10999Please respect copyright.PENANApVC7WaTKYc
10999Please respect copyright.PENANACRdx6oWMQb
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.10999Please respect copyright.PENANAo71fvUodSe
10999Please respect copyright.PENANArkMNfk0Jy0
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.10999Please respect copyright.PENANA6oRlR46PG5
10999Please respect copyright.PENANAllYHsibWaM
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.10999Please respect copyright.PENANA91rarN8UUO
10999Please respect copyright.PENANAnSMVXXNQvu
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.10999Please respect copyright.PENANAZkpqoGjfa7
10999Please respect copyright.PENANAlYnO3kJMFh
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.10999Please respect copyright.PENANABCyrdj5Cc3
10999Please respect copyright.PENANA6UkWUgxN6N
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.10999Please respect copyright.PENANA0HUz0k4Iab
10999Please respect copyright.PENANA8YgYLAZhed
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.10999Please respect copyright.PENANAuxcRPbYl0V
10999Please respect copyright.PENANADeqWI8BbV5
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.10999Please respect copyright.PENANAFSYp1317tU
10999Please respect copyright.PENANAmr2v2pIKzH
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?10999Please respect copyright.PENANAByd2Todfai
10999Please respect copyright.PENANAWpejzOwf9Y
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.10999Please respect copyright.PENANAMn9uyCpQ3o
10999Please respect copyright.PENANAwckeyt5kCC
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.10999Please respect copyright.PENANAysUwXxc0vU
10999Please respect copyright.PENANA5gWRv3GXhG
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.10999Please respect copyright.PENANAyWUXhO5rCN
10999Please respect copyright.PENANA3Y2DE1JQsR
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.10999Please respect copyright.PENANA8qfik4WQli
10999Please respect copyright.PENANAIt773CNBwa
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.10999Please respect copyright.PENANAZgOXljtqyW
10999Please respect copyright.PENANAB7jvdFO3UJ
10999Please respect copyright.PENANAhRnOdoXXkl
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.10999Please respect copyright.PENANAIKFYPYlAOX
10999Please respect copyright.PENANACeSMjgXEdC
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.10999Please respect copyright.PENANACiUStnxqW8
10999Please respect copyright.PENANApNtjm0PxM4
“Nggak sama suamimu?”10999Please respect copyright.PENANA1nTUzR8Dyl
10999Please respect copyright.PENANAEwMbmULSwV
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”10999Please respect copyright.PENANAKrlvPnkUqB
10999Please respect copyright.PENANA5rmRi8SaU7
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.10999Please respect copyright.PENANAB6j7KA9gbT
10999Please respect copyright.PENANA3kPI84S4iW
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.10999Please respect copyright.PENANAXcLQ4mUnFk
10999Please respect copyright.PENANAphWad8ObNA
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”10999Please respect copyright.PENANA2y72Yzb91u
10999Please respect copyright.PENANA1uteCvUUtU
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”10999Please respect copyright.PENANAuPjggl8anH
10999Please respect copyright.PENANAXVgYRwGanl
“Yasudah kalau begitu”10999Please respect copyright.PENANAJN9ihArwCm
10999Please respect copyright.PENANAK9iyVdBIab
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”10999Please respect copyright.PENANAOFq3ldcAFi
10999Please respect copyright.PENANADqxzQzeaij
“Iya hati-hati nak”10999Please respect copyright.PENANA8ASkp39ei7
10999Please respect copyright.PENANApcZoV2j7d6
10999Please respect copyright.PENANARjtS4jKUeQ
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.10999Please respect copyright.PENANACjKHLP7wGu
10999Please respect copyright.PENANAFqMA5J7em4
10999Please respect copyright.PENANArywbN1gsfn
“Pagi mbak” ucap Cita.10999Please respect copyright.PENANA9Go5kCZt2l
10999Please respect copyright.PENANAWC07oPrepk
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”10999Please respect copyright.PENANAXcPgpzJmIX
10999Please respect copyright.PENANAdP2bblFL7V
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”10999Please respect copyright.PENANAJyDVwVFxz4
10999Please respect copyright.PENANA7qBXk0PbXQ
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”10999Please respect copyright.PENANAf8bQ5B1zfT
10999Please respect copyright.PENANAkvok741brR
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”10999Please respect copyright.PENANAY8pfqa0OS3
10999Please respect copyright.PENANAW38KaJChHL
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”10999Please respect copyright.PENANATVXdtLo1uI
10999Please respect copyright.PENANAUFlvb7TSJK
“Belum mbak, hehe”10999Please respect copyright.PENANAomu8yVuORk
10999Please respect copyright.PENANAt8lSLGg7yw
“Yaudah yuk bareng”10999Please respect copyright.PENANAovYXF2C4hP
10999Please respect copyright.PENANAVIiH5A7INl
“Iya mbak”10999Please respect copyright.PENANAk8wybDWGox
10999Please respect copyright.PENANAIGvoq9JxpT
10999Please respect copyright.PENANA2P444K99CB
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.10999Please respect copyright.PENANAapLuCaa8pe
10999Please respect copyright.PENANAQ3jap3EBWh
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.10999Please respect copyright.PENANAnFG8mEfdlm
10999Please respect copyright.PENANAZe1feV9qLH
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.10999Please respect copyright.PENANAuN41WjZRJl
10999Please respect copyright.PENANAWHnRqGGR3a
*10999Please respect copyright.PENANAhtfP0j3czd
*10999Please respect copyright.PENANAwuJqejHHeb
*10999Please respect copyright.PENANA6te7fd7xzI
*10999Please respect copyright.PENANASsUL0dAja0
10999Please respect copyright.PENANA2TJh7QRn4z
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.10999Please respect copyright.PENANANgYtmI8kjb
10999Please respect copyright.PENANAQvHzuyTkMz
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.10999Please respect copyright.PENANAMDTibZ2xcn
10999Please respect copyright.PENANAbAsTzl4aAZ
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”10999Please respect copyright.PENANADGYh39KLoB
10999Please respect copyright.PENANA4nmpvkiVMk
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.10999Please respect copyright.PENANA3RV5a07qqx
10999Please respect copyright.PENANARs2JPsS3k7
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”10999Please respect copyright.PENANAxsm8Q6o8N6
10999Please respect copyright.PENANAdp4OrALHu8
10999Please respect copyright.PENANAyxpsa9PE7Q
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.10999Please respect copyright.PENANAhZJb7mrC8L
10999Please respect copyright.PENANAYquoO0yluZ
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.10999Please respect copyright.PENANAQWTM6B9R58
10999Please respect copyright.PENANA17TZ0B4KWx
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.10999Please respect copyright.PENANATK5S6GV7D8
10999Please respect copyright.PENANAGdLhsyBHxX
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.10999Please respect copyright.PENANAT1oRs3jJtD
10999Please respect copyright.PENANAzMG8NAtMLT
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.10999Please respect copyright.PENANAPzuh9MDHdo
10999Please respect copyright.PENANAdLEcekwh9G
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.10999Please respect copyright.PENANAPvDDmPMErB
10999Please respect copyright.PENANA3pEZy6irkg
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.10999Please respect copyright.PENANAvkHJmC4Ncs
10999Please respect copyright.PENANAT1haEEJl4y
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.10999Please respect copyright.PENANAmvKPXWTVtJ
10999Please respect copyright.PENANAGaNzk2DXmT
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.10999Please respect copyright.PENANAfPzI0g5EAC
10999Please respect copyright.PENANASBorJvfzCm
10999Please respect copyright.PENANAW0kNXkr4FX
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.10999Please respect copyright.PENANAvC81d8DAB4
10999Please respect copyright.PENANAxCTKJToBpg
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.10999Please respect copyright.PENANAnKKBAF1e9r
10999Please respect copyright.PENANAIP8lBjmweh
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.10999Please respect copyright.PENANAnIPmvIl45B
10999Please respect copyright.PENANAK3a9HwES6p
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.10999Please respect copyright.PENANAUTlFDXuQuB
10999Please respect copyright.PENANAsfuZktfDeW
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.10999Please respect copyright.PENANAlPmv5jFFnk
10999Please respect copyright.PENANAadAJ52jR28
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.10999Please respect copyright.PENANAYBMHhmvpw7
10999Please respect copyright.PENANAYabgbzgYyd
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.10999Please respect copyright.PENANALHh9xjY9uA
10999Please respect copyright.PENANAZMskjEibHZ
“Apa maksudmu?”10999Please respect copyright.PENANAGvB7NbXkeQ
10999Please respect copyright.PENANA7qEA3pN6AA
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.10999Please respect copyright.PENANAVs8LWaYDeQ
10999Please respect copyright.PENANAoyNlXxT9Ve
10999Please respect copyright.PENANAb4HiMVIX90
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.10999Please respect copyright.PENANAuwdHbr628Y
10999Please respect copyright.PENANAAG7xq2xJ83
10999Please respect copyright.PENANAYtuKiCbzke
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.10999Please respect copyright.PENANAsqv8XLdhjs
10999Please respect copyright.PENANAgGY1g9I44T
10999Please respect copyright.PENANAIDmVC9tYCi
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.10999Please respect copyright.PENANAgsBy49BLZ3
10999Please respect copyright.PENANAhiIK12Fcq0
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.10999Please respect copyright.PENANAcj00Fzl2Vz
10999Please respect copyright.PENANAtJzK155Lf5
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.10999Please respect copyright.PENANAesmFhMHDai
10999Please respect copyright.PENANArJfXhW62QP
10999Please respect copyright.PENANAN0sgJ5KlFn
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.10999Please respect copyright.PENANA8xeFEHL1Dg
10999Please respect copyright.PENANArvPDnALMJ7
10999Please respect copyright.PENANA1FnvQfw6nl
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.10999Please respect copyright.PENANAg5itMjLIfd
10999Please respect copyright.PENANARQ04pNdrYZ
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.10999Please respect copyright.PENANAdtCKr384Tq
10999Please respect copyright.PENANAQMSpHkdXGA
10999Please respect copyright.PENANAx0KDIOPGUJ
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.10999Please respect copyright.PENANAzQTCNXotF3
10999Please respect copyright.PENANAd1lLV7S8p9
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.10999Please respect copyright.PENANAoRYhJjVnC9
10999Please respect copyright.PENANAqMiNHmnm3j
10999Please respect copyright.PENANANuWYtp5EAD
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.10999Please respect copyright.PENANASZ6q4ek6bW
10999Please respect copyright.PENANAxYLAAJMZrE
10999Please respect copyright.PENANAalGsAaqg8f
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.10999Please respect copyright.PENANAu3jmHBFUq4
10999Please respect copyright.PENANAkijC3LsnA8
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”10999Please respect copyright.PENANAuySRHYxKeO
10999Please respect copyright.PENANAYRHCj8YMCJ
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”10999Please respect copyright.PENANAonbqAMiKhV
10999Please respect copyright.PENANARMURrYgvnf
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”10999Please respect copyright.PENANAeM1wwlprds
10999Please respect copyright.PENANAv7WRZSpSXz
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”10999Please respect copyright.PENANAed0XmVhGxS
10999Please respect copyright.PENANAMkDWwuDADa
“Iya mbak makasih”10999Please respect copyright.PENANA8wuAIX7m3Z
10999Please respect copyright.PENANAgY3P98jkMz
10999Please respect copyright.PENANAgE9VVU01Fz
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.10999Please respect copyright.PENANA5VSzYYU44q
10999Please respect copyright.PENANATu9m5SftgA
10999Please respect copyright.PENANAc5W1EMxixU
“Mbak”10999Please respect copyright.PENANAMG46DFdAv3
10999Please respect copyright.PENANA69kQB4of3B
“Iya kenapa Cit?”10999Please respect copyright.PENANAkwnd6ojmPY
10999Please respect copyright.PENANArvNmL42KyS
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”10999Please respect copyright.PENANA0TAxq8DWsU
10999Please respect copyright.PENANAX2udslLMCx
“Lho nginep sini?”10999Please respect copyright.PENANAnJ6OADEuHA
10999Please respect copyright.PENANABYNpedZT6F
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”10999Please respect copyright.PENANAOIhp6hmYkE
10999Please respect copyright.PENANA8nwWUREr0y
“Hmm gimana ya Cit”10999Please respect copyright.PENANAlSbFfTbgo1
10999Please respect copyright.PENANA2FjNs1I7Qd
“Mbak Nada keberatan ya?”10999Please respect copyright.PENANA9lQ1VXEyAK
10999Please respect copyright.PENANAOBcwzEMR1c
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”10999Please respect copyright.PENANAj2O7rRQ88S
10999Please respect copyright.PENANAd9QFJWRDFx
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”10999Please respect copyright.PENANAIQmKt5aJJR
10999Please respect copyright.PENANAXpWhB9Nah2
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”10999Please respect copyright.PENANAIUmGsOTiks
10999Please respect copyright.PENANAAAUqDAk62h
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.10999Please respect copyright.PENANAWOPAXLreli
10999Please respect copyright.PENANANtAhMwothD
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”10999Please respect copyright.PENANACQc5cCyvmN
10999Please respect copyright.PENANAsduif17XoH
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”10999Please respect copyright.PENANAb4fh6isiUT
10999Please respect copyright.PENANASrIpW92zua
10999Please respect copyright.PENANA1h3wuQMb3C
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.10999Please respect copyright.PENANANaA3ZkH0N5
10999Please respect copyright.PENANAavO00EZu84
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.10999Please respect copyright.PENANABNPbDXoLFM
10999Please respect copyright.PENANAAGwuzf3hPb
*10999Please respect copyright.PENANAygtXN9tXRg
*10999Please respect copyright.PENANA9Ht0YBsBUR
*10999Please respect copyright.PENANAXRhL5kO5CH
*10999Please respect copyright.PENANAVqZEpxu73T
*10999Please respect copyright.PENANAfDq9s4b6wv