copyright.PENANAMTvVtH0hFi
Semakin dekat dengan rumah Nada membuat perasaan Cita makin tak karuan, detak jantungnya juga terasa makin kencang. Dia sedikit mengurangi kecepatan motornya, sambil berpikir, benarkah keputusannya untuk bercerita pada Nada. Kalau misalnya dia mengurungkan niatnya, maka masih belum terlambat untuk putar balik dan pulang kerumahnya.5497Please respect copyright.PENANAEvNUgvAhB5
5497Please respect copyright.PENANAvt8ToiQFiJ
Tapi, pulang kerumah hanya akan membuat batinnya makin tersiksa. Bebannya juga tidak akan berkurang. Dia memang butuh tempat berbagi. Apalagi sudah 4 hari lamanya pak Bowo yang katanya mau mencari informasi soal orang misterius yang mengirimkan dm kepadanya, belum ada kabarnya sama sekali, dan tentu saja Cita enggan untuk menghubungi dan bertanya terlebih dahulu karena dia sudah meminta pak Bowo untuk tak lagi menemuinya.5497Please respect copyright.PENANAvYe3Vv6uJJ
5497Please respect copyright.PENANAmwqy41QfU7
Akhirnya, Cita sampai juga dirumah Nada. Dia parkirkan motornya dihalaman rumah Nada. Rumah itu terlihat sepi, tapi dia tahu kalau Nada ada dirumah. Dia berdiri mematung sebentar, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi, untuk sekali lagi memantapkan hatinya. Perlahan dia melangkah mendekati pintu rumah Nada.5497Please respect copyright.PENANACnpRCpuuMs
5497Please respect copyright.PENANAfhLn5BDtFm
Tok tok tok5497Please respect copyright.PENANAm5eMidO8Ds
5497Please respect copyright.PENANALeUnv4IvQn
Dia ketuk perlahan pintu rumah itu, namun tak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi dia ketuk dengan agak keras, tapi masih belum ada juga jawaban dari dalam. Dia sempat berpikir, apakah sebenarnya Nada tidak ada dirumah? Tapi mobilnya ada, terparkir ditempat biasanya.5497Please respect copyright.PENANACqJWJm05A8
5497Please respect copyright.PENANAPgrgUJMbzK
Tok tok tok5497Please respect copyright.PENANAFhaUYFiung
5497Please respect copyright.PENANAgcVP8SeznI
Sekali lagi Cita mengetuk pintu rumah Nada. Masih juga belum ada jawaban. Lalu pikiran Cita jadi ragu. Ragu apakah memang Nada tidak ada dirumah. Apakah Nada sedang pergi dengan orang lain? Dan juga perasaan ragu, apakah dengan tidak adanya Nada itu tandanya dia memang tidak diperbolehkan untuk menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya kepada orang lain?5497Please respect copyright.PENANAD4t0pxRGMV
5497Please respect copyright.PENANA4btUs6vuda
Cita menghela nafas panjangnya. Mungkin memang benar, dia tak harus menceritakan hal itu kepada orang lain. Lalu dia memutuskan untuk sekali lagi mengetuk pintu rumah ini, kalau memang benar-benar tidak ada jawaban, tidak ada orang dirumah, maka dia akan pulang. Menyimpan semua beban pikirannya itu seorang diri, entah sampai kapan.5497Please respect copyright.PENANAFemahgSCQi
5497Please respect copyright.PENANAmCZGEBTJsA
Tok tok tok5497Please respect copyright.PENANAT3duaYVeXX
5497Please respect copyright.PENANAWhXvgiQFLO
Tak ada jawaban, dan membuat Cita tertunduk lesu. Dia sudah putus asa, sudah mengira bahwa memang dia harus menanggung beban pikirannya ini seorang diri. Perlahan air matanya turun, menetes membasahi pipinya. Dia sudah akan beranjak meninggalkan rumah ini, ketika tiba-tiba terdengar handle pintu bergerak, dan tak lama kemudian pintu terbuka.5497Please respect copyright.PENANAHqkB00EMY0
5497Please respect copyright.PENANASLNVUg6l8o
5497Please respect copyright.PENANAZ9hcJpSsfG
“Cita?”5497Please respect copyright.PENANArBANNOoN9C
5497Please respect copyright.PENANAdBtwzcZ4dk
“Mbak Nadaaaa… hiks…”5497Please respect copyright.PENANANPMvaSDXc0
5497Please respect copyright.PENANAcWTqj8PmiO
5497Please respect copyright.PENANAlEpCHljp9Q
Begitu pintu terbuka, Cita langsung saja menghambur memeluk Nada. Dipeluknya sahabatnya itu erat-erat. Nada, tentu saja sangat terkejut. Pertama, dia terkejut sekaligus lega karena ternyata yang datang adalah Cita, bukan pak Bowo seperti yang dia takutkan. Lalu, dia terkejut dengan tingkah Cita, yang datang-datang langsung menangis dan menghambur kearahnya, memeluknya erat-erat. Memang belum jelas apa masalahnya, tapi Nada menebak bahwa tingkah Cita yang menangis dan langsung memeluknya ini pasti ada kaitannya dengan pak Bowo.5497Please respect copyright.PENANA9ypjemcSc0
5497Please respect copyright.PENANAgWB7xB6hbJ
Apakah Cita kesini ada hubungannya dengan pak Bowo? Apa dia mau cerita sama aku? Batin Nada.5497Please respect copyright.PENANA4dvSPbEfRv
5497Please respect copyright.PENANAIX5LBiX17U
Akhirnya Nada menari tubuh Cita yang masih terus memeluknya kedalam rumah, sambil sedikit menutup pintu rumahnya. Dia membawa Cita keruang tengah tempatnya duduk melamun tadi. Sesampainya disana dia mengajak Cita duduk. Tanpa melepas pelukannya, Citapun ikut duduk. Dia masih terus menangis dipelukan Nada. Nada membiarkannya, sembari membalas pelukan Cita, sesekali membelai punggung dan kepala sahabatnya itu. Dia membiarkan Cita menangis menumpahkan semuanya, baru nanti dia akan bertanya apa masalahnya.5497Please respect copyright.PENANAvtvyFbRPV6
5497Please respect copyright.PENANAQ6PPtcDanS
Cukup lama Cita menangis hingga Nada merasa tangisan Cita mulai mereda. Pelukan Citapun sudah mulai renggang. Akhirnya Nada bisa menatap wajah Cita, dan dengan lembut dia bantu untuk mengusap air mata dipipi Cita.5497Please respect copyright.PENANAgq1ubhBg3L
5497Please respect copyright.PENANANlsRyuWFyU
5497Please respect copyright.PENANAIDosOfuchI
“Ada apa Cit? Kamu lagi ada masalah?” tanya Nada dengan lembut.5497Please respect copyright.PENANA1RZ5ihe4zl
5497Please respect copyright.PENANApsbmqXdRKS
Cita menganggukan kepalanya. “Iya mbak”5497Please respect copyright.PENANAucnSU5Jxzd
5497Please respect copyright.PENANAavpeaSoqe1
5497Please respect copyright.PENANAAOU9wj6bAR
Nada tersenyum melepaskan pelukan Cita. Dia bangkit untuk mengambilkan air minum untuk Cita. Dia tak ingin buru-buru bertanya. Selain karena untuk memberikan waktu kepada Cita untuk menata hatinya setelah menangis, dia sendiri juga ingin mempersiapkan dirinya sendiri. Jika memang Cita akan bercerita tentang pak Bowo, maka dia juga bertekad akan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya, yang juga berkaitan dengan pak Bowo. Dia merasa, ini adalah saat yang tepat baginya untuk berbagi, mengingat orang yang akan dia ajak berbagi, mungkin bernasib sama sepertinya. Mungkin.5497Please respect copyright.PENANAfqWMIzOFVl
5497Please respect copyright.PENANAkJ9PLYUCCJ
5497Please respect copyright.PENANArfuLh8izvZ
“Nih diminum dulu” ucap Nada sambil memberikan segelas air putih kepada Cita, sambil dia kembali duduk disebelah Cita.5497Please respect copyright.PENANAfXdrZhbcW7
5497Please respect copyright.PENANADBgprOjLpI
“Makasih mbak” jawab Cita yang sudah mulai tenang, tangisnya sudah berhenti, dan air yang diberikan Nada kepadanya membuatnya sedikit lebih tenang.5497Please respect copyright.PENANAZQNCnbjvkf
5497Please respect copyright.PENANAatXK8HjK1f
“Jadi kamu lagi ada masalah apa? Sini cerita sama aku” ucap Nada.5497Please respect copyright.PENANAiVpNh9cEK9
5497Please respect copyright.PENANAOCf1P5gDdA
“Hmm…” Cita hanya bergumam, sambil berpikir. Dia bingung harus memulai ceritanya dari mana.5497Please respect copyright.PENANAhaVBrA9Tg5
5497Please respect copyright.PENANAeJiSt1B37N
5497Please respect copyright.PENANAzqvz25Vkcw
Dia kembali dihinggapi rasa ragu. Tapi dia tahu, dia sudah tak mungkin mundur lagi dan membatalkan semuanya. Dia sudah terlanjur sampai disini, bahkan sudah menangis dipelukan Nada. Meskipun dia tahu Nada tak akan memaksanya bila memang dia akan membatalkan, tapi Nada juga pasti akan sangat penasaran dibuatnya. Dia akan menceritakannya, hanya bingung harus memulai dari mana.5497Please respect copyright.PENANAdrrdfqNV0i
5497Please respect copyright.PENANAgWx4331uJT
Nada sendiri mencoba tersenyum melihat Cita. Dia tahu sahabatnya itu masih bingung, karena jika dia dalam posisi yang sama, dia juga pasti seperti itu. Dan dia memang tidak ingin memaksa Cita. Dia akan membiarkan, dan berharap Cita memulai ceritanya, karena nanti dia juga akan bercerita kepada Cita, tentang semua yang dia alami, semuanya.5497Please respect copyright.PENANAYIjrRu6yfV
5497Please respect copyright.PENANAMEo79T74kz
5497Please respect copyright.PENANA6qmtmDZc45
“Mbak, hmm, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, tapi, hmm, cuma mbak yang aku punya. Cuma mbak Nada yang bisa aku percaya, jadi aku mohon mbak, apapun yang aku ceritakan, mbak jangan cerita ke siapa-siapa ya” ucap Cita.5497Please respect copyright.PENANArJJxgvWsNS
5497Please respect copyright.PENANADFmaw0rMto
5497Please respect copyright.PENANA9Fc9THR5k1
Untuk sesaat, hati Nada terasa sakit mendengar ucapan Cita. Betapa Cita begitu mempercayainya, tapi dia ingat apa yang dia lakukan. Memang, secara langsung dia tak menjerumuskan Cita, tapi mengetahui sahabatnya sedang diincar oleh seorang penjahat kelamin, dia hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat apapun termasuk memperingatkan Cita, hanya demi menyelamatkan harga dirinya sendiri. Tapi Nada berusaha untuk menyembunyikan hal itu saat ini, lalu diapun tersenyum dan mengangguk.5497Please respect copyright.PENANAiJKWo5nv6o
5497Please respect copyright.PENANAQLKFZqsUmo
5497Please respect copyright.PENANABcYIJFoxcZ
“Apapun cerita kamu, akan aku dengarkan. Apapun masalah kamu, aku nggak akan ceritain kesiapapun” ucap Nada.5497Please respect copyright.PENANAxiwIVIYHRX
5497Please respect copyright.PENANAEWVpjgwA3b
Citapun tersenyum mendengarnya. “Ini semua, tentang, hmm, tentang… tentang aku sama pak Bowo” ucap Cita sambil menunduk, malu.5497Please respect copyright.PENANAHSpIHBatWT
5497Please respect copyright.PENANAr2Gw4OoZDg
“Pak Bowo?”5497Please respect copyright.PENANAcjrp9xbWDH
5497Please respect copyright.PENANA96XJsdXd9L
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, hmm, sebenarnya, aku sama pak Bowo, hmm, kami ada, hmm… ada sesuatu”5497Please respect copyright.PENANAR9G6htknVi
5497Please respect copyright.PENANAyG8e3Wwzli
“Sesuatu?”5497Please respect copyright.PENANAWVsGqDEo17
5497Please respect copyright.PENANAVSCcE6pw1q
5497Please respect copyright.PENANAIZO3eCB0b0
Cita kembali mengangguk, tapi tak langsung meneruskan ceritanya. Dia sedang berusaha memilih kata-kata apa yang harus dia sampaikan ke Nada. Nada yang melihat sahabatnya kembali ragu, memegang tangan Cita dan menggenggamnya. Dia ingin meyakinkan sahabatnya itu, kalau Cita bisa bercerita apapun kepadanya.5497Please respect copyright.PENANAnw06Zovdr6
5497Please respect copyright.PENANAkjtZscZG4L
Citapun kemudian menghela nafasnya panjang-panjang. Diapun akhirnya mulai bercerita dari awal bagaimana pak Bowo bisa masuk dalam kehidupannya. Dari sejak ketika Andi dipenjara, dia cerita bagaimana pak Bowo menawarkan bantuan untuk mengurusi semuanya, yang berkaitan dengan pekerjaan dan pengunduran diri Andi, serta bantuan untuk mengurus semua hal yang berhubungan dengan itu.5497Please respect copyright.PENANAi3zfCSWu2r
5497Please respect copyright.PENANAO9iN8CAzQl
Lalu setelah itu, dia bercerita bagaimana dia dan pak Bowo bisa mulai akrab, dari yang tadinya pak Bowo hanya sekedar main kerumahnya untuk urusan Andi, sampai akhirnya pak Bowo sering kesana untuk lebih banyak bermain dengan Putra. Dia juga bercerita saat pak Bowo mulai mengajaknya dan Putra pergi keluar, ke waterpark dikota sebelah.5497Please respect copyright.PENANAuVJB9w7tYn
5497Please respect copyright.PENANATkL8uBStKh
Nada hanya diam saja mendengarkan, sambil tangannya tak lepas menggenggam tangan Cita. Cita sempat berhenti cerita saat ibu mertuanya menelpon. Hanya sebentar, dia memberi tahu kalau sedang berada dirumah Nada. Setelah itu, kembali Cita melanjutkan ceritanya.5497Please respect copyright.PENANAuU6plDC2Td
5497Please respect copyright.PENANAt1nPiUSN1a
Cita kemudian bercerita setelah kepergian mereka ke waterpark itu dia dan pak Bowo makin dekat. Bahkan ketika dirumah, Cita mulai berani menemui pak Bowo tanpa memakai jilbabnya karena sudah merasa makin nyaman dengan pak Bowo. Bahkan lama-lama, pakaiannya juga tak terlalu diperhatikan ketika ada pak Bowo disana, termasuk ketika dia hanya memakai daster yang bisa dibilang cukup tipis, atau ketika dia hanya memakai tanktop dan yoga pants yang cukup ketat.5497Please respect copyright.PENANA3IdAMpF1jH
5497Please respect copyright.PENANAmAqDTgMFOI
Cita lalu menceritakan pak Bowo mengajak dia dan Putra untuk keluar lagi, ke taman kota. Dia bahkan menceritakan apa saja yang dia bicarakan dengan pak Bowo. Tidak terlalu mirip benar dengan obrolan mereka waktu itu, tapi intinya sama. Semakin lama Cita makin merasa nyaman dengan pak Bowo, bahkan ketika hanya ada dia sendiri dirumah, tak sungkan dia menerima kedatangan pak Bowo, hingga tiba pada saat dia semakin intim dengan pak Bowo.5497Please respect copyright.PENANAiuzRJqYqKt
5497Please respect copyright.PENANA1hDrBJ2spC
Cita menceritakan kepada Nada, bagaimana mereka mulai berani saling berpelukan saat hanya berdua saja dirumah. Bahkan ketika pak Bowo mulai berani mencium keningnya, dan dia membiarkannya saja. Dia cerita kepada Nada, bagaimana didalam hatinya mulai muncul rasa suka kepada pak Bowo. Apalagi dengan adanya pak Bowo, dia jadi merasa makin nyaman, dia merasa ada yang melindunginya, dan juga menasehatinya.5497Please respect copyright.PENANAY4SjsBn9Lf
5497Please respect copyright.PENANApBYdQDU4Ii
Saat terdiam mendengarkan cerita Cita, dalam hatinya Nada mencibir pak Bowo, betapa lelaki itu begitu cerdik dalam memanfaatkan kondisi hati dan perasaan Cita, mencari celah untuk bisa memasukinya, dan pada akhirnya dia berhasil mendapatkan hati Cita. Dia mengakui, bahwa apa yang dilakukan pak Bowo itu, bahkan jika kepada dirinya yang sedang tidak ada masalah dengan suaminya sekalipun, bisa saja membuatnya luluh. Apalagi dengan bertindak seolah tak menginginkan tubuh Cita, tentu saja itu membuat Cita makin simpati kepadanya.5497Please respect copyright.PENANAluMSs3qO5U
5497Please respect copyright.PENANA8cL0YTlPEa
Cita melanjutkan ceritanya kembali, dan kali ini sambil meminta maaf kepada Nada karena saat itu berbohong kepada ibu mertuanya dengan membawa-bawa namanya. Dia cerita apa adanya kepada Nada bahwa saat itu dia pergi bersama dengan pak Bowo ke villa diluar kota. Cita bercerita dengan menundukan kepala karena malu, dan juga takut melihat reaksi Nada. Dia takut Nada marah karena hal itu, padahal sebenarnya Nada sudah tahu sebelumnya. Tapi Nada memilih untuk tetap diam mendengarkan lanjutan cerita dari Cita.5497Please respect copyright.PENANAHU5ZUIYVMS
5497Please respect copyright.PENANAQ3d958debT
5497Please respect copyright.PENANAYvtPj91gOF
“Jadi, aku bener-bener minta maaf mbak, waktu itu pakai nama mbak Nada segala” ucap Cita.5497Please respect copyright.PENANA4JVoMSoliV
5497Please respect copyright.PENANAC6PgIwZxVi
“Kok kamu bohong sama ibu mertuamu Cit? Apa disuruh sama pak Bowo?”5497Please respect copyright.PENANAUrbnOrdgRN
5497Please respect copyright.PENANA46C4NdKPgp
Cita menggeleng. “Nggak mbak, aku yang kepikiran buat seperti itu. Pak Bowo juga waktu itu kaget waktu tahu aku bohong sama ibu”5497Please respect copyright.PENANAAGYBrshliO
5497Please respect copyright.PENANAQnha7DZOjV
“Hmm, jadi emang kamu sendiri yang kepengen pergi?”5497Please respect copyright.PENANAX4I2CyWFF2
5497Please respect copyright.PENANA2h63Rooz32
Cita mengangguk. “Iya mbak. Sebenarnya, aku pengen refreshing, aku capek, penat sama semua yang aku hadapi mbak. Dan karena waktu itu, hmm, aku juga udah ngerasa nyaman banget sama dia” jawab Cita.5497Please respect copyright.PENANAwRVdvYFEaf
5497Please respect copyright.PENANA3PwGiWCHxw
5497Please respect copyright.PENANAcNrMCXLT5J
Kemudian Cita melanjutkan ceritanya, namun kali ini beberapa kali terputus, karena dia makin ragu dan tidak yakin untuk cerita sejujur-jujurnya pada Nada. Tapi dia juga kembali menyadari, bahwa dia sudah terlanjur memulai, maka dia harus menceritakan semuanya sampai tuntas, sepahit apapun itu.5497Please respect copyright.PENANA172oCCN9G9
5497Please respect copyright.PENANARMBXqzNMh9
5497Please respect copyright.PENANAIB76h8x7qG
“Dan malam itu, aku, sama dia… kami… hmm, kami…” ucap Cita terputus, dia benar-benar merasa ragu. “Kami, gituan mbak” sambungnya, pada akhirnya.5497Please respect copyright.PENANAa4YG7Rie4Y
5497Please respect copyright.PENANA7B8kgCujZP
5497Please respect copyright.PENANA6KrNmfaqix
Kali ini air mata tak tertahankan lagi dari matanya. Perasaan malu, dan rasa bersalah yang kembali muncul, dan segala yang dia rasakan tercurah dari air mata itu. Nada langsung meraih tubuh Cita, memeluknya. Nada membiarkan Cita untuk menangis dulu sebelum melanjutkan ceritanya.5497Please respect copyright.PENANA52MjKV3u7D
5497Please respect copyright.PENANAOxM9UYhqvz
5497Please respect copyright.PENANA6JkhWyW0OE
“Malam itu kami melakukannya cuma sekali mbak, terusnya kami tidur” sambung Cita, masih disela-sela tangisnya.5497Please respect copyright.PENANAQwIo3nD7Rw
5497Please respect copyright.PENANAT1Vq1hGuY8
5497Please respect copyright.PENANAyZ2GepgnfZ
Diapun diam sebentar, lalu setelah sedikit bisa menguasai dirinya, dia kembali melanjutkan. Dia bercerita tentang keesokan harinya, dimana dia dan pak Bowo masih sama-sama canggung, namun kemudian mereka kembali mengulangi persetubuhan itu. Cita menyebutnya dengan melakukan hal yang lebih gila lagi.5497Please respect copyright.PENANAPUAqjuKGUg
5497Please respect copyright.PENANAQMR1W0Hbq3
5497Please respect copyright.PENANAKwoRVIHpvy
“Aku melakukan dan mengalami banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya sama mas Andi mbak. Waktu itu, aku sama sekali nggak merasa jijik, aku sama sekali nggak merasa aneh. Justru, waktu itu aku merasa, entahlah, seperti keenakan” ucap Cita.5497Please respect copyright.PENANADei7kksHJc
5497Please respect copyright.PENANA7CreqNupBT
“Kami melakukannya cukup lama, dan aku benar-benar capek nggak bertenaga mbak. Sampai mandi, pakai baju, dan jalan ke mobil pas mau pulang aja harus dia papah” lanjutnya.5497Please respect copyright.PENANAkbQxCT8Unw
5497Please respect copyright.PENANAQvglvQcJHK
5497Please respect copyright.PENANAcN7QhoAlpp
Setelah itu kemudian dia menceritakan semua yang terjadi setelah peristiwa di villa itu. Sampai pada akhirnya, dia ngobrol dengan ibu mertuanya, dan terbukalah matanya yang selama ini dibutakan oleh cinta semu.5497Please respect copyright.PENANAGfupyBV1uv
5497Please respect copyright.PENANA2Gv4et03zx
5497Please respect copyright.PENANA1bWN1yebwn
“Saat itu aku baru merasa sangat jijik mbak. Aku merasa hina, sangat kotor, apalagi aku melakukannya bukan dengan suamiku” ucap Cita dan tangisnya kembali pecah dipelukan Nada.5497Please respect copyright.PENANA3HbQ1IcU4W
5497Please respect copyright.PENANAmCypZ2Cn7L
5497Please respect copyright.PENANA9YLJQ3Imr3
Nada hanya diam. Dia memang sudah bisa menebak, tapi tetap saja dia syok mendengar cerita itu langsung dari mulut Cita. Dia merasa iba dengan apa yang terjadi pada Cita. Namun dia bisa sedikit memakluminya, mengingat saat itu suasana hati Cita sedang kacau, dan pak Bowo masuk disaat yang tepat, dengan cara yang tepat, yang akhirnya membuat Cita rela menyerahkan hati dan tubuhnya. Dan yang jelas, dia jadi sangat marah kepada pak Bowo.5497Please respect copyright.PENANA7TSN1Wp29Y
5497Please respect copyright.PENANAjLeEWn9R96
5497Please respect copyright.PENANA0p1F94NkWq
“Aku udah mikir masak-masak, dan aku udah putusin untuk menghentikan itu semua. Aku udah nggak mau lagi ketemu sama dia mbak. Tapi…”5497Please respect copyright.PENANA5wCoYBx4Xl
5497Please respect copyright.PENANA9sH17JTb0K
“Tapi apa Cit?”5497Please respect copyright.PENANA1lIkiy1EkW
5497Please respect copyright.PENANAlg0rucmhV2
5497Please respect copyright.PENANA2lVpZ9bX28
Cita tak menjawab. Dia lalu mengambil hpnya, lalu membuka instagramnya. Diapun memperlihatkan dm yang mengirim foto-foto dirinya dengan pak Bowo kepada Nada. Dan langsung saja mata Nada terbelalak melihatnya, terutama saat membaca tulisan-tulisan di dm itu.5497Please respect copyright.PENANAmbMKWsBZAs
5497Please respect copyright.PENANAaYjmsQoQ9s
5497Please respect copyright.PENANAwcihGy36Rr
“Astaga, jadi ini yang dimaksud sama pak Bowo?” ucap Nada, dan tentu saja itu membuat Cita jadi bingung.5497Please respect copyright.PENANAcVeOaPG6QC
5497Please respect copyright.PENANAuugaLjxlLr
“Maksud mbak Nada?” tanya Cita.5497Please respect copyright.PENANAgjbccl93Ci
5497Please respect copyright.PENANAWbRlNNcTyU
5497Please respect copyright.PENANAFOqQuP3qwh
Nada mengembalikan hp itu kepada Cita. Dia menghela nafasnya panjang-panjang. Kini saatnya dia yang bercerita kepada Cita.5497Please respect copyright.PENANA5KwAdTjHqM
5497Please respect copyright.PENANAphx411fRBF
5497Please respect copyright.PENANA4f0hd4MvvZ
“Sebelumnya aku minta maaf Cit. Aku juga mau cerita sesuatu sama kamu, dan aku akan ceritakan semuanya. Aku nggak tahu setelah ini kamu bisa maafin aku atau nggak, tapi paling nggak, kamu harus tahu yang sebenarnya” ucap Nada.5497Please respect copyright.PENANAjcYJGNg8Kp
5497Please respect copyright.PENANA5QC9cAT0vK
5497Please respect copyright.PENANAXp393QzEoJ
Cita benar-benar kebingungan dengan ucapan Nada, tapi dia diam saja menunggu Nada bercerita.5497Please respect copyright.PENANA22HFXEukWA
5497Please respect copyright.PENANAgCdpNTnYLA
5497Please respect copyright.PENANAi3MPs2XKGX
“Sebenarnya, hampir semua yang kamu ceritain diawal tadi, aku sudah tahu Cit” ucap Nada.5497Please respect copyright.PENANAwWMTo6uYL5
5497Please respect copyright.PENANAXCcu7nPK7H
“Hah? Maksudnya?” tanya Cita yang sangat kaget mendengar ucapan Nada.5497Please respect copyright.PENANAPoqjL7WxiA
5497Please respect copyright.PENANAdWC1A9HgL3
5497Please respect copyright.PENANAVHRKsp0oRi
Nada kemudian bercerita dari awal, dari pertemuan dia dengan pak Bowo. Lalu dia menceritakan ajakan pak Bowo kerumahnya, yang waktu itu katanya ingin mengajaknya pemotretan. Dan pada akhirnya, dia menceritakan bagaimana akhirnya dia berhasil ditaklukan pak Bowo dengan bantuan Gina, dan yang pasti dengan obat perangsang. Nada menceritakan dengan detail apa yang dia ingat, karena sebagian dia memang lupa saat berada dibawah pengaruh obat perangsang itu.5497Please respect copyright.PENANAEqncosQs9a
5497Please respect copyright.PENANA69KGi622FK
Jelas Cita sangat terkejut mendengar cerita Nada itu, sampai-sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Nada kemudian bercerita tentang hari-hari selanjutnya bagaimana dia menjadi budak seks pak Bowo. Dia juga bilang sama sekali tak bisa menolak pak Bowo karena diancam menggunakan foto dan video persetubuhannya.5497Please respect copyright.PENANApsproEEO2q
5497Please respect copyright.PENANAL7BGRusvHa
5497Please respect copyright.PENANA6eWyexOLtg
“Kalau saja aku mau lapor polisi, aku nggak bisa menuntut pak Bowo merkosa aku, karena di video itu sama sekali nggak kelihatan aku sedang diperkosa. Waktu itu aku berada dibawah pengaruh obat perangsang Cit” ucap Nada.5497Please respect copyright.PENANA44KZ3KYYIW
5497Please respect copyright.PENANAVyYSvzgmKN
5497Please respect copyright.PENANA8PwlBf8hF9
Cita yang masih terkejut, hanya diam saja. Nada lalu melanjutkan ceritanya bahwa akhirnya dia tahu kalau pak Bowo sebenarnya mengincar Cita. Dia hanya menjadikan Nada mangsa untuk digunakan sebagai alat agar bisa membantunya mendapatkan Cita. Tapi semua rencana itu berubah saat pada akhirnya Andi dipenjara. Pada akhirnya pak Bowo sama sekali tak melibatkan Nada dalam rencananya mendapatkan Cita.5497Please respect copyright.PENANAAPMuX2BNj4
5497Please respect copyright.PENANAJhZ9OMQNNC
5497Please respect copyright.PENANAFSUvgd09Mm
“Dia cuma minta aku untuk diam, dan nggak mengganggunya selagi dia mendekati kamu. Jujur saja, aku ingin sekali membantumu Cit. Aku ingin sekali memperingatkan kamu, tapi aku nggak berani, aku takut dia nyebarin foto dan videoku” ucap Nada yang juga mulai menangis.5497Please respect copyright.PENANAViKokjeMvY
5497Please respect copyright.PENANAGeyAgs8H35
“Aku minta maaf sama kamu, karena aku lebih mementingkan diri sendiri daripada menyelamatkan kamu dari dia”5497Please respect copyright.PENANA6IaDlAHdr2
5497Please respect copyright.PENANA0d1W2IxqPd
5497Please respect copyright.PENANA015Qlpz528
Cita masih terdiam. Tapi bukan berarti dia sedang marah pada Nada. Dia justru juga iba kepada Nada. Dia tak menyangka, ternyata pak Bowo yang dia kenal selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. Ternyata pak Bowo yang sebenarnya adalah seorang predator yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang dia incar.5497Please respect copyright.PENANAqqIwXJ1Xqg
5497Please respect copyright.PENANAaNpCanqS80
Dia merasa kasihan kepada Nada yang harus mengalami itu semua. Dan dia bisa memaklumi kenapa Nada ketakutan, bahkan hanya untuk sekedar mengingatkannya. Karena kalau dia berada didalam posisi Nada, mungkin dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia tahu itu sangat berat untuk Nada, dan tentunya Nada pasti akan sangat sakit hati dengan apa yang terjadi. Sudah kehilangan kehormatannya sebagai istri, lalu hanya bisa diam saja saat sahabatnya juga diincar oleh pria yang sama.5497Please respect copyright.PENANA26RakDhjW8
5497Please respect copyright.PENANAiRBeRm8W1x
5497Please respect copyright.PENANAn4PMpxl1I0
“Dan beberapa hari yang lalu, pak Bowo datang kesini, setelah sekian lama dia nggak menemui ataupun menghubungiku sama sekali. Dia datang dengan penuh emosi. Dia menuduhku yang aku sendiri nggak tahu maksudnya. Dia sampai menggeledah rumah ini, membuat semuanya berantakan, mencari bukti bahwa aku yang bersalah”5497Please respect copyright.PENANAYUJu7A0gKl
5497Please respect copyright.PENANAU5eIYGBb1x
“Dan pada akhirnya, dia, memperkosa aku dengan brutal”5497Please respect copyright.PENANAqCBepvFSWi
5497Please respect copyright.PENANANFl94iX2j8
5497Please respect copyright.PENANAZGVaGnFZ1L
Kembali Cita terkejut setengah mati. Nada menceritakan peristiwa yang dia alami 4 hari yang lalu. Termasuk juga ancaman yang diberikan pak Bowo jika lelaki itu berhasil membuktikan bahwa dia bersalah. Hal yang selama 4 hari ini dia pikirkan terus, karena dia sama sekali tak tahu menahu apa yang dituduhkan oleh pak Bowo itu.5497Please respect copyright.PENANA84JyH32P5Z
5497Please respect copyright.PENANAdqdQa3EOHt
5497Please respect copyright.PENANAKNhOxz4vpL
“Dan aku baru tahu apa maksud pak Bowo waktu kamu ngasih lihat itu tadi” ucap Nada mengakhiri ceritanya.5497Please respect copyright.PENANAkXfRIPszxr
5497Please respect copyright.PENANADG3i99NAnn
“Jadi waktu itu pak Bowo kesini mbak?”5497Please respect copyright.PENANANTrlcKBrnw
5497Please respect copyright.PENANAHjnjKkvCBe
“Iya. Dia nuduh aku yang melakukannya. Padahal, jangankan mengikuti kalian, untuk datang kerumahmu waktu ada dia aja aku nggak berani, karena dia udah melarangku, dan yaah, dengan mengancam akan menyebar foto dan videoku kalau aku nekat”5497Please respect copyright.PENANAjbpI3tLPui
5497Please respect copyright.PENANAUPtnJRtcL8
5497Please respect copyright.PENANANfb8fMzCcA
Mereka berdua kemudian berpelukan sambil kembali menangis. Saling mengasihani satu sama lain, mengingat nasib buruk yang menimpa mereka. Namun Cita merasa, bahwa nasib Nada jelas lebih buruk darinya. Karena tujuan utama pak Bowo jelas-jelas adalah dirinya, tapi membuat Nada harus terseret menjadi korban juga. Bahkan entah sudah berapa kali Nada terpaksa melayani nafsu pak Bowo, sedangkan dirinya baru 2 kali saja.5497Please respect copyright.PENANAdkKSgX0cJs
5497Please respect copyright.PENANA1egEpdfCtv
Sekian lama mereka saling peluk dan menangis, hingga tangisan merekapun akhirnya mulai reda. Tapi mereka masih terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi yang jelas, mereka sama-sama mengutuk pak Bowo untuk apa yang telah dilakukan oleh pria itu selama ini.5497Please respect copyright.PENANAgrocXBTu8h
5497Please respect copyright.PENANAR3kTPuzLKz
5497Please respect copyright.PENANA2RQIMVBhcz
“Cit” ucap Nada memecah keheningan.5497Please respect copyright.PENANAUo6HKy5AZ3
5497Please respect copyright.PENANAL6cjqG7G9f
“Iya mbak?”5497Please respect copyright.PENANA6Fx5FGiOHE
5497Please respect copyright.PENANADzGhXCoci7
“Kamu, mau maafin aku?”5497Please respect copyright.PENANAtXnKlt6rNV
5497Please respect copyright.PENANA8vneQuTVoF
Cita menggenggam tangan Nada. “Mbak, aku tahu dan bisa mengerti posisimu. Seandainya aku ada diposisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi nggak ada alasan aku untuk marah sama kamu mbak. Justru, aku yang harusnya minta maaf sama mbak Nada”5497Please respect copyright.PENANAoKn6tiYy8V
5497Please respect copyright.PENANAId5wc2Fylf
“Loh kok gitu?”5497Please respect copyright.PENANAR2KRgAVKjo
5497Please respect copyright.PENANAy2ecZPUUfX
“Iya. Karena sebenarnya target utamanya kan aku, tapi malah mbak Nada jadinya ikut kebawa-bawa juga. Jadi secara nggak langsung, aku yang salah sama mbak”5497Please respect copyright.PENANAsUDyHhT3Gi
5497Please respect copyright.PENANAq82gXLOPZ4
“Nggak Cit, kamu nggak salah. Yang salah ya jelas dia. Apapun ceritanya, dialah yang bersalah”5497Please respect copyright.PENANAaiVj299jii
5497Please respect copyright.PENANAn5CsjbLCRl
“Terus gimana dong mbak?”5497Please respect copyright.PENANAIkx2VwrEaD
5497Please respect copyright.PENANAQcEL9NN8yf
“Aku juga nggak tahu Cit. Aku berharap dia nggak pernah muncul lagi dihadapanku, dihadapan kita. Jujur, aku masih takut dengan semua ancamannya kepadaku. Meskipun 4 hari ini sama sekali nggak ada kesini lagi, tapi, yaa yang jelas aku masih takut Cit” ucap Nada.5497Please respect copyright.PENANAmoVNlQVkeW
5497Please respect copyright.PENANAjrbVlDMUT0
5497Please respect copyright.PENANAW2NCkvDKGs
Cita dan Nada sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang harus dilakukan setelah ini. Tapi yang jelas, mereka berdua memiliki keinginan yang sama, sama-sama berharap tidak akan pernah bertemu pak Bowo lagi, dalam keadaan apapun.5497Please respect copyright.PENANAHRV2w6wOxa
5497Please respect copyright.PENANAOrdgEqKj0K
5497Please respect copyright.PENANAPDiN62rs6H
“Kalian berdua nggak perlu takut, nggak perlu khawatir lagi sekarang” ucap seseorang tiba-tiba yang mengagetkan Cita dan Nada, membuat mereka berdua serempak menoleh ke sumber suara.5497Please respect copyright.PENANA0nX4VW8jk5
5497Please respect copyright.PENANAoCC8fNWW2N
“Mas Andi!!” pekik mereka bersamaan.5497Please respect copyright.PENANAbO5DbdaKj3
5497Please respect copyright.PENANAWzH3PFR7h5
5497Please respect copyright.PENANA9HosUimGNe
Namun hanya Cita yang kemudian bergerak. Dia beranjak bangkit dari duduknya, menghambur kearah Andi. Dia bermaksud untuk bersimpuh, berlutut dikaki Andi, memohon pengampunan dari suaminya, atas apa yang telah dia lakukan selama Andi berada didalam penjara. Namun Andi menahan tubuh Cita, lalu mengangkatnya dan langsung memeluknya.5497Please respect copyright.PENANAqhDvR5I9AJ
5497Please respect copyright.PENANAynYw3fmeF3
5497Please respect copyright.PENANAQmGCKnxj7W
“Hiks hiks… mas, hiks hiks, maafin Cita maas…”5497Please respect copyright.PENANAEeYvpZKYej
5497Please respect copyright.PENANAbjm40P5cnN
5497Please respect copyright.PENANA51vwvKFgG3
Tangis Cita tak terbendung lagi dalam pelukan Andi. Dia memeluk suaminya itu sangat erat. Berulang kali kata maaf terucap dari bibirnya disela-sela tangisannya. Andi membalas memeluk Cita tak kalah erat. Kerinduannya begitu besar kepada istrinya itu. Cukup lama Cita memeluk Andi dan terus menangis, sambil terus saja mengucapkan kata maaf.5497Please respect copyright.PENANATsUA9QgAow
5497Please respect copyright.PENANADGlGlkbJ1D
Andi yang tadinya berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum, lama kelamaan luluh juga. Terlihat air mata mulai menetes membasahi pipinya. Nada yang masih diam tak beranjak dari kursinya, juga ikut menangis melihat Cita dan Andi. Dia tak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia memiliki firasat yang baik untuk hal ini.5497Please respect copyright.PENANA52uw9fuqOp
5497Please respect copyright.PENANA8Z5hjNcpFV
5497Please respect copyright.PENANAmXyfNzUQCo
“Udah sayang, udah” ucap Andi sambil membelai-belai punggung dan kepala Cita.5497Please respect copyright.PENANAEKgGHN4MIC
5497Please respect copyright.PENANA3zp3v5fTWN
5497Please respect copyright.PENANAf7OA9quaPF
Masih dalam posisi berpelukan, Andi sedikit mendorong tubuh Cita, mengajaknya untuk kembali duduk. Dalam posisi dudukpun, Cita belum mau melepaskan pelukannya pada Andi. Tangisnya juga belum mereka. Kata maaf juga masih belum berhenti terucap dari bibirnya.5497Please respect copyright.PENANAOw4jKO0Bal
5497Please respect copyright.PENANAvDUXpoNU74
Setelah cukup lama, akhirnya tangisan Cita berhenti, tapi dia masih memeluk suaminya. Nada sempat akan bangkit untuk mengambilkan minum untuk Andi, tapi Andi melarangnya dan memintanya untuk tetap duduk disitu.5497Please respect copyright.PENANAiHFuCkFB9J
5497Please respect copyright.PENANAajiAKJMBz2
5497Please respect copyright.PENANAsB72C7cT50
“Mas Andi, udah lama datangnya?” tanya Nada.5497Please respect copyright.PENANAWgeqeYdAVp
5497Please respect copyright.PENANAD8iNMzhPJS
“Yaa lumayan Nad, abisnya pintu nggak kamu tutup rapat gitu, udah gitu kalian lagi asyik cerita” jawab Andi.5497Please respect copyright.PENANAI9K79qiIi2
5497Please respect copyright.PENANA6LSsjgadE9
“Jadi, mas Andi denger semuanya tadi?” tanya Cita, masih dalam pelukan Andi.5497Please respect copyright.PENANAxauIN1dFlU
5497Please respect copyright.PENANA91Ge4YC09h
“Nggak semua sih, tapi ya cukup banyak yang aku dengerin dari kamu mah” jawab Andi.5497Please respect copyright.PENANA18C4sYhMxb
5497Please respect copyright.PENANAweAKpr3A7b
5497Please respect copyright.PENANAds2AUwRnKi
Mendengar Andi masih memanggilnya dengan sebutan mah, kembali membuat air matanya menetes, meski tak sampai menangis sesenggukan seperti tadi. Padahal jika memang sudah cukup banyak yang didengar Andi, berarti dia sudah tahu tentang perselingkuhannya dengan pak Bowo, tapi Andi masih bersikap lembut kepadanya, dan masih memanggilnya mah.5497Please respect copyright.PENANAdI9ZN9xCM4
5497Please respect copyright.PENANAVzwY29HWzx
Apakah itu artinya mas Andi memaafkan aku? Batin Cita.5497Please respect copyright.PENANAaJ7cs2p2wQ
5497Please respect copyright.PENANA5aGs1NTyyI
5497Please respect copyright.PENANAu6yB2wc1J8
“Dan sebenarnya, aku sudah tahu semuanya, sejak beberapa hari yang lalu” ucap Andi.5497Please respect copyright.PENANA4wp4ELH3kK
5497Please respect copyright.PENANAho923XJHpL
5497Please respect copyright.PENANAoIwvpP0F3Z
Ucapannya itu sukses membuat Nada maupun Cita terkejut. Cita bahkan langsung bangkit dari pelukan Andi.5497Please respect copyright.PENANAV7xxmpVfEC
5497Please respect copyright.PENANAihrtFkSzKr
5497Please respect copyright.PENANAeWrRa709hM
“Tahu semuanya? Maksud mas Andi?”5497Please respect copyright.PENANAelDdJGvxdP
5497Please respect copyright.PENANA9fFiiEoKeH
“Iya, tahu semuanya. Mulai dari apa yang direncanakan pak Bowo, apa yang terjadi pada Nada, apa yang terjadi pada kamu mah, termasuk dm yang dikirimkan ke kamu” jawab Andi.5497Please respect copyright.PENANAPp3cGwQZBY
5497Please respect copyright.PENANANuN5p39AuF
“Dm? Darimana mas Andi tahu semuanya?” tanya Cita.5497Please respect copyright.PENANABtQF3uuHcO
5497Please respect copyright.PENANA2At49aU3Wj
“Dari si pengirim dm itu” jawab Andi sambil tersenyum.5497Please respect copyright.PENANAhYlBR9Qnpk
5497Please respect copyright.PENANAk2y68eXBmL
“Isna”5497Please respect copyright.PENANAJEewCRSPwX
5497Please respect copyright.PENANAvsR8hcAQPB
*5497Please respect copyright.PENANAFUcfOTZW1c
*5497Please respect copyright.PENANAUry9vZmsQh
*5497Please respect copyright.PENANAyCJvcRHCZc
*5497Please respect copyright.PENANAZPLvWAo37e
*5497Please respect copyright.PENANARYUDuw5CtY